Benjolan yang muncul di bawah dagu dalam ukuran kecil, besar atau dalam rupa bengkak seringkali bukan masalah kesehatan biasa.
Walaupun rata-rata kasus benjolan bawah dagu tidak berbahaya, tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.
Kenali berbagai kemungkinan penyebabnya supaya bisa lebih cepat tertangani dan tidak berisiko komplikasi.
Daftar isi
Benjolan yang timbul di bawah dagu dan kemerahan bisa saja merupakan tanda jerawat, terutama jika sakit saat disentuh. Jerawat dapat timbul di bagian tubuh mana saja, salah satunya adalah bawah dagu [1,2].
Bahkan jerawat dapat timbul di bagian dada, leher, punggung dan bahu selain wajah [1,2].
Patah tulang rahang dapat menimbulkan pembengkakan dan rasa sakit pada area wajah sebelah bawah, termasuk area bawah dagu [1,3].
Seringkali patah tulang rahang juga menimbulkan perdarahan (termasuk dari mulut) [1,3].
Maka jika beberapa keluhan ini menyertai benjolan pada bawah dagu terutama setelah mengalami kecelakaan atau cedera tertentu, ada kemungkinan sebab utamanya adalah patah tulang rahang [1,3].
Untuk memastikan apakah benjolan pada bagian bawah dagu adalah efek patah tulang rahang, segera temui dokter dan jalani rontgen [1].
Benjolan bawah dagu juga bisa terjadi karena gigitan serangga yang tak disadari [1].
Jika hasil gigitan serangga ini menimbulkan sejumlah reaksi alergi, terutama yang lebih berat seperti berikut, segera ke dokter [1,4] :
Walau sepertinya tidak berbahaya, benjolan kemerahan dan gatal karena gigitan serangga dapat mengakibatkan kondisi yang lebih serius jika tak segera ditangani [4].
Gondok adalah kondisi lain yang dapat ditandai dengan benjolan besar pada bagian bawah dagu atau leher [1,5].
Gondok sendiri merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang bisa disebabkan oleh sejumlah faktor berikut [5] :
Benjolan karena gondok umumnya disertai keluhan lain seperti area leher terasa sakit, batuk, suara parau, sesak nafas, dan disfagia (sulit menelan) [5].
Batu kelenjar air liur juga dikenal dengan istilah sialolithiasis, yakni adanya zat kimia yang mengeras lalu mengendap di dalam kelenjar air liur [6].
Aliran air liur kemudian menjadi terhambat karena adanya batu tersebut [6].
Kelenjar air liur kemudian mengalami pembengkakan dan rasa nyeri yang bisa ditandai dengan adanya benjolan bawah dagu [1,6].
Tak hanya itu, mulut pun dapat mengalami pembengkakan dan kekeringan [6].
Penderita dapat mengalami kesulitan saat makan, terutama ketika harus membuka mulut dan menelan [6].
Alergi makanan adalah kemungkinan lain yang mampu menyebabkan benjolan timbul di bawah dagu [1].
Pembengkakan dapat timbul di berbagai area wajah, termasuk bagian bawah dagu atau leher di mana gejala ini masih tergolong ringan [7].
Selain itu, tanda bahwa seseorang mengalami alergi makanan adalah [7,8] :
Jika benjolan di bawah dagu timbul usai mengonsumsi kacang, telur, susu, atau makanan laut, maka ada kemungkinan reaksi alergi sedang terjadi [8].
Kista atau tumor jinak dapat menjadi salah satu kondisi yang ditandai dengan adanya benjolan di bawah dagu [1].
Kista atau tumor jinak pun umumnya tidak bersifat kanker sehingga tidak berbahaya [1].
Tumor jinak sendiri dapat berkembang ketika sel-sel pada tubuh membelah diri semakin banyak dan tak terkontrol [1].
Hanya saja, tumor jinak berbeda dari tumor bersifat kanker sebab tumor jinak tak akan menyebar hingga jaringan di sekitarnya apalagi menjalar sampai organ tubuh lain [1].
Sementara itu, kista adalah kantung berisi cairan yang sama tidak berbahayanya dengan tumor jinak [1].
Berikut ini adalah sejumlah tipe kista atau tumor jinak yang bisa muncul dalam bentuk benjolan pada bagian bawah dagu :
Lipoma merupakan benjolan lemak yang tidak terasa sakit sekalipun disentuh atau ditekan [9].
Tekstur benjolan lipoma ini sangat lunak dan bahkan bisa digoyangkan sewaktu memencetnya pelan-pelan [9].
Tumbuhnya benjolan ini berisiko terjadi pada orang-orang berusia 40-60 tahun, terutama pria dan biasanya ada pada bagian kulit dan lapisan otot [9].
Bagian tubuh mana saja dapat menjadi lokasi pertumbuhan benjolan lemak ini, seperti bawah dagu, leher, punggung, bahu, perut, lengan, paha atau bagian belakang kepala [9].
Pertumbuhan lipoma pun tergolong lambat namun juga tetap bisa terus membesar hingga sebesar bola pingpong [9].
Walau awalnya tidak menimbulkan rasa sakit, lipoma yang semakin besar dan menekan saraf sekitar tentu lama-kelamaan akan menyebabkan rasa nyeri [9].
Fibroma adalah benjolan bertekstur agak keras, berukuran kecil dan berwarna merah keunguan yang tumbuh pada bagian bawah kulit [10].
Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh fibroma meliputi tumbuhnya benjolan berbentuk bulat berukuran kecil yang keras saat disentuh [10].
Selain itu, warna fibroma memang merah keunguan namun seiring waktu bisa menjadi lebih gelap [10].
Ketika menyentuh benjolan ini, penderita bisa merasa sensitif atau gatal dan benjolan ini juga memiliki riisko tinggi mengalami iritasi [10].
Ketika ukuran semakin besar, maka rasa sakit dapat timbul; hal ini juga tergantung dari lokasi tumbuhnya fibroma [10].
Walau tak sampai mengancam jiwa dan umumnya tidak berbahaya, fibroma yang terus tumbuh pada akhirnya akan mengganggu penderita sehingga tindakan medis harus segera ditempuh [10].
Kista epidermoid atau kista sebaceous merupakan kondisi tumbuhnya benjolan pada bagian bawah kulit [11].
Benjolan ini mengandung keratin di dalamnya dan sama sekali tidak bersifat kanker [11].
Selain bawah dagu atau leher, lokasi lain yang kerap menjadi tempat tumbuhnya kista epidermoid adalah jari, kaki, wajah, bagian dalam pipi, alat kelamin dan tangan [1,11].
Walau pertumbuhannya cenderung lambat dan sama sekali tak membahayakan penderita, penampakan kista ini bisa cukup mengganggu [11].
Gejala yang ditimbulkan kista epidermoid rata-rata adalah benjolan yang bisa ditekan dan ada titik menyerupai komedo [1].
Jika benjolan sampai pecah, umumnya akan ada cairan yang keluar berwarna kekuningan dan terdapat bau [11].
Pembengkakan dan kemerahan juga timbul saat kista mengalami pecah [11].
Hanya saja pada umumnya kista epidermoid ini sama sekali tidak menyebabkan gejala apapun [11].
Ketiganya adalah kondisi yang sangat ringan dan tidak menimbulkan rasa sakit pada tubuh penderitanya walaupun tetap terasa tak nyaman [11].
Ketika terjadi pertumbuhan pada kista atau tumor, ketidaknyamanan bisa meningkat karena struktur dan jaringan di area tumbuhnya kista atau tumor mengalami tekanan [11].
Walau tak ada gejala yang terlalu berbahaya untuk diwaspadai, penderita wajib mewaspadai kista atau tumor mengalami peradangan, infeksi atau iritasi, terutama jika kemunculannya ada di permukaan kulit [11].
Benjolan bawah dagu pada area leher seringkali disebabkan oleh adanya infeksi baik oleh virus, bakteri, maupun jenis mikroorganisme lainnya [1].
Benjolan yang disebabkan infeksi ini dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening [1,12].
Kelenjar getah bening ini sendiri merupakan organ berukuran kecil yang masih termasuk sistem kekebalan tubuh [13].
Fungsi kelenjar ini adalah sebagai pembasmi infeksi virus, bakteri atau mikrooroganisme lain [13].
Peran utama kelenjar getah bening ini adalah menyaring cairan (getah bening) dan menangkap bakteri atau virus yang hendak menyebabkan infeksi [13].
Oleh sebab itu, kelenjar getah bening adalah kelenjar yang mudah mengalami bengkak karena sering terkena infeksi berkaitan dengan tugas utamanya tersebut [13].
Jika kelenjar getah bening membengkak, biasanya ada keluhan lain yang menyertai, yakni [1,12] :
Beberapa kondisi yang mampu menjadi penyebab bengkaknya kelenjar getah bening antara lain adalah [1,12] :
Membesar atau membengkaknya kelenjar getah bening pada dasarnya bukan jenis penyakit [1].
Ketika kelenjar getah bening mengalami gangguan seperti ini, maka ada suatu penyakit yang mendasarinya [1].
Benjolan pembengkakan di bagian kelenjar getah bening sebenarnya dapat mereda dengan sendirinya sebab infeksi umumnya dapat sembuh sendiri tanpa penanganan medis khusus [1].
Namun jika benjolan tak kunjung mengempis dan gejala lain tak kunjung membaik, sudah saatnya penderita memperoleh penanganan secara medis [1].
Benjolan di bawah dagu juga berpotensi sebagai pertanda kanker, terutama pada orang dewasa [1].
Kanker dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di bawah dagu karena beberapa kondisi sebagai berikut [1] :
Tak hanya itu, kelenjar getah bening dapat mengalami pembengkakan karena beberapa jenis kanker, seperti penyakit Hodgkin dan leukemia [1].
Ciri benjolan kanker biasanya keras namun tidak terasa nyeri; hal ini kemudian disertai dengan beberapa gejala lain, seperti [1] :
Untuk memastikan bahwa benjolan di bawah dagu adalah kanker bersifat ganas atau tidak, segera ke dokter dan memeriksakan diri.
Solusi untuk menangani benjolan bawah dagu tentu bermacam-macam, tergantung dari penyebabnya.
Segera periksakan diri ke dokter apabila benjolan timbul tanpa alasan, benjolan bertambah besar dan tak mengempis dalam waktu 1-2 minggu, serta benjolan disertai gejala-gejala tak wajar lainnya.
1. Judith Marcin, M.D. & Carly Vandergriendt. What’s Causing This Lump Under My Chin?. Healthline; 2018.
2. John Kraft, MD & Anatoli Freiman, MD. Management of acne. Canadian Medical Association Journal; 2011.
3. Christine Frank, DDS & Erica Roth. Broken or Dislocated Jaw. Healthline; 2018.
4. Mayo Clinic Staff. Insect bites and stings: First aid. Mayo Clinic; 2018.
5. Ahmet S. Can & Anis Rehman. Goiter. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Jonathan T. Hammett & Christopher Walker. Sialolithiasis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Claudia M. Lopez; Siva Naga S. Yarrarapu; & Magda D. Mendez. Food Allergies. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Elaine K. Luo, M.D. & Michael Kerr. Common Food Allergies. Healthline; 2017.
9. Logan Kolb; Siva Naga S. Yarrarapu; Muhammad Atif Ameer; & Juan A. Rosario-Collazo. Lipoma. National Center for Biotechnology Information; 2021.
10. Brigham and Women's Hospital. Fibroma. Brigham and Women's Hospital; 2021.
11. Patrick M. Zito & Richard Scharf. Epidermoid Cyst. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. Ruby Maini & Shivaraj Nagalli. Lymphadenopathy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
13. Iulia Bujoreanu & Vikas Gupta. Anatomy, Lymph Nodes. National Center for Biotechnology Information; 2021.