Seringkali tingkat kerapuhan kuku yang meningkat dan kerontokan rambut terjadi bersamaan dan membuat rasa percaya diri akan penampilan diri sendiri menurun [9].
Terdapat sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko kuku rapuh dan rambut rontok dan berikut ini adalah daftar penyebab yang perlu diwaspadai.
Daftar isi
Kekuatan kuku serta akar rambut dapat berkurang seiring bertambahnya usia [1,2,3].
Umumnya, kuku pada jari kaki cenderung mengalami penebalan dan akan lebih keras ketika disentuh atau saat dipotong [1,2,3].
Sementara itu, kuku jari tangan adalah bagian yang paling mudah rapuh dan lebih cepat menipis [3].
Kuku dan rambut yang merapuh biasanya disebabkan juga oleh produk dan alat perawatan tertentu [1,5,6].
Tujuan melakukan perawatan memang untuk mempercantik penampilan kuku serta rambut, namun tidak semua produk dan alat perawatan itu aman dan bahkan melakukannya secara berlebihan bisa berbahaya [1,5,6].
Produk perawatan rambut berbahan keras atau produk cat rambut yang akan membuat rambut tampil beda dan cantik adalah faktor paling besar dalam memicu kerusakan dan kerontokan rambut [1,6].
Begitu pula dengan menikur serta penggunaan cat kuku yang jika dilakukan terlalu sering bisa menipiskan dan merapuhkan kuku secara lebih cepat [1,5].
Tubuh yang mengalami kekurangan mineral zat besi tidak hanya rentan mengalami anemia, tapi juga berakibat buruk bagi kesehatan rambut dan kuku [3,7].
Ketika kadar sel darah merah menurun atau terlalu rendah, hal ini akan berdampak pada tingkat kekuatan kuku serta rambut [3,7].
Tidak hanya zat besi, tubuh yang kekurangan biotin atau vitamin B7 (disebut juga vitamin H) juga akan memengaruhi kondisi kuku sekaligus rambut [1].
Biotin berperan penting dalam proses metabolisme asam amino yang membangun kekuatan dan menjaga kesehatan kuku serta rambut [1,8].
Maka bila kekurangan biotin, biasanya kuku lebih rapuh dan rambut lebih mudah rontok yang disertai pula dengan tubuh cepat lelah, timbul ruam pada wajah, kemerahan pada mata, kelelahan, mati rasa di bagian kaki dan lengan, serta halusinasi dan depresi [1,8].
Meski tampaknya berbahaya, pada dasarnya kasus kekurangan biotin sangat jarang dijumpai [1,8].
Stres fisik dan emosional kerap kali menjadi pemicu gangguan tidur dan menurunnya kualitas tidur [4,10].
Ketika tidak cukup tidur, tubuh seseorang akan melepaskan hormon kortisol yang lebih tinggi, yakni hormon stres [4,10].
Kondisi ini tanpa disadari dapat menyebabkan kulit dan kuku melemah, begitu pula dengan rambut yang menjadi lebih rapuh sehingga terjadi kerontokan [4,10].
Efek radikal bebas menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko stres oksidatif [4,10].
Stres oksidatif menyebabkan kerusakan sel-sel dalam tubuh sehingga dampaknya mampu memengaruhi kesehatan rambut serta kuku [4,10].
Tubuh membutuhkan lebih banyak antioksidan untuk melawan efek radikal bebas yang merapuhkan kuku dan rambut ini [4,10].
Penipisan dan kerontokan rambut ditambah dengan kuku rapuh dapat pula disebabkan oleh ketidakseimbangan kadar hormon estrogen dan testosteron [9].
Tidak hanya rambut dan kuku, kulit juga akan mengalami efek buruk dari hormon yang tidak seimbang, seperti timbulnya kerutan, jerawat, hingga kulit kering [9].
Selain hormon estrogen dan testosteron, kadar hormon tiroid yang juga tidak seimbang dapat memengaruhi kesehatan rambut serta kuku [1,3,11].
Baik terlalu aktif atau tidak aktif (hipotiroidisme atau hipertiroidisme), kelenjar tiroid sangat penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan metabolisme tubuh [1,3,11].
Rambut kering dan rontok, kuku yang kering dan pecah-pecah, serta kuku yang tampak lebih rapuh bisa saja terjadi karena gangguan hormon tiroid [1,3,11].
Penderita anoreksia nervosa jauh lebih rentan mengalami kuku rapuh dan rambut rontok [1,12].
Anoreksia nervosa adalah sebuah kondisi ketika seseorang merasa takut berlebihan terhadap kenaikan berat badan sehingga berupaya mengurangi asupan kalori walaupun asupan kalorinya tergolong cukup [1,12[.
Pada penderita anoreksia nervosa, mereka akan berolahraga berlebihan agar dapat membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh [1,12].
Hal ini dapat memengaruhi kesehatan rambut, kulit dan kuku karena tubuh mengalami kekurangan nutrisi [1,12].
Kondisi yang paling terpengaruh oleh sindrom Raynaud adalah kuku [3,7].
Sindrom Raynaud sendiri adalah kondisi aliran darah yang tersuplai secara tak memadai ke bagian tubuh tertentu [3,7].
Umumnya, sindrom Raynaud adalah kondisi berkurangnya aliran darah menuju jari kaki dan tangan sehingga memengaruhi kondisi kuku [3,7].
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan sindrom Raynaud memengaruhi lidah, bibir, hidung dan bahkan telinga penderita [3,7].
Gangguan kesehatan pencernaan juga dapat menyebabkan rambut serta kuku terpengaruh [4,7,8,9,10].
Pola makan buruk, stres dan sensitivitas tinggi terhadap makanan memicu penyerapan nutrisi yang buruk, rentan terhadap infeksi maupun radang, hingga kerusakan jaringan [4,7,8,9,10].
Nutrisi yang tidak maksimal terserap oleh tubuh pada akhirnya memicu gangguan kesehatan pada kulit, rambut dan kuku [4,7,8,9,10].
Cara Mengatasi Kuku Rapuh dan Rambut Rontok
Mengatasi kuku rapuh dan rambut rontok perlu disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. Berikut adalah sejumlah penanganan yang dapat diupayakan [1,3,4] :
1. Holly L. Roberts & Mary D. Daley, M.D. What Causes Brittle Nails & Thin Hair?. Live Strong; 2021.
2. Lina Abdullah, RN. Common nail changes and disorders in older people. Canadian Family Physician; 2011.
3. Owen Kramer, M.D. & Scott Frothingham. Why You Have Brittle Nails and What to Do About Them. Healthline; 2019.
4. Erika Geisheimer. 6 Reasons Why…Your Hair, Skin and Nails are Suffering. mySteinbach; 2017.
5. Jessica K. Reineckea & Molly A. Hinshaw, MD, FAAD. Nail health in women. International Journal of Women's Dermatology; 2020.
6. Maria Fernanda Reis Gavazzoni Dias. Hair Cosmetics: An Overview. International Journal of Trochology; 2015.
7. Dipali G. Rathod & Sidharth Sonthalia. Spoon Nails. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Ralph M Trüeb, MD. Serum Biotin Levels in Women Complaining of Hair Loss. International Journal of Trichology; 2016.
9. Zuzanna Sabina Goluch-Koniuszy. Nutrition of women with hair loss problem during the period of menopause. Menopause Review; 2016.
10. Emily L. Guo & Rajani Katta. Diet and hair loss: effects of nutrient deficiency and supplement use. Dermatology Practical & Conceptual; 2017.
11. Takafumi Taguchi. Brittle Nails and Hair Loss in Hypothyroidism. The New England Journal of Medicine; 2018.
12. Renata Strumia. Skin signs in anorexia nervosa. Dermato Endocrinology; 2009.