Penyakit & Kelainan

Limfangitis : Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Limfangitis?

Limfangitis merupakan jenis penyakit radang karena infeksi bakteri yang menyerang pembuluh limfatik [1,2,3].

Limfangitis ditandai dengan pembengkakan di bagian pembuluh limfatik di mana radang ini bisa terjadi karena kanker atau bahkan infeksi parasit selain dari infeksi bakteri [1,2,3].

Penyakit ini tergolong umum, terutama akan mudah terjadi pada orang-orang dengan daya tahan tubuh lebih lemah [1,2,3].

Apa itu sistem limfatik?

Sistem limfatik dalam tubuh terdiri dari pembuluh, organ dan kelenjar di mana sistem ini juga dikenal sebagai sistem pertahanan tubuh [1,4].

Cairan limfa atau kelenjar getah bening merupakan cairan yang diproduksi sekaligus diangkut oleh sistem limfatik [1,4].

Sistem limfatik sendiri meliputi sumsum tulang belakang, limfa, timus, dan amandel dan sistem ini sangat penting dalam melawan serangan infeksi [1,4].

Bila terjadi gangguan pada sistem limfatik, infeksi mudah menyerang dan menyebabkan radang [1,4].

Bahkan bila infeksi berhasil menyerang, hal ini bisa membahayakan tubuh penderitanya, termasuk mengancam jiwa penderita [1,4].

Penyebab Limfangitis

Walau limfangitis bisa disebabkan oleh infeksi parasit maupun kanker, paling umum kasus limfangitis disebabkan oleh infeksi bakteri [1,2,3].

Infeksi kulit akut oleh bakteri Staphylococcus atau Streptococcus menjadi sebab utama terjadinya limfangitis [1,2,3].

Hanya saja, limfangitis karena bakteri Staphylococcus lebih jarang dijumpai; meski demikian, baik dikarenakan Staphylococcus maupun Streptococcus, radang di node limfa tetap perlu ditangani dengan cepat karena berpotensi mengancam jiwa [1,2,3].

Ketika infeksi kulit semakin parah, biasanya limfangitis kemudian terjadi sebagai salah satu tandanya [1,2,3].

Selain infeksi parasit, infeksi bakteri dan kanker, infeksi virus maupun gigitan serangga tertentu mampu mengakibatkan limfangitis jika tidak hati-hati [1].

Selain dari faktor penyebabnya, penting untuk mengetahui sekaligus mewaspadai faktor-faktor yang meningkatkan risiko limfangitis, seperti [1,2,3] :

  • Pernah atau sedang menempuh pengobatan kanker.
  • Memiliki luka terbuka dan sudah ada tanda-tanda infeksi namun tidak segera mengobatinya.
  • Mengonsumsi antibiotik lebih dari dosisnya.
  • Berhenti mengonsumsi antibiotik sebelum obat habis.
  • Mengalami cacar air.
  • Menderita diabetes.
  • Mengalami kehilangan fungsi imun tubuh atau imunodefisiensi.
  • Menggunakan steroid kronis.
  • Memiliki penyakit Crohn (jenis penyakit radang usus besar)

Gigitan hewan selain serangga yang patut diwaspadai adalah gigitan anjing atau kucing yang kemudian membuat luka pada kulit [1].

Luka ini jika tidak segera dibersihkan dengan air mengalir bersih dan diobati membuka peluang bagi bakteri dan parasit untuk menginfeksi [1].

Jika luka sampai terinfeksi oleh kuman, risiko terjadinya limfangitis lebih tinggi; oleh karena itu, para tukang kebun memiliki risiko lebih besar terkena limfangitis [1].

Kanker disebut sebagai salah satu faktor yang mampu menyebabkan limfangitis, terutama tumor dan kanker berikut [1] :

Jenis-jenis kanker tersebut adalah yang paling umum dalam memicu limfangitis, namun tidak menutup kemungkinan adanya jenis kanker lain yang juga meningkatkan risiko limfangitis [1].

Meski beberapa faktor risiko tersebut tidak dialami, tidak menandakan bahwa seseorang bisa terbebas atau sama sekali tidak bisa mengidap limfangitis [1].

Setiap mengalami luka, pastikan untuk merawatnya dengan benar atau segera ke dokter agar tidak membuka jalan bagi kuman untuk menginfeksi dan memicu limfangitis [1].

Gejala Limfangitis

Gejala utama limfangitis adalah garis merah di area yang terinfeksi hingga kelenjar limfa terdekat di mana garis merah ini bisa begitu terlihat jelas namun pada beberapa kasus lain terlihat samar [1,2,3].

Pada beberapa penderita, garis merah yang timbul seperti sambungan dari luka yang ada di permukaan kulit [1,2,3].

Selain itu, ada beberapa gejala lain yang juga perlu diwaspadai sebagai kondisi limfangitis, yakni antara lain [1,2] :

  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Otot tubuh pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Demam disertai tubuh menggigil
  • Tubuh merasa tidak enak
  • Nafsu makan turun
  • Tubuh mudah lelah

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Segera ke dokter untuk memeriksakan diri apabila beberapa keluhan ini menyertai [1] :

  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang terus terjadi hingga berminggu-minggu.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening terjadi tanpa diketahui sebab yang jelas.
  • Timbulnya benjolan diikuti dengan demam, menggigil, nafsu makan hilang dan berat badan turun.
  • Benjolan yang timbul tidak bergerak dan akan terasa keras setiap menyentuh dan menekannya.

Pemeriksaan Limfangitis

Untuk memastikan bahwa gejala-gejala yang muncul merupakan tanda penyakit limfangitis, berikut ini adalah beberapa metode pemeriksaan yang penderita bisa tempuh :

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan

Seperti pada umumnya, dokter perlu mengawali dengan pemeriksaan fisik pasien, terutama pada bagian benjolan akibat pembesaran kelenjar getah bening [1].

Dokter akan mengecek apakah benjolan tersebut keras dan bergerak saat disentuh [1].

Dokter juga harus mengetahui apakah benjolan hangat dan lembut saat menyentuhnya [1].

Tekstur dan ukuran benjolan dari pembesaran kelenjar getah bening mampu membantu dokter dalam menghasilkan diagnosa sementara [1].

Tidak hanya pemeriksaan fisik, dokter biasanya akan mengecek juga riwayat kesehatan pasien dengan bertanya mengenai gejala apa saja yang dirasakan selama ini dan sudah berapa lama sejak timbulnya gejala.

Dokter pun perlu mengumpulkan informasi terkait riwayat kesehatan pasien maupun keluarga pasien untuk mengeliminasi kemungkinan penyakit keturunan dan semacamnya.

  • Tes Pemindaian

Sebagai tes penunjang yang penting, dokter akan menerapkan CT scan pada pasien untuk mengetahui apakah limfangitis berkaitan dengan adanya tumor/kanker tertentu [5].

Selain CT scan, dokter meminta pasien menjalani rontgen dada agar dapat mengidentifikasi adanya tumor paru-paru [6].

Ini karena tumor atau kanker paru-paru meningkatkan risiko limfangitis pada penderitanya.

  • Tes Darah

Dalam menegakkan diagnosa, dokter juga meminta pasien menjalani pemeriksaan darah agar penyakit terkonfirmasi secara benar [1].

Tes darah adalah tes penunjang yang mampu mengeliminasi kemungkinan kondisi medis lain (dengan gejala menyerupai gejala limfangitis) [1].

Tes darah lengkap adalah salah satu bentuk pemeriksaan yang spesifik supaya penyebab pasti segera teridentifikasi [1].

Biopsi kelenjar getah bening adalah proses pengambilan sampel jaringan kelenjar getah bening untuk dibawa dan dianalisa di laboratorium [1].

Cara ini juga digunakan dokter agar mampu memastikan penyebab gejala yang selama ini pasien derita.

Pengobatan Limfangitis

Ketika hasil diagnosa menunjukkan kondisi limfangitis, maka pasien harus memperoleh penanganan secepatnya karena penyebaran infeksi tergolong kilat.

Tergantung penyebabnya, berikut ini adalah beberapa metode pengobatan limfangitis pada umumnya.

  • Obat Pereda Nyeri

Bila terjadi rasa nyeri pada luka dan akibat infeksi, biasanya hal ini akan cukup menghambat penderita melakukan aktivitas seperti biasa [1].

Oleh sebab itu, penggunaan obat pereda nyeri akan sangat membantu agar penderita tak terlalu merasa tak nyaman [1].

Obat pereda nyeri yang umumnya bisa digunakan adalah naproxen, aspirin, acetaminophen, atau aspirin [1].

  • Antibiotik

Pengobatan untuk limfangitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri adalah antibiotik dan dokter akan meresepkan obat tersebut [1].

Pemberian antibiotik dapat dilakukan baik melalui infus maupun secara oral (obat minum), tergantung kondisi pasien [1].

  • Antivirus atau Antiparasit

Selain antibiotik, antivirus atau antiparasit akan dokter berikan kepada pasien bila limfangitis disebabkan oleh infeksi parasit atau virus [1].

Antibiotik bukan obat yang tepat untuk menangani limfangitis karena infeksi kuman selain bakteri [1].

  • Terapi Kanker

Pengobatan kanker akan diberikan kepada pasien limfangitis dengan kanker sebagai penyebabnya [1].

Operasi, kemoterapi dan radioterapi (terapi radiasi) adalah metode pengobatan kanker yang akan diberikan kepada pasien tergantung jenis kanker dan tingkat keparahannya [1].

  • Perawatan Luka

Pengobatan juga dapat dalam bentuk perawatan luka yang benar, seperti membalut luka menggunakan perban jika perlu, dan perban tersebut diganti rutin sehari setidaknya 2 kali untuk menjaga kebersihannya [1].

Pastikan pula luka tetap dalam kondisi kering dan tidak lembap maupun basah.

Perawatan luka juga lebih dianjurkan untuk dilakukan ketika sudah minum obat resep dokter.

  • Kompres Hangat

Untuk pembengkakan yang terjadi, gunakan kompres hangat atau heat pad agar bengkak dan radangnya berkurang [1].

Lakukan secara rutin beberapa kali dalam sehari sampai bengkak benar-benar mengempis [1].

Bagaimana prognosis limfangitis?

Prognosis limfangitis umumnya sangat bagus, terutama jika tidak sampai terjadi komplikasi [1].

Memperoleh pengobatan secepatnya mampu menurunkan risiko komplikasi dan penderita dapat pulih sepenuhnya [1].

Membutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan untuk pulih total dari limfangitis, namun asalkan tidak ada komplikasi maka kondisi penderita tergolong aman [1].

Komplikasi Limfangitis

Risiko komplikasi limfangitis cukup tinggi karena penyebaran infeksi pada limfangitis sangat cepat; berikut ini beberapa risiko komplikasi yang dimaksud [1] :

Jika bakteri telah berada di aliran darah, maka kondisi penderita akan jauh lebih serius [1].

Bila garis merah berkembang, nyeri semakin hebat, kemerahan karena infeksi tampak semakin jelas, terdapat nanah pada luka/kelenjar getah bening, disertai pula dengan demam tinggi, segera konsultasikan dengan dokter [1].

Keterlambatan penanganan mampu berakibat pada kematian karena kondisi komplikasi yang telanjur parah.

Antibiotik resep dokter tidak hanya bertujuan mengatasi gejala, tapi juga mencegah komplikasi sehingga penggunaannya harus benar-benar sesuai dengan aturan dan anjuran dokter [1].

Pencegahan Limfangitis

Limfangitis dapat dicegah dengan merawat luka terbuka dengan baik.

Pertolongan pertama pada gigitan serangga maupun hewan lainnya juga sangat penting demi meminimalisir risiko infeksi kuman.

Jika terjadi beberapa gejala yang mengarah pada limfangitis, segera ke dokter untuk mendapat penanganan.

Deteksi dan penanganan dini gejala limfangitis akan menghindarkan pasien dari risiko komplikasi mengancam jiwa.

1. Elaine K. Luo, M.D. & Natalie Phillips. Lymphangitis. Healthline; 2018.
2. Raymond D Pitetti, MD, MPH, Russell W Steele, MD, Larry I Lutwick, MD, Gary J Noel, MD, & Mary L Windle, PharmD. Lymphangitis. Medscape; 2018.
3. Wingfield E. Rehmus , MD, MPH. Lymphangitis. MSD Manual; 2021.
4. Lauren Ozdowski & Vikas Gupta. Physiology, Lymphatic System. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Dae Geun Kim, Dae Young Yoon, Ji Hyun Hong, Ji Yoon Moon, Eun Joo Yun, Eun Soo Kim, & Yul Lee. Lymphangitis Carcinomatosa in Neck Soft Tissue: Computed Tomography Findings With Emphasis on Differentiation From Cellulitis. Journal of Computer Assisted Tomography; 2022.
6. S Hominal, L Falchero, M Perol, & J C Guérin. Carcinomatous lymphangitis. La Presse médicale; 1999.

Share