Kopi memang salah satu minuman favorit semua kalangan, mulai anak muda hingga orang tua, wanita dan juga pria.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa biji kopi sarat akan nutrien. Kandungan gizinya memberikan efek positif bagi Anda yang ingin memiliki tubuh sehat.
Meski jumlah vitamin dan mineralnya tak begitu signifikan, zat antioksidan pada kopi jauh lebih tinggi dibanding buah maupun sayur [1,2].
Daftar isi
Kopi merupakan jenis tanaman tropis dan subtropis. Negara penghasil kopi terbesar di dunia ialah Brazil.
Konon tanaman kopi pertama kali ditanam berabad-abad lalu di dataran tinggi Ethiopia [3].
Tanaman ini termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea L. Terdapat lebih dari 90 spesies kopi di dunia [4,5].
Dari spesies yang ada, dibagi lagi menjadi 4 kelompok, yaitu [6]:
Meski demikian, hanya ada dua spesies kopi yang utama dalam perdagangan yaitu Coffea arabica L (terkenal dengan sebutan kopi arabica) dan Coffea canephora (nama lainnya kopi robusta) [4,5].
Kopi yang biasa Anda nikmati sebagai minuman sebenarnya merupakan biji.
Biji kopi dipisahkan dari pericarpnya, dikeringkan, dihilangkan kulit arinya, dipanggang, lalu giling atau ditumbuk. Jika sudah menjadi bubuk, kopi siap diseduh [7].
Kopi mengandung bermacam-macam komponen antara lain selulosa, mineral, gula, lipid, tanin, dan polifenol [6].
Macam senyawa gula antara lain sukrosa, glukosa, fruktosa, arabinosa, galaktosa, dan manosa [6].
Beragam asam amino seperti alanin, arginin, asparagin, sistein, asam glutamat, glisin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin, tirosin, dan vanin dapat ditemukan dalam kopi [6]
Biji kopi juga mengandung vitamin B kompleks dan niacin (vitamin B3 serta PP) [6].
Selain itu, mikronutrien yang tak kalah penting pada kopi adalah kafein, asam klorogenik, diterpen, dan trigonelin [6,8].
Secara detail, berikut kandungan gizi kopi tiap 100 gram:
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Kopi, instan, biasa, bubuk | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 241 | Kalori Dari Lemak: | 4.2 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.5 g | 0.77 % | |
Lemak Jenuh | 0.2 g | 0.98 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 37 mg | 1.54 % | |
Total Karbohidrat | 41.1 g | 13.7 % | |
Serat | 0 g | 0 % | |
Gula | 0 g | ||
Protein | 12.2 g | 24.4 % | |
Vitamin A | 0 % | Vitamin c | 0 % |
Kalsium | 14.1 % | Zat besi | 24.5 % |
Src : Kopi, instan, biasa, bubuk *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Niasin | 28.2 mg | 141 % | |
Kalium | 3536 mg | 101 % | |
Mangan | 1.7 mg | 86 % | |
Magnesium | 327 mg | 82 % | |
Fosfor | 303 mg | 30 % | |
Protein | 12.2 g | 24 % | |
Besi | 4.4 mg | 25 % | |
Selenium | 12.6 mcg | 18 % | |
Kalsium | 141 mg | 14 % | |
Total Karbohidrat | 41.1 g | 14 % | |
Kopi memang kaya zat bioaktif. Jika dikonsumsi sesuai takaran yang semestinya, akan memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan.
Sejak dulu, kopi sudah banyak digunakan dalam sistem pengobatan tradisional di negara Jepang, Arab, Cina, dan negara-negara Asia lainnya [9].
Pengobatan ini banyak memanfaatkan kandungan mikronutrien kopi, terutama kafein [9].
Beberapa manfaat kopi antara lain.
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah karena resistensi insulin.
Melalui penelitian yang dilakukan, zat trigonelin pada kopi terbukti memiliki efek antidiabetes [8].
Trigonelin merupakan senyawa nitrogen, alkaloid piridin yang berasal dari metilasi atom nitrogen asam nikotinat [8].
Riset menunjukkan bahwa seseorang yang rutin mengkonsumsi secangkir kopi setiap hari berisiko lebih kecil terkena diabetes tipe 2 (berkurang sekitar 7%) [10].
Selain mencegah diabetes, konsumsi kopi secara teratur juga dapat memperkecil risiko terkena penyakit kanker [11].
Beberapa jenis kanker tersebut antara lain kanker prostat, kanker endometrium, melanoma, kanker mulut, leukemia, kanker kulit non-melanoma, dan kanker hati [11].
Dengan peningkatan asupan 2 cangkir kopi sehari dapat mengurangi risiko kanker hati, kanker prostat dan kanker endometrium masing-masing sebesar 27%, 3% dan 12% [31].
Senyawa bioaktif kopi yang banyak berperan dalam mencegah kanker adalah diterpen.
Diterpen merupakan kelompok terpenoid yang berfungsi sebagai metabolit sekunder. Ada bermacam-macam diterpen, antara lain abietane, cembrane, cafestol, dan kahweol [11].
Diterpen, cafestol, dan kahweol, menginduksi enzim yang terlibat dalam detoksifikasi karsinogen. Zat-zat tersebut menunjukkan efek antikanker dengan membentuk stimulasi pertahanan antioksidan intraseluler [11].
Terdapat studi yang menyimpulkan bahwa mengkonsumsi kopi minimal 2 cangkir setiap hari dapat mengurangi risiko terkena penyakit liver seperti hepatitis dan sirosis [12].
Hal ini disebabkan karena kopi dapat menurunkan kadar enzim-enzim yang terdapat pada hati seperti aspartat aminotransferase (AST), alanin transaminase (ALT), gamma-glutamyl transferase (GGT) dan alkali fosfatase (ALP) [12].
Penyakit neurodegeratif merupakan gangguan yang diakibatkan oleh kematian pada bagian otak tertentu.
Contoh penyakit neurodegeratif adalah parkinson dan alzheimer.
Orang yang menderita penyakit parkinson akan mengalami penurunan kecepatan berpikir, penurunan ingatan, dan gangguan dalam mengatasi masalah. Sedangkan alzheimer mempengaruhi pola kebahasaan dan ingatan seseorang.
Konsumsi kopi yang cukup setiap hari dapat memperkecil risiko terkena penyakit parkinson dan alzheimer [13].
Kopi mengandung berbagai komponen seperti kafein, eicosanoyl-5-hydroxytryptamide, dan asam klorogenik yang berfungsi untuk meningkatkan integritas neuron dan melindungi neuron dari kerusakan [13].
Disfungsi endotel menyebabkan terjadinya hipertensi yang bisa memicu stroke.
Senyawa fenolik pada kopi seperti asam klorogenat, asam ferulat, quinide, dan asam p-coumaric dapat membantu mengurangi terjadinya disfungsi endotel [14].
Selain itu, kandungan kafein dan polifenolya juga berperan penting dalam mengurangi risiko stroke [14].
Dengan mengkonsumsi kopi kurang lebih 4 cangkir per hari mampu meminimalisir serangan stroke [14].
Kopi memiliki sifat antioksidan dan asam fenol klorogenik yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan insulin serum [32].
Jika insulin serum rendah, kadar asam urat pun rendah [32].
Mengkonsumsi kopi tanpa kafein dalam jumlah cukup secara rutin bisa mengurangi kadar asam urat dalam tubuh [32].
Salah satu gangguan umum pada sistem saluran pernapasan manusia ialah asma.
Komponen methylxanthines pada kopi dipercaya sebagai salah satu zat yang dapat berfungsi sebagai bronkodilator farmakologis [34].
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara jumlah asupan kopi yang dikonsumsi tiap hari dengan prevalensi asma [34].
Penderita asma yang minum kopi secara teratur mengalami penurunan munculnya gejala asma hingga 29% [34].
Kopi memiliki zat antioksidan yang lebih tinggi daripada teh [15].
Zat antioksidan ini didapat dari polifenol (asam klorogenat, caffeic, ferulic, dan n-coumarinic), volatil (furan dan pyrroles), kafein, diterpen, dan trigonelin [8, 15].
Proses pemanggangan dan jenis kopi ternyata juga mempengaruhi aktivitas antioksidan pada kopi.
Pada kopi jenis tertentu, pemanggangan dapat menghasilkan zat melanoidin. Zat tersebut dipercaya merupakan antioksidan yang baik bagi tubuh [15].
Depresi merupakan gangguan mental yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang.
Banyak studi menyatakan bahwa asupan kopi yang banyak bisa menurunkan risiko depresi [16].
Senyawa kafein pada kopi meningkatkan aktivitas psikomotorik, kewaspadaan, dan keenergikan [16].
Konsentrasi polifenolnya melindungi dari peradangan tingkat rendah yang terlibat dalam patogenesis depresi [16].
Kafein bersifat stimulan bagi sistem saraf dan pemecah lemah. Lemak digunakan tubuh untuk mempersiapkan energi ekstra [17, 18].
Kafein juga meningkatkan hormon adrenalin [19].
Salah satu fungsi hormon adrenalin yaitu menaikkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah ke otak.
Bila Anda ingin mendapatkan stamina ekstra sebelum beraktivitas fisik, mengkonsumsi secangkir kopi bisa menjadi solusi.
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan asupan energi dan pengeluaran energi [33].
Melalui beberapa studi diketahui bahwa kafein ternyata berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Kafein dapat meningkatkan pengeluaran energi dan menurunkan asupan energi [33].
Oleh karena itu, mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang wajar setiap hari efektif untuk mengurangi berat badan [20].
Kafein memberikan banyak efek positif pada otak, di antaranya meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi [21].
Mengkonsumsi kopi secara teratur mampu mencegah penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan kemampuan berpikir dan daya ingat [21].
Banyaknya manfaat kopi bagi kesehatan membuat harapan hidup juga meningkat.
Hasil yang dipaparkan dari berbagai studi membuktikan jika kopi dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan setiap hari bisa mengurangi terjadinya kematian [11].
Kafein juga bermanfaat dalam dunia kecantikan, terutama untuk kulit dan rambut.
Penggunaan kafein pada produk kosmetik karena kafein mengandung zat antiselulit [22].
Antioksidan kafein yang kuat membantu melindungi sel dari radiasi UV dan memperlambat proses fotoaging kulit [22].
Selain itu, kafein meningkatkan sirkulasi darah pada kulit dan merangsang pertumbuhan rambut[22].
Selain bermanfaat bagi kesehatan, kopi ternyata juga memberikan efek negatif yang tidak bisa dihindari. Efek tersebut antara lain.
Terlalu banyak mengkonsumsi kopi saat hamil bisa berdampak buruk bagi janin.
Meski tidak begitu signifikan, kandungan kafeinnya mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan yang kurang [23].
Kafein memang dapat mencegah kantuk. Namun, terlalu banyak mengkonsumsi kopi dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur malam seseorang.
Kurang tidur menyebabkan penurunan fungsi kognitif, kurangnya perhatian, kewaspadaan, dan kecepatan respons kognitif dan psikomotorik [24].
Bagi penderita glaukoma, sebaiknya menghindari konsumsi kopi berlebihan [25].
Hal ini terjadi karena kafein dapat bertindak sebagai inhibitor fosfodiesterase yang merangsang produksi cairan aqueous humor pada mata [25].
Kopi dapat merangsang respons gastrokolik yang memicu lonjakan kolon dan aktivitas motorik [26].
Dengan demikian, konsumsi kopi dalam jumlah banyak bisa memperburuk kondisi pasien dengan riwayat sindrom iritasi usus besar [26].
Kafein pada kopi dapat meningkatkan tekanan darah pada penderita hipertensi, sehingga konsumsi berlebihan sebaiknya dihindari [27].
Kopi terbaik merupakan kopi yang belum lama dipanggang, ditumbuk atau digiling, dan diseduh. Rasa khasnya berasal dari proses pemanggangan.
Bila disimpan dengan cara yang benar, kualitas biji kopi mentah dapat bertahan hingga satu tahun.
Sementara itu, biji kopi yang sudah dipanggang mampu bertahan satu bulan setelah pemanggangan.
Kopi bubuk hanya dapat bertahan sekitar 1-2 minggu setelah dipanggang [28].
Berikut tips penyimpanan kopi agar dapat bertahan lebih lama [28,29].
Selain dibuat minuman, kopi juga banyak dimanfaatkan pada aneka olahan makanan. Produk tersebut antara lain [30]:
1) Arne Svilaas et al. 2004. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Intakes of Antioxidants in Coffee, Wine, and Vegetables Are Correlated With Plasma Carotenoids in Humans.
2) R. Pulido, M Hernández-García, F Saura-Calixto. 2003. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Contribution of Beverages to the Intake of Lipophilic and Hydrophilic Antioxidants in the Spanish Diet.
3) Anonim. National Coffee Associations USA. The History of Coffee.
4) Anonim. 2011.Integrated Taxonomic Information System. *Coffea* L.
5) Adriana Farah and ThiagoFerreira dos Santos. 2015. ScienceDirect. Coffee in Health and Disease Prevention: Chapter 1 - The Coffee Plant and Beans: An Introduction.
6) A.F. Adepoju et al. 2017. The International Organization of Scientific Research Journal of Agriculture and Veterinary Science. Coffee: Botany, Distribution, Diversity, Chemical Composition and Its Management.
7) Anonim. National Coffee Associations USA. 10 Steps from Seed to Cup.
8) Abdulmumin A. Nuhu. 2014. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Bioactive Micronutrients in Coffee: Recent Analytical Approaches for Characterization and Quantification.
9) Tsuneo Namba and Tomoco Matsuse. 2002. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. [A Historical Study of Coffee in Japanese and Asian Countries: Focusing the Medicinal Uses in Asian Traditional Medicines].
10) Rachel Huxley et al. 2009. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee, Decaffeinated Coffee, and Tea Consumption in Relation to Incident Type 2 Diabetes Mellitus: A Systematic Review With Meta-Analysis.
11) Robin Poole et al. 2017. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee consumption and health: umbrella review of meta-analyses of multiple health outcomes.
12) Ryan D. Heath, Mihir Brahmbhatt, Asli C. Tahan, Jamal A. Ibdah, and Veysel Tahan. 2017. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee: The magical bean for liver diseases.
13) Yenisetti S.C. and Muralidhara. 2016. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Beneficial Role of Coffee and Caffeine in Neurodegenerative Diseases: A Minireview.
14) Jeeyoo Lee, Ji-Eun Lee, and Yuri Kim. 2017. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Relationship between coffee consumption and stroke risk in Korean population: the Health Examinees (HEXA) Study.
15) Alexander Yashin, Yakov Yashin, Jing Yuan Wang, and Boris Nemzer. 2013. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Antioxidant and Antiradical Activity of Coffee.
16) Adela M. Navarro et al. 2018. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee Consumption and the Risk of Depression in a Middle-Aged Cohort: The SUN Project.
17) L. K. Han, T. Takaku, J. Li, Y. Kimura, and H. Okuda. 1999. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Anti-obesity Action of Oolong Tea.
18) R. V. Patwardhan et al. 1980. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Effects of Caffeine on Plasma Free Fatty Acids, Urinary Catecholamines, and Drug Binding.
19) James D. Lane et al. 2002. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Caffeine Affects Cardiovascular and Neuroendocrine Activation at Work and Home.
20) D. Icken et al. 2016. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Caffeine Intake Is Related to Successful Weight Loss Maintenance.
21) Astrid Nehlig. 2015. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Effects of Coffee/Caffeine on Brain Health and Disease: What Should I Tell My Patients?
22) A. Herman and A. P. Herman. 2013. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Caffeine's Mechanisms of Action and Its Cosmetic Use.
23) Jongeun Rhee et al. 2015. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Maternal Caffeine Consumption during Pregnancy and Risk of Low Birth Weight: A Dose-Response Meta-Analysis of Observational Studies.
24) Frances O’Callaghan, Olav Muurlink, and Natasha Reid. 2018. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Effects of caffeine on sleep quality and daytime functioning.
25) Adi M. Al Owaifeer and Abdulaziz A. Al Taisan. 2018. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. The Role of Diet in Glaucoma: A Review of the Current Evidence.
26) S. R. Brown, P. A. Cann, and N. W. Read. 1990. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Effect of coffee on distal colon function.
27) M. L. Nurminen , L. Niittynen, R. Korpela, and H. Vapaatalo. 1999. PubMed, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee, Caffeine and Blood Pressure: A Critical Review.
28) Anonim. National Coffee Associations USA. How to Store Coffee.
29) Steve. Craft Coffee Guru. The Best 7 Tips on How to Keep Coffee Beans Fresh.
30) Anonim. Roasty Coffee. 23 Delicious Food Recipes With Coffee Grounds In Them.
31) Anqiang Wang et al. 2016. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Coffee and cancer risk: A meta-analysis of prospective observational studies.
32) Lindsey A. MacFarlane and Seoyoung C. Kim. 2014. National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine, National Institutes of Health. Gout: a review of non-modifiable and modifiable risk factors.