Penyakit & Kelainan

Tremor : Jenis – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tremor adalah suatu gangguan sistem saraf yang menyebabkan getaran ritmik dan involunter (tanpa bisa dikontrol). Tremor dapat mengenai bagian mana saja pada tubuh, namun gemetar ini terjadi paling sering

Apa Itu Tremor?

Tremor merupakan sebuah kondisi gerakan gemetar berulang pada satu atau lebih bagian tubuh, namun hal ini lebih sering dialami pada bagian tangan [1,2,5,6].

Gerakan gemetar ini walau paling sering nampak terjadi di bagian tangan, sebenarnya kepala atau kaki pun dapat mengalaminya juga.

Ketika tremor terjadi, umumnya penderita tak menyadari dan juga seringkali tak dapat mengendalikannya.

Tinjauan
Tremor adalah gerakan gemetar berulang yang biasanya terjadi pada bagian tangan walau sebenarnya dapat terjadi pada bagian tubuh lain; dan ketika kondisi ini terjadi, penderitanya seringkali tidak menyadari.

Penyebab Tremor

Setiap manusia memiliki bagian otak yang khusus mengatur gerakan otot. Jika bagian otak ini mengalami gangguan, maka hal ini juga berdampak pada otot yang tak terkendali.

Otot dapat berkontraksi secara tak terkontrol sehingga timbul yang namanya gemetaran atau tremor.

Tremor sendiri merupakan gejala beberapa penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf.

Berikut ini adalah sejumlah kondisi medis yang mampu menjadi penyebab tremor [1,2,3,4,5,6] :

Selain penyakit tertentu seperti yang telah disebutkan, di bawah ini merupakan sederet kondisi lain yang mampu meningkatkan risiko timbulnya tremor :

Tinjauan
Kerusakan atau gangguan di bagian otak yang menjadi pengatur gerakan otot mampu menjadi masalah dan alasan utama tremor terjadi.

Jenis Tremor Menurut Penyebabnya

Selain dua jenis kondisi tremor yang telah sebelumnya disebutkan, resting dan action, masih ada beberapa jenis kondisi tremor yang perlu dikenali.

Di bawah ini merupakan daftar jenis-jenis tremor berdasarkan penyebabnya [1] :

Tremor Psikogenik

Tremor jenis ini utamanya disebabkan oleh gangguan kesehatan mental [1,5,6,7].

Seperti telah disebutkan, gangguan kecemasan dan serangan panik dapat menyebabkan tremor dan hal tersebut tergolong sebagai tremor psikogenik.

PTSD atau gangguan stres pasca trauma serta depresi juga mampu menyebabkan penderitanya mengalami tremor pada bagian tubuh mana saja.

Namun saat rasa stres mereda, umumnya tremor juga akan ikut hilang.

Tremor Esensial

Tremor jenis ini justru merupakan yang paling umum dan paling banyak dijumpai [1,5,6].

Hanya saja, penyebab tremor jenis ini belum diketahui pasti hingga kini.

Meski begitu, terdapat dugaan kuat bahwa tremor esensial disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.

Seseorang dengan anggota keluarga (khususnya orang tua) yang memiliki kondisi tremor esensial akan lebih berpotensi menderita kondisi yang sama.

Tremor Parkinson

Tremor jenis ini timbul pada penderita penyakit Parkinson [1,6,8].

Orang-orang dengan usia 60 tahun ke atas lebih berpeluang menderita tremor Parkinson.

Gemetar yang dirasakan pun cenderung tergolong resting tremor di mana kondisi justru timbul di saat penderitanya sedang istirahat.

Tremor Serebelum

Tremor jenis ini biasanya terjadi karena otak kecil (serebelum) yang mengalami kerusakan [1,2,5,6].

Penderita multiple sclerosis, tumor otak, hingga penyakit stroke dapat mengalami tremor sebagai salah satu gejalanya.

Tremor Fisiologis

Penderita hipoglikemia atau tirotoksikosis akan mengalami tremor sebagai salah satu gejala [1,5,6].

Ini karena tremor fisiologis disebabkan keberadaan penyakit yang tidak berkaitan langsung dengan sistem saraf.

Bila hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah di bawah normal, maka tirotoksikosis merupakan hormon tiroid yang kadarnya meningkat dalam darah dan hal ini ditandai dengan kondisi hipertiroidisme.

Jika penyebab yang mendasarinya segera ditangani, tremor akan segera hilang setelahnya.

Tremor Distonik

Tremor jenis ini umumnya lebih mudah dialami oleh para penderita dystonia [9].

Dystonia sendiri merupakan kondisi gangguan yang menjadi penyebab gerakan otot terjadi sendiri dan tidak dapat dikendalikan.

Bagian tubuh mana saja dapat mengalami tremor jenis ini dengan ciri gerakan bagian tubuh tersebut terjadi memutar dan berulang kali yang hanya akan berhenti saat penderita beristirahat.

Tremor Ortostatik

Penyebab pasti dari jenis tremor satu ini hingga kini belum diketahui [10].

Namun, otot kaki adalah bagian yang lebih sering mengalami kontraksi sehingga menimbulkan tremor jenis ini.

Sesaat setiap sehabis berdiri, tremor ortostatik dapat muncul dan saat kaki digunakan untuk berjalan atau duduk barulah tremor berhenti.

Tinjauan
Beberapa jenis kondisi tremor menurut penyebabnya meliputi tremor esensial (jenis yang paling umum), tremor ortostatik, tremor fisiologis, tremor psikogenik, tremor parkinson, tremor distonik dan tremor serebelum.

Gejala Tremor

Gerakan gemetar pada bagian tubuh tertentu yang terjadi tanpa disadari memang merupakan gejala utama dari tremor.

Hanya saja, terdapat sejumlah tanda lainnya yang perlu dikenali, yaitu [1,2,3,4,5,6,7,9] :

  • Gerakan gemetar tidak terkendali, terutama saat terjadi di bagian tangan, tungkai, lengan atau kepala.
  • Sulit menggenggam sesuatu.
  • Sulit untuk menulis.
  • Sulit berbicara karena suara yang bergetar.

Jenis Tremor Menurut Waktu Terjadinya Gejala

Terdapat dua jenis kondisi tremor yang selama ini cukup umum terjadi, yaitu resting dan action.

Resting Tremor

Jenis kondisi tremor satu ini adalah tremor yang justru timbul saat seseorang dalam kondisi tidak bergerak [1,6].

Ketika sedang beristirahat atau berbaring diam, tremor justru tiba-tiba muncul.

Namun tremor akan berhenti seketika penderitanya mulai menggerakkan tubuh. Biasanya tremor jenis ini memengaruhi jari-jari dan tangan saja.

Action Tremor

Sementara itu, action tremor adalah jenis kondisi di mana tremor terjadi justru ketika seseorang sedang dalam kondisi aktif bergerak [1,6].

Action tremor masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis kondisi, yaitu seperti berikut.

Kinetic Tremor

Tremor jenis ini biasanya dapat timbul ketika seseorang menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti pergelangan tangan [6].

Ketika gerakan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah, potensi tremor timbul cukup besar bagi sebagian orang.

Intention Tremor

Tremor jenis ini umumnya terjadi pada gerakan yang ditargetkan, seperti misalnya gerakan menyentuh sesuatu [2,5,6].

Salah satu contoh spesifiknya adalah saat jari tangan hendak menyentuh hidung, tremor bisa saja terjadi tiba-tiba.

Isometric Tremor

Tremor jenis ini biasanya terjadi ketika terjadi kontraksi otot tertentu [12].

Namun jenis tremor ini terjadi tanpa adanya gerakan dari otot lainnya.

Task-Specific Tremor

Jenis tremor ini terjadi justru ketika seseorang tengah melakukan kegiatan khusus [1,11].

Pada beberapa kasus, tremor dapat terjadi pada seseorang yang sedang menulis.

Postural Tremor

Tremor jenis ini timbul setiap seseorang berada dalam posisi melawan gravitasi [5].

Pada beberapa kasus, tremor muncul saat sedang memegang kaki atau lengan ketika melakukan peregangan.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Ketika tremor terjadi tiba-tiba dan bahkan terasa semakin parah sampai menghambat aktivitas, jangan tunggu terlalu lama untuk ke dokter.

Terlebih bila penderita berusia 50 tahun ke bawah dan di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat tremor.

Jika mulai kesulitan bicara dan berjalan hingga jantung berdebar, segera ke dokter dan menempuh sejumlah metode diagnosa.

Tinjauan
Menurut waktu timbulnya gejala, terdapat 2 jenis tremor yaitu resting dan action. Namun, action tremor sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis kondisi, yakni meliputi : kinetic tremor, intention tremor, isometric tremor, task-specific tremor, dan postural tremor. 

Pemeriksaan Tremor

Dalam mendiagnosa tremor serta mengidentifikasi penyebabnya, beberapa metode pemeriksaan berikut akan diterapkan oleh dokter.

  • Pemeriksaan Riwayat Gejala dan Kesehatan

Dokter akan memeriksa riwayat gejala pasien dnegan menanyakan apa saja keluhan yang dirasakan oleh pasien selama ini, mulai kapan dan sudah berapa lama [1,5,6].

Sementara itu untuk informasi tambahan, dokter juga perlu tahu riwayat penyakit pasien serta keluarga.

Dokter juga biasanya menanyakan apa saja obat yang sedang digunakan.

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan riwayat gejala dan kesehatan akan disusul dengan pemeriksaan fisik supaya dokter dapat mengetahui bagian tubuh pasien mana saja yang mengalami tremor [1,5,6].

Melalui pemeriksaan fisik juga akan diketahui kapan terjadinya tremor, sehingga terdeteksi tremor tergolong jenis resting atau action.

Pemeriksaan fisik juga dapat meliputi permintaan dokter untuk pasien menulis, menyentuh hidung menggunakan jari, memegang suatu benda, hingga menggambar.

  • Pemeriksaan Saraf

Tes penunjang yang juga sama pentingnya adalah pemeriksaan saraf [1,5,6,7,16].

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan sistem saraf yang menyebabkan tremor.

  • Tes Pemindaian

Tes penunjang berupa pemindaian melalui MRI atau CT scan juga dibutuhkan bila dokter mencurigai adanya gangguan di otak pasien [5].

Untuk memastikan adanya kelainan pada otak, tes pemindaian akan sangat membantu.

  • Tes Darah

Tes penunjang lainnya yang juga diperlukan adalah tes darah, yakni sebagai pendeteksi kadar hormon tiroid dalam tubuh pasien [6].

Selain mendeteksi fungsi dan kadar hormon tiroid, keberadaan zat-zat lain yang menjadi pemicu tremor dapat teridentifikasi melalui tes ini.

  • Elektromiogram

Tes lainnya yang juga membantu dokter dalam mendiagnosa tremor adalah melalui prosedur elektromiogram [17].

Tes ini bertujuan mengukur aktivitas otot pasien serta mengetahui bagaimana otot dalam merespon rangsangan pada saraf.

Tinjauan
Pemeriksaan riwayat gejala dan medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan saraf, tes darah, tes pemindaian dan elektromiogram merupakan serangkaian metode diagnosa yang kerap digunakan dokter.

Pengobatan Tremor

Untuk mengatasi tremor, perlu untuk mengetahui penyakit atau kondisi yang mendasarinya lebih dulu.

Bagi kasus tremor yang terjadi tanpa disebabkan kondisi maupun penyakit tertentu, tidak diperlukan adanya pengobatan khusus.

Namun untuk kasus adanya penyakit yang mendasari tremor, beberapa metode pengobatan berikut ini yang umumnya diperlukan pasien :

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang biasanya diresepkan dokter dan dapat digunakan untuk mengatasi tremor antara lain [13] :

  • Untuk tremor yang dipicu oleh gangguan kecemasan, maka biasanya alprazolam adalah obat golongan tranquilizers yang diresepkan.
  • Untuk penderita penyakit jantung atau hipertensi, beta blockers adalah obat yang kerap diresepkan.
  • Untuk pasien yang tak dapat menggunakan beta-blockers, obat antikejang dapat diresepkan oleh dokter.

2. Terapi Fisik

Karena kelemahan otot dapat terjadi pada penderita tremor, maka terapi fisik sangat diperlukan [5].

Tujuan dari terapi ini utamanya adalah sebagai penguat otot sekaligus mengembalikan keseimbangan tubuh.

3. Injeksi Botox

Botulinum toxin (Botox) merupakan obat yang dapat digunakan dokter dengan cara menyuntikkannya ke dalam otot pasien [14].

Tujuan pemberian botox adalah untuk membuat intensitas tremor berkurang, terutama bila tremor yang pasien alami sudah sangat sering.

4. Operasi Otak

Bila penanganan lain tak mampu memberikan efek apapun, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah sebagai opsi terakhir [15].

Tremor yang sudah sangat menghambat aktivitas dan tidak juga reda walau sudah minum obat menandakan bahwa thalamotomy merupakan prosedur operasi yang pasien butuhkan.

Prosedur ini bertujuan mengangkat bagian otak yang menjadi pemicu terjadinya tremor.

Operasi implan DBS atau deep brain stimulation juga kemungkinan menjadi opsi yang diberikan dokter.

Dengan metode ini, impuls pada otak dapat lebih terkendali sehingga tremor dapat berkurang.

Penderita tremor esensial umumnya perlu mempertimbangkan metode pemasangan implan ini.

Tinjauan
Penanganan tremor secara umum dilakukan melalui pemberian obat sesuai kondisi penyebabnya, terapi fisik, injeksi botox, atau justru prosedur bedah bila upaya pengobatan lain tidak efektif.

Komplikasi Tremor

Umumnya, tremor tidaklah sampai mengancam jiwa, namun bila tremor Parkinson yang terjadi, risiko gejala memburuk sangat tinggi.

Bila gejala berkembang semakin buruk, intensitas tremor akan meningkat dan menghambat aktivitas harian penderita.

Tak lagi sulit menggerakkan tangan secara normal, namun penderita juga akan kesulitan dalam hal mandi, bekerja, hingga bekerja.

Bepergian dan berkomunikasi dengan orang lain pun menjadi lebih terbatas karena aktivitas fisik yang tak lagi normal.

Hal ini pun memengaruhi kehidupan sosial penderita secara negatif, begitu juga sisi psikologis.

Pencegahan Tremor

Sampai kini belum diketahui adanya upaya pencegahan yang mampu mencegah tremor sepenuhnya.

Namun agar dapat menghindari komplikasi berbahaya, beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan [1,18] :

  • Menggunakan obat resep dokter dengan benar dan mengikuti setiap anjuran dokter mengenai pengobatan penyakit penyebab tremor.
  • Tidak merokok dan berhenti merokok bagi yang sebelumnya aktif merokok.
  • Hindari atau setidaknya batasi asupan kafein apabila memang hal ini yang memicu tremor.
  • Tidak mengonsumsi alkohol, terutama secara berlebihan.
Tinjauan
Tidak terdapat cara untuk mencegah tremor sama sekali tidak terjadi, namun menjaga gaya hidup tetap sehat serta mengobati dengan benar penyakit penyebab tremor adalah upaya meminimalisir risiko komplikasinya.

1. Shashank Agarwal & Milton C. Biagioni. Essential Tremor. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Franklyn Rocha Cabrero & Orlando De Jesus. Intention Tremor. National Center for Biotechnology Information; 2020.
3. Marcus Koch, MD,corresponding author Jop Mostert, MD, Dorothea Heersema, MD, PhD, & Jacques De Keyser, MD, PhD. Tremor in multiple sclerosis. Journal of Neurology; 2007.
4. Ying Wan, Wenjian Hu, Jing Gan, Lu Song, Na Wu, Yuzhen Chen, & Zhenguo Liu. Exploring the association between Cerebral small‐vessel diseases and motor symptoms in Parkinson's disease. Brain and Behavior; 2019.
5. Kai Bötzel, Prof. Dr. med., Volker Tronnier, Prof. Dr. med., & Thomas Gasser, Prof. Dr. med. The Differential Diagnosis and Treatment of Tremor. Deutsches Arzteblatt International; 2014.
6. Andreas Puschmann, M.D & Zbigniew K. Wszolek, M.D. Diagnosis and Treatment of Common Forms of Tremor. HHS Public Access; 2014.
7. Mary Ann Thenganatt & Joseph Jankovic. Psychogenic Tremor: A Video Guide to Its Distinguishing Features. Tremor and Other Hyperkinetic Movements; 2014.
8. Mark Hallett. Parkinson's disease tremor: pathophysiology. Parkinsonism & Related Disorders; 2012.
9. Rodger J Elble. Defining Dystonic Tremor. Current Neuropharmacology; 2013.
10. Willi Gerschlager & Peter Brown. Orthostatic tremor - a review. Handbook of Clinical Neurology; 2011.
11. Peter G Bain. Task-specific tremor. Handbook of Clinical Neurology; 2011.
12. Leanne C Kenway, Leanne M Bisset, & Justin J Kavanagh. The effect of isometric contraction on the regulation of force tremor in the contralateral limb. Neuroscience Letters; 2014.
13. Peter Hedera, František Cibulčík, & Thomas L. Davis. Pharmacotherapy of Essential Tremor. Journal of Central Nervous System Disease; 2013.
14. Shivam Om Mittal, Abhishek Lenka, & Joseph Jankovic. Botulinum toxin for the treatment of tremor. Parkinsonism & Related Disorders; 2019.
15. T Witjas-Slucki. Surgical treatments for tremors. Revue Neurologique (Paris); 2018.
16. Soumya Sharma & Sanjay Pandey. Approach to a tremor patient. Annals of Indian Academy of Neurology; 2016.
17. Christopher W. Hess & Seth L. Pullman. Tremor: Clinical Phenomenology and Assessment Techniques. Tremor and Other Hyperkinetic Movements; 2012.
18. Anonim. Essential Tremor. Harvard Health Publishing Harvard Medical School; 2018.

Share