Diabetes melitus merupakan penyakit yang menyebabkan tubuh mengalami penumpukan glukosa dalam darah. Hal ini dapat berujung pada berbagai masalah kesehatan serius. Komplikasi jangka panjang dari diabetes melitus berkembang secara perlahan. [1]
Kondisi komplikasi dari penyakit diabetes melitus ini terjadi akibat buruknya penanganan kadar glukosa darah. Komplikasi biasanya menyerang pembuluh darah baik itu pembuluh darah kecil (mikrovaskular) maupun pembuluh darah besar (makrovaskular). [2]
Komplikasi diabetes melitus dapat berujung pada penyakit arteri koroner, stroke, penyakit arteri periferal, retinopati, nefropati, dan neuropati. Biaya untuk menangani komplikasi pada pembuluh darah akibat diabetes telah menjadi penyumbang pada pengeluaran kesehatan. [3]
Daftar isi
Diabetik retinopati merupakan kerusakan pada bagian retina akibat kondisi diabetes. Bila tidak ditangani diabetik retinopati dapat berujung pada kebutaan. Diabetik retinopati bergantung pada derajat keparahan dan lamanya kondisi hiperglikemia. [4]
Pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 adanya faktor hipertensi meningkatkan resiko diabetik retinopati. Pada kebanyakan kasus, diabetik retinopati terjadi 20 tahun sejak diagnosis diabetes melitus tipe 1. Sedangkan pada penderita diabetes melitus tipe 2, kondisi diabetik retinopati berkembang 7 tahun sejak diagnosis. [4]
Diabetik nefropati merupakan kerusakan pada bagian ginjal. Hal ini dapat berujung pada gagal ginjal. Kondisi ini dapat terjadi pada kedua tipe diabetes melitus. Diabetik nefropati menimbulkan adanya protein di air seni lebih dari 500 mg dalam kurun waktu 24 jam. [4]
Diabetes meningkatkan resiko Anda menderita berbagai macam masalah kardiovaskular termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke, dan penyempitan arteri (aterosklerosis). [1]
Kelebihan gula dapat menimbulkan cedera pada dinding pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah jenis ini memberi pasokan gizi pada saraf terutama di bagian kaki. Hal ini menyebabkan sensasi seperti ditusuk, kebas, terbakar atau nyeri pada kaki. [1]
Polineuropati simetri adalah kerusakan saraf paling umum dan menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki. Kelainan dapat berupa kehilangan indera peraba baik terhadap sensasi sentuhan, suhu, getaran, pergerakan pada bagian anggota gerak. [2]
Kerusakan saraf jenis ini dapat menimbulkan hipotensi ortostatik (tekanan darah rendah saat berubah posisi dari duduk atau tidur menjadi bangkit), mual, muntah, kesulitan menelan, takikardia (detak jantung cepat) saat tidak melakukan aktivitas berat, serta menurunnya kemampuan jantung dalam memompa darah saat melakukan aktivitas berat. [2]
Infeksi kaki akibat diabetes merupakan infeksi yang paling umum ditemukan pada jaringan lunak dan tulang penderita diabetes. Kedua jenis penderita diabetes melitus mempunyai resiko 30 kali lipat lebih tinggi mengalami amputasi pada anggota gerak bagain bawah dibandingkan pasien non diabetes. [3]
Penyakit diabetes melitus membuat Anda lebih rentan menderita berbagai masalah kulit termasuk yang berasal dari infeksi bakteri dan jamur. [1]
Masalah kulit yang umum ditemui pada penderita diabetes adalah candidiasis. Hal ini dapat menimbulkan ruam pada bagian tubuh. [5]
Diabetes melitus tipe 2 mampu meningkatkan resiko demensia misalnya penyakit Alzheimer. Semakin buruk pengendalian kadar gula darah maka semakin besar resiko yang muncul. [1] Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak. Hal inilah yang menimbulkan demensia vaskular. [6]
Kerusakan pembuluh darah ini menimbulkan kerusakan otak. Sering kali akibat berkurangnya atau terhambatnya aliran darah menuju otak. Baik demensia vaskular dan penyakit Alzheimer dapat menjadi penyebab satu sama lain. [6]
Gejala depresi umum ditemukan pada penderita diabetes melitus tipe 1 dan 2. Adanya depresi dapat mempengaruhi penanganan diabetes. [1] Diabetes mampu mengubah senyawa kimia di otak yang dikaitkan dengan perkembangan depresi. [7]
Misalnya kerusakan akibat diabetes neuropati atau terhambatnya pembuluh darah di otak berperan andil terhadap depresi yang dialami oleh penderita diabetes. Selain menyulitkan penanganan diabetes, depresi juga menyulitkan pencegahan komplikasi akibat diabetes. [7]
Radikulopati merupakan kerusakan saraf pada bagian tulang belakang akibat komplikasi diabetes melitus. Kerusakan ini dapat menimbulkan gejala seperti nyeri, lemas, dan atrofi pada anggota gerak bagian bawah serta nyeri pada perut bagian bawah. [2]
Neuropati kranial merupakan kerusakan syaraf yang terjadi pada bagian syaraf kranial. Gejalanya dapat berupa pandangan ganda (diplopia), penurunan kelopak mata (ptosis), perbedaan ukuran pupil mata (anisocoria), dan kelumpuhan motorik. [2]
Mononeuropti adalah kerusakan syaraf yang menyerang syaraf median. Hal ini menimbulkan gejala berupa lemas dan kebas pada jari atau lemas pada kaki. Selain itu, penderita diabetes juga menjadi lebh rentan terhadap sindrom saluran karpal. [2]
Orang dengan diabetes melitus juga akan mengalami tukak dan infeksi pada bagain tubuh. Hal ini disebabkan karena buruknya peredaran darah menuju kulit. Karena terlalu sering, luka yang terjadi sembuh dengan lambat atau tidak pulih sama sekali. [5]
Ketika luka tidak kunjung sembuh maka luka akan menjadi terinfeksi. Hal ini akan berujung pada kematian jaringan (gangrene) atau infeksi tulang (osteomyelitis). [5]
Pada penderita diabetes, kerusakan hati merupakan hal yang umum. Kondisi ini akibat penimbunan lemak di sel hati. Penyakit hati berlemak kadang berujung pada kondisi serius seperti sirosis. [5]
Kerusakan pada jaringan jantung diakibatkan oleh beragam faktor seperti aterosklerosis, hipertensi, hipertrofi ventrikel, dan penyakit pada pembuluh darah kapiler, obesitas, dan gangguan metabolisme. Seiring berjalannnya waktu, penderita akan mengalami gagal jantung. [2]
Wanita penderita diabetes harus menjaga kadar gula darah saat hamil. Kadar gula darah yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan janin kelebihan berat badan. Hal ini akan menimbulkan masalah saat persalinan, trauma pada ibu dan bayi serta penurunan gula darah pada bayi saat baru lahir (neonatal hipoglikemia). [8]
Orang dengan diabetes akan mengalami peningkatan resiko terhadap kondisi peradangan pada gusi (periodontitis). Hal ini dapat terjadi bila kadar gula darah tidak dikendalikan dengan baik. Periodontitis merupakan penyebab utama kehilangan gusi dan penyakit kardiovaskular. [8]
1. Anonim. Diabetes. Mayo Clinic; 2020.
2. Erika F. Brutsaert. Complications of Diabetes Mellitus. MSD Manual Professional Version; 2020.
3. Marilyn Tan, Umer Malik, Priyasheelta Nand, Jeffrey Tan & Marina Basina. Complications of Diabetes Mellitus. Cancer Therapy Advisor; 2013.
4. Michael J. Fowler. Microvascular and Macrovascular Complications of Diabetes. Clinical Diabetes; 2008.
5. Erika F. Brutsaert. Complications of Diabetes Mellitus. MSD Manual Consumer Version; 2020.
6. Anonim. Diabetes and Alzheimer's linked. Mayo Clinic; 2021.
7. Joan Jovinally & Peggy Pletcher. Is There a Link Between Diabetes and Depression? Know the Facts. Healthline; 2018.
8. Anonim. Diabetes complications. International Diabetes Federation; 2020.