Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kejang dan spasme pada otot adalah hal yang cukup umum terjadi, terutama di area paha, betis, tangan, lengan, perut, perut bagian samping, dan telapak kaki. Terkadang hal ini merupakan gangguan kecil yang
Kejang otot dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja, baik itu tangan, kaki, maupun lengan [1,16].
Kejang otot juga disebut dengan kram otot, yakni sebuah kondisi saat kontraksi otot terjadi berkelanjutan [1,16].
Otot yang menegang atau tidak dalam keadaan rileks akan lebih mudah mengalami kram atau kejang [1,16].
Namun jika kejang otot terjadi pada lengan, apa saja kemungkinan penyebabnya?
Daftar isi
Sindrom tangan kaku diabetes (diabetic stiff hand syndrome) adalah sebuah kondisi ketegangan dan kekakuan pada tangan penderita diabetes tanpa rasa sakit namun mampu membatasi gerakan tangan hingga lengan [2].
Penderita sindrom ini akan mengalami kesulitan dalam beraktivitas menggunakan tangan dan lengan [2].
Kekakuan tak hanya bisa terjadi di bagian tangan dan jari tangan, tapi juga bisa terjadi di area lengan [2].
Biasanya, sindrom ini ditandai dengan jari-jari tangan yang cenderung kaku masuk ke dalam seperti mengepal [2].
Saat otot lengan terasa kejang dan hal ini terjadi terus-menerus, bisa jadi hal ini merupakan sebuah tanda adanya kondisi radang pada sendi [3].
Rheumatoid arthritis adalah kemungkinan lain dari penyebab kejang pada otot lengan [3].
Kondisi tersebut mampu menyebabkan sendi kaku, bengkak dan nyeri di bagian kaki, pergelangan tangan, dan sepanjang tangan serta lengan [3].
Bila kram atau ketidaknyamanan terjadi di bagian lengan dan tangan dalam waktu lama, segera periksakan agar dapat ditangani secara dini.
Sindrom terowongan karpal atau carpal tunnel syndrome merupakan kondisi ketika tangan terasa kesemutan, lemah, hingga kebas atau mati rasa [1,4].
Biasanya kondisi ini menyerang bagian jari tangan, namun dapat pula menjadi alasan mengapa otot lengan terpengaruh dan menjadi lebih sering kram [1,4].
Sindrom ini terjadi karena tekanan yang ada pada saraf median, yakni saraf pada telapak tangan (carpal tunnel) [1,4].
Otot lengan kaku dan kram bisa jadi merupakan tanda bahwa tubuh sedang kekurangan cairan [1,5].
Dehidrasi dapat menyebabkan kejang pada otot, termasuk otot lengan, terutama bila aktivitas terlampau padat dan tubuh kehilangan banyak sekali cairan [1,5].
Hal ini pun bisa saja terjadi saat sedang sakit, seperti demam yang menyebabkan tubuh lebih banyak berkeringat [1,5].
Ketika sakit atau bergerak aktif sepanjang hari, elektrolit akan berkurang di dalam tubuh yang jika tidak segera diganti, otot tiba-tiba akan kaku dan kejang [1,5].
Mengonsumsi teh atau kopi yang berkandungan kafein tinggi mungkin bertujuan untuk meningkatkan energi dalam tubuh agar semakin bersemangat dalam beraktivitas [1,6].
Hanya saja, kafein yang terlampau berlebihan terutama di pagi hari bisa justru memengaruhi tubuh secara negatif [1,6].
Otot lengan dan otot bagian tubuh lainnya dapat mengalami kram atau kejang sebagai efeknya [1,6].
Obat diuretik merupakan salah satu penyebab kram atau kejang pada otot lengan maupun otot bagian tubuh lainnya [7].
Penderita penyakit kardiovaskular maupun hipertensi mungkin menggunakan obat ini.
Sebagai dampaknya, obat ini akan membuat pengonsumsi buang air kecil lebih sering di mana kadar kalium dalam tubuh bisa ikut keluar terbuang bersama urine [7].
Jika tidak mengasup makanan berkalium tinggi dengan cukup, kadar kalium yang rendah kemudian akan menyebabkan otot kejang.
Selain diuretik, antidepresan dan amphetamine memberikan efek yang sama [8].
Sindrom Isaac atau neuromyotonia adalah sebuah kondisi yang bisa menyebabkan lengan (khususnya sisi kiri) menjadi lebih sering kejang atau kedutan [1,9].
Lengan kanan dan bagian kaki pun bisa saja ikut berkedut ketika seseorang mengalami sindrom ini. [9]
Terjadinya sindrom Isaac ini disebabkan oleh saraf yang mengirimkan sinyal kepada otot untuk terus bergerak padahal tulang belakang dan otak tidak memberi perintah demikian [9].
Sebagai dampaknya, otot kemudian menjadi lebih mudah berkedut, kejang, kram, dan kaku [9].
Otot lengan dan kaki adalah yang paling sering terpengaruh oleh sindrom Isaac yang akan terlihat berkedut di bawah kulit [9].
Tak hanya terjadi sewaktu sedang beraktivitas, kejang tetap terjadi ketika penderita sedang dalam kondisi terlelap [9].
Bahkan saat diberi anestesi, kejang otot akan terus berlanjut sehingga hal ini perlu diperiksakan ke dokter untuk mengatasinya dengan benar [9].
Penyebab kejang pada otot lainnya adalah neuropati, yakni ketika komunikasi antar sel saraf dan dengan otak mengalami perubahan karena kerusakan [10].
Tak hanya di bagian lengan, otot bagian tubuh lainnya dapat mengalami kejang atau kram sebab saraf pengendali otot mengalami gangguan [10].
Pada beberapa orang, kondisi ini bisa saja bawaan lahir, namun ada pula yang disebabkan oleh efek obat, kecanduan alkohol, penyakit tertentu, infeksi, atau cedera [10].
Saraf kejepit adalah kondisi ketika saraf-saraf di sekitar tulang belakang memperoleh tekanan dari efek menonjolnya bantalan antar tulang belakang; biasanya terjadi di leher dan bagian bawah pada punggung [11].
Walau gejala utamanya adalah nyeri pada area sepanjang leher ke punggung, lengan bisa saja terkena pengaruhnya [11].
Kelemahan otot dan kesemutan dapat terjadi, begitu pula dengan kejang otot perlu diwaspadai [11].
Stres seringkali dapat menjadi alasan otot menjadi tegang dan mengalami kejang, termasuk otot lengan [1,11].
Stres tidak hanya menjadi penyebab susah tidur di malam hari atau sering sakit kepala, tapi juga memengaruhi kesehatan otot [1,11].
Saat lengan mengalami kejang otot, terdapat kemungkinan bahwa peredaran darah sedang tidak lancar, terutama pada bagian lengan.
Bila aliran darah tidak lancar, maka sel-sel dalam tubuh bekerja secara tidak optimal. Hal ini kemudian berdampak pada kesehatan dan fungsi otot.
Tubuh yang mengalami kekurangan vitamin atau mineral tertentu dapat mengalami kejang pada otot [1].
Jika tiba-tiba kejang pada otot lengan terjadi, ada kemungkinan tubuh sedang mengalami defisiensi kalium, kalsium, vitamin B, dan/atau vitamin D [1,12].
Tak hanya lengan, bagian tangan, betis, dan kelopak mata dapat mengalami kejang otot yang biasanya terjadi dalam bentuk kedutan atau kram [1].
Konsumsi rutin makanan dan minuman dengan kandungan nutrisi-nutrisi tersebut.
Atau, konsumsi suplemen yang sebaiknya sudah lebih dulu dikonsultasikan dengan dokter agar tidak terjadi kesalahan dosis dan gangguan kesehatan karenanya.
Penyakit Lou Gehrig adalah sebuah penyakit yang juga dikenal dengan istilah sklerosis lateral amiotrofik, yakni kondisi sel-sel saraf yang mati [1,13].
Otot lengan dan kaki adalah yang paling umum terpengaruh oleh kondisi ini. Meski demikian, kejang bisa terjadi pada otot bagian tubuh lainnya [1,13].
Sel-sel saraf motorik yang ada pada tulang belakang dapat mengalami kerusakan ketika atrofi otot tulang belakang terjadi [1,14].
Oleh karena itu, gerakan dan fungsi otot akan terpengaruh di mana salah satunya kontrol gerakan menjadi terganggu [1,14].
Hal ini bisa memengaruhi otot lengan, bahkan hingga otot lidah untuk kemudian mengalami kejang atau kedutan [1,14].
Distrofi otot merupakan sebuah kelompok gangguan kesehatan yang menyebabkan kesehatan otot terganggu [1,15].
Pada distrofi otot, otot tubuh dapat mengalami kehilangan massa, kelemahan, hingga tak lagi berfungsi optima [1,15]l.
Bersifat progresif, gejala distrofi otot sendiri akan tergantung dari lokasi bagian tubuh yang terpengaruh, salah satunya adalah otot lengan [1,15].
Jenis distrofi otot yang memengaruhi lengan antara lain meliputi distrofi otot Duchenne, distrofi otot Becker, distrofi otot facioscapulohumeral, distrofi otot Emery-Dreifuss, dan distrofi otot distal [15].
Apabila kejang otot lengan tak kunjung mereda dan bahkan semakin buruk, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Distrofi otot umumnya terjadi pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa bisa mengalaminya.
Tergantung dari penyebabnya, berikut ini serangkaian cara untuk mengatasi kejang otot lengan yang bisa dicoba [1,5,7,8].
Apabila kejang otot lengan tidak juga teratasi dengan minum air putih, pengelolaan stres yang tepat, diet seimbang, tidur cukup, dan olahraga cukup, segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1. University of Illinois & Suzanne Allen. What You Need to Know About Muscle Twitching. Healthline; 2019.
2. A Pandey, K Usman, H Reddy, M Gutch, N Jain, & SA Qidwai. Prevalence of Hand Disorders in Type 2 Diabetes Mellitus and its Correlation with Microvascular Complications. Annals of Medical & Health Sciences Research; 2013.
3. Alexa Meara, MD & Donna Fennessy. Rheumatoid Arthritis: Are Hand Cramps a Symptom?. Everyday Health; 2016.
4. Harvard Health Publishing. Don’t delay treatment for carpal tunnel syndrome. Harvard Health Publishing; 2019.
5. Wing Yin Lau, Haruyasu Kato, & Kazunori Nosaka. Water intake after dehydration makes muscles more susceptible to cramp but electrolytes reverse that effect. BMJ Open Sport and Exercise Medicine; 2019.
6. Bruno P. C. Smirmaul, Antonio Carlos de Moraes, Luca Angius, & Samuele M. Marcora. Effects of caffeine on neuromuscular fatigue and performance during high-intensity cycling exercise in moderate hypoxia. European Journal of Applied Physiology; 2017.
7. Bruno Bordoni; Kavin Sugumar; & Matthew Varacallo. Muscle Cramps. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Ai-Leng Foong, BSc;, Tejal Patel, BScPharm, PharmD;, Jamie Kellar, BScHK, BScPhm, PharmD;, & Kelly A. Grindrod, BScPharm, PharmD, MSc. The scoop on serotonin syndrome. Canadian Pharmacists Journal; 2018.
9. Z Odabasi, J L Joy, G C Claussen, G A Herrera, & S J Oh. Isaacs' syndrome associated with chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy. Muscle Nerve; 2016.
10. P Marchettini, M Lacerenza, E Mauri, & C Marangoni. Painful Peripheral Neuropathies. Current Neuropharmacology; 2006.
11. Christopher Melinosky, MD. Causes of Muscle Twitches and Spasms. WebMD; 2019.
12. James J DiNicolantonio, James H O’Keefe, & William Wilson. Subclinical magnesium deficiency: a principal driver of cardiovascular disease and a public health crisis. Open Heart; 2018.
13. Leif A. Sigurdson, BSc, DC. Amyotrophic lateral sclerosis presenting as upper limb weakness in a 35 year old female: a case report. The Journal of the Canadian Chiropractic Association; 2011.
14. Stephen J. Kolb, M.D., Ph.D., & John T. Kissel, M.D. Spinal Muscular Atrophy. HHS Public Access; 2016.
15. Andrew LaPelusa; Michael Kentris. Muscular Dystrophy. National Center for Biotechnology Information; 2020.
16. Siegfried Mense, Prof. Dr. med. Muscle Pain: Mechanisms and Clinical Significance. Deutsches Arzteblatt International; 2008.