Penyakit & Kelainan

Macam-Macam Dermatitis yang Perlu Diketahui

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Dermatitis adalah istilah yang mendeskripsikan peradangan atau iritasi pada kulit. Dematitis merupakan kondisi yang umum, memiliki banyak penyebab, dan terjadi dalam berbagai bentuk. Gejala yang umum berupa

Dermatitis merupakan suatu kondisi di mana kulit mengalami iritasi hingga mengakibatkan gatal, kering, ruam bahkan bengkak dan memerah [1].

Selain itu, Dermatitis ini juga dapat menyebabkan kulit melepuh, mengeluarkan cairan, mengeras atau bahkan mengelupas tergantung dari jenis Dermatitis yang dialami [1].

Berikut ini merupakan beberapa jenis Dermatitis yang sejauh ini telah diketahui:

1. Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik merupakan jenis Dermatitis yang menyebabkan inflamasi kronis di mana kulit memiliki bercak kasar dan juga terasa gatal yang umumnya terjadi pada anak anak [2, 3].

Dermatitis jenis ini dapat menyebabkan menurunkan kualitas hidup dan bahkan memiliki morbiditas yang signifikan [3].

Dermatitis Atopik akan menunjukkan gejala berupa [4]:

  • Kulit kering
  • Pada malam hari kulit terasa sangat gatal
  • Terdadapt bercak merah hingga abu-abu kecoklatan pada tangan, kaki, leher, dada bagian atas, kelopak mata, lekukan siku dan lutut, wajah dan kulit kepala (pada bayi)
  • Benjolan kecil dan menonjol (dapat mengeluarkan cairan dan mengeras saat digaruk)
  • Kulit terasa menebal, pecah-pecah, bersisik
  • Kulit bengkak karena terlalu sering digaruk

Dermatitis Atopik ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, iritan dan alergen yang mempengaruhi kemampuan kulit mempertahankan diri. Selain itu, variasi gen juga terkait dengan kemampuan kulit melawan faktor faktor tersebut [4].

2. Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak merupakan suatu kondisi di mana kulit menunjukkan reaksi alergi atau iritasi hingga terbentuk ruam yang terbakar, menyengat, gatal, atau melepuh [2].

Gejala Dermatitis Kontak ini antara lain [5]:

  • Terbentuk ruam merah di kulit
  • Kulit terasa gatal yang mungkin parah
  • Kulit terasa kering, pecah-pecah, bersisik
  • Terdapat benjolan dan lecet yang kadang keluar cairan
  • Kulit mengalami pengerasan
  • Kulit menjadi bengkak, terbakar atau nyeri

Penyebab Dermatitis Kontak umumnya adalah akibat terpapar iritan yang terdapat di [5]:

  • Pelarut
  • Spiritus
  • Pemutih dan deterjen
  • Sampo, solusi gelombang permanen
  • Zat di udara, seperti serbuk gergaji atau debu wol
  • Tanaman
  • Pupuk dan pestisida

Selain itu, kemungkinan Dermatitis Kontak ini juga dapat disebabkan oleh alergen yang meliputi [5]:

  • Nikel dalam perhiasan, gesper, dan lainnya
  • Obat-obatan seperti krim antibiotik dan antihistamin oral
  • Balsam Peru dalam parfum, kosmetik, obat kumur dan perasa
  • Formaldehida dalam pengawet, desinfektan dan pakaian
  • Produk deodoran, sabun mandi, pewarna rambut, kosmetik, dan cat kuku
  • Zat urushiol dalam poison ivy dan mangga
  • Serbuk sari ragweed dan insektisida semprot
  • Produk tabir surya dan obat-obatan oral yang bereaksi jika terkena sinar matahari

3. Dermatitis Dyshidrotic

Dermatitis Dyshidrotic

Dermatitis Dyshidrotic ini merupakan suatu kondisi di mana kulit menjadi kering, gatal dan membentuk lepuhan kecil khususnya di daerah kaki dan tangan [2].

Gejala  Dermatitis Dyshidrotic ini antara lain [6]:

  • Terbentuk lepuh yang penuh cairan di jari tangan, jari kaki, tangan, atau kaki
  • Lepuh terasa gatal dan menyakitkan
  • Kulit menjadi mengelupas
  • Kulit mengalami retakan
  • Kulit terasa nyeri ketika disentuh
  • Lepuh bertahan hingga tiga minggu
  • Setelah tiga minggu lepuh dapat menjadi kering

Adapun penyebab pasti dari Dermatitis Dyshidrotic ini hingga kini masih tidak diketahui. Namun, peneliti mengungkapkan bahwa kondisi Dermatitis jenis ini mungkin terkait dengan alergi musiman [6].

Contohnya, lepuh akan lebih sering terjadi akibat alergi serbuk bunga ketika musim semi tiba [6].

4. Dermatitis Seboroik

Dermatitis Seboroik

Dermatitis Seboroik merupakan suatu kondisi yang dikenal juga dengan cradle cap di mana kulit menjadi bersisik, memerah dan bahkan muncul ketombe khususnya di kepala [2].

Dermatitis Seboroik ini umumnya akan menunjukkan gejala berupa [7]:

  • Terdapat ketombe di kulit kepala, rambut, alis, jenggot atau kumis
  • Terdapat bercak kulit berminyak yang tertutup sisik atau kerak putih
  • Kulit terlihat memerah
  • Kulit terasa gatal
  • Gejala menjadi semakin parah ketika stress atau musim kemarau

Penyebab pasti dari Dermatitis Seboroik ini diketahui masih belum diketahui, namun peneliti menyebutkan kondisi ini terkait dengan [7]:

  • Malassezia (ragi atau jamur di sekresi minyak di kulit)
  • Ketidakteraturan respon sistem kekebalan tubuh

5. Neurodermatitis

Neurodermatitis

Neurodermatitis merupakan suatu kondisi di mana kulit terasa gatal yang seringkali dipicu oleh stress dan sesuatu iritan tertentu [2].

Gejala neurodermatitis meliputi [8]:

  • Terdapat bercak kulit yang terasa gatal
  • Kulit menjadi kasar dan bersisik
  • Terdapat bercak kasar yang menonjol dan berwarna merah
  • Gatal yang terasa dapat datang dan pergi tanpa henti

Sama halnya dengan Dermatitis Seboroik, penyebab Neurodermatitis hingga kini masih tidak diketahui. Namun, peneliti telah mengakitkan Neurodermatitis dengan beberapa hal berikut ini [8]:

6. Dermatitis Numular

Dermatitis Numular

Dermatitis Numular merupakan jenis Dermatitis yang melibatkan luka oval pada kulit yang umumnya sering terjadi setelah mengalami cedera kulit [2].

Gejala Dermatitis Numular ini dapat berupa [9]:

  • Adanya bercak lesi berbentuk koin di kulit tubuh khususnya lengan atau tungkai dan bahkan menyebar ke batang tubuh dan tangan
  • Bercak lesi berwarna coklat, merah muda atau merah
  • Bercak leci yang terasa gatal atau seperti terbakar
  • Kulit disekitar lesi menjadi merah bersisik atau bahkan meradang

Penyebab Dermatitis Numular ini tidak diketahui, namun banyak kasus menunjukkan bahwa orang yang menderita Dermatitis Numular juga memiliki riwayat pribadi atau keluarga berikut ini [9]:

  • Alergi
  • Asma
  • Dermatitis atopik

Adapun faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada perkembangan Dermatitis Numular antara lain [9]:

  • Perubahan suhu
  • Kulit kering
  • Iritan lingkungan, seperti sabun, logam, dan formaldehida

7. Dermatitis Statis

Dermatitis Statis

Dermatitis Statis merupakan suatu kondisi di mana kulit mengalami perubahan karena sirkulasi darah yang buruk [2].

Gejala Dermatitis Stasis meliputi [10]:

  • Warna kulit berubah
  • Kulit terasa gatal
  • Terbentuk bisul
  • Adanya gejala insufisiensi vena (kaki bengkak, nyeri betis, nyeri tumpul atau rasa berat di kaki yang parah ketika berdiri)

Penyebab Dermatitis Statis meliputi [10]:

  • Sirkulasi darah yang buruk sehingga menyebabkan insufisiensi vena
  • Varises dan gagal jantung kongestif
  • Usia yang semakin bertambah
  • Operasi, seperti menggunakan vena kaki untuk operasi bypass
  • Trombosis vena dalam di kaki
  • Cedera traumatis pada kaki bagian bawah

8. Dermatitis Neglecta

Dermatitis Neglecta

Dermatitis Neglecta merupakan suatu kondisi di mana kulit mengalami gangguan akibat tidak mempraktikkan kebiasaan kebersihan yang baik [2].

Dermatitis Neglecta umumnya akan menunjukkan gejala berupa [11]:

  • Terdapat sel kulit mati yang menumpuk
  • KuIit bersisik yang menyerupai cornflake
  • Kulit mengalami hiperpigmentasi
  • Adanya sisik yang membandel dan menempel di kulit

Dermatitis Neglecta ini disebabkan oleh adanya kebiasaan tidak membersihkan kulit dengan baik sehingga terjadi kombinasi antara beberapa hal berikut ini [11]:

  • Bakteri
  • Corneocytes (sel yang menyusun bagian paling luar dari epidermis)
  • Kotoran
  • Sebum (minyak)
  • Keringat

Kapan Harus Kedokter ?

Segera periksakan diri kedokter jika mengalami kondisi berikut ini [1]:

  • Ada perasaan tidak nyaman
  • Rutinitas harian terganggu
  • Mengalami susah tidur
  • Kulit terasa sangat sakit
  • Ada dugaan kulit terinfeksi
  • Gejala tidak hilang bahkan setelah perawatan

Tips Mengatasi Dermatitis

Perawatan Dermatitis umumnya akan bervariasi dan disesuaikan dengan jenis Dermatitis yang dialami. Adapun pengobatan Dermatitis umumnya akan mencakup [1]:

  • Menerapkan krim, gel atau salep kortikosteroid pada kulit yang mengalami gejala dermatitis
  • Mengoleskan krim atau salep tertentu ke kulit yang memengaruhi sistem kekebalan Anda (penghambat kalsineurin)
  • Mengekspos area yang terpengaruh dengan cahaya alami atau buatan dengan tetap (fototerapi)
  • Menggunakan kortikosteroid oral (pil) atau dupilumab suntik, untuk penyakit dermatitis yang parah
  • Melembabkan kulit dengan menggunakan pelembab dengan kandungan minyak yang tinggi secara rutin
  • Gunakan produk antiradang dan antigatal nonprescription
  • Oleskan kain basah yang dingin untuk membantu menenangkan kulit
  • Mandi air hangat
  • Gunakan sampo obat yang mengandung selenium sulfide, zinc pyrithione, coal tar atau ketoconazole
  • Hindari menggosok dan menggaruk kulit gatal
  • Kenakan pakaian katun yang tidak ketat
  • Pilih deterjen ringan yang lembut dan tidak beraroma
  • Hindari penyebab iritasi atau alergen
  • Kelola stres dengan tepat

Adapun beberapa pengobatan alternatif lain yang mungkin dapat dicoba yaitu [1]:

  • Suplemen makanan, seperti vitamin D dan probiotik, untuk dermatitis atopik
  • Kaldu dedak untuk dioleskan ke kulit untuk mengobati dermatitis atopik
  • Shampo minyak pohon teh 5 persen untuk mengobati gejala ketombe
  • Lidah buaya untuk mengobati dermatitis seboroik
  • Terapi menggunakan herbal Cina

Perlu diingat juga bahwa, jika sebelum mencoba menggunakan obat alternative sangat disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui pro dan kontra dari penggunaan masing masing obat alternative [1].

1. Anonim. Dermatitis. Mayo Clinic; 2021.
2. MaryAnn De Pietro & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. What Is Dermatitis?. Healthline; 2019.
3. Kapur Sandeep, Watson Wade & Carr Stuart. Atopic dermatitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology; 2018.
4. Anonim. Atopic dermatitis (eczema). Mayo Clinic; 2021.
5. Anonim. Contact dermatitis. Mayo Clinic; 2021.
6. Elly Dock & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. Dyshidrotic Eczema. Healthline; 2019.
7. Anonim. Seborrheic dermatitis. Mayo Cinic; 2021.
8. Anonim. Neurodermatitis. Mayo Clinic; 2021.
9. Amber Erickson Gabbey & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. Nummular Eczema. Healthline, 2018.
10. Verneda Lights & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. Stasis Dermatitis and Ulcers. Healthline; 2019.
11. Kristeen Cherney & Sarah Taylor, M.D., FAAD. Dermatitis Neglecta. Healthline; 2017.

Share