Penderita asam urat mungkin seringkali masih menganggap asupan buah semangka cukup membingungkan, yakni antara aman dan tidak.
Beberapa ilmuwan menyarankan penderita asam urat perlu menghindari buah dengan kulit tebal dan buah berindeks glikemik tinggi [1,2].
Dengan begitu, semangka adalah salah satu buah yang seharusnya tidak dikonsumsi agar tidak memperburuk gejala [1,2].
Namun sebagian dokter dan ilmuwan lainnya menyatakan bahwa semangka justru baik dikonsumsi oleh penderita asam urat [3,4].
Kenali betul apakah asam urat akan terpengaruh jika penderitanya menikmati buah semangka.
Bolehkah penderita asam urat makan semangka?
Beberapa ilmuwan menyarankan penderita gout agar mengonsumsi semangka karena baik untuk diet mengendalikan kadar asam urat [3,4].
Namun menurut beberapa ilmuwan lainnya, semangka adalah salah satu jenis buah yang perlu dihindari oleh penderita asam urat [1,2].
Belum diketahui jelas apakah semangka membantu pemulihan gejala asam urat dan menstabilkan kadarnya atau justru memperburuk keluhan penderita.
Namun pada teori bahwa semangka aman bagi penderita asam urat, ini dikarenakan semangka adalah diuretik alami [3,5].
Kaya akan air, buah semangka dianggap dapat membuang segala penumpukan racun di dalam tubuh [3].
Semangka diyakini efektif dalam membersihkan dan membuang penumpukan racun pada ginjal sehingga turut berefek pada penurunan kadar asam urat dalam darah [3].
Di dalam buah semangka juga terdapat kandungan glutathione yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol serta meningkatkan kesehatan hati/liver [3,6].
Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan kontradiksi di mana penderita gout dianjurkan untuk membatasi diet karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi [1,2].
Sementara itu, semangka tergolong sebagai makanan berkarbohidrat dengan indeks glikemik tinggi [1].
Maka dengan kata lain, semangka menjadi salah satu jenis buah yang harus dihindari oleh penderita asam urat selain mangga, anggur, pisang dan nanas [1].
Karbohidrat menjadi asupan yang perlu dibatasi oleh penderita asam urat karena mengandung gula [1,7].
Karbohidrat berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah yang kemudian berakibat pada resistensi insulin dan berkaitan erat dengan kadar asam urat yang berpotensi naik [1,7].
Oleh karena itu, agar tidak meningkatkan kadar asam urat dan memperburuk gejala, batasi asupan semangka dan hindari mengonsumsinya secara berlebihan [1].
Bahkan dalam bentuk jus maupun smoothie, sebaiknya konsumsi semangka sedikit saja dikombinasi dengan buah dan sayur lain yang aman bagi asam urat [1].
Dalam diet untuk penderita asam urat boleh mengonsumsi apa saja?
Jika semangka harus dibatasi supaya aman bagi kadarnya agar tidak terjadi lonjakan, pastikan juga melakukan diet yang benar.
Berikut ini adalah deretan asupan makanan dan minuman yang mampu menurunkan kadar asam urat secara efektif [8] :
Jika ragu apakah semangka boleh dikonsumsi secara aman, tanyakan kepada dokter saat pengecekan kesehatan.
1. Amy Richter, RD & Silvana Montoya. List of foods to avoid and a guide of how to eat well with gout. Medical News Today; 2021.
2. S Changizi Ashtiyani, A Golestanpour, M Shamsi, S M Tabatabaei, & M Ramazani. Rhazes' Prescriptions in Treatment of Gout. Iranian Red Crescent Medical Journal; 2012.
3. Sha Wellness Clinic. The Health Benefits of Watermelon. Sha Wellness Clinic; 2016.
4. Stephen P Juraschek, MD, PhD, Mara McAdams-Demarco, PhD, Allan C Gelber, MD, PhD, Frank M. Sacks, MD, Lawrence J Appel, MD, MPH, Karen White, MS, RD, & Edgar R Miller, III, MD, PhD. Effects of Lowering Glycemic Index of Dietary Carbohydrate on Plasma Uric Acid: The OmniCarb Randomized Clinical Trial. Arthritis & Rheumatology; 2017.
5. Waqar Ahmed Siddiqui, Muhammad Shahzad, Arham Shabbir, & Ali Ahmad. Evaluation of anti-urolithiatic and diuretic activities of watermelon (Citrullus lanatus) using in vivo and in vitro experiments. Biomedicine & Pharmacotherapy; 2018.
6. Ambreen Naz, Masood Sadiq Butt, Muhammad Tauseef Sultan, Mir Muhammad Nasir Qayyum, & Rai Shahid Niaz. Watermelon lycopene and allied health claims. EXCLI Journal; 2014.
7. Natalie McCormick, Mark J O'Connor, Chio Yokose, Tony R Merriman, David B Mount, Aaron Leong, & Hyon K Choi. Assessing the Causal Relationships Between Insulin Resistance and Hyperuricemia and Gout Using Bidirectional Mendelian Randomization. Arthritis & Rheumatology; 2021.
8. Miki Kakutani-Hatayama, MD, PhD, Manabu Kadoya, MD, PhD, Hirokazu Okazaki, MD, PhD, Masafumi Kurajoh, MD, PhD, Takuhito Shoji, MD, PhD, Hidenori Koyama, MD, PhD, Zenta Tsutsumi, MD, PhD, Yuji Moriwaki, MD, PhD, Mitsuyoshi Namba, MD, PhD, & Tetsuya Yamamoto, MD, PhD. Nonpharmacological Management of Gout and Hyperuricemia: Hints for Better Lifestyle. American Journal of Lifestyle Medicine; 2017.