Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Gondok dikenal juga dengan istilah struma, yaitu pembesaran abnormal pada kelenjar tiroid. Secara bentuk anatominya, struma dapat dibedakan menjadi bentuk difusa (pembesaran kelenjar tiroid dengan batas
Daftar isi
Gondok adalah salah satu jenis penyakit yang berkaitan dengan kelenjar tiroid di mana kelenjar ini mengalami pembengkakan secara tidak normal sehingga pada leher akan nampak benjolan cukup besar [1,2,3,4,5,6].
Kelenjar tiroid sendiri merupakan kelenjar yang posisinya ada di bawah jakun yang bentuknya menyerupai kupu-kupu.
Tugas atau fungsi utama kelenjar tiroid ini adalah sebagai pelepas dua hormon yang disebut dengan thyroxine dan triiodothyronine di mana keduanya adalah hormon pengatur metabolisme.
Tinjauan Gondok merupakan kondisi membesarnya kelenjar tiroid yang ada pada leher secara tidak normal.
Di dalam setiap tubuh manusia terdapat kelenjar tiroid yang fungsi utamanya adalah sebagai penghasil hormon triiodothyronine (T-3) dan thyroxine (T-4) [1,2,4].
Bukan hanya sebagai pengatur metabolisme tubuh, hormon-hormon inilah yang berperan penting dalam kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh.
Selain itu, hormon-hormon ini jugalah yang biasanya menjadi pengatur suhu tubuh, meregulasi produksi protein dalam tubuh, memengaruhi detak jantung, dan mengatur penggunaan karbohidrat serta lemak oleh tubuh.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup yodium, maka kelenjar tiroid akan mengalami kesulitan dan penurunan fungsi dalam menghasilkan hormon tiroid secara memadai.
Kondisi ketika hormon tiroid tidak terhasilkan secara mencukupi disebut juga dengan hipotiroid di mana kelenjar pituitari pada otak yang merasakan penurunan kadar hormon tiroid kemudian mengirim sinyal tiroid stimulating hormone (TSH) [1].
Sinyal inilah yang merangsang tiroid untuk memroduksi hormon tiroid sehingga hormon serta merangsang pertumbuhan hormon tiroid yang tidak normal.
Gondok berkembang dalam ukuran yang sangat besar karena yodium yang tidak memadai untuk mendukung kinerja kelenjar tiroid.
Penyebab utama dari gondok adalah kekurangan yodium, namun ada beberapa hal maupun kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap gondok, seperti [2,3,4,5] :
Tinjauan Kekurangan yodium seringkali menjadi penyebab utama gondok karena kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk menghasilkan hormon tiroid yang memadai. Namun beberapa faktor lain seperti peradangan, faktor usia, jenis kelamin dan riwayat medis keluarga hingga kanker dapat pula menjadi penyebab gondok.
Gondok terdiri dari beberapa jenis kondisi menurut sebabnya, dan berikut adalah jenis-jenis gondok yang perlu dikenali [3] :
Gondok endemik atau koloid adalah kasus gondok yang paling umum diderita oleh banyak orang di mana gondok ini disebabkan oleh kekurangan mineral yodium.
Padahal, yodium digunakan oleh kelenjar tiroid untuk dapat menghasilkan secara cukup akan hormon tiroid.
Orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah yang jarang terdapat yodium memiliki risiko besar terkena gondok endemik.
Pada kondisi gondok jenis ini, terbentuk satu atau lebih nodul-nodul yang ukurannya kecil namun lama-lama akan menjadi besar lalu nodul ini memroduksi hormon tiroidnya sendiri.
Gondok nodul lebih dikaitkan dengan hipertiroid karena kelebihan hormon tiroid dari hasil nodul-nodul tadi.
Gondok yang tidak beracun tidaklah diketahui apa penyebab pastinya, namun dicurigai bahwa penggunaan obat-obatan seperti lithium mampu memicu gondok jenis ini.
Lithium sendiri merupakan jenis obat psikiatrik atau berfungsi utama mengatasi gangguan suasana hati.
Pada jenis gondok ini, hormon tiroid dan fungsi kelenjar tiroid normal-normal saja.
Tinjauan Kondisi gondok dibagi menjadi 3 jenis, di mana yang paling umum adalah gondok endemik. Sementara untuk gondok tidak beracun serta gondok nodul adalah yang cukup jarang.
Tanda paling nampak dari kondisi gondok adalah leher yang mengalami pembesaran atau pembengkakan.
Pada orang-orang yang pada tiroidnya terdapat nodul, ukuran dapat bermacam-macam mulai dari kecil hingga terlalu besar dan nodul inilah yang mampu memperburuk tampilan leher karena bengkak terlihat makin besar.
Pada beberapa kasus gondok lainnya, ada penderita yang tak memiliki gejala ataupun keluhan, namun secara umum selain leher yang memiliki benjolan sangat besar berikut ini adalah gejala lainnya [1,2,3,4,5] :
Tinjauan Gejala utama gondok adalah area leher tempat kelenjar tiroid berada yang mengalami pembengkakan dengan penampakan benjolan besar di sana. Namun, gejala lain pun dapat menyertai, misalnya sulit bernafas dan menelan, batuk, hingga suara yang berubah parau.
Ketika gejala yang dirasakan atau dilihat mengarah pada gondok, segera ke dokter dan pastikan kondisi tersebut dengan menempuh beberapa metode diagnosa atau pemeriksaan [1,2,3,4].
Tinjauan Selain pemeriksaan fisik, dokter perlu mengecek keberadaan kondisi medis lain pada tubuh pasien serta mendeteksi penyebab gondok melalui tes-tes lanjutan yang meliputi tes darah, tes antibodi, tes pemindaian, hingga biopsi.
Penanganan gondok dapat dilakukan dalam dua jenis metode, yakni penanganan medis serta penanganan non-medis.
Penanganan medis meliputi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter serta beberapa tindakan medis untuk mengobati gondok.
Sementara penanganan non-medis lebih terkait dengan pola hidup atau diet serta pantangan-pantangan makanan bagi pasien gondok.
Jika gondok terjadi ada hubungan erat dengan hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) karena penyakit autoimun Grave, dokter umumnya akan meresepkan obat tapazole atau propylthiouracil [5].
Fungsi obat ini membantu agar tiroid berhenti dalam menghasilkan hormon T-3 dan T-4 secara berlebihan.
Ketika produksi dapat dihambat oleh obat ini, pembesaran tiroid akan menyusut dan kembali normal.
Ada beberapa kasus di mana gondok terjadi berkaitan dengan hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) [2,4,5].
Dokter dalam hal ini biasanya akan memberikan obat pengganti hormon tiroid yang fungsi utamanya hampir sama dengan anti-tiroid, yaitu memperlambat atau menyetop pertumbuhan kelenjar.
Obat yang dimaksud bisa berupa levothyroxine yang umumnya diresepkan oleh dokter.
Bila gondok disebabkan utamanya oleh kadar yodium yang sangat tidak memadai di dalam tubuh, maka dokter akan memberikan suplemen yodium untuk meningkatkan kadarnya [1,4,5].
Fungsi suplemen yodium juga sebagai penghenti atau pelambat kelenjar yang terus berkembang.
Ukuran gondok biasanya bisa berkurang dari efek suplemen ini, namun pada beberapa kasus tak sepenuhnya menyusut.
Obat ini dapat dianjurkan oleh dokter ketika pada kelenjar tiroid mengalami peradangan [2].
Obat-obat ini juga berguna sebagai pereda nyeri karena radang tersebut.
Tak hanya bermanfaat dalam mengatasi kelenjar tiroid yang terlalu aktif, metode pengobatan ini pun dapat membuat ukuran kelenjar yang membesar kembali normal [1,2,3,4,5].
Walau bisa menyusutkan secara efektif, hati-hati karena efeknya justru dapat membuat kelenjar tiroid menjadi kurang aktif.
Bila gondok tak mempan diatasi dengan obat-obat resep dokter maupun dengan terapi radiasi dan gondok dirasa telah mengganggu estetika penampilan pasien, langkah operasi dapat ditempuh [1,2,3,4,5].
Tiroidektomi adalah langkah bedah di mana dokter akan mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid tergantung dari seberapa besar ukuran tiroid dan seberapa parah gejala yang pasien alami.
Setiap orang per harinya perlu memenuhi kebutuhan tubuh akan yodium sebesar 150 mikrogram di mana hal ini bisa didapat salah satunya dari kurang dari setengah sendok makan garam beryodium [2,3,6].
Garam beryodium adalah yang utama untuk digunakan pada masakan sehari-hari dalam pemenuhan kebutuhan akan mineral yodium.
Konsumsilah makanan-makanan yang memang merupakan sumber tinggi yodium, seperti rumput laut, kerang, udang, yogurt, tuna, telur, ikan cod, dan susu sapi.
Pada para wanita hamil serta yang sedang menyusui, asupan mineral yodium perlu ditambah, yaitu mencapai 220-290 mikrogram per hari [6].
Mencukupi kebutuhan yodium sehari-hari bukan berarti dapat mengonsumsinya secara berlebihan apalagi lebih dari takaran yang seharusnya [3].
Sangat jarang memang, namun yodium berlebihan dapat memicu gondok yang lebih buruk.
Konsumsilah makanan sumber yodium secukupnya dan bila ragu, konsultasikan segera dengan dokter atau ahli nutrisi supaya tidak salah dalam asupan.
Untuk mengatasi masalah tiroid, apapun penyebabnya, pemenuhan mineral dan vitamin tertentu akan sangat membantu dalam pemulihan.
Selain meningkatkan atau membatasi asupan yodium, penuhi dengan baik pula vitamin E, zat besi, vitamin C, tembaga, vitamin B2, zinc/seng, vitamin B6, selenium, vitamin B3, dan asam amino [6].
Bagi penderita gondok yang disebabkan oleh kondisi penyakit autoimun dan peradangan, ada jenis-jenis makanan yang bila dikonsumsi justru malah mengganggu kinerja hormon tiroid.
Beberapa makanan ini adalah pantangan atau makanan-makanan yang perlu dihindari [6,7].
Tak harus seluruh pasien gondok menghindari makanan-makanan jenis goitrogenik ini secara total, namun yang perlu dipastikan adalah batasi konsumsi serta konsumsilah tidak dalam kondisi mentah.
Tinjauan Pengobatan gondok dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode medis (obat, suplemen hingga operasi) dan non-medis (memenuhi nutrisi seimbang, mengikuti diet tinggi/rendah yodium, serta mengikuti pantangan makanan tertentu).
Dengan perawatan yang tepat, biasanya gondok tidaklah berakibat fatal pada kesehatan penderitanya.
Bahkan gondok dengan ukuran kecil tidaklah terlalu menimbulkan masalah, namun ketika gondok terus berkembang, maka beberapa akibat seperti komplikasi berikut ini bisa saja terjadi [2].
Untuk menurunkan risiko gondok, beberapa langkah pencegahan ini penting untuk diterapkan [2,3,4] :
Tinjauan Pada banyak kasus, gondok dapat diatasi maupun dicegah dan hanya sebagian kecil kasus saja di mana penderitanya mengalami pembesaran ukuran benjolan di leher. Bila memang gejala mengalami perburukan, bawa diri menemui dokter untuk menerima penanganan yang tepat.
1) Anonim. American Thyroid Association. Goiter.
2) Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic. Goiter.
3) Brindles Lee Macon, Winnie Yu & Marina Basina, MD. 2019. Healthline. What You Need to Know About Goiter.
4) Anonim. 2018. Mount Sinai. Goiter-simple.
5) Mary Shomon & Richard N. Fogoros, MD. 2020. Verywell Health. An Overview of Goiters.
6) Lindsay Boyers & Janet Renee, MS, RD. 2019. Live Strong. Foods to Avoid for Goiter.
7) Lindsay Boyers & Sylvie Tremblay, MSc. 2019. Live Strong. Good Fruits and Vegetables for the Thyroid.
8) Anonim. 2009. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Berbagai Penyakit Rakyat Dapat Diatasi.
9) Anonim. 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gangguan Akibat Tiroid Sejak Bayi.