Menurut KBBI, ubi adalah umbi atau akar dari berbagai macam tumbuhan yang biasanya dapat dimakan [1].
Ubi (Dioscorea spp.) atau sering disebut uwi, termasuk tumbuhan asli Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal [2].
Umbi dan daun ubi dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kesehatan [3].
Sebagai sayuran berpati, ubi memiliki kandungan serat makanan dan karbohidrat kompleks yang baik untuk menormalkan kadar gula darah [3].
Daftar isi
Sekilas ubi (Dioscorea spp.) memiliki karakteristik fisik menyerupai kentang yang memanjang [3].
Berbeda dengan kentang yang berkulit tipis, umbi ubi memiliki warna bervariasi antara putih gading, kuning hingga ungu, dan memiliki kulit yang kasar [3].
Beberapa varietas ubi yang ditemukan di Indonesia, antara lain:
Kandungan gizi ubi sesuai sebagai pelengkap dalam pola makan sehat untuk menurunkan berat badan [2, 3].
Berikut kandungan gizi 100 gram ubi dengan kebutuhan harian 2000 kalori.
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Ubi, dimasak, direbus, dikeringkan, atau dipanggang, dengan garam | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 114 | Kalori Dari Lemak: | 1.2 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.1 g | 0.22 % | |
Lemak Jenuh | 0 g | 0.15 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 244 mg | 10.17 % | |
Total Karbohidrat | 27 g | 9 % | |
Serat | 3.9 g | 15.6 % | |
Gula | 0.5 g | ||
Protein | 1.5 g | 2.98 % | |
Vitamin A | 2.44 % | Vitamin c | 20.16 % |
Kalsium | 1.4 % | Zat besi | 2.89 % |
Src : Ubi, dimasak, direbus, dikeringkan, atau dipanggang, dengan garam *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin C | 12.1 mg | 20 % | |
Kalium | 670 mg | 19 % | |
Mangan | 0.4 mg | 19 % | |
Serat makanan | 3.9 g | 16 % | |
Vitamin B6 | 0.2 mg | 11 % | |
Sodium | 244 mg | 10 % | |
Total Karbohidrat | 27 g | 9 % | |
Tembaga | 0.2 mg | 8 % | |
Tiamin | 0.1 mg | 6 % | |
Kalori | 114 | 6 % | |
Src : Ubi, dimasak, direbus, dikeringkan, atau dipanggang, dengan garam |
Nilai Plus Gizi Ubi
Senyawa Aktif dalam Ubi
Ubi diketahui memiliki efek anti-mikroba, anti-jamur, antimutagenik, hipoglikemik, dan imunomodulator [4].
Manfaat ubi bagi kesehatan diantaranya:
Ubi gembolo (Dioscorea bulbifera) sudah lama dimanfaatkan untuk mengobati masalah kulit seperti kusta, jerawat, inflamasi, dan mempercepat penyembuhan [3, 5].
Penelitian menggunakan hewan menunjukkan ekstrak methanol umbi gembolo memilki kandungan quercetin dan turunannya, yang memberikan efek pereda nyeri dan peradangan [5].
Ekstrak ubi gembolo juga berkhasiat dalam mempercepat penyembuhan luka sayat pada tikus percobaan selama 22 hari [3].
Protein cadangan utama dalam ubi, dioskorin, berpotensi untuk mengontrol penyakit hipertensi [3, 6].
Dioskorin dalam ubi (dosis 12.5−750 μg ) bekerja dengan menghambat kerja enzim pengubah angiotensin hingga 20.83−62.5% [6].
Konsumsi ubi, baik dengan cara dikeringkan atau dibuat tepung, dapat menjadi alternatif diet yang efektif dalam pengontrolan tekanan darah [3].
Investigasi klinis plasebo terkontrol, dua pusat, acak, double-blind pada 50 wanita menopause selama 12 bulan menunjukan ekstrak ubi memberikan efek positif dalam menangani gejala menopause [7].
Gejala menopause seperti gugup, insomnia, mudah meluap perasaannya, dan nyeri muskuloskeletal mengalami penurunan signifikan pada kelompok wanita yang menkonsumsi 24 mg ekstrak ubi setiap hari [7]
Berbeda dengan buah tinggi antioksidan seperti apel yang dapat langsung dikonsumsi, ubi perlu diolah terlebih dahulu.
Secara umum, kandungan antioksidan dalam kulit ubi lebih tinggi dibandingkan dengan umbinya dan pengolahan ubi dapat menurunkan kandungan antioksidan [9].
Aktivitas antioksidan yang dimiliki tumbuhan ubi tidak lepas dari kandungan fenolik didalamnya [3, 8].
Penelitian tahun 2018 diketahui ada 17 komponen fenolik dari dua jenis daun ubi (D. glabra Roxb dan D. alata), dengan komponen utama adalah asam rosmarinat [8].
Selain itu, daun D. alata juga memiliki kandungan flavonoid, quercetin, yang juga memiliki sifat antioksidan [8].
Penelitian pada tikus menunjukan ubi yang difermentasikan dalam bentuk serbuk memiliki sifat protektif terhadap lesi lambung [10, 11].
Pemberian serbuk ubi fermentasi oleh L. bulgariscus sebanyak 200 mg/kg berat badan terbukti efektif menurunkan gejala lesi lambung [10].
Studi tahun 2011 melaporkan serbuk ubi yang difermentasi oleh L. acidophilus dapat menghambat terjadinya lesi lambung tanpa menghilangkan kandungan allantoin dan diosgenin [11].
Senyawa aktif yang memiliki sifat antikanker diekstrak oleh fraksi eter minyak bumi dari konstituen hidrofobik Dioscorea bulbifera [12].
Penelitian tahun 2006 menunjukkan bahwa diokcorin, glikoprotein dari D. alata dapat mengaktifkan TLR4, jalur pensinyalan yang berperan dalam pengaktifan kekebalan bawaan dan adaptif [13].
Selain itu, dioskorin juga menginduksi aktivasi makrofag melalui jalur pensinyalan khas TLR4 sehingga berpotensi dalam mencegah penyakit kanker [13].
Penelitian menunjukkan bahwa ubi gembolo dapat mengatasi iskemia miokardium dan cedera reperfusi dengan meningkatkan fungsi ventrikel dan menghambat nekrosis kardiomiosit dan apoptosis [14].
Penelitian menunjukan senyawa saponin dalam tiga jenis ubi menunjukan aktivitas antioksidan, sehingga efektif digunakan sebagai pengobatan dalam mencegah penyakit kardiovaskular [15].
Penelitian menunjukkan ekstrak ubi (dosis 100 dan 200 mg / kg bb) dapat mengurangi kadar glukosa pada hewan dengan kadar gula tinggi dan pada hewan diabetes yang diinduksi aloksan [16].
Pasta dari ubi dapat menghambat kerja α‐amylase and α‐glucosidase, enzim utama yang berperan dalam penyakit diabetes melitus tipe 2 [17].
Kandungan allantoin dalam ubi juga membantu mendorong pelepasan GLP-1, meningkatkan kinerja β-cells dalam menjaga kadar insulin dan gula tetap normal [18].
Penelitian pada hewan menunjukan ubi memiliki kandungan pati resisten yang mambantu mengurangi akumulasi lemak pada hati hamster [22].
Pemberian pati resistan dari ekstrak ubi ungu dengan dosis tinggi dapat membantu meningkatkan Bifidobacteria dan Lactobacillus, yang dapat meningkatkan metabolisme lipid dalam usus [22].
Penelitian tahun 2019 menunjukan pemberian ekstrak ubi (D. opposita) dapat mempercepat pemulihan diare pada tikus yang diinduksi ampicillin [24].
Penelitian dilakukan dengan memberikan ekstrak ubi pada tikus percobaan kemudian dihitung jumlah mikroba dalam usus.
Hasil penelitian menunjukan jumlah probiotik Bifidobacteria dan Lactobacilli mengalami peningkatan sebesar 47% dan 21%.
Pemberian ekstrak ubi juga menurunkan jumlah mikroba patogen dalam usus seperti Enterococcus dan Clostridium perfringens [24].
Perbaikan jumlah mikroba dalam usus oleh ekstrak ubi dapat mencegah gangguan akibat penggunaan antibiotik [24].
Ubi gadung merupakan sumber karbohidrat dan mengandung amilopektin, yang baik dalam mencegah obesitas [20].
Allantoin, senyawa dalam ubi (D. batatas) menunjukan sifat anti-diabetik dan antioksidan dengan mengontrol insulin dan berperan dalam mencegah obesitas pada tikus percobaan [24].
Pemberian ekstrak ubi D. oppositifolia n-BuOH dosis tinggi selama 8 minggu menunjukan adanya penghambatan dalam penyerapan lemak [25].
Ekstrak D. oppositifolia berpotensi mencegah obesitas dan penyakit yang terkait dengan obesitas dengan cara merangsang pengeluaran lemak melalui feses [25].
Beberapa efek samping yang perlu diperhatikan saat ingin menkonsumsi ubi antara lain:
Ubi memiliki kandungan saponin yang berperan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular [19].
Namun konsumsi berlebihan juga dapat berakibat buruk bagi organ hati.
Percobaan menggunakan tikus dengan pemberian dosis saponin sebesar 112.5–9000 mg/kg berat badan menunjukan perubahan histopatologis hati hingga kematian [19].
Pemberian ekstrak ubi hingga 510 mg/kg selama 30 hari menunjukan peningkatan kadar bilirubin sedangkan kandungan protein dalam hati tikus menurun [19].
Tidak perlu khawatir, konsumsi dibawah 562.5 mg/kg pada tikus tidak menunjukkan tanda-tanda keracunan [19].
Asalkan tidak dikonsumsi berlebihan, ubi dapat menjadi pilihan diet yang tepat.
Ubi gadung memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Sayangnya, ubi gadung juga memiliki kandungan senyawa beracun yaitu sidanida [20].
Oleh karena itu, sebelum menkonsumsi ubi gadung perlu dilakukan detoksifikasi senyawa sianida terlebih dahulu.
Pengolahan gadung yang tidak tepat dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan mual, muntah, sakit perut, dan diare [20].
Meskipun jarang terjadi, reaksi alergi terhadap ubi dapat terjadi [23].
Reaksi alergi yang pernah dilaporkan terjadi akibat menghirup serbuk atau memakan umbi ubi mentah.
Laporan pada Asian Pasific Allergy, terdapat 3 kasus anafilaksis setelah menkonsumsi ubi yang telah direbus [23].
Alergen dalam umbi tahan terhadap panas akibat pemasakan. Oleh karena itu, orang dengan alergi ubi sebaiknya tidak memakan ubi mentah atau olahannya [22]
Berikut tips penyimpanan ubi agar lebih awet [21].
Ubi sebagai sumber karbohidrat dapat dikonsumsi dengan berbagai cara pengolahan. Berikut tips konsumsi ubi [21]
Resep Ubi di Beberapa Negara
1. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. KBBI Daring. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia; 2016.
2. Sri, W., En, H., Rudi, N. Karakteristik Dan Profil Inulin Beberapa Jenis Uwi (Dioscorea Spp.). Agritech; 2011.
3. Lim, T. K. Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants: Volume 10, Modified Stems, Roots, Bulbs. Springer; 2012.
4. Padhan, B., & Panda, D. Potential of Neglected and Underutilized Yams (Dioscorea spp.) for Improving Nutritional Security and Health Benefits. Frontiers in pharmacology; 2020
5. Mbiantcha, M., Kamanyi, A., Teponno, R. B., Tapondjou, A. L., Watcho, P., & Nguelefack, T. B. Analgesic and Anti-Inflammatory Properties of Extracts from the Bulbils of Dioscorea bulbifera L. var sativa (Dioscoreaceae) in Mice and Rats. Evidence-based complementary and alternative medicine : eCAM; 2011
6. Hsu, F. L., Lin, Y. H., Lee, M. H., Lin, C. L., & Hou, W. C. Both dioscorin, the tuber storage protein of yam (Dioscorea alata cv. Tainong No. 1), and its peptic hydrolysates exhibited angiotensin converting enzyme inhibitory activities. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2002
7. Hsu CC, Kuo HC, Chang SY, Wu TC, Huang KE. The assessment of efficacy of Diascorea alata for menopausal symptom treatment in Taiwanese women. Climacteric; 2011
8. Zhou L, Shi X, Ren X, Qin Z. Chemical composition and antioxidant activity of phenolic compounds from Dioscorea (Yam) leaves. Pak J Pharm Sci; 2018.
9. Chung, Y. C., Chiang, B. H., Wei, J. H., Wang, C. K., Chen, P. C., & Hsu, C. K. (2008). Effects of blanching, drying and extraction processes on the antioxidant activity of yam (Dioscorea alata). International journal of food science & technology; 2008
10. Park, J. H., Ahn, J., & Kwak, H. S. Physicochemical properties of Dioscorea opposita Thunb. solution fermented by Lactobacillus bulgaricus. Korean J. Food Sci; 2010
11. Lee, S. Y., Ganesan, P., Ahn, J., & Kwak, H. S. Lactobacillus acidophilus fermented yam (Dioscorea opposita Thunb.) and its preventive effects on gastric lesion. Food Science and Biotechnology; 2011
12. Yu ZL, Liu XR, McCulloch M, Gao J. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi; 2004
13. Fu, S. L., Hsu, Y. H., Lee, P. Y., Hou, W. C., Hung, L. C., Lin, C. H., ... & Huang, Y. J. Dioscorin isolated from Dioscorea alata activates TLR4-signaling pathways and induces cytokine expression in macrophages. Biochemical and biophysical research communications; 2006
14. Vasanthi HR, Mukherjee S, Ray D, Pandian Jayachandran KS, Lekli I, Das DK. Protective role of air potato (Dioscorea bulbifera) of yam family in myocardial ischemic reperfusion injury. Food Funct. 2010
15. Tang, Y. N., He, X. C., Ye, M., Huang, H., Chen, H. L., Peng, W. L., ... & Chen, H. B. Cardioprotective effect of total saponins from three medicinal species of Dioscorea against isoprenaline-induced myocardial ischemia. Journal of Ethnopharmacology; 2015
16. Maithili, V., Dhanabal, S. P., Mahendran, S., & Vadivelan, R. Antidiabetic activity of ethanolic extract of tubers of Dioscorea alata in alloxan induced diabetic rats. Indian journal of pharmacology; 2011
17. Adedayo, B. C., Ademiluyi, A. O., Oboh, G., & Akindahunsi, A. A. Interaction of aqueous extracts of two varieties of Yam tubers (Dioscorea spp) on some key enzymes linked to type 2 Diabetes in vitro. International journal of food science & technology; 2012
18. Go, H. K., Rahman, M., Kim, G. B., Na, C. S., Song, C. H., Kim, J. S., ... & Kang, H. S. Antidiabetic effects of yam (Dioscorea batatas) and its active constituent, allantoin, in a rat model of streptozotocin-induced diabetes. Nutrients; 2015
19. Qin Y, Wu X, Huang W, et al. Acute toxicity and sub-chronic toxicity of steroidal saponins from Dioscorea zingiberensis C.H.Wright in rodents. J Ethnopharmacol; 2009
20. L Harimu, MJ Baari, IW Sutapa. Effectiveness of Reducing Cyanide Levels in The Dioscorea hispida Dennst Bulbs Through Soaking in Seawater and Interaction with Ash scrub. Journal of Physics: Conf. Series; 2020
21. Hapsari, R. T. Prospek Ubi Sebagai Pangan fungsional dan BahanDiversifikasi Pangan. Buletin Palawija; 2014
22. Li T , Teng H , An F , Huang Q , Chen L , Song H . The beneficial effects of purple yam (Dioscorea alata L.) resistant starch on hyperlipidemia in high-fat-fed hamsters. Food Funct; 2019
23. Xu YY, Yin J. Identification of a thermal stable allergen in yam (Dioscorea opposita) to cause anaphylaxis. Asia Pac Allergy; 2018
24.Zhang N, Liang T, Jin Q, Shen C, Zhang Y, Jing P. Chinese yam (Dioscorea opposita Thunb.) alleviates antibiotic-associated diarrhea, modifies intestinal microbiota, and increases the level of short-chain fatty acids in mice. Food Res Int; 2019
25. Go HK, Rahman MM, Kim GB, et al. Antidiabetic Effects of Yam (Dioscorea batatas) and Its Active Constituent, Allantoin, in a Rat Model of Streptozotocin-Induced Diabetes. Nutrients; 2015
26. Jeong EJ, Jegal J, Ahn J, Kim J, Yang MH. Anti-obesity Effect of Dioscorea oppositifolia Extract in High-Fat Diet-Induced Obese Mice and Its Chemical Characterization. Biol Pharm Bull; 2016
27. Li Y, Yao J, Han C, et al. Quercetin, Inflammation and Immunity. Nutrients; 2016