Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Antijamur adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur, yang umumnya mengenai kulit, rambut, dan kuku. Infeksi jamur yang biasanya diobati oleh jamur adalah kurap, kutu air, infeksi jamur pada
Jamur dapat menyebabkan berbagai macam penyakit infeksi jamur, dan dapat dialai oleh semua orang. Bagi yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, lebih cepat terserang infeksi jamur ini.[1]
Jamur merupakan organisme yang hidup dengan alami di tanah dan tumbuhan, juga dapat hidup dikulit manusia. Meskipun tidak berbahaya, infeksi jamur ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang cukup serius.
Antijamur bisa disebut dengan antimikotik, membunuh atau menonaktifkan jamur dan digunakan untuk pengobatan infeksi jamur.[2,3]
Jamur sebagian besar mempengaruhi area di kulit dan kuku, dan diantaranya dapat menyebabkan kondisi lebih serius serta dapat berakibat fatal, contohnya saja seperti meningitis dan pneumonia.
Antijamur sangat beragam dapat diberikan secara oral untuk pengobatan topikal atau melalui intravena. Obat ini diberikan tergantung pada faktor seperti obat tertentu, jenis infeksinya, serta tingkat keparahannya.
Penggolongan Antijamur
Obat antijamur dibagi berdasarkan struktur kimia dan cara kerjanya, meliputi :[3,4,7,
Antijamur azole, digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada tubuh dan kulit, termasuk kutu air , onikomikosis (infeksi kuku jamur), kurap , dan kandidiasis vagina.
Echinocandins, digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada perut, paru-paru, kerongkongan, atau area tubuh internal lainnya.
Antijamur lain-lain, digunakan untuk mengobati infeksi jamur
Poliena, digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada saluran pencernaan, seperti sariawan.
Penyakit yang Diatasi dengan Antijamur
Terdapat beberapa kondisi medis yang dapat diatasi dengan antijamur.
Antijamur bekerja dengan membunuh atau dengan mencegah jamur tumbuh dan berkembang. Dengan menargetkan fungsinya, yang diperlukan dalam sel jamur, sehingga obat ini dapat melawan infeksi jamur tanpa merusak sel tubuh.[2]
Lalu membran sel jamur dan dinding sel jamur menjadi sasaran, mereka mengelilingi dan melindungi sel jamur. salah satunya akan dikompromikan sehingga sel jamur dapat pecah dan mati.
Berikut cara kerja kelas obat dari agen antijamur, yaitu :[4,6,8,10]
Antijamur azole bekerja dengan menghambat enzim yang bergantung pada sitokrom, mengubah lanosterol menjadi ergosterol. Penipisan ergosterol merusak membran sel yang mengakibatkan kematian sel.
Echinocandins sebagai molekul lipopeptida yang nonkompetitif bekerja dengan menghambat enzim sintase beta-d-glukan. Enzim ini membentuk glukan, komponen utama dinding sel jamur. Dinding sel jamur akan rusak dengan menghambat sintesisnya.
Antijamur lain-lain membunuh atau menonaktifkan jamur, mencegah sel jamur membuat asam nukleat dan protein. Karena itu, sel tidak bisa tumbuh dan berkembang lagi.
Poliena dengan berikatan dengan ergosterol, sterol utama dalam membran sel jamur, dan menyebabkan depolarisasi membran. Dapat meningkatkan permeabilitas membran dan menyebabkan kematian sel.
Contoh Obat Antijamur
Antijamur tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk tablet, kapsul, bubuk oral dan injeksi, serta suspensi. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Beberapa contoh Antijamur azole dengan resep dokter termasuk:[4]
Beberapa efek samping umum dari Poliena lain-lain termasuk:[11]
Iritasi mulut
Sakit perut
Mual
Muntah
Diare
Ruam kulit
Tanyakan juga pada dokter mengenai antihistamin yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.
Tanyakan kepada dokter Anda tentang kontrasepsi terbaik selama pengobatan dengan vorikonazol. Obat ini dapat berinteraksi dengan pil KB tertentu dan meningkatkan efek samping.[5]
Vorikonazol tidak untuk digunakan oleh siapa pun yang berusia di bawah 2 tahun. Jika Anda pernah memiliki penyakit hati atau reaksi alergi, katakanlah pada dokter Anda.[7]
Jika Anda menderita porfiria atau gagal hati, Anda tidak boleh menggunakan griseofulvin. Anda perlu melakukan tes medis, jika Anda menggunakannya jangka panjang,[9]
Baca label yang terdapat pada kemasan sebelum minum obat, jangan gunakan dalam jumlah lebih besar, lebih kecil atau lebih lama dari yang direkomendasikan.[11]