Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Aromatase inhibitor merupakan obat yang bekerja dengan menghentikan produksi estrogen pada wanita yang telah menopause. Obat ini memblok enzim aromatase, dimana enzim ini bekerja dengan merubah hormon
Kanker payudara muncul karena adanya jaringan atau saluran payudara yang berupa sel yang menyebar ke bagian tubuh lain seperti hati, paru-paru, dan otak. Orang yang beresiko terkena kanker payudara adalah[1]:
Gejala dari kanker ini yaitu Pembengkakan atau benjolan di payudara yang di tandai dengan pendarahan atau cairan bening dari puting. Payudara terasa sakit jika di sentuh dengan bentuk payudara seperti kulit jeruk. Selain itu, puting terdorong ke dalam.
Daftar isi
Penghambat aromatase adalah obat yang bekerja dengan cara memblokir enzim aromatase, dimana enzim ini yang dapat mengubah androgen menjadi estrogen. Penghambat aromatase digunakan untuk mengobati kanker payudara yang berfungsi untuk mengurangi kadar estrogen yang bersirkulasi[2].
Lebih sedikit jumlah estrogen untuk merangsang pertumbuhan sel kanker payudara positif reseptor estrogen (ER), sehingga dapat memperlambat atau menghambat pertumbuhan kanker. Penghambat aromatase tidak dapat mencegah ovarium untuk membentuk estrogen. Obat ini digunakan hanya untuk mengobati kanker payudara pada wanita dalam masa pascamenopause[2].
Berikut fungsi dan kegunaan dari penghambat aromatase[3]:
Penghambat Aromatase dibagi menjadi tiga subtipe utama, yaitu:
Obat generasi pertama merupakan obat anti hormon yang menggganggu produksi hormon tertentu di dalam tubuh. Obat ini biasanya digunakan untuk pengobatan dalam kondisi tubuh terlalu banyak hormon tertentu yang disebut dengan sindrom cushing[9].
Penghambat aromatase selektif yang efektif dalam pengobatan penyakit yang bergantung pada estrogen termasuk kanker payudara.
Obat generasi ketiga digunakan untuk mengobati kanker payudara pada wanita pascamenopause.
Berikut ini beberapa penyakit yang diatasi dengan penghambat aromatase, diantaranya[2]:
kanker payudara ajuvan adalah pengobatan yang diberikan setelah pengobatan primer untuk meningkatkan kelangsungan hidup si penderita. Metode ini termasuk kemoterapi, radioaktif, dan terapi hormonal[4]. Sedankan untuk kanker payudara metastatik (kanker payudara stadiu IV) adalah bentuk kanker payudara dengan stadum lanjut yang terjadi ketika sel kanker payudara tersebar ke bagian-bagian jaringan disekitar organ lainnya[5].
Untuk perawatan sendiri, kanker payuadara menggunakan perawatan paliatif yang bertujuan sebagai pencegahan untuk mengobati gejala dan juga efek samping penyakit serta pengobatannya[6]. Selain untuk mengobati kanker payudara, obat ini juga digunakan untuk mengobati penyakit genetik yang mempengaruhi tulang dan pigmentasi kulit. Selain itu, digunakan juga sebagai permasalahan hormonal dalam perkembangan seksual dini[7].
Penghambat aromatase juga digunakan untuk mengobati Ginekomastia pubertas, yaitu pembesaran payudara pada anak laki-laki selama masa pubertas[7].
Sebelum menopause, aromatase ovarium bertanggung jawab terhadap estrogen dengan sirkulasi sensitif terhadap hormon luteinising. Setelah menopause, aromatase lemak dan otot memiliki tanggunjawab besar terhadap estrogen. Aromatase sensitif yang di bagian jaringan, yaitu payudara, rahim, vagina, tulang, otak, jantung, dan pembuluh darah, menyediakan estrogen lokal dengan cara otokrin[8].
Gen aromatase yang terdapat pada jariangan payudara kurang sensitif jika dibandingkan dengan gen di ovarium terhadap hormon luteinising. Sitokin inflamasi dengan sirkulasi peningkatan seiring dengan bertambahnya usia. Sedangkan dlama sitokin inflamasi pada jaringan payudara meningkat dengan timbulnya penyakit payudara proliferatif dan juga kanker payudara[8].
Tiga generasi penghambat aromatase telah dikembangkan dan telah dikaitkan dengan spesifitas tinggi untuk enzim aromatase. Untuk penghambat aromatase generasi pertama dan kedua dibatasi dengan efek samping, seperti ruam, kelelahan, pusing, ataksia, mual, muntah, dan kurangnya selektivitas enzim[8].
Penghambat aromatase generasi ketiga jauh lebih unggul dari generai pertama dan kedua. Hal tersebut karena dikaitkan dengan lebih sedikit efek samping dan juga penekanan aktivitas aromatase yang besar[8].
Pada wanita pramenopause, penghambat aromatase memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengurangi estrogen yang bersirkulasi. Wanita dengan pramenopause memiliki substrat aromatase dengan jumlah besar yang ada di ovarium. Meningkatnya pemberian penghambat aromatase secara cepat, membuat penghambat aromatase kurang efektif dalam menghambat produksi estrogen ovarium[8].
Pada umumnya, penghambat aromatase tidak diberikan kepada wanita pascamenopause untuk pengobatan kanker payudara yang bekerja untuk menekan terjadinya peningkatan gonadotrofin yang mengakibtkan kadar hormon menjadi meningkat[8].
Penghambat aromatase di serap dengan cepat dan sempurna dari saluran pencernaan yang di metabolismekan melalui hati. Diekskresikan di dalam urin 95% selama 48 jam, <5% di dalam tinja[9].
Penghambat aromatase tersedia dalam bentuk tablet dan cair(bubuk) yang hanya bisa didapat dari resep dokter. Berikut ini beberapa conoth obat penghambat aromatase sesuai dengan subtipe generasi[8].
Beberapa contoh obat penghambat aromatase generasi pertama
Beberapa contoh obat penghambat aromatase generasi kedua
Beberapa contoh obat penghambat aromatase generasi ketiga
Efek samping penghambat aromatase generasi pertama dan kedua sangat terbatas, seperti ruam, kelelahan, pusing, ataksia, mual dan muntah, serta kurangnya selektivitas enzim. Sedangkan untuk generasi ketiga lebih unggul dengan muncul efek samping lebih sedikit dan penekanan aromatase yang lebih besar[8].
Berikut ini beberapa efek samping umum yang biasa terjadi dalam penggunaan penghambat aromatase sesuai generasi.
Beberapa efek samping umum penghambat aromatase generasi pertama, diantaranya[9] :
Beberapa efek samping umum penghambat aromatase generasi kedua, diantaranya[10] :
Beberapa efek samping umum penghambat aromatase generasi ketiga, diantaranya[11, 12]:
Penghambat aromatase lebih sedikit efek samping serius, tetapi bisa menyebabkan permasalahan pada jantung, pengeroposan tulangm dan patah tulang. Konsultasikan terlebih dahulu ke dokter jika anda ingin menggunakan obat penghambat aromatase untuk perawatan anda[13].
Penghambat aromatase dapat membahayakan bayi yang belum lahir. Untuk menghindari kehamilan saat menggunakan obat ini, gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk menghindari kehamilan. Obat ini dapat mempengaruhi kesuburan dalam kemampuan untuk memiliki anak[11].
Konsumsi obat ini dengan makan atau tanpa makan di minum sekali sehari. Usahakan minum obat pada waktu yang sama setiap hari[14]. Sebagia obat penghambat aromatase tidak disetujui untuk digunakan pada pria dan anak-anak[12].
Jika anda mengalami efek samping dari mengkonsumsi obat penghambat aromatase, segera beritahu dokter.
1) Anonim. Drugs.com. Breast Cancer in Women. 2020.
2) Anonim. Drugs.com. Aromatase inhibitors. 2020.
3) Anonim. Drugbank.com. Aromatase Inhibitors. 2020.
4) Anonim. Drugs.com. Medications for Breast Cancer, Adjuvant. 2020.
5) Anonim. Drugs.com. Medications for Breast Cancer, Metastatic. 2020.
6) Anonim. Drugs.com. Medications for Breast Cancer, Palliative. 2020.
7) Anonim. Drugs.com. Medications for McCune-Albright Syndrome. 2020.
8) C J Fabian. ncbi.nlm.nih.gov. The what, why and how of aromatase inhibitors: hormonal agents for treatment and prevention of breast cancer. 2007.
9) Anonim. Drugs,com. aminoglutethimide. 2021.
10) HR Bonnefoi 1, IE Smith , M Dowsett , PF Trunet , SJ Houston , RJ da Luz , RD Rubens , RC Coombes , TJ Powles. pubmed. Ncbi.nlm.nih.gov. Therapeutic effects of the aromatase inhibitor fadrozole hydrochloride in advanced breast cancer. 1996.
11) Cerner Multum. Drugs.com. letrozole. 2020.
12) Cerner Multum. Drugs.com. anastrozole. 2020.
13) Anonim. breastcancer.org. Aromatase Inhibitors. 2021.
14) Anonim. Drugs.com. Exemestane. 2021.