Daftar isi
Oligomenore adalah haid yang tidak teratur dan tidak konsisten. Perubahan siklus haid memang normal pada wanita yang baru melahirkan, baru mulai haid, atau menjelang menopause.
Tetapi jika di luar kondisi tersebut haid hanya terjadi empat hingga sembilan kali dalam setahun, atau siklusnya lebih dari 35 hari, maka bisa dikategorikan sebagai oligomenore.
Terjadi atau tidaknya haid adalah bagian penting dari kehidupan reproduksi seorang wanita. Haid yang normal penting untuk kesuburan, dan bila tidak terjadi maka bisa menjadi gejala kehamilan, atau ketidaksuburan. [3]
Oligomenore adalah haid yang siklusnya jauh lebih panjang dibanding haid normal. Siklus haid adalah jumlah hari dari hari pertama masa perdarahan terjadi hingga hari pertama masa perdarahan berikutnya terjadi.
Haid biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari. Bila seorang wanita tidak haid lebih dari 90 hari dan tidak terjadi kehamilan, maka bisa dikatakan mengalami oligomenore. [1, 2, 3, 4]
Oligomenore bisa terjadi karena berbagai faktor umum berikut ini: [1, 2, 4]
Seperti yang telah disebutkan di atas, gejala utama dari kondisi ini adalah siklus haid yang sangat panjang.
Jika seorang wanita yang haidnya biasanya teratur dan tidak sedang menggunakan alat kontrasepsi, tiba-tiba tidak haid lebih dari 35 hari, maka ia harus memeriksakan diri ke dokter.
Perubahan tiba-tiba pada siklus haid harus diperiksakan pada dokter kandungan untuk memastikan apakah tidak terjadinya haid karena kehamilan atau sebab lain.
Jika tidak diperiksakan dan dicari tahu penyebabnya, oligomenore bisa menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk: [2, 4]
Untuk menegakkan diagnosa, dokter membutuhkan catatan riwayat kesehatan pasien yang lengkap, termasuk riwayat menstruasi (durasi siklus, berapa hari perdarahan terjadi, jumlah pembalut yang dibutuhkan dalam satu hari, dan sebagainya).
Informasi ini akan memberikan gambaran mengenai seberapa deras perdarahan terjadi, berapa siklus terjadi dalam satu tahun, serta ketidakteraturan siklus haid yang bisa membantu mendiagnosa oligomenore.
Usia pasien, riwayat hubungan seksual tanpa pengaman, nyeri perut, cairan yang keluar dari vagina, serta turunnya berat badan adalah poin-poin penting yang juga akan digunakan untuk menentukan penyebab kondisi ini.
Setelah pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang termasuk:
Kemudian, pemeriksaan tambahan juga akan dibutuhkan, termasuk:
Sebenarnya, oligomenore itu sendiri bukanlah kondisi yang serius. Siklus haid bisa disesuaikan dengan mengganti jenis alat kontrasepsi yang digunakan atau progestin. [1]
Tetapi, kadang-kadang, oligomenore bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang serius, termasuk kelainan pola makan, dan gangguan inilah yang harus diobati.
Jadi, pengobatan untuk oligomenore sangat tergantung dari penyebabnya: [2, 4]
Perubahan Gaya Hidup
Bila oligomenore disebabkan oleh indeks metabolisme basal yang rendah dan stres, maka bisa diatasi dengan:
Bila disebabkan oleh obesitas, maka bisa diatasi dengan penurunan berat badan.
Terapi Hormon
Pil KB seringkali digunakan untuk mengembalikan keteraturan siklus menstruasi, terutama pada penderita PCOS. Pil KB aman digunakan, terutama bila pasien tidak berencana untuk memiliki keturunan.
Mengobati Gangguan Kesehatan yang Menjadi Penyebab
Jika hipertiroidisme adalah penyebabnya, maka akan diatasi dengan obat antitiroid, iodin radioaktif atau tiroidektomi.
Jika penyebabnya adalah sindrom Cushing, maka akan diatasi dengan obat-obatan yang bersifat menghentikan produksi kortisol berlebih.
Jika prolaktinoma adalah penyebabnya, maka bisa diatasi dengan dopamine agonist, bromocriptine, dan cabergoline. [2]
Pembedahan
Oligomenore hanya bisa dicegah pada wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur akibat rasio lemak tubuh dengan berat badannya tidak seimbang. Kondisi ini bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan mengurangi olahraga yang terlalu berat.
Tetapi, bila oligomenore terjadi akibat faktor hormonal, maka tidak bisa dicegah namun bisa diobati. [5]
1. David Heitz, Kimberly Dishman, MSN, WHNP-BC, RNC-OB. Oligomenorrhea. Healthline; 2017.
2. Yumna Riaz; Utsav Parekh. Oligomenorrhea. Stat Pearls; 2020.
3. Sioban D. Harlow, Gayle C. Windham, Pangaja Paramsothy. Menstruation and Menstrual Disorders
The Epidemiology of Menstruation and Menstrual Dysfunction. Elsevier; 2013.
4. Jan Paradise, MD. Evaluation of oligomenorrhea in adolescence. Somepomed; 2011.
5. EoCH Team. Oligomenorrhea. Encyclopedia of Children's Health.