Droperidol adalah obat yang digunakan untuk mengurangi mual dan muntah akibat operasi atau prosedur medis lainnya.[1]
Obat ini termasuk ke dalam kelas obat butirofenon yang memiliki sifat antiemetik, sedatif, dan antiansietas.[2]
Daftar isi
Untuk mengetahui apa itu droperidol, berikut ini disajikan informasi terkait droperidol:[1,3]
Indikasi | Penanganan dan pencegahan mual dan muntah pasca operasi dan pencegahan mual dan muntah pada pasien analgesia terkendali |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Antipsikotik |
Bentuk | Injeksi |
Kontraindikasi | Depresi parah. Penyakit Parkinson. Koma. Feokromositoma (kanker kelenjar adrenalin). Hipokalemia (rendahnya kadar kalium). Hipomagnesemia (rendahnya kadar magnesium). Bradikardia (detak jantung lambat, <55 denyut per menit). Perpanjangan QT yang diduga atau yang telah diketahui (QTc >440 milidetik pada laki-laki, >450 milidetik pada perempuan). Penggunaan bersama antiaritmik kelas IA/III, makrolida, florokuinolon, antihistamin, antipsikotik tertentu, antimalaria, cisaprid, domperidon, metadon, pentamidin, metoklopramid, neuroleptik lainnya. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Ddroperidol: → Pasien yang memiliki epilepsi. → Pasien dengan risiko aritmia jantung (mis. memiliki sejarah aritmia ventikular parah, blok atrioventikular tingkat 2 atau 3, disfungsi nodus sinus, gagal jantung kongestif, jantung iskemik, dan hipertrofi ventrikel kiri). → Pasien dengan glaukoma. → Pasien yang mengalami penyakit paru obstruktif kronik. → Pasien dengan gagal napas. →Pasien dengan tumor prolaktin dependen (mis. kanker payudara). → Pasien dengan faktor risiko ketakseimbangan elektrolit. → Pasien dengan penyalahgunaan alkohol. → Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal → Anak-anak, lansia, ibu hamil dan menyusui. |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui IV (injeksi): Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Droperidol dapat digunakan pada pasien untuk menangani kondisi berikut:[3]
Droperidol dapat diberikan pada anak-anak, dewasa juga lansia. Berikut ini dosisnya:[3]
Parenteral/Injeksi ⇔ Penanganan dan pencegahan mual dan muntah pasca operasi: → 0,625 s/d 1,25 mg. → Diberikan 30 menit sebelum operasi berakhir. → Diulang setiap 6 jam jika dibutuhkan. ⇔ Penanganan dan pencegahan mual dan muntah pasca operasi pada pasien analgesia terkendali: → 15 s/d 50 mikrogram per 1 mg morfin. → Dosis maksimum: 5 mg per hari. |
Parenteral/Injeksi Lansia ⇔ Penanganan dan pencegahan mual dan muntah pasca operasi: → 0,625 mg. → Diberikan 30 menit sebelum operasi berakhir. → Diulang setiap 6 jam jika dibutuhkan. |
Parenteral/Injeksi ⇔ Penanganan dan pencegahan mual dan muntah pasca operasi Usia 2 s/d 18 tahun: → 10 s/d 50 mikrogram. → Diberikan 30 menit sebelum operasi berakhir. → Diulang setiap 6 jam jika dibutuhkan. → Dosis maksimum: 1,25 miligram. |
Selain memiliki efek yang menguntungkan, droperidol juga memiliki efek samping. Berikut adalah gejala efek samping dari droperidol:[3]
Adapun gejala overdosis droperidol dapat dilihat di bawah ini:[3]
Info Efek Samping bagi Tenaga Medis:[1]
Untuk mengetahui droperidol lebih rinci, berikut ini disediakan informasi mengenai obat ini:[3]
Penyimpanan | Injeksi → Simpan antara 15-25°C. → Jauhkan dari cahaya. |
Cara Kerja | Deskripsi: Droperidol menghambat dopamin pada zona pemicu kemoreseptor yang terdapat pada area postrema. Obat ini menghasilkan hambatan ringan alfa adrenergik, vasodilasi periferal, dan mengurangi efek penekan hormon epinefrin. Hal ini menyebabkan hipotensi dan penurunan hambatan periferal dan mungkin juga mengurangi tekanan arteri paru-paru. Onset: 3-10 menit. Durasi: 2-4 jam, bisa sampai 12 jam. ⇔ Farmakokinetik: Penyebaran: Melewati plasenta dan sawar darah-otak. Volume distribusi sekitar 1,5 L/kg. Sekitar 85% s/d 90% terikat pada protein plasma. Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi asam p-florofenilasetik, benzimidazolon, p-hidroksipiperidin oleh enzim CYP1A2 dan isoenzim CYP3A4, dan senyawa yang lebih rendah lagi oleh CYP2C19. Ekskresi: Dikeluarkan melalui air seni (sekitar 75%, >1% sebgai bentuk awal obat), tinja (22%, 11% sebagai bentuk awal obat). Waktu paruh eliminasi sekitar 2-3 jam. |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Mampu menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit ketika digunakan dengan diuretik non-sparing kalium, laksatif, dan glukokortikoid. → Mampu meningkatkan efek sedasi pada barbiturat, benzodiazepin, turunan morfin. → Mampu menyebabkan hipotensi postural dengan pemakaian antihipertensi. → Mampu menghambat kerja agonis dopamin (mis. bromokriptin, lisurida, levodopa). → Mampu memperpanjang efek dengan pemakaian penghambat CYP1A2 (mis. siprofloksasin) CYP3A4 (mis. ketokonazol). |
Interaksi Dengan Makanan | → Hindari alkohol. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Efek ekstrapiramidal (mis. produksi air liur berlebihan, gerakan abnormal, kekakuan otot), perpanjangan grafik QT, aritmia serius (mis. torsades de pointes), kejang. ⇔ Cara Mengatasi: Penanganan berdasarkan gejala. Atur jalan napas agar bersih dan oksigenasi memadai. Jalan napas orofaringeal atau tube endotrakeal mungkin dibutuhkan. Atur pemasukan cairan dan suhu tubuh agar memadai. Jika gejala ekstrapiramidal muncul berikan antikolinergik. |
Apakah pemberian droperidol menyebabkan sesak napas?
Salah satu efek samping pemberian droperidol adalah bronkospasme. Efek ini akan menjadikan kondisi sesak napas.[1]
Bisakah droperidol digunakan untuk menenangkan pasien?
Droperidol memiliki aktivitas sedasi sehingga bisa digunakan sebagai penenang.[4]
Apakah aman ibu hamil diberikan droperidol?
Droperidol dimasukkan ke dalam obat berkategori C oleh FDA. Obat ini bisa diberikan jika khasiatnya lebih besar daripada efek samping yang dimiliki.[3]
Bisakah seseorang kehilangan penglihatannya setelah disuntik droperidol?
Pandangan menjadi kabur adalah salah satu efek samping dari penggunaan droperidol.[3]
Apakah bagian tubuh yang diinjeksi droperidol akan terasa nyeri?
Ya. Efek setelah injeksi droperidol akan menyebabkan nyeri ataupun sakit pada daerah yang disuntik.[1]
Di bawah ini adalah nama dagang dari droperidol di pasaran:[1,4]
Brand Merek Dagang |
Inapsine |
Droperidol |
1) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Droperidol.
2) Anonim. Diakses 2020. National Center for Biotechnology Information. National Institutes of Health. Droperidol.
3) Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Droperidol.
4) Anonim. Diakses 2020. Drugbank.ca. Droperidol.