Makanan, Minuman dan Herbal

Alfalfa: Manfaat – Efek Samping dan Cara Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Tanaman herbal merupakan tanaman yang banyak digunakan di Indonesia, salah satunya Alfafa. Tanaman ini memang secara penelitian di hewan dan beberapa di manusia memiliki beberapa manfaat karena mengandung

Tentang Alfalfa

Alfalfa adalah salah satu tanaman yang sudah sering digunakan pada obat tradisional. Umur Alfafa diperkirakan sudah ditemukan sejak ribuan tahun lalu di Iran, bahkan ada sumber yang menyatakan jika tanaman ini sudah ditemukan di Turki sejak 1,300 SM. [1,2].

Daun alfalfa sejatinya sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu, bahkan sudah sering digunakan di Afrika Selatan untuk pengobatan tradisional bagi penderita diabetes.

Alfalfa yang kaya akan kandungan vitamin dan fitoestrogen inilah yang menjadi alasan kenapa tanaman ini sering digunakan sebagai obat herbal di beberapa negara [1]. Selain alfalfa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, tanaman ini juga biasanya digunakan sebagai pakan hewan [12].

Alfalfa

Kandungan Gizi Alfalfa

Berikut adalah kandungan gizi berat kering alfalfa tiap 100 gram:

IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram)
Biji Alfalfa, tumbuh, mentah
Kalori: 23 Kalori Dari Lemak: 5.8
%Kebutuhan Harian
Total Lemak0.7      g 1.06 %
Lemak Jenuh0.1      g 0.35 %
Lemak Trans0        0    %
Kolesterol 0        mg 0   %
Sodium6        mg 0.25 %
Total Karbohidrat2.1      g 0.7  %
Serat1.9      g 7.6  %
Gula0.2      g
Protein4        g 7.98 %
Vitamin A3.1 %Vitamin c13.66 %
Kalsium3.2 %Zat besi5.33 %
© IDNmedis.com

Src : Biji Alfalfa, tumbuh, mentah

*Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil.

Top 10 Gizi
Penyajian 100gr%Kebutuhan Harian
Vitamin K30.5     mcg38 %
Vitamin C8.2      mg14 %
Mangan0.2      mg9 %
Folat36       mcg9 %
Protein4        g8 %
Riboflavin0.1      mg7 %
Tembaga0.2      mg8 %
Serat makanan1.9      g8 %
Magnesium27       mg7 %
Fosfor70       mg7 %
© IDNmedis.com

Src : Biji Alfalfa, tumbuh, mentah

Dari tabel tersebut bisa disimpulkan jika tinggi akan vitamin K yang baik untuk kesehatan tulang. Alfalfa juga tinggi akan kandungan energi dan hampir tidak mengandung gula sama sekali.

Manfaat Alfalfa Untuk Kesehatan

Seperti tanaman herbal lainnya, alfalfa juga memiliki manfaat untuk kesehatan antara lain sebagai berikut:

1. Aman untuk penderita diabetes

Alfalfa adalah salah satu tanaman herbal yang aman untuk dikonsumsi penderita diabetes dan sudah dibuktikan melalui penelitian yang melibatkan 32 tikus betina yang obesitas. Tikus seberat 210 sampai 350 gram dibagi menjadi 4 grup dan tiap grup terdiri dari 10 tikus.

Grup pertama hanya diberi makan dan minum seperti biasa, grup kedua berfungsi sebagai grup kontrol, dan grup ketiga adalah grup percobaan. Grup ketiga pun dibagi menjadi dua, dimana grup pertama diberi asupan 250 mg/kg ekstrak alfalfa dan grup sisanya diberikan 500 mg/kg esktrak alfalfa.

Eksperimen ini menunjukkan jika ektrak alfalfa secara signifikan berhasil menurunkan kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, dan LDL pada tikus yang mengalami obesitas. Selain itu, kadar ALT dan AST pada darah pun juga mengalami penurunan [1].

Bagi penderita diabetes, menjaga kadar darah dalam batas normal adalah hal penting. Mengonsumsi alfalfa merupakan pilihan tepat agar kadar darah bisa normal dalam jangka waktu lama.

2. Melancarkan kinerja kardiovaskular

Alfalfa memiliki kandungan saponin yang tinggi dan mampu menurunkan kadar kolesterol serta meminimalisir timbulnya gangguan pada kinerja jantung [1]. Kandungan saponin inilah yang berfungsi untuk meningkatkan kadar HDL dan menurunkan LDL yang juga berpengaruh untuk meminimalisir timbulnya diabetes.

3. Memperlancar pernafasan

Alfalfa digunakan sebagai obat tradisional untuk bronkitis, flu, demam, ataupun infeksi bakteri lainnya. Alfafa mengandung zat anti-peradangan yang mampu meredakan peradangan dan mengatasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan pernafasan seperti asma.

Selain itu, mengonsumsi alfalfa juga mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan memperlancar pernafasan dalam jangka waktu yang lama [18].

4. Meminimalisir resiko kanker

Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Berkley menyatakan jika fistrogen adalah zat dalam tubuh yang berfungsi untuk melawan kanker. Zat fistrogen ini yang akan berperan sebagai anti-oksidan dan mampu untuk meminimalisir resiko timbulnya kanker.

Alfalfa juga memiliki zat fistrogen yang mampu meningkatkan produksi karkinogen dalam tubuh dan menjauhkan dari kanker [16].

5. Menurunkan kadar kolesterol

Beberapa penelitian yang melibatkan monyet, kelinci, dan juga tikus membuktikan jika alfalfa mampu menurunkan kadar kolesterol [5]. Selain efektif untuk menurunkan kadar kolesterol pada hewan, alfalfa juga berpengaruh terhadap kadar kolesterol manusia.

Sebuah penelitian yang melibatkan 15 pasien yang hiperlipidemia, yaitu kondisi di mana kadar lemak melebihi batas normal.

Pasien hiperlipidemia tipe IIA, IB, dan IV ini diberikan 40 gram biji alfalfa sebanyak 3 hari dalam sehari selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan jika kolesterol total bisa berkurang sebanyak 26% sedangkan kadar LDL berkurang sebanyak 30% [6].

Ada juga penelitian yang melibatkan 3 relawan menjalani diet dengan mengonsumsi alfalfa selama 3 minggu. Alfafa terbukti tidak menimbulkan reaksi negatif apapun dan mampu menurunkan kadar kolesterol menjadi kembali normal karena tingginya kandungan serat pada tanaman ini.

Mengonsumsi alfalfa secara rutin juga akan meminimalisir adanya penumpukan lemak pada darah, serangan jantung, ataupun stroke. Alfalfa juga bisa meminimalisir resiko timbulnya aterosklerosis, yaitu kondisi di mana kolesterol, lemak, ataupun zat lainnya pada dinding arteri sehingga menyebabkan pembengkakan radang pembuluh darah [6,7].

Manfaat alfalfa untuk kolesterol bukan hanya terbukti untuk manusia, namun juga hewan. Mengonsumsi alfalfa efektif untuk menjaga kolesterol di batas normal dan meminimalisir timbul penyakit kronis lain seperti serangan jantung atau stroke yang bisa menyebabkan kematian.

6. Meminimalisir resiko menopause

Alfalfa juga merupakan salah satu tumbuhan yang kaya akan kandungan fitoestrogen yang ternyata mampu meminimalisir timbulnya efek monopause karena menurunnya zat estrogen dalam tubuh.

Pengaruh alfalfa sendiri sudah dibuktikan pada sebuah penelitian yang melibatkan 30 wanita dan hasilnya menunjukkan jika keringat di malam hari serta kulit yang memerah tidak lagi muncul di 20 wanita yang terlibat.

Empat wanita di antaranya menunjukkan perubahan yang cukup signifikan dan dua lainnya menunjukkan gejala monopause yang berkurang setelah 3 bulan konsumsi alfalfa. Bahkan, alfalfa juga terbukti mampu membuat tidur penderita kanker payudara lebih nyenyak [8,9].

7. Meredakan peradangan

Alfalfa kaya akan kandungan vitamin B dan C serta kalsium dan anti-oksidan. Tidak heran jika alfalfa sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk artritis ataupun luka bakar lainnya. Bukan hanya mengurangi peradangan, alfalfa juga bisa meningkatkan sistem imun tubuh dan meminimalisir resiko timbulnya penyakit kronis di kemudian hari [13].

8. Memperlancar kerja usus

Kandungan serat pada tubuh tidak hanya berfungsi untuk menjaga kesehatan namun juga meminimalisir timbulnya berbagai penyakit kronis. Alfalfa adalah salah satu tanaman yang kaya akan kandungan serat dan terbukti mampu memperlancar kerja usus.

Mengonsumsi alfalfa secara rutin akan meminimalisir timbulnya berbagai penyakit seperti diare, konstipasi, penyebaran bakteri, kembung, ataupun gangguan pencernaan lainnya [14].

Masalah pencernaan tidak akan kembali dalam jangka waktu yang lama apabila mengonsumsi alfalfa secara rutin.

9. Meningkatkan kekebalan tubuh

Tingginya kandungan vitamin C pada alfalfa membuat sistem kekebalan tubuh bisa meningkat drastis daripada mengonsumsi suplemen vitamin C lainnya. Vitamin C pada alfalfa tidak hanya meningkatkan produksi sel darah putih namun juga berperan sebagai anti-oksidan yang meminimalisir datangnya stres.

Selain itu, tingginya vitamin B dan E juga berperan sebagai daya tahan tubuh yang menjauhkan tubuh dari berbagai penyakit [15].

10. Detoks alami yang aman untuk tubuh

Alfalfa juga sering digunakan sebagai obat herbal untuk penderita ginjal. Alfalfa sendiri berfungsi untuk mempercepat proses pembuangan racun pada tubuh alias berperan sebagai detoks. Kandungan pada alfalfa inilah yang akan membuang garam, lemak, dan air dari dalam tubuh [16].

11. Meminimalisir terjadinya serangan jantung

Kalium dan zat besi adalah salah satu kandungan utama pada alfalfa dan memengaruhi kinerja jantung. Kalium berfungsi untuk menjaga tekanan darah tetap dalam kadar normal, sedangkan zat besi meningkatkan produksi sel darah merah sehingga sirkulasi darah bisa berjalan dengan lancar dan oksigen pun bisa berjalan dengan baik.

Perpaduan kalium dan zat besi inilah yang akan meminimalisir jantung bekerja terlalu keras dan bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung [19].

Efek Samping Mengonsumsi Alfalfa

Apakah ada efek samping ketika mengonsumsi alfalfa? Alfalfa sendiri sejatinya aman untuk dikonsumsi orang dewasa. Meskipun begitu, tidak disarankan untuk mengonsumsi alfalfa dalam jangka panjang karena dianggap kurang aman dan bisa menimbulkan efek tertentu.

Berbagai produk yang terbuat dari alfalfa pun bisa menimbulkan reaksi yang berkaitan dengan penyakit auto-imun seperti lupus. Selain itu, alfalfa juga bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari [3].

Berikut adalah beberapa efek yang bisa timbul ketika mengonsumsi alfalfa:

1. Mengganggu kehamilan

Alfalfa tidak disarankan untuk dikonsumsi selama masa kehamilan ataupun oleh ibu menyusui. Makanan yang mengandung alfalfa dianggap tidak aman untuk dikonsumsi karena alfalfa akan berperan seperti estrogen yang bisa memengaruhi masa kehamilan [3].

2. Memicu timbulnya penyakit auto-imun

Alfalfa bisa menyebabkan sistem imun bekerja lebih keras daripada kadar normal dan sama saja dengan meningkatkan timbulnya resiko timbul berbagai gejala penyakit auto-imun.

Beberapa penyakit auto-imun yang dimaksud antara lain ada multiple scierosis yang menyerang sistem pusat seperti otak, tulang belakang, ataupun mata.

Ada juga arthritis, yaitu sendi yang kaku dan bisa menyerang siapa saja yang berusia 55 tahun ke atas, dan lupus yaitu sistem imun yang menyerang tubuh sendiri.

Hal ini dibuktikan dengan dua kasus yang menyatakan jika pasien mengalami penyakit langka karena mengonsumsi produk yang mengandung alfalfa dalam kurun waktu yang lama. Oleh sebab itulah sebaiknya tidak mengonsumsi alfalfa sama sekali apabila memiliki penyakit yang berhubungan dengan auto-imun, kecuali di bawah pengawasan ahlinya [3].

Mengonsumsi alfalfa dalam jangka panjang pun bisa memicu timbulnya penyakit auto-imun yang hanya akan membahayakan kesehatan diri sendiri. 

3. Berujung pada kanker

Pengaruh alfafa berikutnya yang mungkin bisa muncul adalah memicu ketidak-seimbangan hormon yang bisa berujung pada timbulnya berbagai jenis kanker. Kanker yang dimaksud antara lain ada kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis, ataupun tumor yang tumbuh di dalam rahim atau yang biasa dikenal dengan uterine fibroids.

Alfalfa mungkin saja menimbulkan efek yang sama dengan estrogen yang ada di tubuh wanita. Apabila memiliki kondisi yang bisa memicu peningkatan jumlah estrogen dalam tubuh, maka sebaiknya tidak mengonsumsi alfalfa sama sekali [3].

4. Kadar gula di bawah normal

Meskipun alfalfa terbukti mampu menurunkan kadar gula dalam darah, alfalfa pun sebaiknya tetap dikonsumsi dalam batas wajar. Alfalfa bisa menurunkan kadar gula secara berlebihan dan justru bisa menyebabkan kadar gula dalam tubuh tidak seimbang [3].

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu sehingga Anda bisa tahu kapan harus berhenti mengonsumsi alfalfa.

5. Berbahaya untuk orang yang baru saja transplantasi ginjal

Ada satu kasus yang melaporkan jika seseorang yang setelah melakukan transplantasi ginjal, tepatnya 3 bulan setelahnya menimbulkan reaksi tertentu ketika mengonsumsi alfalfa [3]. Alfalfa tercatat sebagai salah satu tanaman yang mengandung zat siklosporina, yaitu senyawa organik yang digunakan untuk meredam sistem kekebalan.

Pasien yang baru saja menjalani transplantasi ginjal pun akan lama untuk pulih apabila di tubuhnya terdapat terlalu banyak siklosporina.

6. Bereaksi terhadap obat pengencer darah

Banyaknya vitamin K pada alfalfa berfungsi untuk mempercepat proses pembekuan darah. Namun ketika alfalfa dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah seperti walfarin, maka efek obat pun tidak akan ada hasilnya.

Mengonsumsi obat pengencer darah pun perlu sesuai pengawasan ahlinya karena dosisnya yang bisa berubah sewaktu-waktu [10].

7. Menyebabkan pil KB kurang efektif

Beberapa pil KB mengandung estrogen dan alfalfa juga mempunyai pengaruh sama yang tubuh layaknya estrogen. Dengan kata lain, mengonsumsi alfalfa bersamaan dengan pil KB akan menyebabkan keefektifan pil KB berkurang [3].

8. Menurunkan keefektifan obat diabetes

Mengingat alfalfa adalah salah satu tanaman yang mampu menurunkan kadar gula darah, maka sebaiknya alfalfa tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat diabetes.

Perpaduan antara alfalfa dengan obat diabetes hanya akan menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah. Beberapa obat diabetes yang dimaksud antara lain ada glimepiride, glyburide, insulin, plogilitazone, rosigilitazone, dan masih banyak lagi [3].

Meskipun alfalfa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, mengonsumsi alfalfa pun sebaiknya tidak berlebihan. Mengonsumsi alfalfa dalam jangka waktu lama pun akan menimbulkan berbagai efek yang merugikan dan hanya membahayakan diri sendiri. 

Cara Mengonsumsi Alfalfa

Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari alfalfa bukan berarti tumbuhan ini bisa dikonsumsi secara sembarangan. Untuk menurunkan kadar kolesterol sendiri hanya membutuhkan 5-10 gram alfalfa yang bisa diminum dengan teh sebanyak 3 kali dalam sehari. Bisa juga ekstrak alfalfa dikonsumsi sebanyak 5-10 ml sebanyak 3 kali dalam sehari [3].

Selain untuk menurunkan kadar kolesterol, alfafa juga bisa dikonsumsi untuk diet. Bagian tunas alfalfa bisa diolah menjadi sandwich ataupun salad yang nantinya perlu dikonsumsi secara rutin dan perlahan berat badan pun akan turun seperti yang diharapkan [11].

Mengonsumsi pun perlu berhati-hati agar tidak menimbulkan efek tertentu pada tubuh.

1) Esmaiel Amraie, Masome Khosravi Farsani. Leila Sadeghi. Tayaba Naim Khan. Vahid Yousefi Babadi. Zohrab Adavi. 2015. Interventional Medicine & Applied Science. The effects of aqueous of alfalfa on blood glucose and lipids in alloxan-induced diabetic rats
2) Dan Putnam. 2001. California Alfalfa and Forage Associaton. Alfalfa, wildlife, and environment: The importance and benefits of alfalfa in 21st century
3) Anonim. 2019. MedlinePlus. Alfalfa.
4) Anonim. Diakses 2020. Nutritionvalue org. Alfalfa seeds, raw, sprouted.
5) M.R.Malinow, W.E.Connor, P.McLaughin, C.Stafford, D.S.Lin, G.O.Kohler, W.P.McNulty. 1981. The Journal of Clinical Investigation. Cholesterol and blie acid balance in Macaca fascicularis. Effects of alfalfa saponins.
6) Molgaard J, von Schenck H, Olsson AG. 1987. Swedish Medical Research Council. Alfafa seeds lower low density lipoprotein cholesterol and apolipoprotein B concentrations in patients with type II hyperlipoproteinemia.
7) M.R.Malinow, P.McLaughlin, C.Stafford. 1980. Specialia. Alfalfa seeds: Effects on cholesterol metabolism
8) De Leo V, Lanzetta D, Cazzavacca R, Morgante G. 1998. Minerva Ginecol. Treatment of neurogenerative menopausal symptoms with a phytotherapeutic agent.
9) Ma H, Sullivan-Halley J, Smith AW, Neuhouser ML, Alfano CM, Meeske K, George SM, McTiernan A, McKean-Cowdin R, Baumgartner KB, Ballard-Barbash R, Bernstein L.2011. BMC Complement Altern Med. Estrogenic botanical supplements, health-related quality og life, fatigue, and hormone-related symptoms in breast cancer survivors: a HEAL study report
10) Mousa SA. 2010. Methods Mol Biol. Antithrombotic effects of naturally derived products on coagulation and platelet function
11) Taylor Jone, RD. 2016. Healthline. Alfalfa.
12) Lucia Plaza, Begona de Ancos, Pilar M.Cano. 2003. European Food Research and Technology. Nutritional and health-related compounds in sprouts and seeds of soybean (Glycine max), wheat (Triticum aestivum.L) and alfalfa (Medicago sativa) treated by a new drying method
13) Yong-Han Hong, Wen-Wan Chao, Miaw-Ling Chen, Bi-Fong Lin. 2009. Journal of Biomedical Science. Ethyl acetate extracts of Alfalfa (Medigaco sativa L.). sprouts inhibit lipopolysaccharide-induced inflammation in vitro and in vivo.
14) Michael Collins. 1988. Animal Feed Science and Technology. Composition and fibre digestion in morphological components of an alfalfa-timothy sward.
15) Guohua Cao, Emin Sofic, Ronald L.Prior. 1996. Journal Agriculture Food Chemistry. Antioxidant capacity of tea and common vegetables.
16) Divya Jaroni, Sadhana Ravishankaar. 2011. Quality Assurance and Safety Crops & Foods. Bactericidal effects of roselle (Hibiscus sabdariffa) against foodborne pathogens in vitro and on romaine lettuce and alfalfa sprouts
17) Kathrin Reinli, Gladys Block. 1995. Journal Nutrition and Cancer. Phytoestrogen content of foods – a compendium of literature values.
18) M.A.Rostagno, A.Villares, E.Guillamon, A.Garcia-Lafuente, J.A.Martninez. 2009. Journal of Chromatography. Sample preparation for the analysis of isoflavones from soybeans and soy food.
19) A.Ascherio, E.B.Rimm, E.L.Giovannucci, G.A.Colditz, B.Rosner, W.C.Wilett, F.Sacks, M.J.Stampfer. 1992. A prospective study of nutritional factors and hypertension among US men

Share