Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Asidosis merupakan sebuah kondisi ketika kadar asam dalam tubuh sangat berlebihan yang jika dibiarkan dapat mengganggu fungsi organ tubuh. Normalnya kadar pH darah adalah 7.4, apabila dibawah itu maka
Daftar isi
Asidosis merupakan sebuah kondisi ketika asam/acid dalam tubuh kadarnya meningkat secara berlebihan [1,4,6,7,8].
Asidosis sendiri pun terdiri dari dua kondisi, yaitu asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
Perlu diketahui bahwa 7,4 adalah kadar normal pH darah di dalam darah dan asidosis akan terjadi bila pH darah kurang dari angka tersebut yang disebut dengan kondisi asam [1].
Asidosis adalah kebalikan dari alkalosis, yakni pH darah justru berada di angka lebih dari 7,45 yang disebut dengan basa [8].
Bila dibiarkan, asidosis bisa sangat berpengaruh pada fungsi organ tubuh secara keseluruhan dengan berbagai gejala yang bisa berbahaya.
Tinjauan Asidosis merupakan sebuah kondisi ketika kadar asam dalam tubuh sangat berlebihan yang jika dibiarkan dapat mengganggu fungsi organ tubuh.
Prevalensi asidosis di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia belum diketahui jelas sehingga tak terdapat penjelasan mengenai hal ini [1].
Di Amerika Serikat, rata-rata penduduknya melakukan diet yang mampu menghasilkan asam berlebihan di dalam tubuh [4,6].
Asidosis terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu asidosis metabolik dan asidosis respiratorik di mana penyebab keduanya berbeda [1,2,3,4,5,6,7,8].
Asidosis metabolik adalah kondisi yang berawal dari ginjal di mana produksi asam di dalam tubuh meningkat terlalu banyak atau kemampuan ginjal dalam membuang asam dari dalam tubuh menurun atau hilang.
Beberapa jenis kondisi asidosis metabolik antara lain adalah :
Asidosis metabolik jenis ini adalah asidosis yang terjadi karena asam laktat terproduksi secara berlebihan ketika proses metabolisme anaerob sedang tubuh kerjakan.
Beberapa penyebab lain pada asidosis laktat adalah hipoglikemia (kadar gula darah rendah) jangka panjang, gagal jantung, gagal hati, kelainan genetik, kanker, atau konsumsi alkohol berlebihan.
Asidosis metabolik jenis ini adalah kadar asam berlebihan di dalam tubuh yang umumnya disebabkan oleh natrium bikarbonat yang hilang terlalu banyak dalam waktu jangka panjang.
Penderita diare dalam waktu yang lama disertai keluhan muntah-muntah dapat menjadi penyebab asidosis hiperkloremik ini.
Asidosis metabolik jenis ini disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal dalam membuang asam dari dalam tubuh.
Normalnya, asam dalam tubuh akan terbuang saat buang air kecil melalui urine sehingga asam tidak menumpuk.
Namun karena ginjal tak mampu melakukannya, asam terakumulasi di dalam darah.
Penyebab ginjal kehilangan kemampuannya dalam proses pembuangan asam antara lain adalah gangguan genetik atau penyakit autoimun.
Penderita penyakit diabetes (kadar gula berlebihan dalam darah) yang tidak secara rutin mengontrolnya sangat rentan terhadap asidosis diabetik.
Jenis asidosis metabolik satu ini dapat terjadi ketika keton terproduksi secara berlebihan sehingga mengasamkan darah serta ketika insulin di dalam tubuh tidak memadai.
Asidosis respiratorik adalah kondisi ketika penumpukan CO2 atau karbon dioksida terjadi di dalam tubuh.
Peningkatan kadar karbon dioksida mengalami peningkatan ketika sistem pernafasan mengalami gangguan.
Faktor-faktor berikut ini pada umumnya menjadi pemicu seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik :
Faktor Risiko Asidosis
Berikut ini adalah sejumlah faktor yang mampu membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami asidosis :
Tinjauan Asidosis pada dasarnya terklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu asidosis metabolik (penumpukan asam yang menyebabkan ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam) dan asidosis respiratorik (penumpukan CO2 atau karbon dioksida terjadi di dalam tubuh).
Gejala asidosis berbeda menurut jenisnya dan berikut ini adalah deretan gejala asidosis metabolik dan respiratorik yang perlu dikenali dan diwaspadai [2,3,8] :
Di bawah ini adalah beberapa kondisi yang menandakan seseorang mengalami asidosis metabolik :
Pada kondisi asidosis respiratorik, penderitanya dapat mengalami beberapa kondisi seperti berikut :
Tinjauan Gejala dapat terjadi sesuai dengan apa yang menyebabkan asidosis. Namun secara umum, rasa kantuk terus-menerus, tubuh cepat lelah, sakit kepala, kebingungan/kelinglungan, serta nafas pendek adalah gejala asidosis yang dialami penderita.
Bila beberapa gejala yang telah disebutkan terasa tak wajar dan tak nyaman, memeriksakan diri ke dokter adalah hal terbaik untuk dilakukan.
Diagnosa sedini mungkin akan memudahkan dan mempercepat masa pemulihan.
Berikut adalah metode-metode pemeriksaan yang dokter akan terapkan kepada pasien dengan gejala asidosis [1,5,8] :
Dokter akan lebih mudah pula mengetahui jenis asidosis yang dialami pasien dengan melakukan seluruh pemeriksaan tersebut.
Tinjauan Pemeriksaan fisik dan riwayat medis diikuti dengan tes lanjutan seperti tes darah, analisa gas darah arteri, rontgen dada, tes fungsi paru dan tes urine diperlukan untuk mendeteksi asidosis.
Dokter akan memberikan pengobatan asidosis sesuai dengan jenis yang dialami pasien.
Tak hanya itu, pertimbangan dokter lainnya adalah meliputi tingkat keparahan gejala serta penyebab yang mendasari asidosis.
Asidosis metabolik terdiri dari beberapa jenis kondisi dan pengobatannya pun akan disesuaikan dengan jenis kondisi yang dialami pasien [1,2,3,4,5,6,7,8].
Dokter kemungkinan merekomendasikan prosedur detoksifikasi pada pasien yang mengalami asidosis karena penyalahgunaan alkohol atau keracunan obat.
Hanya saja, proses detoksifikasi hanya diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi yang belum terlalu serius.
Penanganan asidosis respiratorik akan didasarkan pada tingkat keparahan kondisi pasien, asidosis respiratorik akut atau asidosis respiratorik kronis [9].
Pada penderita asidosis respiratorik akut biasanya dokter akan berfokus mengatasi faktor yang mendasarinya.
Sementara pada penderita asidosis metabolik, dokter akan melakukan pencegahan perburukan kondisi.
Pada pasien yang mengalami gejala serius, CPAP (continous positive airway pressure) sebagai alat bantu nafas atau ventilator merupakan penanganan yang dokter berikan.
Dalam hal ini, pemasangan CPAP harus dilakukan oleh dokter.
Sementara pada kondisi akut, bronkodilator, kortikosteroid, diuretik atau antibiotik adalah penanganan yang umumnya diberikan.
Terlepas dari akut atau kronisnya asidosis respiratorik yang dialami pasien, tujuan penanganan yang utama adalah untuk mengembalikan fungsi paru normal lagi.
Tinjauan Penanganan asidosis disesuaikan dengan tingkat keparahan, jenis dan penyebabnya, yaitu pemberian obat-obatan khusus untuk menormalkan kembali kadar asam dalam tubuh hingga alat bantu nafas pada asidosis respiratorik yang sudah parah.
Asidosis yang tidak memperoleh penanganan secara tepat mampu menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan pada pasiennya, seperti [4,6] :
Untuk kaitan antara asidosis dengan kanker sebagai komplikasi sebenarnya belum terdapat bukti ilmiah lebih lanjut dan detil [7].
Namun, diet tinggi asam ditengarai sebagai pemicu timbulnya kanker karena adanya juga faktor lain seperti kegemukan/obesitas.
Tinjauan Gangguan sistem endokrin, kemungkinan kanker, keterlambatan pertumbuhan anak, kerusakan ginjal, batu ginjal, osteoporosis dan/atau hilangnya massa otot dapat menjadi komplikasi dari asidosis yang tidak mendapatkan penanganan tepat.
Beberapa kondisi asidosis tidak dapat dicegah sama sekali, hanya saja selalu ada cara untuk meminimalisir risiko asidosis.
Memiliki gaya hidup sehat dan memerhatikan kondisi tubuh dengan baik adalah cara pencegahan terbaik [4,6].
Tinjauan Menjaga pola hidup tetap sehat, menjaga berat badan, dan menjalani pengobatan kondisi medis yang dialami adalah cara paling baik untuk meminimalisir risiko asidosis.
1) MacKenzie Burger & Derek J. Schaller. 2019. National Center for Biotechnology Information. Physiology, Acidosis, Metabolic.
2) Rizkianto Imannual & Harnavi Harun. 2019. Majalah Kedokteran Andalas Vol. 42, No. 3S, November 2019, Hal. 66-74. Renal tubular asidosis tipe I dengan anemia hemolitik stomatositosis.
3) Siska Mayasari Lubis & Munar Lubis. 2006. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No 1 Maret 2006. Asidosis Laktat.
4) Joseph Pizzorno, ND. 2015. Integrative Medicine; A Clinician's Journal. Acidosis: An Old Idea Validated by New Research.
5) Boris Jung, Mikaël Martinez, Yann-Erick Claessens, Michaël Darmon, Kada Klouche, Alexandre Lautrette, Jacques Levraut, Eric Maury, Mathieu Oberlin, Nicolas Terzi, Damien Viglino, Youri Yordanov, Pierre-Géraud Claret, & Naïke Bigé. 2019. PubMed Central US National Library of Medicine. National Institutes of Health Diagnosis and management of metabolic acidosis: guidelines from a French expert panel.
6) Renata Alves Carnauba, Ana Beatriz Baptistella, Valéria Paschoal, & Gilberti Helena Hübscher. 2017. PubMed Central US National Library of Medicine. Diet-Induced Low-Grade Metabolic Acidosis and Clinical Outcomes: A Review.
7) Ian Forrest Robey. 2012. PubMed Central US National Library of Medicine. Examining the relationship between diet-induced acidosis and cancer.
8) Anonim. 2018. American Association for Clinical Chemistry. Acidosis and Alkalosis.
9) Epstein SK & Singh N. 2001. PubMed Gov US National Library of Medicine. Respiratory acidosis.