Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit yang abnormal dan jinak di area telinga tengah atau belakang gendang telinga. Secara umum kolesteatoma dibagi menjadi tiga macam yaitu, kongenital, primer, dan sekunder.... Penyebab paling umum dari kolesteatoma adalah disfungsi tuba eustachius. Penyebab lainnya bisa disebabkan karena infeksi telinga kronis. Gejalanya dapat berupa nyeri telinga, tekanan pada telinga, vertigo, keluar cairan berbau busuk, serta penurunan pendengaran. Diagnosa kolesteatoma ditegakkan oleh dokter spesialis THT. Read more
Daftar isi
Apa Itu Kolesteatoma?
Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit yang abnormal dan non-kanker di area telinga tengah atau belakang gendang telinga. [1, 2]
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi telinga tengah secara berulang. Sedangkan pada kasus yang jarang, kondisi ini dialami sejak lahir atau cacat lahir. [1]
Jika tidak ditangani kolesteatoma dapat menyebabkan gangguan pendengaran karena kolesteatoma terus bertambah besar. [1]
Jenis Kolesteatoma
Secara umum, Kolesteatoma terbagi ke dalam 3 jenis meliputi: [6]
1. Kolesteatoma kongenital
Jenis kolesteatoma ini tergolong sangat jarang. Kolesteatoma kongenital terjadi ketika Dua pertiga kolesteatoma kongenital di telinga tengah terlihat sebagai massa putih di kuadran anterosuperior membran timpani, dapat juga berada di membran timpani dan di apeks petrosa. [6]
2. Kolesteatoma primer yang didapat (acquired) atau kolesteatoma retraksi
Terbentuknya jenis kolesteatoma ini dapat disebabkan oleh kegagalan fungsi ventilasi di telinga bagian tengah. Namun lebih sering disebabkan oleh permeabilitas tabung yang tidak mencukupi. Tabung tersebut berfungsi sebagai saluran antara telinga bagian tengah dan ruang nasofaring.
Lalu kerusakan ini menyebabkan tekanan rendah di sel-sel telinga bagian tengah, dan akibatnya membran timpani membentuk retraksi membran timpani atau yang disebut juga saku retraksi. Retraksi tersebut terjadi terutama di daerah pars flaccida dari membran timpani, atau yang disebut membran Shrapnell. Epitel skuamosa kemudian terakumulasi dalam saku retraksi, dan setelah beberapa tahun terjadilah kolesteatoma. [6]
3. Kolesteatoma sekunder yang didapat (acquired)
Kolesteatoma sekunder merupakan jenis kolesteatoma yang disebabkan oleh defek (kerusakan) perifer yang sudah ada sebelumnya pada membran timpani yang memungkinkan epitel menembus ke dalam telinga tengah. [6]
Fakta Kolesteatoma
Berikut adalah fakta-fakta yang perlu Anda ketahui seputar kolesteatoma yaitu: [1,3,4,5]
- Penyebab paling umum dari kolesteatoma adalah ventilasi yang buruk pada ruang telinga tengah, yang disebut disfungsi tuba eustachius.
- Kolesteatoma dapat terjadi sejak bayi dilahirkan meski kasus ini sangat jarang.
- Kolesteatoma yang tidak segera diobati dapat menyebabkan ketulian atau gangguan pendengaran permanen.
- Insidensi kolesteatoma pada populasi umum diperkirakan sebesar 3,7-13,9 per 100.000 penduduk. Kejadian ini lebih rendah dialami anak-anak (3/100.000) daripada pada orang dewasa (9/100.000).
- Di Amerika Serikat, kolesteatoma tergolong ke dalam penyakit langka yang terjadi pada kurang dari satu dari 16.000 anak.
- Sementara di Indonesia sendiri belum ada data yang dapat menunjukkan angka kejadian kolesteatoma secara nasional di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi, Semarang tahun 2011–2013 menunjukkan bahwa kolesteatoma ditemukan pada 47,89% kasus otitis media kronis. Sebagian besar penderita pada kasus tersebut adalah laki-laki dengan rentang usia 21–40 tahun.
Penyebab Kolesteatoma
Kolesteatoma dapat terjadi dengan beberapa cara sebagai berikut: [2]
- Kolesteatoma dapat disebabkan oleh tuba eustachius yang berfungsi buruk, yaitu tuba yang mengarah dari belakang hidung ke bagian tengah telinga. Namun paling sering disebabkan oleh infeksi telinga tengah berulang. Jika tidak diobati, infeksi dari kolesteatoma yang telah lama terbentuk dapat menyebar ke bagian dalam telinga dan otak.
- Dalam kasus yang jarang terjadi beberapa orang dapat terlahir dengan kondisi telah memiliki kolesteatoma.
- Perforasi gendang telinga (misalnya, akibat adanya infeksi atau trauma) dapat memberikan celah bagi kulit permukaan luar gendang telinga untuk tumbuh.
- Infeksi telinga kronis, infeksi sinus, alergi, dan pilek dapat memengaruhi tabung Eustachius (yaitu saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung Anda ke telinga bagian tengah), sehingga tabung tersebut tidak dapat bekerja menyamakan tekanan udara di kedua sisi gendang telinga Anda. Hal Ini kemudian menyebabkan ruang hampa di telinga tengah Anda yang membuat sebagian gendang telinga ditarik ke dalamnya. Jaringan gendang telinga ini menciptakan kista yang dapat berubah menjadi kolesteatoma.
- Pertumbuhannya kemudian menjadi lebih besar karena kolesteatoma terisi dengan sel-sel kulit, cairan, dan bahan limbah lain yang terkelupas, sehingga terciptalah lingkungan yang ideal untuk infeksi. Kista yang tumbuh juga dapat menjadikan tekanan di telinga Anda meningkatkan, sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Jika tumbuh sangat besar, kondisi tersebut dapat menghancurkan tulang di sekitarnya, merusak gendang telinga, tulang di telinga bagian dalam dan dekat otak Anda, atau saraf wajah Anda. Pada tahap ini, jika dibiarkan dapat terjadi gangguan pendengaran permanen.
Gejala Kolesteatoma
Gejala kolesteatoma mulai dari ringan hingga parah tergantung sudah berapa lama kolesteatoma yang Anda derita. Pada awalnya, telinga yang terkena mengalirkan cairan berbau busuk. Saat kista tumbuh kemudian timbul gejala-gejala seperti: [1, 2]
- Gangguan pendengaran, yang mungkin bersifat sementara (jika dirawat lebih awal) atau permanen.
- Tekanan telinga.
- Nyeri di belakang atau di telinga Anda.
- Vertigo (perasaan berputar-putar dan kehilangan keseimbangan).
- Drainase cairan berbau busuk.
- Kelumpuhan otot wajah (gejala dari kasus kolesteatoma yang parah).
Segeralah hubungi dokter jika terdapat gejala seperti di atas. Terkadang kolesteatoma tidak memiliki gejala dan dapat diidentifikasi secara tidak sengaja. [1]
Siapakah yang paling berisiko mengalami kolesteatoma?
Orang yang menderita alergi parah dapat berisiko menyebabkan masalah drainase pada tuba eustachius.
Selain itu riwayat infeksi telinga keluarga juga menjadi faktor risiko terjadinya infeksi berulang pada telinga tengah. Kondisi ini akan membuat Anda rentan terhadap infeksi sinus dan telinga, dan paparan asap rokok. [1]
Kapan harus konsultasi ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter spesialis THT atau audiolog Anda segera jika Anda memiliki gejala-gejala seperti vertigo, kelumpuhan otot wajah, dan gangguan pendengaran. Karena jika kista terus tumbuh tanpa diperiksa dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. [1]
Diagnosis Kolesteatoma
Dalam mendiagnosis kolesteatoma dibutuhkan pemeriksaan yang cermat. Dokter akan memeriksa bagian dalam telinga Anda menggunakan otoskop untuk menentukan apakah Anda menderita kolesteatoma atau tidak.
Alat medis ini memungkinkan dokter Anda untuk melihat apakah ada tanda-tanda kista tumbuh di telinga Anda. Secara khusus, dokter akan mencari deposit sel kulit yang terlihat atau sejumlah besar pembuluh darah di telinga. [1, 2]
Jika tidak ada tanda-tanda kolesteatoma yang jelas dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan CT scan. CT scan juga dapat dilakukan jika Anda menunjukkan gejala tertentu, seperti pusing dan kelumpuhan otot wajah.
CT scan adalah tes pencitraan yang tidak menimbulkan rasa sakit. Alat ini dapat menangkap gambar dari potongan melintang tubuh Anda, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam telinga dan tengkorak Anda. Dengan begitu dokter dapat memvisualisasikan kista dengan lebih baik atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala Anda. [1, 2]
Selain itu juga dapat dilakukan tes pendengaran audiogram jika pasien kolesteatoma menderita gangguan pendengaran konduktif, yaitu gangguan pendengaran yang hanya memengaruhi telinga luar. [1, 2]
Komplikasi Kolesteatoma
Kolesteatoma yang tidak diobati akan tumbuh semakin besar dan menyebabkan komplikasi yang mulai dari komplikasi ringan hingga sangat parah. [1]
Sel-sel kulit mati di telinga yang menumpuk menjadi lingkungan yang ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang. Bakteri dan jamur tersebut kemudian dapat menginfeksi kista dan menyebabkan peradangan, serta drainase telinga yang berkelanjutan.
Lama kelamaan kolesteatoma ini juga dapat membuat tulang di sekitarnya hancur, sehingga merusak gendang telinga, tulang-tulang di dalam telinga, tulang-tulang di dekat otak, dan saraf-saraf wajah. Gangguan pendengaran permanen dapat terjadi jika tulang-tulang di dalam telinga rusak. [1]
Kista bahkan dapat menyebar ke wajah jika terus tumbuh, menyebabkan kelumpuhan otot-otot wajah.
Komplikasi lainnya juga dapat terjadi seperti: [1]
- infeksi kronis pada telinga.
- pembengkakan telinga bagian dalam.
- meningitis, yang merupakan infeksi otak yang mengancam jiwa.
- abses otak, atau kumpulan nanah di otak.
Pengobatan Kolesteatoma
Secara umum, satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengobati kolesteatoma adalah dengan operasi pengangkatan kista.
Kista harus diangkat untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi jika terus tumbuh besar. Kolesteatoma tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kolesteatoma biasanya terus tumbuh dan menyebabkan masalah tambahan. [1, 2]
Setelah kolesteatoma selesai didiagnosis, kolesteatoma akan diobati dengan rejimen antibiotik, tetes telinga, dan pembersihan telinga yang cermat oleh dokter untuk mengobati kista yang terinfeksi, mengurangi peradangan, dan menjadikan telinga kering.
Dokter Anda kemudian akan menganalisis dengan baik tanda-tanda pertumbuhan kista dan selanjutnya merencanakan untuk operasi pengangkatan kista. [1, 2]
Dalam kebanyakan kasus, operasi dilakukan sebagai prosedur rawat jalan yang berarti Anda tidak harus tinggal di rumah sakit setelah operasi. Biasanya pasien yang harus tinggal di rumah sakit hanya diperlukan jika kistanya sangat besar atau jika memiliki infeksi yang serius.
Operasi tersebut dilakukan dengan anestesi umum. Setelah operasi awal untuk mengangkat kista, selanjutnya adalah operasi lanjutan untuk merekonstruksi bagian telinga dalam yang rusak dan memastikan bahwa kista telah sepenuhnya diangkat.
Setelah kolesteatoma dihilangkan, dokter akan membuat janji temu dengan Anda untuk menindak lanjuti hasil operasi dan memastikan kista tidak tumbuh kembali. Jika terdapat kista patah tulang di telinga Anda, maka Anda perlu operasi kedua untuk memperbaiki kondisinya.
Setelah operasi, beberapa orang biasanya mengalami pusing sementara atau rasa tidak nyaman. Efek samping ini akan selesai dengan sendirinya dalam beberapa hari. [1, 2]
Cara Mencegah Kolesteatoma
Kolesteatoma kongenital memang tidak dapat dicegah, tetapi para orang tua harus mengetahui tanda-tanda serta gejalanya sehingga kondisi tersebut dapat dengan cepat diidentifikasi dan mendapatkan pengobatan.
Anda dapat mencegah munculnya kolesteatoma di kemudian hari dengan mengobati infeksi telinga secara menyeluruh dan sesegera mungkin. Namun, kista kemungkinan masih dapat tumbuh.
Agar tidak menimbulkan komplikasi sangat penting untuk mengobati kolesteatoma yang Anda derita sedini mungkin. Hubungi dokter Anda segera jika Anda yakin bahwa Anda menderita kolesteatoma. [1, 2]