Fosfor merupakan salah satu mineral penting yang membentuk tulang, gigi, DNA dan RNA kita. Fosfor juga berperan sebagai sumber energi, menjaga kadar pH normal dan keseimbangan cairan tubuh serta mengaktivasi enzim tubuh [1].
Dari penjelasan diatas, peran fosfor tentunya sangat penting bagi tubuh. Kekurangan fosfor atau hypophostphatemia dapat mengakibatkan keseimbangan tubuh Anda terganggu dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan [1].
Pertanyaannya, bagaimana Anda tahu apakah kebutuhan fosfor Anda sudah tercukupi atau belum? Apa yang akan terjadi apabila Anda kekurangan fosfor? dan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan fosfor Anda? Simak ulasan berikut ini.
Daftar isi
Kekurangan fosfor umumnya bersifat asimptomatik (tanpa gejala) dan seringkali ditemukan secara tidak sengaja. Namun, pada beberapa individuyang kekurangan fosfor ringan muncul gejala rasa lelah, lemah dan lesu ringan hingga sedang [2].
Sedangkan pada kekurangan fosfor berat, dapat memberikan gejala sebagai berikut [2, 3]:
Dilansir dari jurnal pubmed, etiologi dari kekurangan fosfor pada umumnya diakibatkan karena 3 hal [2]:
Poin pertama merupakan faktor penyebab yang paling banyak terjadi, biasanya kurangnya asupan fosfat ini terjadi dalam jangka waktu panjang [2].
Meningkatnya pembuangan fosfat dari dalam tubuh diakibatkan karena bisa diakibatkan karena diare kronik yang berlangsung lama, mengakibatkan banyaknya fosfat keluar dari tubuh mengakibatkan tubuh kekurangan fosfat [2].
Beberapa jenis obat-obatan juga berperan dalam pembuangan fosfat berlebih, seperti antasid, glucocorticoids, cisplatin, pamidronate [2].
Selain itu, meningkatnya hormon paratiroid dalam tubuh yang berdampak pada meningkatnya pembuangan fosfat dalam tubuh [2].
Prevalensi hypophosphatemia lebih tinggi pada golongan individu sebagai berikut [2]:
Apabila Anda merasakan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan diatas, maka Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk menentukan diagnosis yang lebih pasti. Kami tidak menyarankan Anda melakukan diagnosis sendiri tanpa pengawasan dari ahli.
Melakukan diagnosis oleh para dokter dilakukan melalui anamnesa (wawancara dengan pasien) Anda akan ditanya mengenai gejala, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit bawaan dan riwayat penyakit keluarga, riwayat konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berhubungan kekurangan fosfor.
Dari data diatas, akan ada beberapa poin-poin khusus yang dapat membantu dokter memastikan Anda kekurangan fosfor [2]:
Pada umumnya diagnosis sudah dapat ditentukan melalui history taking yang dilakukan saat wawancara dengan pasien, namun ada kemungkinan dokter juga akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila ditemui kondisi-kondisi tertentu yang mengarah pada diagnosa banding [2].
Pemeriksaan lain yang diperuntukkan untuk melakukan diagnosis hypophosphatemia ialah dengan pengukuran serum simple (simple serum meausement)
Fosfor merupakan mineral penting yang bekerja pada tubuh. Fosfat merupakan salah satu komponen asam nukleat untuk mereplikasi DNA dan RNA kita serta sumber energi, serta membentuk protein.
Karena perannya yang begitu penting, Kekurangan fosfor dalam jangka waktu panjang tentunya dapat memberikan efek yang mengenai hampir semua sistem tubuh.
Efek yang pertama kali dapat dirasakan apabila defisiensi fosfor Anda sangat parah ialah pada tulang, yang diakibatkan karena menurunnya proses mineralisasi. Sistem saraf pusat terpengaruhi karena menurunnya jumlah ATP (energi) dalam tubuh [2].
Kekurangan ATP yang berlebih juga berpengaruh pada kerja jantung, tekanan sistolik menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan detak jantung Anda tidak beraturan [2].
Detak jantung yang tidak beraturan dapat mendisrupsi fungsi diafragma yang menunjang paru-paru sehingga tubuh akan mengalami hypoventilasi (kondisi oksigen lebih rendah dibanding karbon dioksida) [2].
Apabila sudah terjadi hypoventilasi, seseorang akan bergantung pada ventilator untuk mendapatkan suplai oksigen dalam darah, dan pastinya perlu dilakukan perawatan intensif di rumah sakit [2].
Kekurangan ATP karena kekurangan fosfor juga berpengaruh pada sistem pencernaan, tubuh akan kesulitan menelan (dysphagia) dan penyumbatan usus (ileus) [2].
Gangguan otot juga akan dirasakan, dan bahkan dapat mengakibatkan rhabdomyolisis (kerusakan otot rangka), namun kondisi ini hanya ditemui pada kasus kekurangan fosfor akut dan kronis, contohnya orang yang sakit parah dengan riwayat konsumsi alkohol berat [2].
Kekurangan fosfor jarang mengakibatkan kelainan pada darah, namun apabila terjadi dapat mengakibatkan hemolisis (pecahnya sel darah merah) dan mengakibatkan berbagai gangguan pada kinerja sel darah putih [2].
Berdasarkan pemaparan diatas, berikut kami rangkum akibat atau komplikasi dari kekurangan fosfor.
Untuk mencegah terjadinya kekurangan fosfor, Anda dapat memenuhi kebutuhan fosfor Anda melalui konsumsi makanan yang kaya akan fosfor, antara lain [4]:
Berdasarkan U.S Food And Drug Administration (FDA) rekomendasi asupan fosfor harian untuk orang dewasa yaitu sebesar 1,250 mg untuk anak usia 4 tahun ketas dan orang dewasa [6].
Apabila Anda mengonsumsi diet yang bernutrisi Anda bisa mendapatkan 1000-2000 mg fosfat dalam sehari. Apabila dilakukan pemeriksaan serum fosfat, kadar fosfat yang normal untuk anak-anak ialah 4-7mg/dL dan 3-4,5mg/dL pada orang dewasa [2].
Seorang dewasa dikatakan mengalami kekurangan fosfor apabila kadar serum fosfatnya kurang dari 2,5 mg/dL. Sedangkan pada anak-anak dan bayi baru lahir apabila berada dibawah 4 mg/dL [2]
Makanan yang memiliki kadar fosfor yang paling tinggi adalah yang berasal dari olahan susu, seperti yogurt, susu, keju dan juga makanan laut seperti salmon dan kerang. 6 ounce yogurt mengandung 245 mg fosfor [5].
Anda juga dapat mengonsumsi suplemen tambahan untuk memenuhi kebutuhan fosfor harian Anda.
1. Heaney RP. Phosphorus. In: Erdman JW, Macdonald IA, Zeisel SH, eds. Present Knowledge in Nutrition. 10th ed. Washington, DC: Wiley-Blackwell; 2012.
2. Sharma S, Hashmi MF, Castro D. Hypophosphatemia. In: StatPearls. Treasure Island (FL); 2021.
3. Stephanie W. Hypophosphatemia. Healthline; 2018.
4. U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Legacy Release. Nutrient Data Laboratory Home Page; 2019.
5. U.S. Food and Drug Administration. Food Labeling: Revision of the Nutrition and Supplement Facts Labels.external link disclaimer; 2016.