Penyakit & Kelainan

Menorrhagia: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Lama dan derasnya perdarahan menstruasi berbeda pada tiap wanita. Tetapi, jika darah haid keluar dengan sangat deras, lama, atau tidak teratur, maka kondisi ini disebut menorrhagia dan perlu diwaspadai.

Apa itu Menorrhagia?

Menorrhagia adalah perdarahan haid yang berlangsung lebih dari 7 hari atau lebih singkat namun sangat deras. Bagaimana cara mengukur deras tidaknya perdarahan haid?

Jika pembalut harus diganti setiap kurang dari dua jam, atau jika bersama darah keluar juga gumpalan sebesar koin, maka itu sudah termasuk deras. [3, 4]

Meskipun perdarahan haid yang deras adalah hal yang umumnya mengkhawatirkan, tetapi kebanyakan wanita tidak sampai mengalami kekurangan darah yang cukup parah untuk bisa dikategorikan sebagai menorrhagia. [2]

Bila menorrhagia terjadi, penderitanya tidak bisa melakukan aktivitas harian seperti biasa saat sedang haid karena darah yang keluar sangat banyak disertai kram. Kondisi ini harus diperiksakan ke dokter untuk segera ditangani.

Perdarahan haid yang deras atau lama yang tidak ditangani bisa membuat penderitanya kesulitan untuk beraktivitas, sulit tidur, dan mengalami nyeri perut.

Selain itu, menorrhagia juga bisa menyebabkan anemia atau yang juga dikenal sebagai kekurangan darah yang menyebabkan kelelahan dan lemas. [2, 3, 4]

Penyebab Menorrhagia

Pada beberapa kasus, penyebab menorrhagia tidak diketahui, tetapi sejumlah gangguan kesehatan bisa menyebabkan perdarahan haid yang deras. Sebab-sebab umum tersebut, termasuk: [1, 2, 3, 4]

  • Konsumsi obat. Beberapa jenis obat antiinflamasi, antikoagulan (pengencer darah), atau obat-obatan hormonal bisa mempengaruhi perdarahan saat haid. Perdarahan yang deras juga bisa terjadi akibat efek samping dari penggunaan IUD atau spiral sebagai alat KB.
  • Ketidakseimbangan hormon. Hormon estrogen dan progesterone bertugas mengatur penumpukan dinding rahim. Berlebihnya produksi kedua hormon ini bisa menyebabkan perdarahan yang deras. Ketidakseimbangan hormon paling umum terjadi pada wanita yang baru sekitar satu setengah tahun mengalami haid. Hal ini juga umum pada wanita yang mendekati masa menopause.
  • Disfungsi indung telur. Jika indung telur atau ovarium tidak melepaskan sel telur (ovulasi) dalam satu siklus menstruasi (anovulasi), maka tubuh tidak menghasilkan hormon progesterone. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengarah pada menorrhagia.
  • Masalah yang berhubungan dengan rahim, misalnya fibroid atau polip pada rahim, kanker serviks atau kanker rahim, atau hamil di luar kandungan.

Gejala Menorrhagia

Panjang siklus haid dan jumlah darah yang keluar berbeda pada tiap wanita. Tetapi, sebagian besar siklus haid berkisar antara 24 hingga 34 hari.

Perdarahan berlangsung selama sekitar empat hingga lima hari, dengan total jumlah darah yang keluar sekitar 40cc atau setara 3 sendok makan. Tapi perlu dicatat, ini hanyalah angka rata-rata. Haid yang dianggap “normal” oleh tiap wanita bisa berada di luar rentang ini.

Tanda-tanda perdarahan haid termasuk deras meliputi: [1, 2, 3, 4]

  • Pembalut sudah penuh kurang dari dua jam, dan berlangsung terus menerus selama haid
  • Sering bangun di malam hari untuk mengganti pembalut
  • Perdarahan berlangsung lebih dari seminggu
  • Keluar gumpalan sebesar koin bersama darah haid
  • Tidak bisa beraktivitas normal saat haid karena derasnya perdarahan
  • Mengalami nyeri yang terus menerus di perut bagian bawah saat haid
  • Mengalami gejala anemia, seperti kelelahan, pucat, lemas, dan nafas menjadi pendek

Buat catatan siklus menstruasi, termasuk berapa lama perdarahan terjadi dan berapa banyak pembalut yang biasa dipakai setiap hari. Informasi ini akan bermanfaat saat melakukan pemeriksaan di dokter kandungan.

Diagnosis Menorrhagia

Menorrhagia bisa didiagnosa melalui sejumlah pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan siklus menstruasi pasien. Pertanyaan-pertanyaan tersebut termasuk: [3, 4]

  • Usia ketika pertama kali mengalami haid
  • Panjang siklus menstruasi
  • Berapa lama perdarahan terjadi
  • Berapa hari perdarahan dirasa deras
  • Bagaimana kualitas hidup saat haid berlangsung
  • Apakah ada anggota keluarga yang juga memiliki riwayat perdarahan haid yang deras
  • Apakah ada stres yang sedang dialami
  • Masalah berat badan
  • Obat dan suplemen apa saja yang rutin dikonsumsi

Kemudian, tergantung dari gejala yang terjadi, tes diagnostik yang dilakukan dokter bisa termasuk: [1, 2 3, 4]

  • Pap smear
  • Tes darah
  • USG panggul, untuk melihat gambaran di dalam rahim, indung telur, dan panggul
  • Biopsi endometrium, pemeriksaan jaringan melalui sampel yang diambil dari rahim
  • Sonohisterogram, untuk mencari tahu apakah ada polip atau fibroid dalam rongga rahim
  • Tes kehamilan

Perawatan dan Pengobatan

Jenis perawatan yang diberikan akan tergantung dari penyebab dari derasnya perdarahan serta seberapa serius kondisi yang terjadi.

Dokter juga akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat kesehatan pasien.

Karena pengobatan untuk menorrhagia berhubungan dengan alat reproduksi, maka pilihannya bisa berbeda bagi tiap wanita, tergantung dari kebutuhan dan keinginan masing-masing pasien.

Misalnya, ada pasien yang tidak keberatan jika rahimnya harus diangkat, namun ada juga yang masih berencana memiliki keturunan di masa yang akan datang.

Ada pasien yang hanya ingin mengurangi rasa nyeri yang dialaminya saat haid tapi tidak terganggu oleh derasnya perdarahan, dan sebagainya.

Konsultasi dengan dokter harus dilakukan secara menyeluruh agar pilihan terbaik bisa diambil. Berikut adalah jenis-jenis perawatan dan pengobatan untuk menorrhagia yang paling umum: [1, 2, 3, 4]

Terapi Obat-Obatan

  • Suplemen zat besi. Untuk memberikan asupan zat besi ke dalam darah untuk membantunya membawa oksigen, jika pasien menunjukkan tanda-tanda anemia.
  • Ibuprofen. Untuk membantu mengurangi nyeri, kram menstruasi, dan jumlah perdarahan. Pada beberapa wanita, NSAID bisa meningkatkan risiko perdarahan.
  • Pil KB. Untuk membantu melancarkan haid dan mengurangi derasnya perdarahan.
  • Terapi hormon (obat-obatan yang mengandung estrogen dan/atau progesterone) untuk mengurangi perdarahan.
  • Desmopressin Nasal Spray. Untuk menghentikan perdarahan pada pasien yang memiliki kelainan darah, misalnya penyakit von Willebrand dan hemofilia ringan, dengan cara melepaskan protein penggumpal yang disimpan di dinding pembuluh darah unuk membantu penggumpalan darah dan meningkatkan kadar protein ini dalam darah sementara waktu.
  • Obat-obatan antifibrinolytic. Untuk mengurangi perdarahan dengan menghentikan pecahnya gumpalan darah yang telah terbentuk.

Perawatan dengan Tindakan

Suatu prosedur di mana lapisan paling atas dari dinding rahim akan diangkat untuk mengurangi perdarahan haid. Prosedur ini mungkin perlu diulang setelah beberapa waktu.

Suatu prosedur pembedahan yang menggunakan suatu alat khusus untuk melihat bagian dalam rahim, yang bisa digunakan untuk membantu mengangkat polip dan fibroid, memperbaiki ketidaknormalan pada rahim, serta mengangkat dinding rahim untuk mengendalikan perdarahan haid yang sangat deras.

  • Ablasi atau Reseksi Endometrium

Dua jenis prosedur pembedahan yang menggunakan teknik yang berbeda dimana seluruh bagian dari dinding rahim diangkat untuk mengendalikan perdarahan haid.

Beberapa pasien akan berhenti mendapatkan haid setelah prosedur ini, namun ada yang tetap haid namun perdarahannya menjadi lebih ringan.

Meskipun prosedur ini tidak mengangkat rahim, tetapi akan mencegah pasien untuk hamil di masa yang akan datang.

  • Hysterectomy

Suatu prosedur pembedahan besar yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan bertujuan mengangkat rahim seluruhnya.

Setelah prosedur ini, pasien tidak akan bisa hamil dan, tentunya akan berhenti mengalami haid.

Bisakah Menorrhagia Dicegah?

Menorrhagia tidak bisa dicegah. Namun, konsultasi dengan dokter mengenai apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi bisa membantu mencegah terjadinya gangguan kesehatan lain akibat menorrhagia di masa yang akan datang. [4]

1. Ann Pietrangelo, Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. What Causes Menstrual Irregularity? Healthline; 2019.
2. Mayo Clinic Staff. Menorrhagia (heavy menstrual bleeding). Mayo Clinic; 2020.
3. Division of Blood Disorders, National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. Heavy Menstrual Bleeding. Centers for Disease Control and Prevention; 2017.
4. Cleveland Clinic medical professional. Menorrhagia (Heavy Menstrual Bleeding). Cleveland Clinic; 2018.

Share