Makanan, Minuman dan Herbal

Lobak: Manfaat, Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Lobak merupakan tanaman yang menghasilkan umbi. Umbi inilah yang dapat dikonsumsi karena gizinya yang tinggi. Lobak memiliki banyak manfaat apabila dikonsumsi secara rutin. Berikut penjelasannya.

Tentang Lobak

Lobak

Lobak (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman umbi yang berasal dari wilayah Tiongkok. Masyarakat Cina sangat gemar mengonsumsi lobak karena rasanya yang segar dan enak [1].

Tanaman lobak termasuk dalam keluarga Cruciferae. Lobak merupakan tanaman perdu. Lobak berbentuk lonjong sama seperti wortel. Namun, rasa lobak tidaklah manis melainkan sedikit pahit dan pedas. Lobak juga memiliki beberapa jenis. Berikut jenis-jenis lobak yang sering ditemui.

Jenis-Jenis Lobak

1. Lobak putih

Lobak Putih

Lobak putih adalah lobak yang paling sering dikonsumsi. Lobak memiliki umbi yang berwarna putih dan bentuknya panjang dan lonjong. Lobak ini biasanya diolah menjadi soto, salad dan keripik.

Lobak putih memiliki manfaat diantaranya mencegah terjadinya kaker, menjaga kesehatan tulang dan gigi, menyehatkan jantung dan sirkulasi darah [1].

2. Lobak Merah (Radish)

Lobak Merah

Lobak merah memiliki ciri-ciri umbi berbentuk bulat pendek dan berwarna merah. Nama lain dari lobak merah adalah radish. Lobak ini paling sering dikonsumsi masyarakat Cina sebagai olahan sayuran dan dimakan mentah.

Lobak merah memiliki rasa lebih pedas dari lobak lainnya. Manfaat lobak merah adalah mencegah penyakit kanker, menurunkan kolesterol, mencegah penuaan dini dan menstabilkan tekanan darah [1].

3. Lobak Hitam

Lobak Hitam

Sesuai namanya, lobak ini memiliki warna hitam dan bentuknya bulat seperti lobak merah. Manfaat lobak hitam adalah menjaga kesehatan hati, menjaga keseimbangan kolestrol dan sumber vitamin C yang tinggi [1].

Kandungan Gizi Lobak

Lobak memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang sangat bermanfaat. Berikut kandungan gizi dalam 100 gram berat kering lobak berdasarkan AKG 2000 kalori.

IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram)
Lobak, mentah
Kalori: 16 Kalori Dari Lemak: 0.8
%Kebutuhan Harian
Total Lemak0.1      g 0.15 %
Lemak Jenuh0        g 0.16 %
Lemak Trans0        0    %
Kolesterol 0        mg 0   %
Sodium39       mg 1.63 %
Total Karbohidrat3.5      g 1.15 %
Serat1.6      g 6.4  %
Gula1.9      g
Protein0.7      g 1.36 %
Vitamin A0.14 %Vitamin c24.66 %
Kalsium2.5 %Zat besi1.89 %
© IDNmedis.com

Src : Lobak, mentah

*Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil.

Top 10 Gizi
Penyajian 100gr%Kebutuhan Harian
Vitamin C14.8     mg25 %
Serat makanan1.6      g6 %
Folat25       mcg6 %
Kalium233      mg7 %
Vitamin B60.1      mg4 %
Mangan0.1      mg3 %
Riboflavin0        mg2 %
Kalsium25       mg2 %
Magnesium10       mg2 %
Fosfor20       mg2 %
© IDNmedis.com

Src : Lobak, mentah

Kandungan gizi utama dalam lobak adalah kalsium, fosfor dan vitamin C. Kalsium berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Fosfor berperan dalam sistem peredaran darah manusia. Sedangkan vitamin C mampu memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan sistem pencernaan.

Selain itu, lobak mengandung senyawa saponin, flavonoid dan polifenol. Ketiga senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri dan antivirus.

Senyawa ini juga mampu meningkatkan kesehatan tubuh baik sistem peredaran darah, pencernaan dan yang lainnya [2].

Manfaat Lobak untuk Kesehatan

Belum banyak yang tahu bahwa lobak menyimpan banyak manfaat. Berikut penjelasannya.

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Lobak merupakan jenis sayuran yang mengandung serat yang mampu menurunkan tingkat kolestrol dalam darah.

Serat akan menyerap kelebihan kolestrol dalam pembuluh darah sehingga mencegah penumpukan plak atau kolestrol dalam darah.

Penumpukan kolestrol dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung [3].

Kadar kalium dalam 100 gram lobak adalah 233 mg. Kandungan kalium dalam lobak ini sangat baik bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Kalium berfungsi menstabilkan tekanan darah dalam tubuh [4].

Selain kalium, zat besi dan fosfor yang terkandung dalam lobak mampu meningkatkan produksi sel darah merah.

Lobak mengandung vitamin B dan vitamin C yang juga berperan dalam pembentukan sel darah merah. Mengonsumsi lobak akan mencegah terjadinya anemia [4].

Lobak mengandung senyawa antosianin sebagai antioksidan yang mampu mencegah terjadinya aterosklerosis (penyakit penyumbatan pembuluh darah).

Antosianin berperan mencegah terjadinya proses aterogenesis (peradangan pada pembuluh darah) dengan mengoksidasi lemak jahat yang ada dalam tubuh [3].

2. Menjaga Kesehatan Tulang

Lobak mengandung senyawa antosianin yang mencegah masuknya dan berkembangnya radikal bebas penyebab radang pada sendi dan tulang.

Lobak memiliki rasa yang sedikit pedas dan hangat yang mampu mengurangi nyeri atau peradangan yang terjadi pada sendi maupun tulang [6].

Lobak juga mengandung mineral kalsium yang penting dalam kesehatan tulang. Kandungan kalsium dalam lobak sebanyak 35 mg.

Kalsium menjaga kepadatan tulang dan gigi sehingga mencegah terjadinya kerapuhan tulang atau osteoporosis [4].

Lobak mengandung vitamin C sebanyak 32 mg. Vitamin C berfungsi merangsang pembentukan kolagen dalam tubuh. Kolagen merupapakan protein yang terkandung dalam tulang.

Kolagen berfungsi memberikan kekuatan pada otot dan tulang. Selain itu, kolagen juga berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tulang [5].

3. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh

Lobak mengandung berbagai senyawa antioksidan, antibakteri dan antimikroba.

Senyawa ini bekerja untuk membunuh mikroba dan sumber penyakit lainnya sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, lobak mampu mengurangi terjadinya stres oksidatif [6].

Stres oksidatif merupakan suatu kondisi di dalam tubuh yang mengandung lebih banyak radikal bebas daripada antioksidan. Jika dibiarkan, maka sel-sel dalam tubuh akan rusak dan berisiko kanker.

Dengan mengonsumsi lobak, kandungan senyawa antioksidan dalam tubuh akan meningkat dan dapat merusak radikal bebas yang ada dalam tubuh.

4. Menjaga Kesehatan Kulit dan Wajah

Lobak mengandung senyawa antioksidan yang dapat mencegah penuaan dini.

Penuaan dini memiliki tanda-tanda kerusakan kulit seperti kulit kering, kulit keriput, kulit kusam, bintik cokelat akibat radiasi matahari atau handphone, serta sering kelelahan [6].

Selain senyawa antioksidan yang terkandung di dalam lobak, terdapat senyawa antimikroba yang mampu membunuh bakteri yang masuk dalam tubuh, terutama bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat pada wajah [6].

Lobak juga mengandung vitamin A yang mampu mencegah terjadinya jerawat serta menghilangkan bekas jerawat.

Vitamin A dalam tubuh dapat menjaga kestabilan produksi minyak pada wajah. Produksi minyak yang berlebihan dapat menyumbat pori-pori di wajah [5].

5. Mencegah Risiko Penyakit Kanker

Lobak mengandung anthosianin dan isothiacynate yang mampu mencegah terjadinya kanker pada tubuh.

Senyawa ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker seperti kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat [6][9].

Kandungan vitamin A dalam lobak juga berperan mencegah penyakit kanker dengan cara menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

6. Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan

Kandungan serat dalam lobak mampu mencegah terjadinya sembelit pada sistem pencernaan. Sembelit merupakan suatu kondisi seseorang yang kesulitan BAB (buang air besar).

Dalam tingkat yang parah, seseorang yang mengalami sembelit juga beresiko terjadinya wasir. Mengonsumsi lobak juga mampu mencegah terjadinya kram pada perut [5].

Lobak mengandung vitamin B1 atau thiamin yang berfungsi dalam penyerapan karbohidrat menjadi energi dari makanan. Vitamin ini juga membantu dalam proses penyaluran energi ke sel-sel tubuh [5].

7. Menjaga Kesehatan Hati

Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang biasanya terjadi karena infeksi virus. Penyebab hepatitis adalah kebiasaan meminum alkohol dan konsumsi obat-obatan tertentu dalam dosis yang tinggi.

Hepatitis terdiri dari 5 jenis yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis ini dibedakan berdasarkan gejala, penularannya dan penyebabnya.

Lobak mengandung senyawa glutathione yang merupakan antioksidan yang mengandung gula dan beberapa jenis asam amino seperti sistein, glutamat dan glisin.

Senyawa ini mampu mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Senyawa glutathione berperan dalam proses detoksifikasi dengan membunuh racun-racun dalam organ hati [6].

Efek Samping Lobak

Walaupun banyak manfaat yang didapatkan dalam lobak, tetap harus berhati-hati apabila mengonsumsinya. Lobak memiliki efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan dan tidak tepat. Berikut penjelasannya.

1. Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit dengan gejala kulit kemerahan dan gatal [11]. Peradangan ini dapat disebabkan oleh rasa pedas yang dihasilkan lobak apabila dikonsumsi secara berlebihan.

2. Iritasi pada Pencernaan

Rasa pedas pada lobak apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan pencernaan seperti terjadinya iritasi pada lambung dan usus. Selain itu, mulut dan tenggorokan juga dapat mengalami hal yang sama [12]

3. Taksoplasmosis

Taksoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit dan menimbulkan infeksi. Penyakit ini dapat terjadi apabila mengonsumsi lobak dengan tidak memperhatikan kebersihannya. Kotoran tanah pada lobak yang dapat membawa parasit masuk kedalam tubuh [7].

Tips Penyimpanan Lobak

Lobak memang termasuk dalam umbi. Namun, daya tahan lobak tidak seperti umbi lainnya. Lobak dapat bertahan selama 5 hari dalam suhuh ruangan dan 8 hari dalam lemari pendingin. Akan tetapi, penyimpanan dalam kulkas juga perlu diperhatikan agar lobak tidak busuk. Berikut tips menyimpan lobak dalam kulkas [8].

  • Lobak tidak perlu dibilas dengan air. Bersihkan lobak menggunakan kain atau tisu agar menjaga kadar air dalam lobak. Kadar air yang tinggi akan beresiko terhadap perkembangan bakteri.
  • Kulkas harus bersih dari kotoran. Kulkas yang kotor mempercepat kerusakan pada sayuran khususnya lobak saat disimpan.
  • Masukkan lobak dalam wadah plastik yang kedap udara. Hal ini akanmenjaga kelembaban lobak.
  • Posisi lobak dalam rak kulkas. Setiap rak kulkas mempunyai tingkat kelembaban yag berbeda-beda. Agar lobak tidak terlalu lembab, letakkanlah pada rak paling bawah.
Umumnya, penyimpanan lobak sama dengan sayuran lainnya. Pastikan jangan menyimpannya terlalu lama agar kandungan nutrisi di dalamnya tidak rusak. 

Tips Konsumsi Lobak

Banyak yang kurang menyukai tanaman lobak karena rasanya yang pahit. Padahal, rasa pahit yang dihasilkan lobak disebabkan karena pengolahannya yang tidak sesuai.

Rasa pahit berasal dari getah lobak yang dipotong. Berikut tips mengolah lobak agar tidak pahit [2].

  • Pastikan mencuci lobak dengan air mengalir sampai bersih.
  • Pisahkan bagian umbi dengan daunnya.
  • Potong umbi sekitar 1 cm dari pangkal dekat daun.
  • Kupas lobak sampai bersih dan potong sesuai keingingan.
  • Rendam potongan lobak dengan air garam selama beberapa menit. Hal ini ditujukan agar getah-getah yang dihasilkan lobak menghilang.
  • Setelah itu, rebus sebentar lobak dalam air mendidih.
  • Hingga lobak berubah warna, lobak siap untuk diolah menjadi masakan yang nikmat.

Lobak sangat terkenal dalam masakan Cina dan Korea. Berikut olahan lobak yang dapat dilakukan.

  1. Salad. Lobak biasanya diparut dan dicampur dengan sayuran lainnya.
  2. Lobak putih goreng.
  3. Kimchi (makanan khas korea yang terbuat dari lobak dan sawi yang difermentasi) [10]
  4. Sup lobak
  5. Soto
  6. Kukus lobak
  7. Kerupuk lobak
  8. Jus lobak
Lobak merupakan sayuran yang banyak mengandung nutrisi beserta mineral dan vitaminnya. Lobak memiliki manfaat diantaranya mencegah kanker, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan tulang, hati, pencernaan dan kulit serta meningkatkan imunitas tubuh. Disarankan mengonsumsi lobak secara tepat dan tidak berlebihan agar terhindari dari efek samping.

1). Saleem Ali Banihani. 2017. Nutrients 9 (9). Radish (Raphanus Sativus) and Diabetes
2). Rizwan Ashraf , Bushra Sultana, Munawar Iqbal, Muhammad Mushtaq. 2016. Journal of Genetic Engineering and Biotechnology. 14 (1), 1-8. Variation in Biochemical and Antioxidant Attributes of Raphanus sativus in Response to Foliar Application of Plant Leaf Extracts as Plant Growth Regulator
3). Ibrahim Guillermo Castro-Torres , Minarda De la O-Arciniega, Janeth Gallegos-Estudillo, Elia Brosla Naranjo-Rodríguez, Miguel Ángel Domínguez-Ortíz. 2014. Phytotherapy Research 28 (2), 167-71. Raphanus Sativus L. Var Niger as a Source of Phytochemicals for the Prevention of Cholesterol Gallstones
4). Afshan Siddiq, Ishrat Younus. 2018. Metabolic Brain Disease 33 (4), 1255-1260. The Radish, Raphanus Sativus L. Var. Caudatus Reduces Anxiety-Like Behavior in Mice
5). Abinaya Manivannan , Jin-Hee Kim, Do-Sun Kim, Eun-Su Lee , Hye-Eun Lee. 2019. Nutrients 11(2). Deciphering the Nutraceutical Potential of Raphanus sativus-A Comprehensive Overview
6). Chang Ha Park, Thanislas Bastin Baskar , Soo-Yun Park , Sun-Ju Kim , Mariadhas Valan Arasu , Naif Abdullah Al-Dhabi , Jae Kwang Kim , Sang Un Park. 2016. Molecules 21 (2), 157. Metabolic Profiling and Antioxidant Assay of Metabolites From Three Radish Cultivars (Raphanus Sativus)
7). Seyed Mohammad Bagher Hashemi, Khadijeh Abhari, Amin Mousavi Khaneghah. 2019. Food Science and Nutrients 8 (1), 162-169. The Combined Effects of Ultrasound and Lactic Acid in Inactivating Microorganisms on Fresh Radish ( Raphanus raphanistrum Subsp. sativus): Microbiological and Quality Changes
8). Ru Li , Yi Zhu. 2018. Journal of the Science of Food and Agriculture 98 (15), 5853-5860. The Primary Active Components, Antioxidant Properties, and Differential Metabolite Profiles of Radish Sprouts (Raphanus Sativus L.) Upon Domestic Storage: Analysis of Nutritional Quality
9). Craig S Charron, Bryan T Vinyard , Sharon A Ross, Harold E Seifried , Elizabeth H Jeffery , Janet A Novotny. 2018. The British Journal of Nutrition 120 (12), 1370-1379. Absorption and Metabolism of Isothiocyanates Formed From Broccoli Glucosinolates: Effects of BMI and Daily Consumption in a Randomised Clinical Trial
10). Jayanta Kumar Patra, Gitishree Das , Spiros Paramithiotis , Han-Seung Shin. 2016. Frontiers in Microbiology 7, 1493. Kimchi and Other Widely Consumed Traditional Fermented Foods of Korea: A Review
11).Ahmed Bouhamidi, Mohammed Boui. 2018. The Pan Africal Medical Journal. 31:136. Paederus Dermatitis
12).J L Wallace, C M Keenan, W K MacNaughton, G W McKnight. 1989. Europan Journal of Pharmacology 167 (1): 41-7. Comparison of the Effects of endothelin-1 and endothelin-3 on the Rat Stomach

Share