Daftar isi
Kara oncet (Vicia faba) merupakan kacang-kacangan dari famili Fabaceae. Kara oncet di Indonesia biasa dikenal dengan kacang babi, dan di dunia biasa dikenal dengan fava bean dan broad bean [1].
Perbedaan Kara Oncet dan Kara Benguk
Sekilas, kara oncet hampir mirip dengan kara benguk, tetapi terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Berikut perbedaan kara oncet dan kara benguk [2,3] :
Berikut kandungan gizi kara oncet per 100 gramnya [4] :
Name | Amount | Unit |
---|---|---|
Energi | 88 | kcal |
Karbohidrat | 17,63 | gram |
Protein | 7,92 | gram |
Lemak total | 0,73 | gram |
Asam lemak jenuh | 0,118 | gram |
Asam lemak tak jenuh tunggal | 0,104 | gram |
Asam lemak tak jenuh ganda | 0,342 | gram |
Serat | 7,5 | gram |
Gula | 9,21 | gram |
Kalsium (Ca) | 37 | mg |
Besi (Fe) | 1,55 | mg |
Magnesium (Mg) | 33 | mg |
Fosfor (P) | 129 | mg |
Kalium (K) | 332 | mg |
Natrium (Na) | 25 | mg |
Seng (Zn) | 1 | mg |
Tembaga (Cu) | 0,402 | mg |
Mangan (Mn) | 0,661 | mg |
Vitamin A | 17 | µg |
Vitamin B1 | 0,133 | mg |
Vitamin B2 | 0,29 | mg |
Vitamin B3 | 2,249 | mg |
Vitamin B5 | 0,225 | mg |
Vitamin B6 | 0,104 | mg |
Vitamin B9 | 148 | µg |
Vitamin C | 3,7 | mg |
Vitamin E | 1,16 | mg |
Vitamin K | 40,9 | µg |
Kara oncet merupakan sumber penting karbohidrat, protein, dan serat yang berfungsi untuk membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi masalah pencernaan, serta mengobati penyakit diabetes [5].
Selain itu, kara oncet juga mengandung senyawa-senyawa penting seperti vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk antioksidan, anti-inflamasi, anti-kanker, dan anti-bakteri [5].
Kara oncet juga diketahui kaya akan levodopa (L-dopa) yaitu senyawa yang dapat diubah oleh tubuh menjadi hormon dopamin yang dapat mengobati penyakit parkinson [6].
Hormon dopamin merupakan hormon yang memberikan perasaan kebahagiaan pada otak, sehingga dapat meningkatkan kesehatan otak [7].
Kara oncet diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Berikut manfaat kara oncet :
Kara oncet merupakan sumber senyawa polifenol dan L-dopa yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan sehingga dapat menangkal berbagai macam radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh [8].
Menurut penelitian dari A.I.G Lima di University of Lisbon, menyatakan bahwa senyawa bioaktif kacang oncet dapat menghambat aktivitas matriks metalloproteinase (MMP) yang merupakan faktor pendorong pertumbuhan dan penyebaran sel kanker [9].
Matriks metalloproteinase (MMP) merupakan jenis enzim yang mempunyai peran dalam perilaku sel kanker seperti poliferase (pengulangan siklus sel), migrasi (perpindahan), dan diferensiasi (perkembangan sel) [9].
Penyakit parkinson merupakan penyakit karena kerusakan sel saraf otak yang mengakibatkan tingkat dopamin turun. Gejala parkinson yaitu mulai dari tremor (gemetar / gerak tidak disengaja) pada tangan, hingga kehilangan keseimbangan [10].
Penyakit parkinson bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat-obatan yang mengandung L-dopa yaitu senyawa yang dapat merangsang pembentukan dopamin [6].
Hal ini didukung dengan penelitian JM Rabey di Tel-Aviv Elias Sourasky Medical Center yaitu mengonsumsi 250 gram kara oncet setelah 12 jam tanpa pengobatan lain memiliki efek positif terhadap peningkatan dopamin dan fungsi motorik otak penderita Parkinson [11].
Kara oncet dapat digunakan untuk meringankan gejala penyakit Parkinson karena mengandung senyawa L-dopa yang dapat meningkatkan dopamin.
Tulang merupakan bagian penting sebagai sistem pergerakan. Memelihara kesehatan tulang perlu dilakukan karena tulang yang tidak sehat dapat menghambat aktivitas gerak manusia [12].
Kara oncet diketahui kaya akan mineral mangan dan tembaga yang berfungsi untuk mencegah pengeroposan tulang serta mengurangi ekskresi (pembuangan) kalsium yang berperan penting sebagai penguat tulang [13].
Pengeroposan dan pelemahan tulang rentan terjadi pada wanita menopause. Mengonsumsi makanan yang kaya akan mangan, tembaga, vitamin D, kalsium dan nutrisi lainnya diketahui dapat meningkatkan masa tulang pada wanita menopause [14].
Menopause merupakan kondisi yang dialami wanita berusia 40 sampai 50 tahunan yang mengalami penurunan pada hormon reproduksi [14].
Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan endokrin (kelenjar penghasil hormon) yang menyebabkan gangguan pada pembentukan hormon insulin yang merupakan hormon pengatur kadar gula darah [15].
Kelainan tersebut bisa disebabkan karena infeksi virus, penyakit autoimun (penyakit karena sistem kekebalan menyerang sel sehat), dan pengaruh lingkungan [15].
Kara oncet diketahui kaya akan antioksidan yang dapat melakukan pembersihan radikal bebas pada sel β pankreas (sel pankreas yang berfungi mensintesis dan mengeluarkan insulin) sehingga menjadi pengendali penyakit diabetes mellitus [15].
Selain itu, kara oncet juga diketahui mengandung senyawa non-gizi seperti vicine dan divicine yang berperan penting untuk mengontrol penyakit diabetes [16].
Vicine dan divicine merupakan senyawa alami dari golongan glikosida yang banyak ditemukan dalam kara oncet [16].
Berat badan berlebih menjadi hal yang sangat mengganggu bagi manusia, sehingga banyak orang melakukan penurunan berat badan. Kara oncet merupakan sumber protein dan serat yang baik, sehingga dapat dijadikan makanan untuk membantu diet [17].
Mengonsumsi makanan tinggi protein dan serat dapat meningkatkan perasaan kenyang lebih lama, sehingga mengurangi asupan makanan lain yang cenderung dapat menaikkan berat badan. [17]
Menurut penelitian dari J Lindstrom di National Public Health Institute, Finlandia, menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi serat yaitu 15 gram serat per 1.000 kalori dapat menurunkan berat badan 2,4 kg lebih banyak daripada mengonsumsi makanan dengan sedikit serat [18].
Dengan demikian, menambahkan kara oncet yang kaya protein dan serat ke dalam makanan sehari-hari dengan diimbangi makanan sehat lainnya dapat membantu menurunkan berat badan [18].
Jantung adalah organ yang sangat penting, karena fungsinya sebagai pengedar darah ke seluruh bagian tubuh. Penyakit jantung dapat disebabkan karena berbagai hal salah satunya karena kelebihan kolesterol yang mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah [19].
Kara oncet diketahui rendah lemak, tinggi protein, serta tidak mengandung kolesterol, sehingga aman untuk dikonsumsi penderita penyakit jantung [4].
Selain itu, kara oncet kaya akan serat larut yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol pada usus serta kolesterol pada darah. Serat diketahui mampu menurunkan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) sebesar 12,8% [20].
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan jenis kolesterol jahat yang dapat menumpuk pada dinding arteri, sehingga arteri menjadi mengeras dan menyempit [20].
Tekanan darah tinggi merupakan penyakit karena jantung terlalu keras memompa darah akibat terdapat penyempitan pembuluh darah. Tekanan darah tinggi kronis dapat mengakibatkan penyakit stroke, gagal ginjal, hingga serangan jantung [21].
Kara oncet diketahui mengandung magnesium dan kalium tinggi yang berperan melonggarkan pembuluh darah sehingga mencegah tekanan darah tinggi [22].
Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan karena terdapat kelebihan natrium yang menghalangi peredaran darah. Mineral kalium dan magnesium dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dengan membantu mengekskresikan natrium melalui urin [22].
Mengonsumsi makanan seperti kara oncet dan makanan lain yang kaya magnesium dan kalium dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung [21,22].
Selain mempunyai banyak manfaat, kara oncet juga memiliki efek samping. Berikut efek samping kara oncet :
Alergi merupakan reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu zat, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman pada tubuh. Alergi yang sering terjadi yaitu alergi kacang-kacangan salah satunya yaitu alergi kara oncet [23].
Alergi kara oncet pernah terjadi terhadap seorang wanita berusia 49 tahun akibat mengonsumsi kara oncet mentah dan rebus, serta paparan langsung kara oncet segar [24].
Gejala pertama yang dialami yaitu dispnea (sesak nafas), sesak dada, takikardia (denyut jantung cepat), dan malaise (pegal-pegal) setelah pasien makan kara oncet mentah dan rebus [24].
Gejala kedua yaitu mata terbakar dan edema wajah (pembengkakan wajah) saat kontak langsung dengan kara oncet [24].
Favisme merupakan penyakit karena kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6DP) yang menyebabkan pecahnya sel darah merah. Enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6DP) merupakan enzim pengoksidasi yang berperan menangkal radikal bebas [25].
Favisme umumnya terjadi pada orang berkulit hitam yaitu orang Afrika dan Mediterania. Favisme ini dapat disebabkan karena infeksi, stres, obat-obatan, dan konsumsi kara oncet [25].
Favisme akibat kara oncet dapat mengakibatkan kematian sampai 10% jika tidak dirawat dengan baik. Hal ini pernah terjadi pada pria Irak berusia 35 tahun yang mengalami penurunan hemoglobin menjadi 6,5 g / 100 mL tiga hari setelah konsumsi kara oncet [26].
Hal ini dikarenakan kara oncet mengandung senyawa vicine yaitu glukosida alkaloid yang beracun dan menyebabkan penurunan Enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6DP), sehingga radikal bebas menyebabkan hemolisis (pecahnya sel darah merah) [27].
Konsumsi kara oncet mentah secara berlebihan terutama orang Afrika dan Mediterania dapat menyebabkan Favisme. Orang dengan kondisi anemia juga tidak disarankan untuk mengonsumsi kara oncet [25,26].
Kara oncet dapat dikonsumsi saat masih muda maupun sudah tua. Pengolahan kara oncet dengan cara direbus dan dipanggang dapat mengurangi kadar vicine hingga 61% [28]. Berikut beberapa tips mengonsumsi kara oncet :
Berikut cara memanggang kara oncet [28] :
Berikut cara merebus kara oncet [28] :
Sebelum diberikan kepada anak, perlu diperiksa terlebih dahulu apakah ada reaksi alergi atau tidak, serta rebus terlebih dahulu kara oncet untuk menghilangkan racunnya [28]. Berikut cara membuat sup kara oncet :
Berikut tips penyimpanan kara oncet [29] :
Kara oncet (Vicia Faba) mengandung sejumlah senyawa yang penting untuk tubuh seperti L-dopa dan senyawa fitokimia lainnya. Kara oncet bermanfaat untuk menyembuhkan kanker, penyakit parkinson, penyakit jantung, diabetes, hipertensi, obesitas, dan pengeroposan tulang. Selain itu, kara oncet juga mengandung senyawa beracun yaitu vicine yang dapat menyebabkan favisme.
1). Anonym. 2020. National Center Of Biotechnology Information. Vicia Faba.
2). Anonym. 2020. North California Extension Gardener. Vicia Faba.
3). Lucia Raffaella Lampariello, Alessio Cortelazzo, Roberto Guerranti, Claudia Sticozzi, And Giuseppe Valacchi. 2012. Journal Of Traditional Complementary Medicine 2(4) : 331–339. The Magic Velvet Bean Of Mucuna Pruriens.
4). Anonym. 2019. United States Departement Of Agriculture. Beans, Fava, In Pod, Raw
5). Imma Turco – Gianna Ferretti – Tiziana Bacchet. 2016. Journal Of Food And Nutrition Research 55(4) : 283-293. Review Of The Health Benefits Of Faba Bean (Vicia Faba L.) Polyphenols.
6). Mohseni Mehran S.M. And Golshani B. 2013. Journal Of Clinical & Diagnostic Resarch 7(6): 1004–1007. Simultaneous Determination Of Levodopa And Carbidopa From Fava Bean, Green Peas And Green Beans By High Performance Liquid Gas Chromatography.
7). Matthias Zielonka, Nawal Makhseed, Nenad Blau, Markus Bettendorf, Georg Friedrich Hoffmann, And Thomas Opladen. 2015. JIMD Reports 24: 109–113. Dopamine-Responsive Growth-Hormone Deficiency And Central Hypothyroidism In Sepiapterin Reductase Deficiency.
8). Koharu Okumura, Takahiro Hosoya, Kai Kawarazaki, Norihiko Izawa, Shigenori Kumazawa. 2016. Journal Of Food Science 81(6) : 1394-8. Antioxidant Activity Of Phenolic Compounds From Fava Bean Sprouts
9). A I G Lima, J Mota, S A V S Monteiro, R M S B Ferreira. 2016. Food Chemistry 197 : 30-8. Legume Seeds And Colorectal Cancer Revisited: Protease Inhibitors Reduce MMP-9 Activity And Colon Cancer Cell Migration.
10). Lazaros C. Triarhou. 2013. Madame Curie Bioscience Database. Dopamine And Parkinson's Diseas
11). J M Rabey, Y Vered, H Shabtai, E Graff, A Harsat, A D Korczyn. 1993. Advances In Neurology 60:681-4. Broad Bean (Vicia Faba) Consumption And Parkinson's Disease.
12). Anonym. 2018. National Institute Of Health, Osteoporosis, And Related Bone Diseases. What Is Bone?.
13). L G Strause, J Hegenauer, P Saltman, R Cone, D Resnick. 1986. Journal Of Nutrition 116(1) : 135-41. Effects Of Long-Term Dietary Manganese And Copper Deficiency On Rat Skeleton.
14). L I Benevolenskaia, N V Toroptsova, O A Nikitinskaia, E P Sharapova, T A Korotkova, L Ia Rozhinskaia, E I Marova, L K Dzeranova, N N Molitvoslovova, L V Men'shikova, O V Grudinina, O M Lesniak, L P Evstigneeva, V P Smetnik, I G Shestakova, S Iu Kuznetsov. 2004. Terapevticheskii Arkhiv 76(11) : 88-93. Vitrum Osteomag In Prevention Of Osteoporosis In Postmenopausal Women: Results Of The Comparative Open Multicenter Trial.
15). Fatima, S. And Kapoor, R. 2006. Journal Of Food Science And Technology 43(3): 263-266. In Vivo And In Vitro Glycemic Effects Of Certain Legumes.
16). Hussein, M.A. 2012. Free Radicals And Antioxidants 2(2): 44-54. Anti-Inflammatory Effect Of Natural Heterocycle Glucoside Vicine Obtained From Vicia Faba L. Its Aglucone (Divicine) Their Effect On Some Oxidative Stress Biomarkers In Albino Rats.
17). Thomas L Halton, Frank B Hu. 2004. Journal Of American College Of Nutrition 23(5):373-85. The Effects Of High Protein Diets On Thermogenesis, Satiety And Weight Loss: A Critical Review
18). J Lindström, M Peltonen, J G Eriksson, A Louheranta, M Fogelholm, M Uusitupa, J Tuomilehto. 2006. Diabetologia 49(5) : 912-20. High-Fibre, Low-Fat Diet Predicts Long-Term Weight Loss And Decreased Type 2 Diabetes Risk: The Finnish Diabetes Prevention Study.
19). Edgardo Olvera Lopez, Brian D. Ballard, Arif Jan. 2020. StatPearls Publishing. Cardiovascular Disease.
20). Rocio Aller, Daniel Antonio De Luis, Olatz Izaola, Fernando La Calle, Lourdes Del Olmo, Luis Fernandez, Teresa Arranz, J M Gonzalez Hernandez. 2004. Diabetes Research And Clinical Practice 65(1) : 7-11. Effect Of Soluble Fiber Intake In Lipid And Glucose Levels In Healthy Subjects: A Randomized Clinical Trial.
21). Arshad Muhammad Iqbal And Syed F. Jamal. 2019. StatPearls Publishing. Essential Hypertension
22). W M Vollmer, F M Sacks, J Ard, L J Appel, G A Bray, D G Simons-Morton, P R Conlin, L P Svetkey, T P Erlinger, T J Moore, N Karanja, DASH-Sodium Trial Collaborative Research Group. 2001. Annual Of Internal Medicine 135(12) : 1019-28. Effects Of Diet And Sodium Intake On Blood Pressure: Subgroup Analysis Of The DASH-Sodium Trial.
23). Alok Kumar Verma, Sandeep Kumar, Mukul Das, Premendra D Dwivedi. 2013. Clinical Reviews In Allergy And Immunology 45(1):30-46. A Comprehensive Review Of Legume Allergy.
24). Elisabetta Damiani, Anna Maria Aloia, Maria Giovanna Priore, Angela Pastore, Stefania Nardulli, Cristina Lippolis, Luigi Macchia, And Antonio Ferrannini. 2011. Journal Of Allergy (Cairo) : 191787. Vicia Faba Hypersensitivity And ASA Intolerance In A Farmer: A Case Report.
25). S Oliveira, S Pinheiro, P Gomes, A B Horta, A S Castro. 2000. Acta Medica Portugiesa 13(4) : 237-40. Favism.
26). B Holm, M Jensenius. 1998. Tidsskrift For Norske Laegeforening 118(3) : 384-5. Favism. Acute Hemolysis After Intake Of Fava Beans.
27). Lucio Luzzatto, Paolo Arese. 2018. The New England Journal Of Medicine 378(1) : 60-71. Favism And Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase Deficiency.
28). Anaberta Cardador-Martínez2 , Karina Maya-Ocaña1 , Alicia Ortiz-Moreno1 , Braulio E. Herrera-Cabrera3 , G. Dávila-Ortiz1 , Mercedes Múzquiz4 , Mercedes Martín-Pedrosa4 , Carmen Burbano4 , Carmen Cuadrado4 And Cristian Jiménez-Martínez. 2006. Journal Of Food Quality 35 : 419-428. Effect Of Roasting And Boiling On The Content Of Vicine, Convicine And L-3,4-Dihydroxyphenylalanine In Vicia Faba L.
29). Logegaray, V.R., Frezza, D., León, A.P. And Chiesa, A. 2010. Acta Horticulturae 875 : 409-416. Effect Of Packaging And Storage Temperature On Postharvest Behaviour In Fresh Faba Beans (Vicia Faba L.).