Penyakit & Kelainan

Otitis Media : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Otitis Media?

Otitis Media ( img : Harvard Health – Harvard University )

Otitis media merupakan sebuah kondisi infeksi yang menyerang bagian tengah telinga, tepatnya di bagian rongga belakang gendang telinga [1,2,4,5,6].

Otitis media adalah kondisi yang lebih rentan dialami oleh anak-anak (khususnya balita) daripada orang dewasa di mana walaupun tergolong ringan, pada beberapa kasus masalah pendengaran dapat terjadi.

Fakta Tentang Otitis Media

  1. Secara global, otitis media merupakan penyakit telinga yang lebih banyak dialami pria daripada wanita dengan data kasus per tahun yang sulit ditentukan angka spesifiknya karena laporan insiden yang kurang [1].
  2. Anak dengan usia 6-12 bulan adalah yang paling rentan terkena otitis media dan risiko semakin berkurang saat anak mulai memasuki usia 5 tahun [1].
  3. Dari seluruh populasi dunia, kurang lebih terdapat 80% anak yang mengalami otitis media dan 80-90% anak balita mengalami otitis media dengan efusi [1].
  4. Prevalensi otitis media di Indonesia menurut penelitian yang telah dilakukan di Denpasar, Palembang, Makassar, Balikpapan, dan Semarang menunjukkan bahwa signifikansinya lebih besar pada anak-anak yang justru sudah bersekolah [2].
  5. Bali dan Bandung merupakan wilayah dengan prevalensi otitis media kronis paling tinggi ketika membandingkannya dengan wilayah lain di Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan dialami oleh anak-anak dengan usia 10-12 tahun [2].

Jenis Otitis Media

Terdapat tiga jenis kondisi otitis media yang perlu dikenali, yaitu otitis media akut, otitis media dengan efusi, serta otitis media supuratif kronik [1,2,4,6,8].

Otitis Media Akut

Jenis infeksi telinga satu ini jauh lebih umum dialami dan jauh lebih cepat terjadi.

Pada area belakang dan sekeliling gendang telinga akan timbul kemerahan dan pembengkakan pada waktu terjadi otitis media akut.

Jika terdapat lendir atau cairan yang berada di dalam telinga bagian tengah dan tak dapat dikeluarkan, nyeri pada telinga, demam hingga gangguan pendengaran bisa terjadi sebagai dampaknya.

Otitis Media dengan Efusi

Ketika infeksi sudah sembuh dan berlalu, pada beberapa penderita mereka masih mengalami penumpukan cairan atau lendir di bagian tengah telinga.

Bahkan penumpukan cairan dapat terus terjadi sehingga semakin banyak.

Pada kondisi ini, penderita akan merasakan penuh pada bagian tengah telinga sehingga pendengaran mulai terganggu.

Bila seseorang sudah mulai sulit mendengar secara jelas, ada kemungkinan cairan atau lendir sudah menumpuk terlalu banyak di dalam telinga.

Otitis Media Supuratif Kronis

Jenis infeksi telinga ini cukup sulit ditangani karena tidak mudah sembuh dan hilang dengan perawatan biasa.

Parahnya, penderita dapat mengalami terjadinya lubang pada bagian gendang telinga ketika jenis infeksi ini tak juga dapat ditangani.

Penyebab Otitis Media

Virus maupun bakteri dapat menjadi penyebab utama terjadinya infeksi telinga tengah [1,4,5,6].

Infeksi telinga ini pun seringkali adalah akibat dari kondisi alergi, flu, atau pilek sehingga saluran hidung mengalami pembengkakan dan kemampetan, begitu juga pada bagian tabung eustachius hingga tenggorokan.

Sejumlah faktor risiko berikut mampu menjadi alasan mengapa seseorang lebih mudah terkena infeksi telinga tengah [1,3,4,5,6].

  • Cara Memberi Makan Bayi : Bayi yang meminum susunya dari botol dalam posisi berbaring jauh lebih berisiko mengalami infeksi telinga daripada bayi yang meminum ASI.
  • Faktor Usia : Anak-anak usia 6 bulan hingga 2 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi telinga. Hal ini disebabkan sistem imun yang masih berkembang dan belum sempurna, begitu juga bentuk dan ukuran tabung eustachius telinga.
  • Langit-langit Sumbing : Kondisi anak lahir dengan kekurangan ini menjadikannya memiliki otot dan struktur tulang yang berbeda dari anak normal seusianya sehingga tabung eustachius diketahui menjadi lebih sulit untuk mengering dan kosong.
  • Keturunan Asli Alaska : Keturunan asli Alaska adalah orang-orang yang jauh lebih berpotensi besar mengalami infeksi telinga.
  • Kualitas Udara Buruk : Infeksi telinga dapat terjadi pada siapa saja yang tinggal atau sering berada di daerah dengan tingkat paparan polusi udara serta asap rokok yang tinggi.
  • Faktor Musim : Di luar negeri, kasus infeksi telinga lebih banyak pada waktu musim dingin dan musim gugur, dan lebih rentan dialami oleh orang-orang yang memiliki alergi musiman.
Tinjauan
Otitis media terjadi karena infeksi bakteri maupun virus di mana penderita flu dan pilek jauh lebih berpotensi mengalami infeksi telinga ini. Namun, faktor musim, kualitas udara yang buruk, kondisi langit-langit sumbing, cara memberi makan bayi yang salah, serta faktor usia (anak usia 6 bulan hingga 2 tahun) jauh berperan cukup besar hingga seseorang mampu mengalami otitis media.

Gejala Otitis Media

Keluhan gejala yang secara umum dialami oleh penderita otitis media antara lain adalah [1,5] :

  • Susah tidur.
  • Nyeri pada bagian telinga dalam.
  • Keluarnya cairan atau lendir (dapat berwarna jernih, kekuningan atau bahkan kemerahan karena bercampur darah) dari dalam telinga.
  • Demam
  • Diare
  • Mudah tersinggung dan marah.
  • Nafsu makan turun.
  • Mual dan muntah.
  • Gangguan pendengaran.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Lebih sering menarik telinga.

Gejala pada Anak

Otitis media pada anak menimbulkan sejumlah keluhan gejala seperti :

  • Mudah rewel.
  • Lebih banyak menangis.
  • Sering menarik-narik telinga karena tidak nyaman.
  • Saat dalam posisi berbaring telinga akan terasa nyeri.
  • Susah tidur.
  • Kehilangan selera makan.
  • Sakit kepala.
  • Keluar cairan atau lendir dari telinga.
  • Demam atau suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celsius.
  • Tubuh kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan dalam mendengar sekaligus merespon suara.

Gejala pada Orang Dewasa

Pada orang dewasa, gejala otitis media yang mudah timbul antara lain adalah :

  • Kesulitan mendengar dengan jelas.
  • Keluarnya lendir atau cairan dari dalam telinga.
  • Nyeri yang terus-menerus dirasakan pada telinga dalam.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Infeksi telinga dengan gejala yang terjadi selama lebih dari sehari sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

Para orang tua yang memiliki anak dengan gejala otitis media di mana usianya kurang dari 6 bulan juga segeralah ke dokter untuk memeriksakan kondisi si kecil.

Keluarnya cairan atau lendir dari dalam telinga berupa nanah atau bahkan bercampur darah, rasa nyeri yang bertambah parah, dan gangguan tidur selama beberapa malam menjadi tanda utama untuk segera menemui dokter.

Tinjauan
Selain rasa nyeri di telinga, penderita akan mengalami gejala umum seperti sulit tidur, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare, hilang keseimbangan, mudah marah, demam hingga penurunan fungsi mendengar.

Pemeriksaan Otitis Media

Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode diagnosa berikut paling kerap digunakan untuk mengonfirmasi gejala [1,5].

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan dengan stetoskop di mana dokter perlu mendengar nafas pasien anak.

Otoskop juga seringkali digunakan untuk memeriksa saluran hidung, tenggorokan, serta telinga.

  • Otoskop Pneumatik

Metode diagnosa ini membantu dokter dalam melihat ke bagian dalam telinga, khususnya area gendang telinga untuk mengetahui keberadaan penumpukan cairan di sana.

Melalui metode ini, dokter akan memberikan udara pada gendang telinga sehingga gendang telinga akan bergerak saat terkena udara.

Dokter dapat mengetahui apakah penumpukan cairan/lendir terjadi di sana dari tidak bergeraknya gendang telinga saat terpapar udara yang diberikan.

  • Uji Timpanometri

Metode pemeriksaan lainnya yang diperlukan agar dokter mampu membuat hasil diagnosa yang tepat adalah timpanometri.

Tes ini adalah metode pengukuran gerakan gendang telinga.

Terdapat alat khusus yang digunakan dokter sebagai penutup saluran telinga pasien lalu mengendalikan tekanan udara di sana sehingga akan terlihat gendang telinga yang bergerak.

Alat khusus ini menjadi pengukur seberapa baik gerakan gendang telinga sekaligus pengukur tekanan secara tak langsung pada telinga bagian tengah.

  • Tympanocentesis

Tympanocentesis merupakan metode diagnosa yang sangat jarang dilakukan dokter, namun akan diterapkan bila perlu menegakkan hasil diagnosa.

Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan tabung berukuran kecil yang dimasukkan hingga ke gendang telinga.

Tabung ini berguna untuk menyedot atau mengambil cairan yang ada pada bagian tengah telinga.

Cairan atau lendir yang berhasil diambil kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisa lebih jauh mengenai keberadaan bakteri atau virus.

  • Tes Pemindaian

Dokter mungkin akan meminta pasien untuk juga menempuh tes lanjutan berupa pemeriksaan MRI dan CT scan.

Kedua jenis tes pemindaian tersebut akan direkomendasikan oleh dokter bila terdapat kecurigaan bahwa pasien memiliki kondisi komplikasi.

  • Reflektometri Akustik

Metode diagnosa ini juga digunakan dokter untuk mengukur banyaknya cairan di dalam telinga secara tidak langsung dengan mengecek seberapa banyak suara yang mampu gendan telinga pantulkan kembali.

Semakin banyak suara yang gendang telinga mampu pantulkan, maka hal ini menandakan bahwa terdapat banyak cairan yang memberi tekanan di bagian telinga tengah.

Padahal, normalnya justru gendang telinga menyerap suara yang masuk.

Tinjauan
Dalam mengonfirmasi gejala sebagai kondisi otitis media, beberapa metode diagnosa seperti pemeriksaan fisik, otoskop pneumatik, uji timpanometri, tympanocentesis, tes pemindaian (MRI dan CT scan), serta reflektometri akustik perlu ditempuh oleh pasien.

Pengobatan Otitis Media

Pengobatan infeksi telinga ditentukan oleh dokter menurut kondisi kesehatan menyeluruh pasien, seberapa parah otitis media yang dialami, serta usia pasien.

1. Obat Pereda Nyeri

Dokter kemungkinan akan meresepkan obat pereda nyeri jika kondisi pasien memerlukan penanganan semacam ini.

  • Obat Tetes Anestesi [7]

Dokter berkemungkinan memberikan obat tetes anestesi agar pasien tak lagi merasakan nyeri di bagian telinga.

Namun obat jenis ini hanya akan diberikan bila tidak terdapat lubang atau robekan pada gendang telinga pasien.

  • Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid [1,5]

Untuk mengendalikan rasa sakit yang mengganggu aktivitas harian pasien, pemberian acetaminophen (golongan obat anti-inflamasi non-steroid paling umum) dapat membantu.

Ibuprofen juga kemungkinan diresepkan oleh dokter, namun penggunaannya oleh pasien harus sesuai dengan anjuran dokter.

Sementara itu, anak-anak atau remaja yang baru saja sembuh dan masih dalam masa pemulihan dari kondisi cacar air atau gejala seperti penyakit flu tidak dianjurkan mengonsumsi aspirin.

Penggunaan aspirin oleh anak atau remaja penderita cacar air atau gejala mirip flu akan meningkatkan risiko terkena sindrom Reye [9].

2. Obat Antibiotik [1,6,8]

Terapi antibiotik juga kerap menjadi penanganan utama bagi penderita otitis media ketika infeksi telinga disebabkan oleh bakteri (seperti bakteri Moraxella catarrhalis, Haemophilus influenzae, dan Streptococcus pneumoniae).

Umumnya, dokter dapat memberikan amoxicillin 80-90 mg per kilogram berat badan pasien per hari (dosis termasuk tinggi).

Bagi pasien otitis media akut yang tidak memiliki alergi penicillin, dokter dapat memberikan amoxicillin dalam dosis tinggi tersebut.

Pada beberapa kasus, gejala otitis media pada anak yang telah mendapatkan terapi antibiotik 48-72 jam berpotensi tidak mereda dan bersifat persisten.

Untuk kasus seperti ini, dokter akan memeriksa ulang kondisi pasien dan kemungkinan meresepkan clavunalate atau amoxicillin yang perlu digunakan sesuai resep.

3. Myringotomy atau Penempatan Tabung Tympanostomy [1,6]

Menurut panduan American Academy of Pediatrics, myringotomy dengan penempatan tabung adalah metode penanganan yang direkomendasikan oleh dokter bagi pasien otitis media akut selama 12 bulan terakhir.

Sementara itu, bagi pasien dengan infeksi telinga berulang, tidak lagi hanya antibiotik yang dibutuhkan untuk menangani gejalanya.

Penempatan tabung tympanostomy adalah prosedur medis yang akan memberikan ventilasi pada rongga telinga tengah.

Selain itu, manfaat tabung tympanostomy adalah untuk memperbaiki fungsi pendengaran pasien agar kembali normal.

Tinjauan
Pengobatan otitis media seringkali melalui pemberian obat pereda nyeri, obat jenis antibiotik, serta penempatan tabung khusus seperti pada prosedur tympanostomy dan myringotomy yang bertujuan memperbaiki fungsi pendengaran.

Komplikasi Otitis Media

Beberapa kondisi komplikasi yang dapat mengancam penderita otitis media antara lain adalah [1] :

  • Kelumpuhan wajah.
  • Labirinitis atau infeksi virus (termasuk flu atau pilek) yang menyerang bagian dalam telinga dan kerap ditandai dengan kehilangan pendengaran, mual, vertigo, hingga kehilangan keseimbangan.
  • Petrositis atau kondisi ketika bagian petrous dari tulang temporal mengalami peradangan.
  • Kehilangan pendengaran.
  • Otitis media supuratif kronik, dengan atau tanpa kolesteatoma.
  • Mastoiditis atau infeksi yang menyerang rongga tulang mastoid sebagai dampak dari penyebaran infeksi bakteri di telinga bagian tengah.
  • Timpanosklerosis atau kondisi membran timpani yang kaku sehingga aliran getaran ke telinga bagian tengah tidak maksimal.
  • Kolesteatoma atau kulit yang tumbuh secara abnormal tak terkendali pada bagian belakang gendang telinga atau area telinga tengah.
  • Dermatitis eksimoid menular.
  • Granuloma kolesterol atau kondisi hasil dari reaksi kristal kolesterol dengan benda asing di dalam tubuh.
  • Hidrosefalus otitik atau peningkatan tekanan intrakranial.
  • Trombosis sinus lateral.
  • Abses ekstradural.
  • Abses otak.
  • Subdural empyema atau nanah yang menumpuk (abses) di antara arachnoid dan durameter.
  • Meningitis atau kondisi radang pada lapisan yang melindungi saraf tulang belakang serta otak.

Pencegahan Otitis Media

Otitis media merupakan kondisi penyakit telinga yang dapat dicegah dan berikut ini merupakan sejumlah upaya pencegahan yang dapat dilakukan [1,2,5,6,10] :

  • Anak-anak perlu diajarkan oleh orang tua mencuci tangan dengan rutin dan benar serta diberi tahu untuk tidak berbagi makanan maupun minuman bahkan peralatannya dengan orang lain.
  • Anak-anak perlu diajarkan untuk menutup hidung serta mulut saat sedang bersin dan batuk.
  • Memberi makan bayi dengan posisi tubuh bayi yang tepat; alangkah baiknya jika bayi di bawah usia 6 bulan masih meminum ASI daripada meminum susu dari botol.
  • Tidak menaruh botol susu di area tempat tidur bayi agar tidak mudah dijangkau oleh si kecil.
  • Bila harus memberikan susu botol, pastikan untuk tidak menyangga botol saat sedang berada di dalam mulut bayi sementara si kecil sedang dalam posisi berbaring.
  • Menghindari paparan polusi, termasuk asap rokok.
  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai vaksin yang tepat sesuai usia si kecil, seperti vaksin flu dan pneumokokus serta vaksin bakteri lainnya.
Tinjauan
Pencegahan otitis media dapat dilakukan dengan menjaga agar bayi minum susu dari botol dengan posisi tubuh yang benar, menjaga kesehatan agar tidak mudah tertular flu dan pilek, menghindari paparan polusi, serta memperoleh vaksin untuk anak.

1. Amina Danishyar & John V. Ashurst. Acute Otitis Media. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Suprihati Asmuni. Otitis Media in Indonesian Urban and Rural School Children. The Pediatric Infections Disease Journal; 2014.
3. Rosalyn Singleton, Sara Seeman, Margaret Grinnell, Lisa Bulkow, John Kokesh, Susan Emmett, Stephen Holve, Jeffrey McCollum, & Thomas Hennessy. Trends in Otitis Media and Myringotomy With Tube Placement Among American Indian and Alaska Native Children and the US General Population of Children After Introduction of the 13-valent Pneumococcal Conjugate Vaccine. The Pediatric Infectious Disease Journal; 2018.
4. Gayan Bowatte, Rachel Tham, Jennifer L. Perret, Michael S. Bloom, Guanghui Dong, Nilakshi Waidyatillake, Dinh Bui, Geoffrey G. Morgan, Bin Jalaludin, Caroline J. Lodge, & Shyamali C. Dharmage. Air Pollution and Otitis Media in Children: A Systematic Review of Literature. International Journal of Environmental Research and Public Health; 2018.
5. Jan Peter Thomas, M.D., Reinhard Berner, Prof., Thomas Zahnert, Prof., & Stefan Dazert, Prof. Acute Otitis Media—a Structured Approach. Deutsches Artzteblatt; 2014.
6. Ali Qureishi, Yan Lee, Katherine Belfield, John P Birchall, & Matija Daniel. Update on otitis media – prevention and treatment. Infection and Drug Resistance; 2014.
7. Shailendra Prasad, MBBS, MPH & Bernard Ewigman, MD, MSPH. Use anesthetic drops to relieve acute otitis media pain. The Journal of Family Practice; 2008.
8. Kathryn M. Harmes MD; R. Alexander Blackwood, MD, PhD; Heather L. Burrows, MD, PhD; James M. Cooke, MD; R. Van Harrison, PhD; & Peter P. Passamani, MD. Otitis Media: Diagnosis and Treatment. American Family Physician; 2013.
9. Debra L Weiner, MD, PhD, Kirsten A Bechtel, MD, Richard G Bachur, MD, Mary L Windle, PharmD, & Grace M Young, MD. Reye Syndrome. Medscape; 2018.
10. Carlos Rodrigo. Prevention of acute otitis media. Clinical Microbiology and Infection; 1997.

Share