9 Penyebab Gangguan Pencernaan dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Gangguan pencernaan merupakan penyakit yang menyerang saluran cerna dari mulut hingga usus. Ada dua tipe gangguan pencernaan yaitu fungsional dan struktural. Saat diperiksa, beberapa penyakit tidak menunjukan kesalahan dengan saluran pencernaan, tapi tetap dengan gejala pencernaan. [3]

Berikut adalah beberapa penyebab gangguan pencernaan yang mungkin menyerang anda. [1]

1. Penyakit Asam Lambung GERD

Saat asam lambung menjalar naik ke esofagus, atau asam lambung naik, anda akan merasa panas di tengah dada. Kondisi ini lebih sering terjadi setelah makan atau di malam hari. [1]

Walaupun asam lambung naik dan nyeri ulu hati yang terjadi sesekali sering dialami oleh semua orang, gejala yang dialami 1-2 kali per minggu dapat menjadi gejala dari GERD. Penyakit GERD adalah sebuah penyakit kronis yang menyerang 20% penduduk Amerika, menurut The National Institure of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). [1]

Beberapa gejala lain dari asam lambung naik GERD, selain perasaan panas di dada dan nyeri ulu hati adalah [1] :

2. Batu Empedu

Kantung empedu adalah sebuah kantong kecil yang menampung empedu, dimana tubuh menggunakan cairan tersebut pada sistem pencernaan. Batu empedu merupakan batu-batu kecil yang terbentuk di dalam kantung empedu. [3]

Pada kebanyakan kasus, seseorang mungkin tidak sadar kalau mereka memiliki batu empedu, karena terkadang terjadi tanpa gejala apapun. Walaupun demikian, penderita batu empedu dapat mengalami gejala jika batu tersebut berada di ujung mulut kantung empedu. [3]

Beberapa gejala penyakit batu empedu dapat termasuk [3] :

  • Nyeri persisten di bagian bawah iga sebelah kanan
  • Jaundice (tubuh berwarna kuning)
  • Temperatur tubuh tinggi (demam)
  • Mual
  • Muntah
  • Berkeringat

3. Penyakit Celiac

Penyakit celiac adalah sebuah kondisi autoimun yang menyebabkan tubuh untuk menyerang dinding usus saat penderita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. [3]

Tidak seperti sensitivitas gluten non-celiac, penyakit celiac merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap usus jika tidak tertangani dengan benar. [3]

Beberapa gejala dari penyakit celiac adalah [3] :

Seiring berjalannya waktu, penyakit celiac yang tidak tertangani dapat menyebabkan komplikasi yaitu [3] :

  • Malnutrisi
  • Pelunakan tulang
  • Gangguan sistem saraf
  • Gangguan sistem reproduksi

4. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn merupakan sebuah penyakit inflamasi pencernaan. Kondisi ini disebabkan karena inflamasi kronis di saluran pencernaan, terutama usus halus. [3]

Beberapa gejala umum yang sering terjadi pada Crohn adalah [3] :

  • Diare kronis
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Sakit perut
  • Feses berdarah
  • Kelelahan berat

Penyakit Crohn dapat terjadi karena reaksi autoimun tertentu terhadap bakteri spesifik di saluran pencernaan. Walaupun demikian, faktor genetik dan pencernaan juga bermain peran dalam penyakit ini. [3]

5. Kolitis Ulseratif

Kolitis ulseratif merupakan penyakit inflamasi pencernaan yang menyerang sekitar 907 ribu penduduk Amerika menurut CCFA. Gejala dari kolitis ulseratif sangat mirip dengan penyakit Crohn, namun penyakit kolitis ulseratif lebih sering menyerang usus besar. [1]

Jika sistem imun tubuh anda salah mengartikan makanan atau bahan lainnya sebagai benda asing, rasa sakit dan ulser dapat terbentuk di dinding dalam usus besar. Jika anda mengalami pergerakan feses yang cepat dan sering, sakit perut, diare, feses berdarah, segeralah pergi ke dokter. [1]

6. Sindrom Iritasi Pencernaan

Gejala utama dari sindrom iritasi pencernaan (irritable bowl syndrome/IBS) adalah sakit perut. Anda juga dapat mengalami diare, konstipasi, ataupun keduanya. Gejala lain dari sindrom iritasi pencernaan adalah [3] :

  • Kembung (perut begah)
  • Lendir putih di feses
  • Pergerakan saluran cerna yang tidak komplit

Kombinasi dari beragam faktor dapat memperburuk gejala IBS. Penyakit IBS dapat terjadi setelah infeksi atau hasil dari SIBO (small intestinal bacterial overgrowth). [3]

7. Hemoroid

Hemoroid (wasir) adalah penyakit pembesaran vena di saluran anal. Penyakit ini disebabkan oleh tekanan kronis berlebihan saat “ngeden” atau mengejan, diare persisten, atau kehamilan. Ada dua tipe hemoroid, yaitu hemoroid internal dan eksternal. [2]

Hemoroid internal merupakan sebuah pembesaran vena yang berada di dalam lubang anal/anus. Saat hemoroid internal turun ke anus sebagai hasil dari mengejan, vena anal akan mengalami iritasi dan mulai berdarah. Hemoroid internal dapat menyebabkan komplikasi prolaps anus. [2]

Hemoroid eksternal merupakan pembesaran vena yang berada di kulit sekitar lubang anus. Terkadang, setelah mengejan, vena hemoroid eksternal dapat pecah dan menyebabkan penjendalan darah di bawah kulit. Kondisi yang sangat menyakitkan ini disebut pile. [2]

8. Diverkulitis

Kantung kecil, yang disebut divertikula, dapat terbentuk di seluruh saluran pencernaan yang memiliki titik lemah, namun lebih sering ditemukan di usus besar. Jika anda memiliki divertikula tanpa gejala, kondisi ini disebut dengan divertikulosis. Divertikulosis sering terjadi pada lansia dan jarang menyebabkan masalah. Jika divertikulosis mengalami inflamasi atau terinfeksi, kondisi tersebut disebut dengan divertikulitis. [1]

Faktor risiko terbesar dari divertikulitis adalah obesitas. Gejala divertikulitis adalah [1] :

  • Demam
  • Menggigil
  • Mual
  • Nyeri abdomen

9. Fisura Anal

Fisura anal merupakan sebuah sobekan kecil berbentuk oval di ujung saluran pencernaan atau anus. Gejala utama dari fisura anal mirip dengan hemoroid, termasuk pendarahan dan rasa nyeri setelah/saat buang air besar. Kondisi mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan fisura. [1]

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan

Cara mengatasi gangguan pencernaan sangat berbeda bergantung dari penyebab yang mendasari. Beberapa diantaranya adalah [1,2,3] :

  • GERD = Menghindari makanan pemicu GERD, minum obat antasida, menghindari penggunaan baju ketat, dan tidak berbaring setelah makan.
  • Batu empedu = Operasi pengangkatan batu empedu.
  • Penyakit celiac = Menghindari asupan gluten termasuk nasi cokelat, quinoa, polong-polongan, tepung kedelai, dan tepung jagung.
  • Penyakit Crohn = Menghindari makanan pemicu termasuk susu dan produk olahannya, minuman berkarbonasi, alkohol, kopi, buah dan sayuran mentah, daging merah, makanan berlemak, makanan asam, makanan pedas, dan makanan bergas.
  • Kolitis Ulseratif = Perubahan pola makan dan operasi.
  • Sindrom iritasi pencernaan = Mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan rendah lemak, serta menghindari makanan pemicu seperti susu, alkohol, akfein, pemanis buatan, dan makanan yang memproduksi gas.
  • Hemoroid = Mengonsumsi makanan tinggi lemak, minum lebih banyak air, berolahraga, krim pereda nyeri, operasi.
  • Diverkulitis = Antibiotik, asupan makanan bersih dan sehat, mengonsumsi makanan tinggi serat.
  • Fisura anal = Mengonsumsi makanan tinggi serat, obat relaksasi otot, anestesi topikal, pereda nyeri, operasi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment