Obat

Sufentanil: Manfaat – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sufentanil adalah analgesik golongan opioid yang digunakan di dalam prosedur bedah bersama anastesi lain. Obat ini juga digunakan untuk menangani nyeri akut yang parah. [1]

Sufentanil adalah senyawa kimia yang termasuk ke dalam kelompok anilida. Obat ini memiliki kencendrungan untuk disalahgunakan. [2]

Apa itu Sufentanil?

Di bawah ini adalah informasi tentang sufentanil seperti indikasi, kontraindikasi, peringatan dan lain sebagainya: [3,4]

Indikasi Pereda nyeri selama melahirkan, anastesi tambahan pada anastesi yang menggunakan oksida nitrogen dan oksigen, nyeri pasca operasi, anastesi primer
Kategori Obat Keras
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Analgesik opioid
Bentuk Larutan injeksi
Kontraindikasi Penghambatan sistem pernapasan akut, alkoholisme akut, hipersensitif, pasien koma.
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Sufentanil:
→ Pasien yang memiliki hipotensi (tekanan darah rendah)
→ Pasien dengan hipotiroidisme (rendahnya kadar hormon tiroid dalam tubuh)
→ Pasien yang memiliki asma
→ Pasien yang mengalami penyakit pernapasan
→ Pasien yang mengalami penurunan volume pernafasan tambahan (respiratory reserve)
→ Pasien dengan hipertrofi (pembesaran sel) prostat
→ Pasien dengan gangguan ginjal dan hati
→ Ibu hamil dan menyusui, lansia
→ Pasien yang mengalami obesitas (berat badan berlebih)
→ Pasien yang memiliki gangguan kejang
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui IV / Parenteral / epidural (infus / injeksi / injeksi pada bagian epidural):
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

Manfaat Sufentanil

Sufentanil digunakan pada berbagai kondisi seperti berikut ini: [3]

  • Pereda nyeri selama proses melahirkan
  • Anastesi tambahan pada prosedur bedah yang menggunakan anastesi oksida nitrogen dan oksigen
  • Nyeri pasca operasi
  • Anastesi primer

Dosis Sufentanil

Sufentanil dapat diberikan kepada pasien dewasa dan anak-anak. Berikut ini adalah dosis yang digunakan: [3]

Dosis Sufentanil Dewasa

Epidural/ Injeksi yang dilakukan pada daerah epidural
⇔ Pereda nyeri selama proses melahirkan
10 s/d 15 mikrogram ditambah 10 ml bupivacaine 0,125% dengan atau tanpa epinephrine
→ Dosis dapat diulangi 2 kali dalam rentang waktu paling tidak 1 jam sampai proses melahirkan selesai
→ Dosis maksimum: 30 mikrgram
Intravena/ infus
⇔ Anastesi tambahan pada prosdur bedah yang menggunakan anastesi oksida nitrogen dan oksigen
→ Untuk prosedur bedah dengan waktu kurang dari atau maksimum 8 jam
→ Berikan dosis sampai dengan 75% sebelum intubasi dan diikuti dosis tambahan sebesar 10 s/d 50 mikrogram seperti yang dibutuhkan selama prosedur bedah
→ Dosis juga dapat diberikan sebagai infus kontinu atau infus berselang
→ Dosis total tidak boleh melebihi 1 mikrogram / kg/ hari
→ Lansia: pengurangan dosis mungkin dibutuhkan

⇔ Nyeri pasca operasi
→ Dosis awal: 30 s/d 60 mikrogram
→ Jika dibutuhkan dosis tambahan s/d 25 mikrogram dapat diberikan paling tidak dalam rentang waktu 1 jam
→ Lansia: pengurangan dosis mungkin dibutuhkan

⇔ Anastesi primer
→ Pasien diberikan oksigen 100%
→ Dosis awal: 8 s/d 30 mikrogram/ kg
→ Untuk dosis pemeliharaan, tambahan dosis sebanyak 0,5 s/d 10 mikrogram/ kg dapat diberikan sesuai kebutuhan
→ Dosis maksimum: 30 mikrogram/ kg
→ Lansia: pengurangan dosis mungkin dibutuhkan

Dosis Sufentanil Anak-anak

Intravena/ infus
⇔ Anastesi tambahan pada prosdur bedah yang menggunakan anastesi oksida nitrogen dan oksigen
→ Pasien diberikan oksigen 100%
→ Dosis awal: 10 s/d 25 mikrogram
→ Dosis pemeliharaan: 25 s/d 50 mikrogram sesuai kebutuhan

⇔ Anastesi primer
→ Pasien diberikan oksigen 100%
→ Dosis awal: 10 s/d 25 mikrogram
→ Dosis pemeliharaan: 25 s/d 50 mikrogram sesuai kebutuhan

Efek Samping Sufentanil

Sufentanil yang diberikan dapat menimbulkan efek samping dengan gejal sebagai berikut: [4]

  • Sakit kepala
  • Cemas
  • Bersendawa
  • Begah
  • Bingung akan identitas, tempat dan waktu
  • Kesulitan bergerak pada perut bagian bawah
  • Mengantuk
  • Mulut kering
  • Kelebihan udara atau gas pada perut
  • Merasa diri baik/menolak kenyataan bahwa mengalami kondisi medis
  • Merasa hangat
  • Lupa
  • Heartburn (perasaan panas dan terbakar pada bagian ulu hati)
  • Indigesti (perasaan tidak nyaman pada perut)
  • Pengetatan otot
  • Buang angin
  • Kulit merah pada bagian wajah, leher, lengan dan dada atas
  • Sulit tidur

Overdosis sufentanil yang paling serius dampaknya adalah penghambatan pernapasan. [3]

Berikut ini adalah gejal efek samping untuk tenaga medis: [4]

  • Umum: apnea (kondisi tidak napas berhenti sementara), kaku, bradikardia (detak jantung lambat)
  • Sistem pernapasan
    • Umum (1% s/d 10%): penghambatan pernapasan
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): apnea
    • Jarang (kurang dari 0,1%): hipoksia (tubuh kekurangan oksigen), bradipnea (kecepatan napas berkurang dan melambat), cegukan, atelektasis (kebocoran paru-paru), hipoventilasi (sulit bernapas yang menyebabkan kadar oksigen lebih rendah dibandingkan dengan karbon dioksida), distres pernapasan (penumpukan cairan pada paru-paru yang menyebabkan tubuh tidak mendapat pasokam oksigen yang cukup), gagal napas
    • Frekuensi tidak dilaporkan: serangan pernapasan
  • Hipersensitivitas
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): hipersensitif
    • Laporan pasca pemasaran: anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa)
  • Kardiovaskular
    • Umum (1% s/d 10%): peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, penurunan tekanan darah
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): penurunan tekanan darah, hipotensi
    • Jarang (kurang dari 0,1%): bradikardia, sinus takikardia (irama jantung cepat dibandingkan dengan keadaan normal), peronaan
    • Frekuensi tidak dilaporkan: bradikardia parah, hipotensi parah termasuk hipotensi ortostatik (hipotensi yang terjadi akibat perubahan posisi dari duduk / tidur menjadi bangkit / berdiri), pingsan
  • Muskoskeletal
    • Umum (1% s/d 10%): pengetatan otot tanpa sadar, otot berkedut
    • Frekuensi tidak dilaporkan: kaku otot, otot mengencang dan memendek
  • Sistem pencernaan
    • Sangat umum (10% atau lebih): muntah
    • Umum (1% s/d 10%): sembelit, dispepsia (rasa tidak nyaman pada perut bagian atas)
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): mulut kering
    • Jarang (kurang dari 0,1%): buang angin, diare, mulut kering, sendawa, rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah, distensi (penumpukan materi baik cairan atau gas) pada perut bagian bawah, nyeri pada perut bagian atas, gastritis (peradangan pada lambung), perlambatan gerakan pada usus halus, hipoestesi oral (mati rasa pada bagian mulut)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: peningkatan amilase pada serum
  • Psikiatri
    • Umum (1% s/d 10%): bingung
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): apati (lesu), gugup
    • Jarang (kurang dari 0,1%): gangguan ingatan, insomnia (sulit tidur), linglung, cemas, agitasi (keadaan mudah marah dengan atau tanpa sebab), disorientasi, euforia (perasaan gembira berlebihan), halusinasi, perubahan keadaan mental
    • Frekuensi tidak dilaporkan: kecanduan, penyalahgunaan
  • Sistem saraf
    • Sangat umum (10% atau lebih): sakit kepala (12,1%) (bentuk sublingual)
    • Umum (1% s/d 10%): pusing, sedasi (kondisi pasien tenang atau tertidur)
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): mengantuk, kebas, kehilangan keseimbangan (ataksia), distonia (kontraksi otot berulang secara tak sadar), hiperrefleksia (reaksi berlebihan sistem saraf ketika menerima rangsangan)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): pra-sinkop (lena), letargi
    • Frekuensi tidak dilaporkan: kejang, koma
    • Laporan pasca pemasaran: sindrom serotonin (tingginya kadar hormon serotonin dalam tubuh)
  • Kulit
    • Sangat umum (10% atau lebih): pruritus (gatal) (s/d 25%)
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): hiperhidrosis (keringat berlebih), ruam, kulit kering
    • Frekuensi tidak dilaporkan: eritema (munculnya lesi pada kulit berwarna kemerahan)
  • Genitourinari
    • Umum (1% s/d 10%): retensi urin (gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan kesulitan buan air kecil)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): perasaan ragu saat akan buang air kecil, oliguria (kondisi ketika produksi urin lebih sedikit dibandingkan keadaan normal)
  • Mata
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): gangguan penglihatan
    • Frekuensi tidak dilaporkan: miosis (penyempitan pupil mata)
  • Lain
    • Sangat umum (10% atau lebih): pireksia (demam)
    • Kurang umum (0,1% s/d 1%): menggigil, astenia
    • Frekuensi tidak dilaporkan: sindrom penarikan obat
  • Endokrin
    • Laporan pasca pemasaran: insufisiensi adrenal, defisiensi hormon androgen
  • Ginjal

Detail Sufentanil

Tabel di bawah berisi data tentang sufentanil secara lebih rinci seperti cara kerja , interaksi dengan obat lain dan sebagainya: [3,4]

Cara Kerja Deskripsi: sufentanil adalah opiat agonis turunan  phenylpiperidine yang berhubungan dengan fentanyl. Obat ini digunakan sebagai analgesik tambahan pada anastesi dan sebagai obat anastesi primer pada prosedur yang membutuhkan alat bantu pernapasan.
Onset: biasanya 2 s/d 3 menit setelah diberikan melalui intravena; dalam wkatu 10 menit (10 s/d 15 mikrogram pada injeksi epidural ditambah 0,125% bupivacaine dengan epinephrine 1:200,000)
Durasi: 1 s/d 2 jam (10 s/d 15 mikrogram pada injeksi epidural ditambah 0,125% bupivacaine dengan epinephrine 1:200,000)
Farmakokinetik
Penyebaran: sekitar 90% terikat pada protein plasma.
Metabolisme: dimetabolisme di hati dan usus halus melalui proses N-dealkylasi dan O-demethylasi.
Ekskresi: waktu paruh penghancuran: sekitar 2,5 jam. Metabolit dikeluarkan ke dalam urin.
Interaksi dengan obat lain → Mampu meningkatkan efek sedatif dari sufentanil jika digunakan bersama benzodiazepine, antipsychotic, TCA (asam tri kloro asetat), anxiolytic dan hypnotic
Cimetidine mampu meningkatkan konsentrasi plasma dari sufentanil
→ Mampu menurunkan konsentrasi plasma dari obat ciprofloxacin
→ Memungkinkan terjadinya eksitasi atau depresi susunan sistem saraf pusat jika digunakan bersama obat bergolongan penghambat monoamin oksidase (MAOI) atau dalam jangka waktu 14 hari setelah penghentian penggunaan obat MAOI
Overdosis ⇔ Gejala: Penghambatan pernapasan
⇔ Cara Mengatasi: berikan secara intravena opiat antagonis seperti naloxone yang mungkin dapat digunakan sebagai antidot untuk menangani penghambatan pernapasan. Oksigen juga dapat diberikan. Kendalikan atau bantu pernapasan pada kondisi hipoventilasi dan apnea. Pertahankan agar jalan napas terbuka dan tidak terhalangi. Pemberian cairan secara intravena, vasopresor dan penanganan berdasarkan gejala mungkin dibutuhkan.

Pertanyaan Seputar Sufentanil

Apakah sufentanil sama dengan fentanyl?

Tidak. Sufentanil dan fentanyl memang termasuk ke dalam analgesik opiod. Diperkirakan sufentanil lebih ampuh 5 s/d 10 kali dibandingkan fentanyl. [5]

Apakah injeksi sufentanil dapat menyebabkan masalah pernapasan?

Ya, bisa. Sufentanil dapat menimbulkan efek samping penghambatan pernapasan. Efek ini akan sangat parah dan meningkatkan resiko kematian yang lebih besar saat pertama kali diberikan atau setiap kali dosis dinaikkan. [4]

Apakah sufentanil dapat digunakan sebagai obat jangka panjang?

Penggunaan jangka panjang pada ibu hamil dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami gejal penarikan obat. [4]

Bisakah sufentanil menyebabkan pingsan?

Ya, bisa. Untuk mengurangi peluang mengalami pusing dan pingsan, bangkitlah secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring. [4]

Bisakah sufentanil diberikan pada lansia?

Ya, bisa. Untuk pasien 65 tahun atau lebih tua pemberian sufentanil harus dilakukan dengan hati-hati sebab resiko mengalami efek samping lebih besar. [4]

Contoh Obat Sufentanil (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini adalah nama dagang sufentanil di pasaran: [1]

Brand Merek Dagang
Dsuvia
Sufenta

1. Anonim. Sufentanil. Drugbank; 2020.
2. Anonim. Sufentanil. National Center for Biotechnology Information, National Institutes of Health; 2020.
3. Anonim. Sufentanil. Mims Indonesia; 2020.
4. Anonim. Sufentanil. Drugs; 2020.
5. J. Schatz T.Brendgen D. Schühle. Thiophenes and their Benzo Derivatives: Applications. Comprehensive Heterocyclic Chemistry III; 2008.

Share