Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Kecambah kedelai, tanaman yang dapat ditemukan di Indonesia mengandung protein, fosfor, vitamin K, vitamin A, kalium dan kandungan nutrisi lainnya. Hal ini membuat kecambah kedelai berperan dalam kesuburan,
Kecambah kedelai merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi dan diolah masyarakat Asia. Kecambah kedelai memang berbentuk kecil, namun menyimpan banyak manfaat didalamnya. Berikut penjelasannya.
Daftar isi
Kecambah kedelai merupakan sayuran yang berasal dari kacang kedelai yang dikecambahkan (tumbuhan muda yang berasal dari perkembangan biji) [1].
Kecambah kedelai memiliki 3 bagian utama yaitu radiks (bagian akar) hipokotil (bagian batang) dan kotiledon (bagian atas yang berbentuk bulat) [1].
Dalam bahasa inggris, kecambah kedelai dikenal dengan nama soybean sprout. Kecambah kedelai sering disebut juga dengan kongnamul (dalam bahasa korea).
Kecambah kedelai ini juga diperkirakan berasal dari daerah Korea. Maka tidak heran jika banyak olahan masakan korea menggunakan kecambah kedelai sebagai pelengkapnya.
Kecambah kedelai memiliki ukuran yang relatif lebih besar dari kecambah kacang hijau. Akar kecambah kedelai juga lebih besar dan ramping serta warnanya [1,3].
Kecambah kedelai memiliki rasa yang renyah dan sedikit pahit bila dkonsumsi secara mentah. Kecambah ini juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kecambah lainnya [2].
Berikut ini merupakan kandungan gizi dalam 100 gram berat kering kecambah kedelai yang dimasak atau dikukus berdasarkan AKG 2000 kalori [2].
Name | Amount | Unit |
Energi | 81 | kkal |
Karbohidrat | 6,3 | gram |
Serat | 0,8 | gram |
Gula | 0,52 | gram |
Protein | 8,47 | gram |
Lemak | 4,45 | gram |
Lemak jenuh | 0,617 | gram |
Lemak tak jenuh tunggal | 1,009 | gram |
Lemak tak jenuh ganda | 2,513 | gram |
Kolestrol | 0 | mg |
Air | 79,45 | gram |
Kalsium | 59 | mg |
Zat besi | 1,31 | mg |
Magnesium | 60 | mg |
Fosfor | 135 | mg |
Kalium | 355 | mg |
Seng | 1,04 | mg |
Natrium | 10 | mg |
Vitamin A | 40 | IU |
Vitamin B1 (tiamin) | 0,205 | mg |
Vitamin B2 (riboflavin) | 0,053 | mg |
Vitamin B3 (niasin) | 1,092 | mg |
Vitamin B6 (piridoksin) | 0,105 | mg |
Vitamin B9 (asam folat) | 80 | mcg |
Vitamin K | 70,6 | mcg |
Kecambah kedelai memiliki banyak vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat. Kandungan gizi utama yang terdapat dalam kecambah kedelai adalah protein, fosfor, dan vitamin K [2].
Kecambah kedelai sudah dikenal mengandung kaya protein yang berperan dalam berbagai aktivitas metabolisme dalam tubuh. Protein mengandung asam amino yang mampu mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme [3,4].
Fosfor merupakan mineral yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan pemadatan tulang. Kekurangan mineral ini dapat menyebabkan pengeroposan tulang atau osteoporosis [5].
Selain itu, vitamin K dalam kecambah kedelai juga berperan penting dalam pencegahan osteoporosis dan mencegah penyakit lainnya seperti diabetes [6].
Kecambah kedelai memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena mengandung berbagai nutrisi didalamnya. Berikut penjelasannya.
1. Mencegah Stroke dan Penyakit Jantung
Kecambah kedelai tidak mengandung kolestrol sehingga sangat baik bagi kesehatan jantung. Kolestrol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi) [7].
Kolestrol yang tinggi dapat menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh [7].
Berbeda hal dengan kalium, keberadaannya justru membantu mencegah penyakit pada jantung. Kalium dan magnesium berperan menghindari terjadinya penumpukan [7].
Kalium mencegah terjadinya penumpukan kalsium dalam pembuluh darah sedangkan magnesium mencegah penumpukan lemak. Kedua mineral tersebut mencegah penyakit aterosklesoris [7].
Aterosklerosis merupakan kerusakan pembuluh darah akibat penyempitan. Penyakit ini dapat menjadi parah dan berisiko serangan jantung dan stroke [7].
2. Melancarkan Sistem Pencernaan
Kecambah kedelai mengandung tinggi protein yang berperan mengaktifkan enzim-enzim dalam tubuh khususnya dalam pencernaan. Enzim-enzim ini berperan dalam metabolisme penyerapan nutrisi dalam makanan [4,8].
Selain itu, kecambah kedelai juga mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan. Konsumsi kecambah kedelai dapat mencegah sembelit atau susah buang air besar [8].
Manfaat lainnya dari kecambah kedelai adalah dapat menurunkan berat badan. Kandungan serat yang sulit dicerna dalam pencernaan dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama [8].
3. Meningkatkan Kesehatan dan Kecantikan Kulit
Vitamin K dalam kecambah kedelai yang berperan dalam pembekuan darah ini mampu menyembuhkan luka dan lebam. Vitamin ini juga berperan melancarkan peredaran darah sehingga dapat membantu dalam proses regenerasi kulit [9].
Kulit keriput, kulit kusam, munculnya noda dan bintik hitam pada wajah merupakan tanda-tanda penuaan dini yang dapat dicegah dengan mengonsumsi kecambah kedelai [10].
Hal ini karena kecambah kedelai mengandung berbagai vitamin yang berperan sebagai antioksidan dalam tubuh. Antioksidan berperan mencegah radikal bebas penyebab penuaan dini [10].
Beberapa vitamin tersebut diantaranya adalah vitamin A dan vitamin K yang terkandung dalam kecambah kedelai. Wajar jika kecambah kedelai mampu meningkatkan kesehatan dan kecantikan kulit.
4. Meningkatkan Produksi Sel Darah Merah
Zat besi yang terkandung dalam kecambah kedelai sebanyak 1,31 mg. Zat besi berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan hemoglobin darah [11].
Tubuh yang kekurangan akan sel darah merah akan mengalami penyakit anemia. Penderita anemia akan mengalami gejala seperti sakit kepala dan mudah lemas serta hilangnya koordinasi tubuh [11].
Hal ini disebabkan kurangnya hemoglobin dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Organ tubuh yang kekurangan pasokan oksigen tidak dapat berfungsi normal [11].
Kecambah kedelai mengandung vitamin K sebanyak 70,6 mcg yang berfungsi dalam proses pembekuan darah sehingga mengurangi terjadinya pendarahan [9].
5. Meningkatkan Kesuburan dan Mencegah Keguguran
Kecambah kedelai mengandung asam folat yang berperan dalam kehamilan dan meningkatkan kesuburan. Asam folat meningkatkan fungsi ovarium, pembentukan embrio dan berbagai proses kehamilan [12].
Maka dari itu, vitamin ini harus terpenuhi bagi ibu hamil. Ibu hamil yang kekurangan asupan asam folat dapat mengalami risiko melahirkan bayi dengan penyakit spina bifida [12].
Spina bifida merupakan suatu kondisi cacat lahir pada bayi dimana sumsum tulang belakang tidak berkembang dengan baik.
Selain itu, asam folat juga berperan dalam meningkatkan kesuburan pria. Asam folat berperan penting dalam menjaga kualitan sprema dan meningkatkan jumlah sperma. Kebutuhan asam folat bagi pria setiap hari adalah sebanyak 400 mikrogram [13].
Selain itu, kecambah kedelai juga mengandung mineral seng sebanyak 1,04 mg. Mineral ini juga berperan dalam menjaga kesuburan pria. Kekurangan seng dalam tubuh pria dapat menyebabkan penggumpalan sperma sehingga menurunkan kualitas sperma [13].
Vitamin A juga berperan dalam menjaga kesehatan semasa kehamilan. Vitamin A sangat penting bagi perkembangan janin. Kekurangan vitamin A semasa hamil dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi [14].
6. Menjaga Kepadatan Tulang
Kecambah kedelai mampu menjaga kepadatan tulang karena mengandung mineral fosfor. Mineral ini berperan penting sebagai bahan penyusun tulang [5].
Sekitar 85% persen fosfor tersimpan dalam tulang dan gigi, selebihnya berada pada jaringan tubh lainnya. Mineral ini juga berperan menjaga kesehatan otot dengan mengurangi nyeri saat selesai berolahraga [5].
Selain itu, kecambah kedelai mengandung kalsium yang juga berperan sebagai bahan penyusun tulang dan mencegah penyakit osteoporosis [5].
Kadar kalsium dan fosfor dalam tubuh harus seimbang. Jika kadar fosfor lebih banyak, maka kalsium yang terserap dalam tulang akan sedikit sehingga kalsium dapat menumpuk pada pembuluh darah. Begitu sebaliknya [5].
7. Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
Kecambah kedelai memiliki protein yang tinggi didalamnya. Protein ini berperan membentuk antibodi yang dapat melindungi tubuh dari serangan patogen penyebab penyakit [15].
Protein bekerjan dengan cara mengidentifikasikan bakteri atau virus yang masuk dan menghancurkannya agar mencegah terjadinya penyakit [15].
Kecambah kedelai memang memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun kecambah ini juga memiliki efek samping yang harus diketahui.
Kecambah kedelai kemungkinan dapat menyimpan bakteri yang dapat menganggu kesehatan pencernaan seperti Salmonella dan E. colli.
Hal ini karena pemilihan biji yang kurang higienis, sanitasi yang kurang baik, ataupun terkontaminasi saat berkecambah [16].
Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan diare, sakit kepala, mual hingga muntah. Kondisi ini akan terjadi jika mengonsumsi kecambah kedelai dalam keadaan mentah [16].
Konsumsi kecambah kedelai sebaiknya benar-benar matang agar bakteri-bakteri penyebab gangguan pencernaan dapat mati. Selain itu, pastikan kecambah kedelai sudah dicuci bersih sebelum dimasak [16].
Kecambah kedelai memang banyak diminati masyarakat karena dapat diolah menjadi berbagai masakan yang lezat. Tidak heran, jika banyak yang membeli dalam jumlah yang banyak.
Berikut ini terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan agar kecambah kedelai yang disimpan tetap awet dan tidak busuk [17,18].
Berikut cara menyimpan di dalam kulkas:
Kecambah kedelai dapat diolah menjadi berbagai masakan yang lezat seperti sup, salad, campuran mie, campuran dalam pecel, ditumis dan masakan korea yaitu bibimbap.
Konsumsi sehat kecambah kedelai sebaiknya di buat sup atau direbus bersama dengan bahan makanan lain seperti wortel dan kentang.
Dalam pengolahannya, kecambah kedelai sebaiknya dimasak ketika wortel dan kentang sudah lunak. Hal ini karena kecambah kedelai sangat mudah lunak ketika direbus.
Selain itu, kecambah kedelai juga dapat dijadikan sebagai tambahan salad sayur hanya saja perlu direbus dahulu agar menghilangkan kontaminasi bakteri pada kecambah ini.
Sebelum memasaknya, pastikan kecambah kedelai sudah dicuci hingga bersih. Kecambah kedelai memang tidak memiliki residu pestisida namun, kecambah ini dapat mengandung banyak bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan [16].
Kecambah kedelai merupakan salah satu sayuran yang mengandung tinggi protein. Manfaat kecambah kedelai bagi kesehatan antara lain mencegah penyakit anemia, stroke, penyakit jantung, osteoporosis, penuaan dini dan melancarkan sistem pencernaan tubuh. Perlu diingat, jangan mengonsumsi kecambah kedelai mentah. Konsumsi dengan kematangan yang tepat dan pastikan sudah dicuci dengan bersih.
1). Yeming Chen, Sam K C Chang. 2015. Journal of Food Science 80(6):S1391-8. Macronutrients, Phytochemicals, and Antioxidant Activity of Soybean Sprout Germinated With or Without Light Exposure
2). Sunda Al Jabar. 2015. Organisasi Asgar. Kandungan Gizi dan Komposisi dari Kedelai Kecambah (tauge).
3). Andreas W Ebert, Ching-Huan Chang, Miao-Rong Yan, Ray-Yu Yang. 2017. Food Chemistry 237:15-22. Nutritional Composition of Mungbean and Soybean Sprouts Compared to Their Adult Growth Stage
4). Yun Yang, Gary E Gibson. 2019. Neurochemical Research 44(10):2346-2359. Succinylation Links Metabolism to Protein Functions
5). Peter Vestergaard, Pia A Eiken. 2012. Ugeskrift for Laeger 174(47):2931-4. Treatment of Mineral Bone Disorder With Pharmaceuticals Which Influence the Calcium Phosphor Turnover
6). Jun Iwamoto. 2014. Nutrients 6(5):1971-80. Vitamin K₂ Therapy for Postmenopausal Osteoporosis
7). Kozo Nakamura, Masahiro Koyama, Ryuya Ishida, Takashi Kitahara, Takero Nakajima, Toshifumi Aoyama. 2016. Journal of Food Science and Technology 53(1):581-90. Characterization of Bioactive Agents in Five Types of Marketed Sprouts and Comparison of Their Antihypertensive, Antihyperlipidemic, and Antidiabetic Effects in Fructose-Loaded SHRs
8). Rafał I Rawski, Przemysław T Sanecki, Małgorzata Dżugan, Klaudia Kijowska. 2018. Chemicke Zvesti 72(5):1213-1221. The Evidence of Proteases in Sprouted Seeds and Their Application for Animal Protein Digestion
9). Aaron R J Hutton, Helen L Quinn, Paul J McCague, Courtney Jarrahian, Annie Rein-Weston, Patricia S Coffey, Emily Gerth-Guyette, Darin Zehrung, Eneko Larrañeta, Ryan F Donnelly. 2018. International Journal of Pharmaceutics 541(1-2):56-63. Transdermal Delivery of Vitamin K Using Dissolving Microneedles for the Prevention of Vitamin K Deficiency Bleeding
10). Siddharth Mukherjee, Abhijit Date, Vandana Patravale, Hans Christian Korting, Alexander Roeder, Günther Weindl. 2006. Clinical Interventions in Aging 1(4):327-48. Retinoids in the Treatment of Skin Aging: An Overview of Clinical Efficacy and Safety
11). Lei Li, Wenwen Zhong, Hangru Kong, Jianping Sun, Xiaofen Zhang, Yanwen Su. 2019. Plants Food for Human Nutrition 74(1):28-33. Evaluation of the Effect of Sprout Soybeans on the Iron Status of Anemic Adolescent Girls in Rural China
12). Audrey J Gaskins, Jorge E Chavarro. 2018. American Journal of Obstetrics and Gynecology 218(4):379-389. Diet and Fertility: A Review
13). P Canepa, A Dal Lago, C De Leo, M Gallo, C Rizzo, E Licata, P Anserini, R Rago, P Scaruffi. 2018. European Review for Medical and Pharmacological Science 22(20):7078-7085. Combined Treatment With Myo-Inositol, Alpha-Lipoic Acid, Folic Acid and Vitamins Significantly Improves Sperm Parameters of Sub-Fertile Men: A Multi-Centric Study
14). Sabina Bastos Maia, Alex Sandro Rolland Souza, Maria de Fátima Costa Caminha, Suzana Lins da Silva, Rachel de Sá Barreto Luna Callou Cruz, Camila Carvalho Dos Santos, Malaquias Batista Filho. 2019. Nutrients 11(3):681. Vitamin A and Pregnancy: A Narrative Review
15). Frances Weis-Garcia, Robert H Carnahan. 2017. Cold Spring Harbor Protocols 11. Characterizing Antibodies
16). Yuhuan Chen, Régis Pouillot, Sofia M Santillana Farakos, Steven Duret, Judith Spungen, Tong-Jen Fu, Fazila Shakir , Patricia A Homola, Sherri Dennis, Jane M Van Doren. 2018. Risk Analysis38(8):1738-1757. Risk Assessment of Salmonellosis From Consumption of Alfalfa Sprouts and Evaluation of the Public Health Impact of Sprout Seed Treatment and Spent Irrigation Water Testing
17). Jae-Suk Choi. 2019. Recent Patents of Food, Nutrition and Agriculture 10(2):93-105. Strategies for Rot Control of Soybean Sprouts
18). Michal Swieca, Urszula Gawlik-Dziki, Anna Jakubczyk, Justyna Bochnak, Małgorzata Sikora, Joanna Suliburska. 2019. Food Chemistry 288:325-332. Nutritional Quality of Fresh and Stored Legumes Sprouts - Effect of Lactobacillus Plantarum 299v Enrichment