Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Belladonna adalah tumbuhan yang secara tradisional digunakan sebagai obat, terutama pada bagian daun dan akarnya. Secara tradisional, tumbuhan ini digunakan sebagai sedatif, asma, flu, demam, nyeri sendi,
Belladonna atau lebih dikenal sebagai Atropa Belladonna merupakan salah satu jenis tanaman beracun yang digunakan sebagai obat sejak jaman dahulu[1].
Nama “Belladonna” yang berarti “wanita cantik” diberikan lantaran pada era Renassaince di Italia tanaman ini banyak digunakan untuk memperlebar ukuran pupil wanita agar terlihat cantik[1,2].
Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Eropa dan sebagian wilayah Asia dengan tinggi yang mencapai 5 kaki serta memiliki ciri-ciri fisik berupa bunga berwarna ungu dan buah berry berwarna gelap dengan rasa agak manis[1] .
Daftar isi
Belladonna sering dijuluki sebagai deadly nightshade karena mengandung racun yang mematikan sehingga tidak dapat dikonsumsi dalam jangka panjang. Meski demikian, Belladonna memiliki beberapa manfaat yang sangat berguna untuk pengobatan penyakit.
Berikut ini merupakan sederet informasi tentang penggunaan tanaman Belladonna sebagai obat[2,3,4,7,8,10,11].
Indikasi | Meredakan migrain; kejang otot polos; kejang pada saluran pencernaan dan genitourinari; nyeri haid; sakit dan nyeri otot |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Antikolinergik / Anti kejang (antispasmodic) |
Bentuk | Tablet, Plester, dan Suppositoria |
Dosis | Dewasa : → 0,25 – 0,5 mg. 2-3 kali sehari. → 1 – 2 tablet. 3 kali sehari. Masing-masing tablet mengandung 5 mg ekstrak belladonna. → 1 plester yang mengandung komposisi 0,25% larutan ekstrak belladonna. 2-3 hari sekali. → 0,25 mg setiap 6 jam. Anak Anak : → 1/2 – 1 tablet. 3 kali sehari. Masing-masing tablet mengandung 5 mg ekstrak belladonna. → 1 plester yang mengandung komposisi 0,25% larutan ekstrak belladonna. 2-3 hari sekali. → 0,125 mg setiap 6 jam untuk anak usia 6-11 tahun. → 0,25 mg setiap 6 jam untuk anak usia 12 tahun atau lebih. Pemberian ⇔ Maks: 4 dosis dalam 24 jam. |
Kontraindikasi | Penggunaan obat dalam jangka panjang dapat menyebabkan glaukoma, asma bronkial, pembesaran prostat jinak (BPH), retensi urin, tachycardia, insufisiensi sirkulasi, ulcerative colitis, stenosis pilorus. |
Peringatan | Obat ini dapat menyebabkan accommodation disorder atau halusinasi. Hindari kontak pada area kulit yang rusak, radang, terbakar, dan terdapat goresan untuk penggunaan plester. Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi belladonna: → Penderita hipertensi dan pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung → Penderita down syndrome → Pasien dengan gangguan saluran pencernaan dan urinatori → Pasien dengan kelainan psikis, seperti depresi → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO / Rektal (Diminum / dari anus): Belladonna tidak aman dikonsumsi melalui mulut karena mengandung zat kimia yang berbahaya bagi ibu hamil dan menyusui. Kandungan alkaloid dalam ekstrak belladonna dapat mengurangi produksi ASI. ↔ Melalui IV / Parenteral (infus / injeksi): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Ekstrak belladonna biasanya digunakan untuk meredakan kejang otot polos, serta sakit dan nyeri otot namun sebenarnya masih terdapat berbagai manfaat belladonna bagi kesehatan[3].
Belladonna memiliki kandungan scopolamine dan atropine yang sangat berguna dalam dunia medis. Atropine mampu menenangkan kejang dan mengatur kerja jantung[1].
Kandungan atropine juga dapat menjadi penangkal bagi insektisida dan bahan kimia. Hampir sama dengan atropine, kandungan scopolamine juga memberi efek menenangkan dengan cara mengatur sekresi tubuh, seperti asam lambung[1].
Kandungan scopolamine dapat membantu mengurangi rasa mual[1]. Apabila dikombinasikan dengan kandungan obat yang lain, ekstrak tanaman belladonna dapat mengobati[1,2,7,11]:
Ekstrak belladonna termasuk dalam golongan obat keras, karena itu ada baiknya jika anda berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsinya[2,7]. Penggunaan belladonna dalam dunia medis diperuntukkan bagi anak-anak dan orang dewasa, dengan dosis sebagai berikut[3,4,10,11]:
Topikal / Subkutan ⇔ Plaster → 1 plester mengadung belladonna dengan konsentrasi 0,25% → Dosis Maksimum: 1 plester per 2-3 hari |
Oral/Diminum: → 0,25 mg hingga 10 mg setiap 8 hingga 12 jam → Interval Dosis Minimum: setiap 8 jam → Dosis sekali minum Maksimum: 10 mg → Dosis Maksimum: 30 mg per 24 jam |
Melalui Anus (rektal) → 0,25 mg setiap 6 jam → Dosis Maksimum : 0,75 mg per 24 jam. Batas konsumsi mingguan tidak boleh melebihi 1,25 mg. |
Topikal / Subkutan ⇔ Plaster → Tidak untuk anak dibawah usia 10 tahun. → 1 plester mengadung belladonna dengan konsentrasi 0,25% → Dosis Maksimum: 1 plester per 2-3 hari. |
Oral/Diminum: ⇔ Sesuai petunjuk dokter ⇔ 2,5 hingga 5 mg oral setiap 8 hingga 12 jam sesuai kebutuhan tidak melebihi 4 dosis dalam 24 jam → Interval Dosis Minimum: setiap 8 jam → Dosis sekali minum Maksimum: 5 mg → Dosis Maksimum: 15 mg per 24 jam |
Melalui Anus (rektal) ⇔ 6 hingga 11 tahun → 0,125 mg setiap 6 jam → Dosis Maksimum : 0,375 mg per 24 jam. Batas konsumsi mingguan tidak boleh melebihi 0,625 mg. ⇔ 12 tahun atau lebih → 0,25 mg setiap 6 jam → Dosis Maksimum : 0,75 mg per 24 jam. Batas konsumsi mingguan tidak boleh melebihi 1,25 mg. |
Perlu diketahui bahwa meskipun Belladonna telah dikonsumsi secara luas, namun U.S Foods and Drug Administration (FDA) masih belum dapat menjamin tingkat efektivitas obat[12]. Karena itu, penting bagi konsumen untuk mengikuti anjuran dokter saat mengonsumsi obat yang mengandung belladonna.
Penggunaan belladonna dapat menimbulkan beberapa efek samping bagi tubuh, diantaranya[2,3,4,5,6,7]:
Apabila terjadi gejala-gejala seperti berikut ini setelah mengonsumsi obat, maka harap segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan medis[2,5,7]:
Berikut ini adalah detil informasi mengenai belladonna yang perlu diketahui[3,4,6,9]:
Penyimpanan | Tablet / Plaster → Simpan antara 15-30 ° C. → Simpan di tempat kering. → Lindungi dari cahaya dan panas. |
Cara Kerja | → Deskripsi Belladonna mengandung beberapa alkaloid yang berasal dari daun kering dan bunga tanaman belladonna, seperti scopolamine dan atropine. Kandungan tersebut, terutama atropine, memblokir antagonis reseptor muskarinik di jaringan perifer seperti saluran pencernaan, saluran kemih, otot polos bronkial, dan kelenjar sekresi. Kandungan tersebut juga berdampak pada tingkat sensitivitas ujung saraf yang terkait dengan respon rasa sakit apabila diaplikasikan atau dioleskan pada area tertentu. → Farmakokinetik Penyerapan Ekstrak belladonna mudah diserap melalui saluran pencernaan. Distribusi Melewati plasenta. Metabolisme Dihidrolisis di hari menjadi asam tropin dan asam tropat. Ekskresi Melalui urin (sekitar 33% sebagai obat yang tidak berubah) dan feses dengan tingkat yang lebih rendah. Waktu paruh eliminasi antara dua sampai tiga jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan efek amantadine, quindine, antidepresan trisiklik dan MAOI, antihistamin, dan antipsikotik (neuroleptik). → Dapat memberi efek antagonis pada metoklopramid, inhibitor asetilkolinesterase (AChEl), dan parasimpatomimetik. → Dapat mengurangi efek fenotiazin. → Dapat meningkatkan penyerapan atenolol, digoksin, dan diuretik thiazide. → Dapat mengurangi penyerapan simetidin dan levodopa. |
Interaksi dengan makanan | Alkohol (ethanol) dapat meningkatkan rasa kantuk dan pusing saat anda mengonsumsi belladonna |
Overdosis | ⇔ Gejala: Produksi keringat dan kelenjar saliva berkurang, penglihatan ganda, fotofobia, kulit kemerahan, ruam, peningkatan suhu tubuh, pupil melebar, tachicardia, palpitasi, perasaan gembira, disorientasi, halusinasi, gangguan bicara, linglung, kejang, sakit kepala, hipertermia ⇔ Cara Mengatasi: Berikan arang aktif untuk mengurangi penyerapan. Berikan fisostigmin atau neostigmin sebagai penangkal utama, dan IV asam barbiturat apabila pasien dalam keadaan delirium (linglung). Jika perlu, dapat diberikan respirasi buatan. |
Pengaruh pada hasil Lab | Dapat meningkatkan jumlah leukosit dan kadar gula darah. |
Berikut ini merupakan beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai belladonna[2,3,5,7,12] :
Apakah Belladonna aman dikonsumsi oleh ibu hamil?
Mengonsumsi belladonna, apalagi dalam bentuk tablet, sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil karena kandungan alkaloid dalam belladonna akan sangat berbahaya bagi ibu dan janin.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Belladonna bereaksi?
Belladonna mulai bereaksi setelah satu hingga dua jam setelah dikonsumsi.
Apakah Belladonna aman dikonsumsi untuk hewan seperti anjing atau kucing?
Tidak. Kandungan alkaloid dalam belladonna dapat meracuni hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Apa saja yang harus saya hindari sebelum/sesudah mengonsumsi Belladonna?
1. Jangan mengonsumsi belladonna apabila anda sedang demam
2. Jangan melakukan aktivitas berbahaya seperti mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena mengonsumsi Belladonna dapat menyebabkan penglihatan kabur, pusing, dan rasa kantuk.
3. Jangan beraktivitas di luar ruangan terlebih saat cuaca panas, karena kandungan alkaloid dalam Belladonna dapat mengurangi sekresi keringat. Hal ini akan menyebabkan suhu tubuh terlalu panas (overheat) dan berpotensi memicu heat stroke.
Berikut ini beberapa obat yang mengandung Belladonna[3,4,5,10,11]:
Brand Merek Dagang | |
Ekstrak Belladonna | Belladonna Plaster |
Bellapheen | Belcomp – PB |
Spasmal | Cafatine – PB |
Spasminal | Micomp – PB |
Weleda Belladonna | Ergocomp – PB |
1) Susan York Morris & Peggy Pletcher, MS., RD., LD., CDE. 2014. Healthline. Belladonna: Remedy with a Dark Past.
2) Anonim. diakses 2020. Webmd.com. Belladonna.
3) Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Belladonna.
4) Anonim. diakses 2020. Mims Indonesia. Spasmal.
5) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Belladonna.
6) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Drugs Interactions: Belladonna.
7) Anonim. 2019. MedlinePlus. Belladonna.
8) Drugs and Lactation Database (LactMed) Bethesda (MD). Revisi terakhir 2018. National Library of Medicine (US). Belladonna.
9) Abdullah Demirhan, Ümit Yaşar Tekelioğlu, İsa Yıldız, Tanzer Korkmaz, Murat Bilgi, Akcan Akkaya & Hasan Koçoğlu. 2013. Turkish Journal of Anaesthesiology and Reanimation. Anticholinergic Toxic Syndrome Caused by Atropa Belladonna Fruit (Deadly Nightshade): A Case Report.
10) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Belladonna Plaster.
11) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Belladonna / Caffeine / Ergotamine / Pentobarbital.
12) Jenna Fletcher & Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT 2014. Medical News Today. Uses and Risks of Belladonna.