Analisa Gas Darah: Fungsi, Prosedur dan Hasilnya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Analisa gas darah (AGD) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel darah arteri pasien yang bertujuan mengukur keasamaan (pH), fungsi respiratorik (pernapasan) yang umumnya diperankan oleh... paru paru dan fungsi metabolik yang diperankan oleh ginjal. Hasil dari pemeriksaan AGD akan menyimpulkan apakah seseorang memiliki gangguan pH berupa terlalu asam (asidosis) atau basa (alkalosis) dan mengetahui penyebabnya apakah dari pernapasan (respiratorik) ataukah dari ginjal (metabolik). Hal ini akan membantu dokter untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya pada pasien. Beberapa kondisi yang membutuhkan pemeriksaan AGD diantaranya adalah sesak napas, pasien intensif yang menggunakan ventilator, pasien dengan gangguan pernapasan, pasien gangguan ginjal, dan lain sebagainya. Read more

Apa itu Analisa Gas Darah?

Analisa Gas Darah (AGD) adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui atau mengukur kadar keasaman (pH), jumlah oksigen, dan jumlah karbon dioksida dalam darah seseorang.

Tes ini dilakukan untuk mengecek seberapa baik ginjal dan paru-paru bekerja. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah melalui pembuluh darah (arteri). [1, 2, 5]

Jika darah mengandung asam (asidosis) atau basa (alkalosis) yang berlebih maka kondisi ini disebut dengan keadaan yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini akan membahayakan tubuh atau juga bisa mengancam nyawa seseorang.

Ini dikarenakan darahlah yang mengantar keluar serta masuknya oksigen dan karbon dioksida saat kita bernapas. [1,2,5] Ketidakseimbangan oksigen, karbon dioksida, dan kadar keasaman (pH) darah dapat mengindikasikan beberapa hal seperti: [2]

Fungsi dan Tujuan Analisa Gas Darah

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pada dasarnya tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar keasaman (pH), jumlah oksigen, serta karbon dioksida dalam darah. Namun, secara khusus, tes ini dilakukan untuk: [1, 3]

  • Memeriksa masalah yang berhubungan dengan pernapasan seperti asma, fibrosis kistik, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Mengetahui hasil pengobatan penyakit paru-paru.
  • Memandu rencana perawatan pasien.
  • Mencari tahu apakah pasien membutuhkan bantuan pernapasan.
  • Membantu menajemen ventilator.
  • Mengetahui jumlah oksigen yang diterima pasien (bagi pasien yang menggunakan bantuan pernapasan seperti tabung oksigen rumah sakit).
  • Mengukur kadar keasaman (asam-basa) pada pasien dengan keadaan gagal jantung, gagal ginjal, diabetes, gangguan tidur, infeksi yang parah, atau setelah overdosis obat.
  • Membantu peningkatan asam-basa pada pasien sehingga memungkinkan pengobatan yang optimal.

Kriteria Pasien yang Membutuhkan AGD

Pasien akan diminta dokter untuk melakukan analisa gas darah jika memiliki gejala-gejala tertentu, seperti: [2, 4, 5]

  • Sesak napas/kesulitan bernapas.
  • Kelelahan yang berlebihan dan tidak biasanya.
  • Mengalami mual atau muntah-muntah yang berlebihan
  • Keracunan karbon monoksida atau terpapar asap berlebihan.
  • Terkena atau memiliki luka bakar di dekat atau di area saluran pernapasan.
  • Dirawat karena mengalami kecelakaan atau hampir tenggelam.
  • Mengalami dekompresi.
  • Mengalami overdosis obat.
  • Mengalami kebingungan yang tidak biasa.
  • Bayi yang lahir dan mengalami kesulitan bernapas.

Ada pun pasien-pasien dengan riwayat penyakit sebelumnya yang akan diminta untuk melakukan analisis gas darah (AGD) adalah: [4, 5]

  • Pasien dengan penyakit paru, seperti pneumonia atau emfisema.
  • Pasien yang kesulitan bernapas dengan riwayat pernah cedera kepala atau leher.
  • Pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut atau yang sering disebut ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
  • Pasien dengan penyakit asma.
  • Pasien dengan PPOK.
  • Pasien yang mengalami miasteina gravis alias MG (myastheina gravis).
  • Pasien dengan sindrom Guillain-Barré.
  • Pasien dengan sepsis.
  • Pasien yang mengalami syok septik dan syok hipovolemik.
  • Pasien yang mengalami gagal jantung.
  • Pasien yang mengalami gagal ginjal.
  • Pasien yang mengalami asidosis tubulus renalis.
  • Pasien dengan ketoasidosis diabetik.

Prosedur Pelaksanaan Analisa Gas Darah

Pada umumnya, pasien yang akan menjalani analisa gas darah tidak diminta untuk melakukan persiapan tertentu, juga tidak ada syarat tertentu. Jika pasien dalam kondisi atau dalam pengobatan terapi oksigen, maka oksigen akan dimatikan 20 menit sebelum tes.

Jika tidak bisa bernapas dengan bantuan oksigen (alat bantu), tes akan tetap dilaksanakan tanpa mematikan alat bantu terlebih dahulu.

Pasien yang diminta untuk menjalani tes analisa gas darah ini sebaiknya melaporkan keadaannya jika sedang mengonsumsi obat tertentu, jika pasien alergi pada obat tertentu, serta jika pasien sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki masalah pendarahan. [1, 5, 6]

Pasien yang akan melaksanakan tes ini juga tidak diminta untuk melakukan persiapan khusus sebelumnya. Pasien hanya akan diminta untuk duduk dengan lengan yang diluruskan, biasanya lengan akan diletakkan di atas bantal.

Petugas kesehatan atau dokter yang melakukan tes akan melakukan: [1, 2]

  • Memutar tangan, menggerak-gerakkan tangan pasien, dan mencari denyut nadi dan menemukan titik arteri.
  • Membersihkan jarum suntik dengan antiseptik.
  • Menusukkan jarum ke titik arteri, lalu mengambil darah.
  • Setelah darah diambil, dokter akan melepas jarum, menahan bekas suntikan beberapa saat, dan membalutnya.

Saat pengambilan darah untuk keperluan analisa gas darah ini, terdapat tiga titik penyuntikan, yaitu: [1, 2]

  • Arteri brakialis yang berada di lengan dalam di atas lipatan siku.
  • Arteri radial yang berada di pergelangan tangan.
  • Arteri femoralis yang berada di selangkangan.
analisa gas darah
Titik pengambilan sampel Analisa Gas Darah. Sumber: Nurse.org

Hasil Analisa Gas Darah

Analisa gas darah hanya dapat dilakukan dan dibaca oleh orang yang mumpuni seperti petugas medis atau dokter yang bertugas. Hasil satu laboratorium bisa saja berbeda dengan laboratorium lainnya.

Hal ini disebabkan karena bergantung dari ketinggian (lokasi) di atas permukaan laut serta penggunaan metode yang berbeda. Hasil analisa inilah yang dijadikan acuan untuk mendiagnosis pasien dan menemukan langkah tepat selanjutnya dalam rangka penyembuhan. [1, 2]

Komponen yang dilihat dan menjadi pengukur dalam analisa gas darah ada lima, yaitu: [2]

PH darah arteri: komponen ini menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika kurang dari nilai normal maka disebut asam (asidosis), sebaliknya jika lebih tinggi maka disebut basa (alkalosis). PH yang lebih rendah menunjukkan menunjukkan bahwa pasien memiliki karbon dioksida lebih tinggi. Jika pH darah lebih tinggi, menunjukkan bahwa biokaronat dalam darah yang lebih tinggi

Biokarbonat: senyawa kimia yang mencegah pH darah menjadi terlalu asam atau pun terlalu basa.

Tekanan parsial oksigen: ukuran tekanan oksigen dalam darah. Menentukan seberapa baik oksigen mengalir dalam darah.

Tekanan parsial karbon dioksida: ukuran tekanan karbon dioksida yang dilarutkan dalam darah.  Menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat keluar dari tubuh.

Saturasi oksigen: ukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin dalam sel darah merah

Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan akan dinyatakan normal jika: [2]

Komponen AGDNilai Normal
PH Darah Arteri7,38-7,42
Biokarbonat (HC03)22-28 mEq/L
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2)38-42 mmHg
Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2)75-100 mmHg
Tingkat Penyerapan Oksigen (O2Sat)94%-100%

Sedangkan hasil dinyatakan tidak normal jika: [2]

PH Darah BikarbonatTekanan Parsial Karbon dioksida KondisiKondisi Umum
Kurang dari 7,4RendahRendahAsidosis MetabolikGagal ginjal, syok, ketoasidosis diabetik
Lebih dari 7,4TinggiTinggiAlkalosis MetabolikMuntah kronis, kalium darah rendah
Kurang dari 7,4TinggiTinggiAsidosis Respiratorikpenyakit paru, PPOK
Lebih dari 7,4RendahRendahAlkalosis RespiratorikNapas terlalu cepat, gangguan kecemasan

Dokter akan memberikan saran untuk melakukan tindakan medis lainnya sesuai dengan diagnosis abnormal yang keluar setelah analisa gas darah dilakukan.

Misalnya, jika pasien mendapatkan hasil abnormal ketoasidosis diabetik, maka pemeriksaan lanjutan untuk mengobati ketoasidosis diabetik akan dilakukan.

Namun, jika hasil normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lainnya guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi keluhan/penyakit yang diderita.

Ada beberapa tes lainnya yang biasanya akan disarankan dokter bersamaan dengan analisa gas darah, yaitu: [5]

  • Elektrolit, kadar natrium, kalium, biokarbonat dalam darah
  • Glukosa
  • Tes urin
  • Rontgen dada

Jika dokter mencurigai pasiennya menderita penyakit paru-paru atau jantung, pasien biasanya akan diminta untuk melakukan tes: [5]

  • Spirometri
  • Pengukuran volume paru-paru
  • Kapasitas difusi paru-paru

Efek Samping Analisa Gas Darah

Ada beberapa efek samping yang biasanya dialami pasien setelah melalui pengambilan darah melalui arteri, seperti: [1, 6]

  • Memar kecil bekas suntikan.
  • Merasa pusing, bahkan bisa saja pingsan.
  • Hematoma, yaitu penumpukan darah di bawah kulit bekas tusukan.
  • Penyumbatan arteri akibat suntikan.
  • Pendarahan berlebihan.

Mesipun keadaan ini sangat jarang terjadi, pasien tetap direkomendasikan untuk menahan atau menekan bekas suntikan selama beberapa menit setelah pengambilan darah, juga disarankan untuk tidak mengangkat barang berat selama 24 jam. [1]

Biaya Analisa Gas Darah

Perlu diingat bahwa pelayanan serta fasilitas yang dimiliki rumah sakit biasanya memengaruhi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan.

Inilah yang membuat pemeriksaan di satu rumah sakit berbeda dengan rumah sakit lainnya. Perkiraan biaya untuk analisa gas darah adalah mulai dari Rp200.000,00 hingga Rp700.000,00.

Namun untuk lebih jelasnya mengenai harga, bisa ditanyakan langsung pada pihak rumah sakit.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment