Diet mentimun adalah sebuah metode diet yang menjanjikan penurunan berat badan super cepat terutama dengan mengonsumsi mentimun [1,2].
Diet mentimun mengklaim bahwa hanya dalam waktu 7-14 hari, pelaku diet ini dapat menurunkan berat badan hingga 7 kg lebih [1,2].
Meski mentimun menyehatkan, orang-orang yang ingin menurunkan berat badan perlu mempertimbangkan manfaat sekaligus risiko dari metode ini.
Daftar isi
Mentimun seringkali hanya diketahui sebagai bahan makanan yang menyegarkan tubuh karena kandungan air yang tinggi [3,4].
Selain itu, mentimun juga seringkali hanya dikenal sebagai penurun dan penstabil tekanan darah bagi penderita hipertensi [5].
Belum lagi orang-orang yang suka menjadikan mentimun sebagai lalapan tanpa tahu bahwa mentimun sebenarnya pun berkandungan kaya nutrisi seperti berikut [3,4] :
Kandungan-kandungan tersebut ada pada per 100 gram mentimun mentah, yang artinya mentimun dapat berguna bagi kesehatan yang mengonsumsi [3,4].
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari diet mentimun maupun manfaat dari mentimun itu sendiri bagi kesehatan tubuh.
1. Menurunkan Berat Badan
Diet mentimun sebenarnya belum melalui penelitian untuk mengetahui keefektifannya dalam menurunkan berat badan.
Hanya saja, manfaatnya sebagai penurun berat badan banyak diyakini dan dipertimbangkan karena jumlah kalori yang rendah dan kandungan airnya yang tinggi.
Penerapan diet ini selama 7-14 hari memang mampu menurunkan berat badan yang cukup banyak, namun tidak menjamin bahwa seketika kita menjalani diet biasa kembali, berat badan tersebut dapat kita jaga stabil [1,2,6].
Diet mentimun benar adanya bisa menurunkan berat badan, namun metode diet ini bukan untuk penerapan jangka panjang karena cara kerjanya yang terlalu ketat atau ekstrem [1,2,6].
Diet-diet lain yang mampu menurunkan sedikit bobot tubuh dalam waktu 7-14 hari justru biasanya memampukan kita untuk menjaganya tetap stabil [6,7].
Diet mentimun adalah diet yang masih termasuk diet rendah kalori dan perlu diketahui bahwa diet rendah kalori terutama di bawah 800 kalori tidak untuk jangka panjang [8].
Sekalipun mengonsumsi mentimun dalam sehari sebanyak 10 ons (300 gram), tubuh hanya memperoleh 450 kalori [3].
Walau kandungan nutrisi di dalamnya cukup lengkap, terdapat beberapa nutrisi yang tergolong rendah, seperti halnya zat besi, lemak, protein, kalsium, dan serat [3].
Maka ketika diet penurunan berat badan dilakukan jangka panjang, risiko tubuh kekurangan nutrisi akan sangat besar [3].
2. Mengatasi Sembelit
Mentimun kaya akan kandungan air dan juga terdapat komponen serat di dalamnya sehingga pasti baik bagi kelancaran saluran pencernaan.
Jika sembelit seringkali disebabkan oleh dehidrasi sehingga orang-orang penderita sembelit diminta untuk minum lebih banyak air putih, maka mengonsumsi mentimun akan membantu memperoleh manfaat yang sama [9].
Mentimun dapat menghidrasi tubuh sama seperti air putih dan meningkatkan konsistensi feses [10].
Diet mentimun diharapkan lebih efektif dalam membuat buang air besar semakin teratur dengan feses yang juga lebih lunak [10].
3. Menurunkan Kadar Gula Darah
Mentimun adalah makanan yang diketahui mampu menurunkan risiko diabetes karena mengonsumsinya akan mengurangi kadar gula darah yang semula tinggi [11].
Penelitian telah dilakukan pada hewan mengenai efek berbagai tanaman terhadap kadar gula darah dan salah satunya mentimun terhadap gula darah [11].
Mentimun memiliki manfaat tidak sekedar mengurangi kadar gula darah, tapi juga turut menjaga agar kadarnya stabil [11].
Dari hasil studi lain pun menunjukkan bahwa efektivitas mentimun dalam menurunkan risiko stres oksidatif dalam tubuh juga tinggi [12].
Dengan demikian, mentimun sangat baik dalam menurunkan risiko komplikasi terkait diabetes [11,12].
Hanya saja, penelitian-penelitian terkait mentimun dan diabetes pada manusia masih memerlukan proses lebih mendalam karena informasi yang juga masih terbatas.
4. Sebagai Antioksidan
Antioksidan kita tahu adalah komponen yang diperlukan oleh tubuh sebagai penangkal efek radikal bebas [12,13].
Ketika tubuh terpapar oleh efek radikal bebas yang kemudian terakumulasi, maka hal ini akan menyebabkan sejumlah penyakit serius [13].
Penyakit autoimun, penyakit paru, penyakit kardiovaskular dan jantung, hingga kanker adalah jenis-jenis penyakit yang dapat terjadi karena efek radikal bebas [13].
Oleh sebab itu, buah dan sayur dengan antioksidan tinggi selalu dianjurkan untuk dikonsumsi rutin agar tubuh terlindung dari berbagai paparan radikal bebas [13].
Sebuah hasil studi bahkan mampu membuktikan bahwa sifat antioksidan di dalam mentimun mampu melindungi 30 orang lansia [14].
Selain itu, hasil studi lain juga menunjukkan bahwa tanin dan flavonoid terdapat di dalam menimun yang juga bermanfaat sebagai pelindung tubuh dari efek radikal bebas [15].
Walau kadar air tinggi di dalam mentimun, makanan ini dapat membantu menurunkan risiko gangguan kesehatan tulang.
Mentimun memiliki kandungan vitamin K yang cukup sehingga bermanfaat baik bagi perempuan maupun laki-laki agar terhindar dari penyakit tulang [16].
Vitamin K membantu agar penyerapan kalsium ke dalam tulang semakin maksimal sehingga kesehatan tulang akan terjaga dengan baik [16].
6. Sebagai Anti-Inflamasi
Mentimun juga baik bagi sistem imun tubuh karena kandungan sifat anti-inflamasinya [17].
Maka melakukan diet mentimun sebenarnya memiliki manfaat pula dalam melindungi tubuh dari peradangan [17].
Inflamasi pun sebenarnya dapat terjadi sebagai efek dari paparan radikal bebas.
Tagline diet mentimun adalah berat badan turun 7 kg dalam waktu 7 hari yang tentunya akan sangat menggiurkan bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan secara cepat [1,2].
Namun sebenarnya, dalam waktu 7-14 hari, diet mentimun tidak berfokus hanya pada mentimun [1,2].
Sehari-hari, diet mentimun memang mengutamakan mentimun sebagai makanan yang mendominasi, namun sumber makanan lain pun tetap ada [1,2].
Alasan mengapa mentimun adalah fokus utama dan mendominasi karena inti dari diet mentimun adalah mengganti banyak makanan yang diasup sehari-hari dengan mentimun [1,2].
Meski begitu, beberapa makanan kaya protein, seperti kacang-kacangan, daging ayam, telur ayam, dan ikan tetap perlu dikonsumsi agar tubuh memperoleh tenaga [1,2].
Sayur dan buah sebaiknya diminimalisir asupannya karena bagaimanapun tetap mentimun makanan nomor satu di sini [1,2].
Karena variasi makanan pada diet mentimun sangat kurang, program diet ini hanya dianjurkan penerapannya 7-14 hari saja.
Sangat tidak disarankan untuk melakukan diet mentimun lebih dari 14 hari karena dapat membahayakan kesehatan tubuh [1,2].
Pada dasarnya dalam metode diet mentimun tidak ada peraturan khusus, hanya saja beberapa hal ini dapat lebih diperhatikan [1,2] :
Praktek diet mentimun dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing orang.
Jika ingin melakukannya seketat mungkin, maka lakukanlah asal tidak lebih dari 14 hari [2].
Diet yang ketat artinya memperbanyak asupan mentimun dan hanya sangat sedikit mengonsumsi makanan lainnya [2].
Jika tidak ingin terlalu ketat, maka asupan sumber makanan bernutrisi lainnya tidak perlu terlalu dibatasi [2].
Seperti pada jenis diet lain, terdapat anjuran makanan dan minuman yang perlu dikonsumsi setiap hari.
Namun selain itu, perlu diketahui pula makanan dan minuman apa saja yang perlu dibatasi maupun dihindari agar tidak menggagalkan diet.
Diet mentimun adalah diet di mana kita memfokuskan diri pada asupan mentimun setiap hari dalam waktu 7-14 hari.
Namun selain itu, protein dan karbohidrat tetap diperbolehkan asalkan tidak berlebihan.
Makanan-makanan yang sebaiknya dikonsumsi selama melakukan diet mentimun antara lain adalah [1,2] :
Selama menerapkan diet mentimun, ada beberapa makanan dan minuman tertentu yang perlu dibatasi maupun dihindari.
Rata-rata makanan akan digantikan dengan asupan mentimun (oleh sebab itu diet ini disebut diet mentimun).
Makanan-makanan yang perlu diganti dengan mentimun antara lain adalah [1,2] :
Pembatasan konsumsi makanan dan minuman tertentu jauh lebih dianjurkan dalam diet mentimun, kecuali makanan dan minuman tinggi gula serta lemak yang memang sebaiknya dijauhi sementara [2].
Apa saja contoh menu diet mentimun yang perlu diterapkan?
Untuk menu sarapan, beberapa iris mentimun dan 2 telur (rebus jauh lebih baik) dapat dikonsumsi [1,2].
Sebagai alternatif, menu sarapan dapat berupa roti gandum utuh bakar yang ditambah keju dan tidak lupa mentimun [2].
Atau, smoothie mentimun yang bisa dicampur bersama buah serta sayur lain [1,2].
Untuk menu makan siang, salad mentimun ditambah yogurt Greek dan jus lemon atau salad mentimun dengan minyak zaitun serta tomat sangat dianjurkan [1,2].
Jika ingin alternatif lainnya, beberapa iris keju cheddar atau cottage serta 1 buah jeruk bisa menemani 1 buah mentimun untuk makan siang [1,2].
Untuk menu makan malam, mentimun dimakan bersama kentang dan salmon panggang dapat dinikmati [1,2].
Alternatifnya, keju cottage dan 1 buah mentimun atau mentimun dengan ayam panggang serta sedikit nasi merah juga sangat bisa dipertimbangkan.
Sementara itu sebagai kudapan di antara jam makan utama tersebut, tetap makanlah 1-2 buah mentimun utuh [1,2].
Jika bosan, sebagai alternatif (namun tidak terlalu sering), kudapan berupa segenggam kacang almond, 1 buah apel hijau, atau secangkir teh hijau dapat dinikmati [2].
Terdapat beberapa alasan mengapa diet mentimun tidak sebaiknya dilakukan jangka panjang, yakni karena adanya risiko sebagai berikut [1,2] :
Diet dengan keseimbangan nutrisi dan tidak seekstrem diet mentimun selalu lebih dianjurkan karena tidak memicu pembatasan kalori yang terlalu ketat.
1. Cynthia Sass, RD. What Is the Cucumber Diet?. Health; 2020.
2. Katey Davidson, MScFN, RD, CPT. Cucumber Diet Review: Does It Work for Weight Loss?. Healthline; 2019.
3. United States Department of Agriculture. Cucumber, with peel, raw. United States Department of Agriculture; 2021.
4. SELF Nutrition Data. Cucumber, with peel, raw. SELF Nutrition Data; 2021.
5. I Ketut Sudiana, Ira Suarilah, & Rusdianingseh Rusdianingseh. Cucumber Juice Decrease Blood Pressure on Essensial Hypertension Patient. Jurnal Ners; 2008.
6. Bradley C Johnston, Steve Kanters, Kristofer Bandayrel, Ping Wu, Faysal Naji, Reed A Siemieniuk, Geoff D C Ball, Jason W Busse, Kristian Thorlund, Gordon Guyatt, Jeroen P Jansen & Edward J Mills. Comparison of weight loss among named diet programs in overweight and obese adults: a meta-analysis. The Journal of the American Medical Association; 2014.
7. Christopher L. Melby, Hunter L. Paris, Rebecca M. Foright, & James Peth. Attenuating the Biologic Drive for Weight Regain Following Weight Loss: Must What Goes Down Always Go Back Up?. Nutrients; 2017.
8. Adam Gilden Tsai & Thomas A Wadden. The evolution of very-low-calorie diets: an update and meta-analysis. Obesity (Silver Spring); 2006.
9. M J Arnaud. Mild dehydration: a risk factor of constipation?. European Journal of Clinical Nutrition; 2003.
10. Barry M. Popkin, Kristen E. D’Anci, and Irwin H. Rosenberg. HHS Public Access; 2011.
11. R Roman-Ramos, J L Flores-Saenz, & F J Alarcon-Aguilar. Anti-hyperglycemic effect of some edible plants. Journal of Ethnopharmacology; 1995.
12. Yamini Dixit & Anand Kar. Protective role of three vegetable peels in alloxan induced diabetes mellitus in male mice. Plant Foods for Human Nutrition; 2010.
13. Lien Ai Pham-Huy, Hua He, & Chuong Pham-Huy. Free Radicals, Antioxidants in Disease and Health. International Journal of Biomedical Science; 2008.
14. L Ji 1, W Gao, J Wei, L Pu, J Yang, & C Guo. In Vivo Antioxidant Properties of Lotus Root and Cucumber: A Pilot Comparative Study in Aged Subjects. The Journal of Nutrition, Health & Aging; 2015.
15. D Kumar, S Kumar, J Singh, Narender, Rashmi, BD Vashistha, & N Singh. Free Radical Scavenging and Analgesic Activities of Cucumis sativus L. Fruit Extract. Journal of Young Pharmacists; 2010.
16. Maria Fusaro, Maria Cristina Mereu, Andrea Aghi, Giorgio Iervasi, & Maurizio Gallieni. Vitamin K and bone. Clinical Cases in Mineral and Bone Metabolism; 2017.
17. Ujjwal Kaushik, Vidhu Aeri, & Showkat R. Mir. Cucurbitacins – An insight into medicinal leads from nature. Pharmacognosy Review; 2015.