Bakteri adalah mikroorganisme dalam bentuk patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Jumlah bakteri yang mengembangkan infeksi dan patologi tergantung dengan jenis bakteri serta daya tahan tubuh[1].
Penyakit yang menular bisa melalui udara, sinus, dan telinga karena bakteri patogen terdapat pada hidung. Jika pertahanan menjadi lemah, karena infeksi virus, bakteri tersebut dapat menginfeksi jaringan disekitarnya yang bisa menyebabkan rinitis, otitis, sinusitis, bronkitis faringitis, dan pneumonia. Bakteri juga bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, sistitis, dan pielonefritis[1].
Daftar isi
Fungsi Vaksin Bakteri
Vaksin bakteri memiliki kandungan bakteri yang dimatikan atau dilemahkan dengan mengaktifkannya untuk sistem kekebalan tubuh. Antibodi berfungsi untuk melawan bakteri dan mencegah infeksi bakteri, contohnya vaksin bakteri adalah vaksin Tuberkulosis[2].
Berikut ini fungsi dan kegunaan dari vaksin bakteri[3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16] :
- Untuk pengobatan Neoplasma, Kanker Kandung Kemih, Neoplasma Berdasarkan Situs, Penyakit Urologi, dan Neoplasma Urologi, antara lain.
- Digunakan untuk imunisasi aktif anak-anak usia 7 tahun atau lebih, dan orang dewasa,
- Untuk pencegahan demam tifoid yang disebabkan oleh S typhi
- Digunakan untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. PPSV mengandung 23 jenis bakteri pneumokokus yang paling umum.
- Vaksin tifoid digunakan untuk membantu mencegah penyakit vaksin tifoid pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia minimal 2 tahun.
- Digunakan untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri meningokokus serogrup B.
- Digunakan untuk membantu mencegah penyakit tetanus toksoid pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia minimal 7 tahun.
- Digunakan untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.
- Digunakan untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh kelompok bakteri meningokokus tertentu dan bakteri Haemophilus influenza tipe b (Hib).
- Digunakan untuk membantu mencegah penyakit Haemophilus influenzae tipe B (Hib) pada anak-anak.
- Digunakan untuk mencegah penyakit Haemophilus influenzae tipe B (Hib) pada anak-anak, dan terkadang dikombinasikan dengan vaksin untuk melindungi dari penyakit lain.
- Digunakan untuk membantu mencegah penyakit antraks pada orang dewasa
Penggolongan Vaksin Bakteri
Vaksin bakteri terbagi menjadi 4 kelompok, diantaranya[17]:
- Toksoid
Toksoid adalah racun tidak aktif dari bakteri Clostridium tetani atau Corynebacterium diphtheria. Infeksi bakteri ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi menghasilkan eksotoksin yang dilepaskan dari bakteri.
- Vaksin subunit
Vaksin subunit hanya memiliki satu antigen patogen dengan respon imun yang sangat rendah untuk subunit dibandingakn untuk seluruh sel. Vaksin ini berisiko terkena hiperreaksi dengan infeksi yang tidak diberikan.
- Vaksin sel mati
Vaksin sel mati atau vaksin tidak aktif memiliki kandungan sel bakteri yang telah mati. In-aktivitas dilakukan karena adanya panas atau radiasi dari bakteri sebagai penyebab penyakit. Vaksin kolera dengan kandungan Vibrio cholerae yang dimatikan digunakan untuk waktu yang lama sebagai perlindungan dalam waktu singkat.
- Vaksin hidup yang dilemahkan.
Vaksin hidup yang dilemahkan yaitu bakteri hidup yang dapat merespon imun kuat dengan waktu yang sangat lama. Vaksin ini dapat beresiko kembali bakteri yang telah dilemahkan menjadi penyebab penyakit,
Penyakit yang Diatasi dengan Vaksin Bakteri
Vaksin bakteri digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut ini[2].
- Profilaksis Anthrax
Penyakit yang disebabkan oleh Bacillus anthracis — bergantung pada bagaimana penyakit itu tertular: antraks gastrointestinal diperoleh melalui konsumsi daging yang terkontaminasi (setengah matang) dari hewan yang telah menelan spora alami dari tanah; antraks kulit membutuhkan kontak fisik dengan spora atau bakteri vegetatif; dan antraks inhalasi adalah hasil dari menghirup spora bakteri[18].
- Profilaksis Kolera
Kolera adalah penyakit diare sekretori akut yang disebakan oleh bakteri Vibrio cholerae. Hilangnya cairan dengan volume yang tinggi dapat mengganggu elektroit dan dapat berkembang menjadi syok hipovolemik yang dapat berakibat fatal yaitu kematian[19].
- Profilaksis Haemophilus influenzae
Profilaksis Haemophilus influenzae adalah tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi Haemophilus influenzae, yang merupakan spesies bakteri yang ditemukan di saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut[20].
- Meningitis, Meningokokus
Meningitis meningokokus adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria meningitidis dengan gejala demam hingga bakteremia fulminan dan syk septik[21].
- Profilaksis Meningitis Meningokokus
Profilaksis Meningitis Meningokokus adalah tindakan untuk mencegah meningitis meningokokus, infeksi yang mengakibatkan adanya peradangan pada bagian selaput yang menutupi pada bagian otak dan juga sumsum tulang belakang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis[22].
- Profilaksis Wabah
Profilaksis Wabah melibatkan pengambilan obat untuk tujuan mencegah wabah – penyakit bakteri yang sangat serius[23].
- Profilaksis Penyakit Pneumokokus
Obat ini digunakan untuk melindungi seseorang dari beberapa jenis bakteri pneumokokus[24].
- Profilaksis Tetanus
Profilaksis Tetanus merupakan tindakan yang diambil untuk mencegah infeksi Clostridium tetani[25].
- Tuberkulosis, Profilaksis
Tuberkulosis, Profilaksis tindakan untuk mencegah infeksi Mycobacterium tuberculosis[26].
- Profilaksis Tifoid
Profilaksis Tifoid adalah tindakan untuk mencegah tifus – infeksi bakteri yang mengancam nyawa[27].
Cara Kerja Vaksin Bakteri
Vaksin bakteri bekerja dengan cara memaparkan sejumlah kecil bakteri atau protein dari bakteri yang menyebabkan tubuh kebal terhadap penyakit, sehingga vaksin bakteri tidak mengobati infeksi aktif di dalam tubuh[4,5].
Penyakit tifus menyebar melalui kontak dengan tinja dari orang yang terinfeksi bakteri, Penyakit ini muncul karena makan makanan atau minum yang telah terkontaminasi kotoran dari orang yang telah terinfeksi. Ketika masuk ke saluran pencernaan, infeksi tifus menyebar ke darah dan menyebar ke tubuh lainnya[7].
Vaksin bakteri contohnya vaksin kolera bekerja dengan memaparkan sebagian dosis kecil bakteri kolera hidup yang menyebabkan pengembangan untuk kekebalan terhadap penyakit. Vaksin ini tidak untuk pengobatan infeksi aktif yang berkembang. Vaksin kolera ini tidak memberika perlindungan dari penyakit[8].
Cara kerja lainnya untuk vaksin bakteri adalah dengan tetesan kecil air liur ke udara pada orang tang telah terinfeksi batuk atau bersin. Vaksin bakteri ini hidup dari benda yang disentuh orang yang telah terinfeksi, seperti pegangan pintu, melalui ciuman, berbagi gelas minum[10].
Vaksin bakteri seperti antrakas bekerja dengan cara penyebaran melalui kulit, perut, atau paru-paru. Bakteri ini masuk ke dalam kulit melalui luka. Infeksi juga terjadi melalui paru-paru pada saat menghirup. Bisa juga melalui perut seperti makan daging setengah matang dari hewan yang telah terinfeksi[16].
Antraks adalah penyakit serius yang mudah menyebar dengan sangat cepat ke seluruh tubuh dan dapat berakibat fatal terutama jika sudah terkena paru-paru.
Contoh Obat Vaksin Bakteri
Vakisn bakteri tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, dan bubuk yang hanya bisa didapat dari resep dokter. Obat ini tidak dijual bebas dan sebagian dari obat ini telah dihentikan. Berikut beberapa contoh obat vaksin bakteri[2].
- Vaksin pneumokokus 13-valen
- Vaksin pneumokokus 23-polivalen
- Vaksin konjugasi meningokokus
- Vaksin tifus, hidup
- Vaksin kolera, hidup
- Vaksin tipus, dinonaktifkan
- Vaksin meningokokus grup B.
- Tetanus toksoid
- Vaksin 7-valent pneumococcal
- Vaksin polisakarida meningokokus
- Vaksin haemophilus b konjugat (prp-t) / vaksin konjugasi meningokokus
- Haemophilus b conjugate (prp-omp) vaksin
- Vaksin haemophilus b conjugate (prp-t)
- Vaksin antraks teradsorpsi
Efek Samping Vaksin Bakteri
Berikut ini beberapa efek samping umum dari vaksin bakteri, diantaranya[4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16] :
- Mual
- Muntah
- Diare
- Perubahan nafsu makan
- Kemerahan, nyeri, bengkak, atau benjolan keras tempat suntikan diberikan;
- Nyeri sendi atau otot
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Kelelahan
- Demam rendah, tidak enak badan; atau
- Rerewel pada bayi
- Mudah tersinggung.
- Ruam kulit
- Kehilangan nafsu makan
Anak-anak tidak diperbolehkan menerima vaksin booster jika mengalami reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa setelah suntikan pertama. Jika anda memberikan vaksin ini kepada anak anda dan menyebabkan efek samping, segera beritahu dokter[4].
Penerimaan vaksin masih bisa diberikan walaupun dalam keadaan pilek dan demam. Tidak diperbolehkan menerima vaksin ini jika mengalami reaksi alergi[4].
Terinfeksi penyakit pneumokokus lebih berbahaya untuk kesehatan daripada pemberian vaksin. Sama halnya dengan obat lainnya, vaksin dapat menyebabkan efek samping tetapi dengan resiko yang sangat rendah. Vaksin dapat membahayakan bagi bayi di dalam janin dan umumnya tidak di perbolehkan menggunakan vaksin bakteri[5].
Tidak diketahui apakah vaksin bakteri masuk ke dalam ASI yang dapat membahayakan bayi menyusui. Jangan gunakan oat ini tanpa konsultasi ke dokter jika sedang menyusui[5].
Vaksin pneumokokus 13-valen untuk digunakan pada anak-anak dari usia 6 minggu sampai 5 tahun, dan pada orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas[4].