Penyakit & Kelainan

Penyakit Katup Jantung : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Penyakit Katup Jantung?

Penyakit Katup Jantung ( img : Heart Foundation )

Penyakit katup jantung adalah salah satu jenis penyakit jantung yang terjadi sebagai akibat gangguan atau kelainan pada katup jantung [1,2,3,4,5,6,15,16].

Pada kasus penyakit katup jantung, dari empat katup, gangguan atau kelainan dapat terjadi di satu atau lebih katup jantung [2,5].

Ketika hal ini terjadi, aliran darah menjadi terhambat dan tak bisa menuju ruangan maupun pembuluh darah selanjutnya [5].

Bahkan karena katup jantung yang tak berfungsi normal, aliran darah mampu berbalik sebagian [5].

Apa itu katup jantung dan apa fungsinya?

Katup jantung juga biasa disebut dengan istilah klep jantung, yakni sebuah organ pada jantung yang mekanismenya seperti pintu satu arah.

Fungsi utama dari katup jantung sendiri adalah sebagai penjaga agar darah yang berasal dari jantung dapat mengalir secara normal [5].

Aliran darah yang dimaksud di sini baik antar ruangan jantung maupun yang berasal dari jantung menuju pembuluh darah selanjutnya [5].

Empat katup jantung yang dimaksud memiliki letak yang berbeda-beda, yaitu [5] :

  • Satu disebut dengan katup mitral, yakni yang berada di antara bilik (ventrikel) kiri dan serambi (atrium) kiri.
  • Satu disebut dengan katup trikuspid, yakni berada di antara bilik kanan dan serambi kanan.
  • Satu disebut katup aorta, berada di antara bilik kiri dan pembuluh darah arteri besar yang disebut dengan aorta; aorta merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung menuju seluruh jaringan tubuh untuk mendistribusikan oksigen.
  • Satu disebut katup pulmonal, berada di antara bilik kanan dan pembuluh darah paru-paru yang disebut dengan istilah arteri pulmonaris; arteri pulmonaris adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah mengandung oksigen ke paru agar paru dapat bekerja dengan baik.

Satu dari keempat katup jantung tersebut bermasalah, maka biasanya proses aliran darah akan terganggu ketika harus membawa oksigen sekaligus nutrisi ke seluruh bagian tubuh [2,5].

Masalahnya, katup jantung yang bermasalah bisa lebih dari satu atau bahkan keempat-empatnya sekaligus [2,5].

Tinjauan
Penyakit katup jantung adalah terjadinya gangguan atau kelainan pada salah satu atau lebih dari empat katup jantung sehingga peredaran darah mengalami gangguan.

Fakta Tentang Penyakit Katup Jantung

  1. Penyakit katup jantung adalah jenis penyakit jantung yang sama umumnya dengan gagal jantung di mana prevalensi mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 10% lebih, terutama pada orang-orang berusia 75 tahun ke atas [1].
  2. 13 dari 100 orang dengan usia 75 tahun ke atas mengalami gangguan pada katup mitral atau katup aorta [2].
  3. Laki-laki memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi dalam mengidap penyakit katup jantung daripada perempuan [2].
  4. Tiga perempat dari laporan kasus kelainan katup jantung secara umum adalah kasus kelainan pada katup mitral [3].
  5. Sementara itu, di Indonesia belum terdapat data resmi tentang prevalensi penyakit katup jantung baik jenis kelainan maupun etiologinya [4].

Penyebab Penyakit Katup Jantung

Setiap detak jantung manusia, saat itu jugalah katup jantung bekerja di mana katup trikuspid dan katup mitral terbuka di waktu yang sama [7].

Ketika kedua katup tersebut terbuka bersama, darah kemudian memasuki bilik jantung sebelum katup trikuspid dan katup mitral menutup lagi [5,7].

Proses pemompaan darah pun terjadi oleh bilik jantung agar darah keluar melewati katup aorta dan pulmonal [5].

Setelah darah berhasil dipompa keluar dari dua bilik jantung, kedua katup tersebut akan menutup [5,7].

Jadi saat salah satu atau lebih katup jantung mengalami gangguan, mekanisme berulang yang sangat vital ini pun akan bermasalah.

Pada penyakit katup jantung, terdapat dua jenis masalah utama yang perlu dikenali, yakni :

1. Regurgitasi atau Insufisiensi Katup Jantung

Katup jantung bocor adalah istilah lain untuk kondisi ini di mana katup jantung tak mampu kembali pada posisi semula (menutup) [1,2,3,4,5,6].

Aliran darah karena hal ini justru berbalik ke ruangan jantung sebelumnya dan memicu berkurangnya jumlah darah yang seharusnya terdistribusi ke seluruh jaringan tubuh [5].

Keempat katup jantung berpotensi mengalami gangguan semacam ini di mana otot jantung kemudian ikut terpengaruh dan rusak [2].

2. Stenosis Katup Jantung

Bila regurgitasi atau katup jantung bocor adalah sebuah kondisi di mana katup jantung tak dapat menutup kembali dengan baik, stenosis katup jantung adalah ketika katup jantung tak dapat membuka secara normal [1,2,3,4,5,6].

Katup yang mengalami penebalan, kekakuan atau saling menempel akan sulit terbuka seperti seharusnya [2,5,6].

Aliran darah karena hal ini tak dapat menuju ruangan selanjutnya maupun tak dapat beredar ke seluruh jaringan tubuh [2,5,6].

Sebagai akibatnya, otot jantung terpicu bekerja ekstra pada proses pemompaan darah di mana hal ini mampu berujung pada gagal jantung nantinya [2].

Kondisi stenosis katup jantung dapat memengaruhi keempat katup di mana nama penyakitnya akan sesuai dengan nama katup jantung yang bermasalah [2,6].

Stenosis katup aorta, stenosis katup mitral, stenosis katup pulmonal, dan/atau stenosis katup trikuspid adalah sebutan untuk jenis gangguan pada bagian katup jantung yang terganggu [6].

3. Atresia Pulmonal

Untuk kondisi atresia pulmonal, pembentukan katup jantung yang seharusnya mengalirkan darah dari jantung menuju paru tidak terjadi atau tidak sempurna [8].

Hal ini merupakan penyakit jantung bawaan yang dokter dapat  temukan setelah seorang bayi lahir karena bayi mengalami sianosis (kulit membiru) [8].

Faktor Risiko Penyakit Katup Jantung

Penyakit katup jantung sendiri dapat terjadi sebagai penyakit bawaan lahir, namun ada pula yang mengalaminya pada usia dewasa [2,5,6].

Maka, terdapat dua jenis kondisi penyakit katup jantung, yaitu penyakit katup jantung bawaan dan penyakit katup jantung didapat.

Untuk jenis penyakit katup jantung didapat, umumnya faktor-faktor yang menyebabkannya adalah [2,4,6] :

Tinjauan
Beberapa kondisi yang mampu menyebabkan atau kerap dikaitkan dengan penyakit katup jantung adalah regurgitasi atau insufisiensi katup jantung, stenosis katup jantung, dan/atau atresia pulmonal.

Gejala Penyakit Katup Jantung

Aliran darah dari dan menuju jantung terjaga dengan baik karena fungsi katup jantung yang normal.

Namun ketika celah antara katup semakin sempit maupun lebar, tekanan jantung akan meningkat.

Bila tekanan ini meningkat, otomatis akibatnya proses pemompaan darah oleh jantung harus lebih kuat.

Berbagai keluhan gejala di bawah ini pun kemudian terjadi pada penderita penyakit katup jantung [2,6] :

  • Tubuh mudah lelah
  • Pusing
  • Dada nyeri
  • Sesak napas
  • Batuk berdarah
  • Kemerahan di pipi (biasanya terjadi pada penderita stenosis katup mitral)
  • Edema (bengkak pada area perut, kaki, dan pergelangan kaki karena cairan tersumbat)
  • Kenaikan berat badan sebagai dampak dari pembengkakan
  • Gangguan pada irama jantung
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Segera ke dokter apabila beberapa gejala yang telah disebutkan mulai dialami.

Deteksi dan penanganan dini memperbesar peluang untuk sembuh dan pulih.

Selain itu, deteksi dini juga akan membantu pasien mengetahui apakah kondisi mengarah pada penyakit katup jantung atau penyakit lainnya.

Tinjauan
Gejala-gejala yang dapat ditimbulkan oleh penyakit katup jantung meliputi kelelahan, pusing, dada nyeri, sesak napas, batuk berdarah, kemerahan di pipi (terjadi pada penderita stenosis katup mitral), edema (bengkak pada area perut, kaki, dan pergelangan kaki karena cairan tersumbat), kenaikan berat badan (efek bengkak), gangguan irama jantung, hingga ehilangan kesadaran.

Pemeriksaan Penyakit Katup Jantung

Ketika gejala-gejala di atas dialami, temui dokter untuk menempuh serangkaian metode diagnosa seperti di bawah ini :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Pemeriksaan fisik selalu menjadi awal metode diagnosa yang dokter terapkan untuk mengetahui apa saja gejala fisik yang terjadi [2,6].

Pemeriksaan fisik umumnya meliputi pengecekan suara detak jantung menggunakan stetoskop, apakah normal atau terdapat suara bising [2,6].

Ukuran jantung serta ketidakteraturan irama jantung juga dapat terdengar melalui pemeriksaan fisik [2,6].

Selanjutnya, dokter juga perlu mengetahui riwayat medis pasien, seperti apakah pasien memiliki riwayat serangan jantung atau penyakit jantung bawaan atau penyakit lainnya [.

Dokter pun seringkali menanyakan perihal riwayat kesehatan keluarga pasien dan apakah di dalam keluarga pasien ada yang memiliki penyakit jantung [6].

Pemeriksaan fisik saja tidaklah cukup dan perlu ditunjang dengan rangkaian pemeriksaan lain, seperti rontgen dada [9].

Dokter perlu mengecek apakah jantung pasien mengalami pembesaran melalui rontgen dada [9].

Dari rontgen dada, biasanya dokter juga dapat mengetahui kondisi paru-paru pasien [9].

  • Elektrokardiografi / EKG

Elektrokardiografi adalah tes penunjang yang juga diperlukan agar dokter memperoleh gambaran aktivitas listrik jantung pasien [2,6].

Melalui elektrokardiografi, dokter juga dapat mengetahui apakah ruang jantung membesar dan apakah irama jantung pasien abnormal [2].

  • Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah tes penunjang yang juga disebut dengan istilah USG jantung [5,6].

Pada prosedur ini, dokter memanfaatkan gelombang suara dalam menghasilkan gambar kondisi jantung pasien [5,6].

Kondisi katup jantung, aliran darah dalam jantung, struktur jantung, hingga pergerakan jantung dapat terlihat melalui ekokardiografi [5,6,10].

Seperti USG pada umumnya, dokter pada prosedur pemeriksaan ini akan menempelkan alat/probe/ lewat dinding luar dada pasien [10].

Hasil gambar kemudian akan tersambung dengan monitor dan muncul di sana [10].

Probe tak hanya dapat dipasang pada dinding dada, tapi juga dimasukkan lewat mulut masuk ke esofagus/kerongkongan agar kondisi jantung terlihat secara lebih dekat (tes ini adalah TEE/transesophageal echocardiogram) [10].

  • EKG Treadmill

Pada prosedur pemeriksaan penunjang seperti EKG treadmill, pasien akan diminta melakukan aktivitas fisik di atas treadmill [6].

Dari prosedur pemeriksaan ini, dokter dapat memantau kondisi jantung pasien lalu melakukan pengukuran pada aktivitas fisik yang pasien tempuh [6].

Pada prosedur MRI jantung, dokter menggunakan medan magnet sekaligus gelombang radio dalam memeriksa pasien [2,6].

Melalui pemeriksaan MRI, kondisi katup jantung serta gambaran jantung secara menyeluruh dapat terlihat secara lebih detail [2,6].

Dari pemeriksaan ini akan diketahui seberapa parah kondisi penyakit katup jantung pasien.

Zat warna kontras pada prosedur ini akan disuntikkan lebih dulu oleh dokter ke pembuluh darah koroner [2,5,6].

Setelahnya, foto rontgen diterapkan agar kondisi pembuluh darah koroner dapat terlihat [2,5,6].

Biasanya, kateterisasi jantung direkomendasikan oleh dokter ketika bertujuan mengevaluasi fungsi jantung maupun melakukan pengukuran tekanan rongga jantung [2].

Tinjauan
Dalam memastikan gejala yang pasien rasakan adalah penyakit katup jantung, metode-metode diagnosa yang perlu ditempuh meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, rontgen dada, elektrokardiografi, ekokardiografi, EKG treadmill, MRI jantung dan kateterisasi jantung.

Pengobatan Penyakit Katup Jantung

Penyakit katup jantung tidak dapat diobati secara total dan hingga kini pun belum tersedia obat-obatan khusus untuk pengobatan penyakit ini.

Hanya saja, dokter akan meresepkan sejumlah obat maupun merekomendasikan sejumlah tindakan medis seperti berikut yang berfungsi sebagai pereda gejala, penghambat perkembangan gejala, dan peminimalisir risiko komplikasi.

Melalui Obat-obatan

Obat resep dokter biasanya diberikan sesuai dengan gejala yang dikeluhkan oleh pasien.

Manfaat obat pun hanya akan sebagai pereda gejala saja dan bukan sebagai penyembuh kondisi secara total.

  • Antiaritmia

Antiaritmia adalah jenis obat yang efektif bagi penderita gangguan irama jantung.

Amiodarone adalah obat golongan antiaritmia dengan fungsi sebagai pengendali irama jantung yang abnormal [11].

  • Diuretik

Obat golongan diuretik juga umumnya dokter resepkan untuk membantu meredakan pembengkakan atau edema yang dialami pasien [8].

Obat diuretik akan mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh maupun aliran darah sehingga jantung tak lagi harus bekerja ekstra [8].

ACE inhibitors merupakan jenis obat yang dokter resepkan dengan tujuan sebagai pereda beban kerja jantung [12].

Ramipril adalah jenis obat ACE inhibitors yang dapat digunakan oleh pasien sesuai resep dokter [12].

  • Antikoagulan

Obat ini mencegah atau mengatasi darah menggumpal di katup jantung [4,6].

Dokter meresepkan obat ini dengan tujuan agar proses pembekuan darah dapat diperlambat [4,6].

  • Beta Blockers

Bagi penderita hipertensi, beta blockers adalah obat yang diresepkan dokter sebagai penurun kadar tekanan darah dan menstabilkannya [6].

Bisoprolol adalah obat golongan beta blockers yang bisa digunakan pasien dan dapat diandalkan untuk membuat kinerja jantung lebih ringan [13].

Untuk pasien dengan kondisi detak jantung terlalu keras dan cepat, efek obat beta blockers dapat memperlambatnya [6,13].

Golongan obat vasodilator diresepkan dokter dengan tujuan membuat kinerja jantung yang ekstra menjadi lebih ringan [6,8].

Vasodilator juga dapat digunakan pasien agar aliran darah lebih teratur dan alirannya tidak berbalik [6,8,14].

Nitrogliserin adalah obat golongan vasodilator yang umumnya dokter berikan kepada pasien [14].

Melalui Operasi

Jika melalui obat-obatan tidak memungkinkan atau tidak menunjukkan adanya perkembangan baik pada kondisi pasien, hal ini menandakan tingkat keparahan kondisi pasien sudah sangat tinggi.

Dokter umumnya akan merekomendasikan prosedur operasi jika memang diperlukan untuk menjaga katup jantung dan fungsi jantung pasien.

  • Operasi Memperbaiki Katup Jantung

Operasi perbaikan katup jantung akan lebih diusahakan oleh dokter karena risiko komplikasi endokarditis lebih kecil pada pasien [2,4,5,6].

Umumnya, pasien penyakit katup jantung harus mengonsumsi obat pengencer darah atau antikoagulan seumur hidupnya agar bisa bertahan dengan kondisi baik.

Namun, pasien yang menempuh tindakan medis ini pun tak memerlukan obat pengencer darah dan bergantung pada obat ini secara jangka panjang.

  • Operasi Penggantian Katup Jantung

Operasi mengganti katup jantung dapat membantu pasien agar dapat melanjutkan hidup tanpa masalah di bagian katup jantung lagi [2,4,5,6].

Katup jantung yang sudah diganti pun akan membuat pasien tak lagi memerlukan obat pengencer darah seumur hidup.

Namun, baik tindakan operasi perbaikan maupun penggantian katup jantung hanya dianjurkan oleh dokter bila dokter sudah mempertimbangkan usia pasien, tingkat keparahan kondisi, dan kondisi kesehatan menyeluruh.

Melalui Perubahan Gaya Hidup

Selain menjalani pengobatan hingga menempuh operasi, dokter kemungkinan memberikan anjuran perubahan gaya hidup lebih sehat kepada pasien, seperti [17] :

  • Mengonsumsi makanan ramah jantung, seperti gandum utuh, ikan, daging unggas, produk olahan susu bebas/rendah lemak, sayur dan buah segar.
  • Menghindari makanan-makanan yang kandungan gula, garam, lemak trans, dan lemak jenuhnya terlalu tinggi.
  • Mengelola stres dengan baik, seperti melalui aktivitas fisik, meditasi, dan metode relaksasi.
  • Melakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki atau jalan cepat secara rutin.
  • Menjaga berat badan dan menghindari obesitas.
  • Menghindari aktivitas merokok (bagi perokok aktif, segera berhenti dari kebiasaan merokok).
Tinjauan
Pengobatan penyakit katup jantung adalah melalui pemberian obat-obatan oleh dokter sesuai gejala yang perlu diatasi, prosedur operasi (perbaikan atau penggantian katup jantung), serta perubahan pola hidup melalui diet sehat dan olahraga rutin.

Komplikasi Penyakit Katup Jantung

Berbagai risiko penyakit katup jantung seperti di bawah ini dapat terjadi, khususnya jika tidak ada penanganan yang penderita peroleh sementara gejala terus memburuk [16].

  • Penyakit stroke
  • Gagal jantung
  • Ketidaknormalan ritme jantung
  • Penggumpalan darah
  • Endokarditis
  • Kematian

Pencegahan Penyakit Katup Jantung

Beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko penyakit katup jantung [2,15] :

  • Mengasup makanan bergizi seimbang.
  • Melakukan olahraga teratur.
  • Memantau tekanan darah dan kadar kolesterol dengan memeriksakan kesehatan rutin.
  • Tidur cukup dan mengelola stres dengan baik.
  • Segera ke dokter apabila gejala-gejala penyakit katup jantung yang disebabkan demam reumatik terjadi, seperti sakit tenggorokan, demam, sulit menelan, pembesaran kelenjar getah bening di leher, hingga bintik-bintik kemerahan pada langit-langit mulut timbul. Infeksi bakteri Streptococcus dapat menjadi penyebab utama timbulnya rangkaian gejala tersebut.
  • Menjaga kesehatan mulut dan gigi agar terhindar dari infeksi gigi, sebab infeksi gigi dapat memicu endokarditis pada penderita penyakit katup jantung.
  • Segera memeriksakan diri ke dokter bila ada tanda-tanda infeksi yang dialami serta konsumsi antibiotik sebelum menjalani prosedur medis untuk gigi, tes invasif maupun operasi besar agar mampu mencegah endokarditis.
Tinjauan
Menjaga pola hidup tetap sehat, seperti jauh dari stres, makan makanan menyehatkan, olahraga, tubuh selalu aktif, menjaga kesehatan mulut dan gigi (agar terhindar dari infeksi dan endokarditis), serta pemantauan kadar tekanan darah serta kolesterol mampu meminimalisir risiko penyakit katup jantung.

1. Anonim. Heart valve disease module 1: epidemiology. The British Journal of Cardiology; 2021.
2. Anonim. Heart valve diseases: Overview. National Center for Biotechnology Information; 2019.
3. Geoffrey D. Huntley, Jeremy J. Thaden, & Vuyisile T. Nkomo. Chapter 3 - Epidemiology of heart valve disease. Principles of Heart Valve Engineering. Academic Press; 2019.
4. Amiliana M Soesanto. Penyakit Jantung Katup di Indonesia : masalah yang hampir terlupakan. Jurnal Kardiologi Indonesia; 2012.
5. Robert B. Hinton & Katherine E. Yutzey. Heart Valve Structure and Function in Development and Disease. HHS Public Access; 2014.
6. Kameswari Maganti, MD, Vera H. Rigolin, MD, Maurice Enriquez Sarano, MD, & Robert O. Bonow, MD. Valvular Heart Disease: Diagnosis and Management. Mayo Clinic Proceedings; 2010.
7. C Kühn & R Juchems. Opening and closing movements of the heart valves in cardiopulmonary resuscitation. Confirmation of the cardiac pump theory. Deutsche Medizinische Wochenschrift; 1991.
8. P. Syamasundar Rao. Management of Congenital Heart Disease: State of the Art—Part II—Cyanotic Heart Defects. Children (Basel); 2019.
9. Jason K Lempel, Michael A Bolen, Rahul D Renapurkar, Joseph T Azok, & Charles S White. Radiographic Evaluation of Valvular Heart Disease With Computed Tomography and Magnetic Resonance Correlation. Journal of Thoracic Imaging; 2016.
10. Silvan Omerovic & Ashika Jain. Echocardiogram. National Center for Biotechnology Information; 2020.
11. Kebiao Chen, Li Qin, Xin Lu, Tao Xia, & Qing Gu. Amiodarone in the treatment of atrial fibrillation of patients with rheumatic heart disease after valve replacement. Pakistan Journal of Medical Sciences; 2019.
12. D M Shavelle. Are angiotensin converting enzyme inhibitors beneficial in patients with aortic stenosis?. Heart; 2005.
13. Csaba András Dézsi & Veronika Szentes. The Real Role of β-Blockers in Daily Cardiovascular Therapy. American Journal of Cardiovascular Drugs; 2017.
14. B Christensson, A Gustafson, H Westling, & G Wigand. Haemodynamic effects of nitroglycerin in patients with mitral valvular disease. British Heart Journal; 1968.
15. Cleveland Clinic medical professional. Heart Valve Disease. Cleveland Clinic; 2019.
16. Anonim. Risks for Heart Valve Problems. American Heart Association; 2020.
17. Byambaa Enkhmaa, MD, PhD, MAS, Prasanth Surampudi, MD, PhD, Erdembileg Anuurad, MD, PhD, MAS, & Lars Berglund, MD, PhD. Lifestyle Changes: Effect of Diet, Exercise, Functional Food, and Obesity Treatment on Lipids and Lipoproteins. National Center for Biotechnology Information; 2018.

Share