Penyakit & Kelainan

Sakit Kepala Cluster : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Sakit Kepala Cluster?

Sakit Kepala Cluster ( img : Cedars Sinai )

Sakit kepala cluster yang juga disebut dengan istilah cluster headache merupakan sebuah kondisi nyeri kepala berulang namun pada siklus tertentu [1,3,4,6,7].

Biasanya, sakit kepala cluster terjadi di satu sisi kepala saja dan diikuti dengan rasa nyeri pada area mata [1,3,4].

Sakit kepala cluster pun diketahui menjadi salah satu jenis sakit kepala terus-menerus atau sakit kepala konstan yang bisa terjadi setiap hari [1].

Bila nyeri kepala cluster ini terjadi, penderitanya dapat mengalami siklus berulang beberapa kali dalam seminggu, sebulan, atau setahun [1,3,4,6,7].

Kemunculan rasa nyeri dan gejala lainnya pun dapat terjadi pada waktu yang sama secara rutin [1].

Tinjauan
Sakit kepala cluster adalah nyeri kepala hebat yang dapat terjadi berulang atau konstan namun dengan pola tertentu.

Fakta Tentang Sakit Kepala Cluster

  1. Sakit kepala cluster adalah jenis sakit kepala primer yang paling umum dan banyak dialami di mana istilah lain untuk ini adalah trigeminal autonomic cephalgia [1].
  2. Pada beberapa kasus, gejala sakit kepala cluster diturunkan di beberapa keluarga bersama dengan pola resesif autosomal dan pada kasus lainnya bersifat autosom dominan [1].
  3. Prevalensi sakit kepala cluster episodik lebih tinggi, yaitu dengan laporan jumlah pasien mencapai 85-90%, sedangkan sakit kepala cluster kronik sebanyak 15-20% [1].
  4. Di Indonesia, menurut hasil penelitian di 5 rumah sakit besar di Indonesia, prevalensi sakit kepala cluster adalah sebesar 0,5%, sementara itu migrain tanpa aura 10%, migrain dengan aura 1,8%, sakit kepala tegang kronik 24%, sakit kepala tegang episodik 10%, dan sakit kepala kombinasi 14% [2].
  5. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prevalensi kasus sakit kepala cluster adalah yang paling rendah, sementara sakit kepala tegang kronik justru yang paling tinggi [2].

Jenis-jenis Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster terklasifikasi menjadi dua jenis kondisi, yaitu sakit kepala cluster episodik dan sakit kepala cluster kronik.

Sakit Kepala Cluster Episodik

Jenis sakit kepala cluster episodik merupakan jenis kondisi yang dialami penderita secara rutin di antara satu minggu hingga satu tahun [1,3,4].

Biasanya, sakit kepala cluster episodik terjadi diikuti dengan periode di mana penderita mengalami bebas sakit kepala selama satu bulan atau lebih [3,4].

Namun, di bulan atau waktu selanjutnya sakit kepala ini bisa kembali terjadi.

Sakit Kepala Cluster Kronik

Sakit kepala cluster kronik adalah jenis kondisi yang terjadi dalam kurun waktu lama dan bisa lebih dari setahun [1,3,4].

Jenis kronik ini juga dapat menjadi hasil perkembangan sakit kepala cluster episodik yang semakin buruk, atau bisa juga sebaliknya [3].

Biasanya, kondisi sakit kepala cluster kronik diikuti dengan periode bebas sakit kepala hanya 1 bulan kurang atau lebih [4].

Selanjutnya, sakit kepala dapat timbul kembali secara konstan bersama keluhan gejala lainnya [3,4].

Tinjauan
Sakit kepala cluster terbagi menjadi dua jenis kondisi, yaitu sakit kepala cluster episodik dan sakit kepala cluster kronik.

Penyebab Sakit Kepala Cluster

Penyebab sakit kepala cluster secara pasti belum diketahui hingga kini, namun gangguan, kelainan atau masalah pada hipotalamus berkaitan dengan timbulnya gejala sakit kepala ini [1,3,4].

Sakit kepala cluster berbeda dari sakit kepala tegang apalagi migrain karena sakit kepala cluster tak berkaitan dengan perubahan hormon maupun asupan makanan.

Mengonsumsi alkohol mampu memicu sakit kepala cluster, terutama bila seseorang sedang berada di periode ini [1,3,4].

Jika demikian, maka sangat dianjurkan bagi penderita riwayat sakit kepala cluster untuk menghindari konsumsi alkohol ketika memasuki periode sakit kepala cluster.

Pemicu lainnya yang paling umum adalah nitroglycerin, jenis obat yang umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit jantung [1,3,4].

Stres, cuaca panas, hingga aktivitas seksual juga mampu menjadi penyebab atau pemicu sakit kepala cluster [1].

Faktor Risiko Sakit Kepala Cluster

Selain alkohol, obat tertentu, cuaca dan aktivitas seksual, beberapa faktor berikut pun diketahui mampu meningkatkan risiko sakit kepala cluster :

  • Faktor usia, sebab rata-rata penderita sakit kepala cluster berusia antara 20-50 tahun. Meski begitu, sakit kepala cluster tetap dapat dialami oleh siapapun tanpa memandang usia [3].
  • Faktor jenis kelamin, sebab peluang laki-laki dalam mengalami sakit kepala cluster lebih besar daripada perempuan [1,3,4].
  • Riwayat kesehatan keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung yang mempunyai riwayat sakit kepala cluster akan meningkatkan risiko anggota keluarga lainnya untuk menderita kondisi yang sama [5].
  • Merokok, sebab dari kebanyakan kasus sakit kepala cluster diketahui bahwa hal ini terjadi pada perokok aktif. Meski kemudian berhenti merokok, biasanya hal ini tak memengaruhi apapun pada kondisi sakit kepala yang sudah terjadi [1,3,4].
Tinjauan
Masalah pada hipotalamus berkaitan erat dengan terjadinya sakit kepala cluster. Selain itu, faktor usia dan jenis kelamin, riwayat kesehatan keluarga, konsumsi alkohol, merokok, stres, cuaca panas, hingga aktivitas seksual mampu menjadi faktor pemicu.

Gejala Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster kemunculannya dapat terjadi secara tiba-tiba di mana gejala lain yang turut menyertai antara lain adalah [1,3,4] :

  • Rasa nyeri umumnya dirasakan pada area mata.
  • Nyeri dapat menyebar hingga area leher, kepala dan seluruh wajah.
  • Nyeri hanya terjadi di salah satu sisi kepala.
  • Berkeringat hanya di satu sisi wajah atau kepala saja.
  • Hidung berair atau etrsumbat hanya di satu sisi wajah atau kepala saja.
  • Kemerahan di salah satu mata (pada sisi kepala/wajah yang nyeri akibat sakit kepala cluster).
  • Tubuh terasa lebih cepat lelah atau lemah.
  • Air mata keluar secara berlebihan.
  • Kelopak mata menurun pada area mata yang terpengaruh.
  • Pembengkakan pada area mata yang terpengaruh.
  • Sensitivitas terhadap suara dan cahaya meningkat (namun kondisi ini jarang terjadi).

Seperti apa periode sakit kepala cluster?

Periode sakit kepala cluster dapat terjadi selama beberapa minggu hingga bulan dengan tanggal dan durasi yang selalu sama (konsisten) dari waktu ke waktu [1].

Seperti misalnya, periode cluster di mana gejala-gejala sakit kepala cluster dialami oleh seseorang secara musiman, yakni setiap musim gugur atau setiap musim semi [1,3].

Pada kasus sakit kepala cluster episodik, keluhan gejala dapat timbul satu minggu hingga satu tahun [3,4].

Nyeri tidak seterusnya terjadi, sebab ada waktunya penderita bebas sakit kepala maksimal 12 bulan sebelum kemudian sakit kepala cluster timbul kembali dan berkembang lebih parah [1,3,4].

Gejala-gejala yang ditimbulkan pada masa cluster dan perlu diperhatikan sekaligus diwaspadai oleh penderita adalah [1,3] :

  • Sakit kepala timbul hampir setiap hari atau bahkan setiap hari.
  • Sakit kepala dapat dialami sehari beberapa kali.
  • Serangan cluster terjadi di waktu yang sama setiap hari,
  • Serangan cluster tunggal dapat dirasakan penderitanya selama minimal 15 menit hingga 3 jam.
  • Serangan cluster umumnya terjadi pada malam hari, 1-2 jam setelah beranjak tidur.
  • Nyeri di kepala bisa tiba-tiba berhenti setelah sebelumnya mengalami intensitas yang terus meningkat cepat.
  • Penderita merasa sangat lelah setelah serangan cluster meskipun setelah nyeri hilang dan penderita dalam kondisi bebas sakit kepala.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Jika gejala-gejala yang telah disebutkan mulai dialami, pastikan untuk segera ke dokter dan memeriksakannya.

Nyeri sakit kepala yang hebat umumnya bukanlah akibat dari kondisi medis tertentu.

Namun, sakit kepala yang terjadi secara jarang namun bersifat tak tertahankan justru merupakan tanda adanya kondisi medis serius (seperti aneurisma atau tumor otak).

Segera ke dokter juga apabila memiliki riwayat sakit kepala namun merasa bahwa polanya mengalami perubahan.

Bila sakit kepala yang dialami berbeda dari sakit kepala yang sebelumnya terjadi, pastikan berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui penyebabnya dan kondisi segera diatasi.

Tinjauan
Gejala sakit kepala cluster umumnya meliputi rasa nyeri yang terjadi di area mata, nyeri di satu sisi kepala saja, nyeri timbul di waktu yang sama, hingga tubuh terasa sangat lelah sewaktu periode terjadi.

Pemeriksaan Sakit Kepala Cluster

Ketika seseorang mengalami gejala sakit kepala cluster, pemeriksaan yang perlu ditempuh antara lain adalah :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Ketika gejala sakit kepala cluster terjadi, penting untuk segera memeriksakan diri [6].

Dokter biasanya mengawali pemeriksaan fisik untuk mengetahui lokasi nyeri di kepala serta keluhan-keluhan lain yang menyertai [6].

Dokter biasanya juga akan menanyakan kepada pasien terkait riwayat gejala dan riwayat medis pasien [6].

Informasi riwayat kesehatan keluarga pasien juga seringkali dokter coba kumpulkan untuk mengetahui apakah sakit kepala cluster pasien berhubungan dengan faktor riwayat kesehatan keluarga.

  • Pemeriksaan Saraf

Pemeriksaan saraf adalah pemeriksaan penunjang yang sangat penting agar dokter mampu mendeteksi sejumlah gejala fisik pada pasien yang berhubungan dengan gangguan saraf [4,7].

Pemeriksaan saraf ini juga sangat penting agar dokter dapat mengetahui kondisi fungsi otak pasien [4,7].

Pemeriksaan dilakukan dengan menguji saraf, refleks dan indera pasien [4,7].

  • Tes Pemindaian

Tes pemindaian meliputi MRI dan CT scan dapat menjadi tes penunjang yang membantu penegakan diagnosa oleh dokter [4,7].

Bila pasien memiliki sakit kepala yang lain dari biasanya atau sakit kepala akibat adanya masalah saraf, MRI dan CT scan sangat direkomendasikan [4,7].

Pasien dapat menempuhnya agar berbagai masalah seperti aneurisma atau tumor otak terdeteksi [4].

Tinjauan
Beberapa tes diagnosa yang perlu ditempuh pasien untuk mengonfirmasi gejala adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan saraf, dan tes pemindaian.

Pengobatan Sakit Kepala Cluster

Terdapat dua cara mengobati sakit kepala cluster, yaitu pengobatan serangan akut dan pengobatan untuk pencegahan.

Pengobatan Serangan Akut

Bila penderita mengalami serangan nyeri kepala cluster akut, beberapa penanganan berikut adalah seharusnya segera diperoleh :

  • Terapi oksigen 100% (efektivitas dapat dirasakan pasien dalam waktu tak sampai 10 menit) [1,4,6,7].
  • Triptan, seperti zolmitriptan atau sumatriptan dalam bentuk semprotan untuk hidung; obat dalam bentuk oral tidak direkomendasikan [1,4,6,7].
  • Ergotamine, lidocaine, dan octreotide [1,4,7].
  • Menghindari alkohol dan aktivitas merokok karena keduanya mampu menjadi pemicu gejala sakit kepala cluster [1].

Pengobatan untuk Pencegahan

Pada penderita sakit kepala cluster, usai serangan akut pertama maka terdapat risiko pasien akan mengalami serangan yang kedua dan seterusnya.

Untuk meminimalisir risiko terserang kembali, sejumlah obat di bawah ini kemungkinan diresepkan dokter sebagai pereda rasa nyeri sekaligus pengurang tingkat keparahan.

Apakah prognosis sakit kepala cluster baik?

Prognosis sakit kepala cluster bermacam-macam, tergantung tingkat keparahan dan juga faktor penyebabnya.

Sebanyak 15-20% pasien sakit kepala cluster dapat mengalami sakit kepala cluster kronik, 10-20% lainnya bahkan memiliki risiko resistensi obat [1] .

Sementara itu, hanya 25% pasien yang ke depannya tidak mengalami periode sakit kepala cluster lagi [1].

Pada kasus sakit kepala cluster kronik hingga resistensi obat, membutuhkan waktu sekitar 15 tahun untuk dapat mengatasinya [1].

Sebagian kasus sakit kepala cluster pun mampu menyebabkan penderitanya mengalami gangguan kesehatan mental [1,6].

Karena hal tersebut, penderita dapat mengalami penurunan kualitas hidup sehingga ada pula yang sampai melakukan percobaan bunuh diri walau hal ini sangat jarang terjadi [1,6,7].

Tinjauan
Pengobatan sakit kepala cluster dibedakan menjadi dua, yaitu pengobatan untuk pasien yang mengalami serangan cluster akut dan pengobatan untuk pencegahan serangan cluster berikutnya.

Komplikasi Sakit Kepala Cluster

Beberapa risiko komplikasi dari kondisi sakit kepala cluster berhubungan dengan kondisi psikologis, seperti [1,6,7] :

  • Kecemasan
  • Depresi
  • Gangguan perilaku
  • Percobaan bunuh diri (meski kasus ini sangat jarang terjadi)

Selain gangguan psikis, sakit kepala cluster juga dapat meningkatkan risiko komplikasi fungsi otonom sistemik, seperti [1] :

Pada kasus penderita sleep apnea, risiko komplikasi berupa penyakit jantung dan kerusakan beberapa organ dalam tubuh cukup tinggi [1].

Tinjauan
Risiko komplikasi sakit kepala cluster paling umum adalah gangguan psikis, meski tak menutupk kemungkinan adanya risiko gangguan pada jantung.

Pencegahan Sakit Kepala Cluster

Agar sakit kepala cluster lebih mudah dicegah, penderita perlu mengenali faktor-faktor yang menjadi pemicu.

Berikut ini adalah sejumlah upaya pencegahan sakit kepala cluster yang bisa diterapkan [1,4] :

  • Menghindari aktivitas merokok dan bagi perokok aktif sebaiknya segera berhenti dari kebiasaan ini.
  • Menjaga pola tidur dengan baik, yakni tidur dan bangun tidur di jam yang sama atau tidur dengan waktu teratur.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Menghindari aktivitas olahraga terutama saat cuaca sedang panas.
  • Menghindari paparan senyawa kimia yang beraroma menyengat, seperti bensin, cat, maupun parfum.
Tinjauan
Menghindari faktor pemicu adalah pencegahan sakit kepala cluster terbaik yang dapat diupayakan.

1. Sharon A. Kandel & Pujyitha Mandiga. Cluster Headache. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Satya Agung Nugroho & dr. Iwan Setiawan, Sp.S., M.Kes. Hubungan Depresi dan Kualitas Tidur dengan Tension-type Headache. Electronic Theses and Dissertations Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2019.
3. Diana Yi-Ting Wei, Jonathan Jia Yuan Ong, & Peter James Goadsby. Cluster Headache: Epidemiology, Pathophysiology, Clinical Features, and Diagnosis. Annals of Indian Academy of Neurology; 2018.
4. Elizabeth Leroux & Anne Ducros. Cluster headache. Orphanet Journal of Rare Diseases; 2008.
5. M B Russell, P G Andersson, & L L Thomsen. Familial occurrence of cluster headache. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry; 1995.
6. Jong-Hee Sohn, Yun-Ju Choi, Byung-Kun Kim, Pil-Wook Chung, Mi Ji Lee, Min Kyung Chu, Jin-Young Ahn, Byung-Su Kim, Tae-Jin Song, Kyungmi Oh, Kwang-Soo Lee, Soo-Kyoung Kim, Kwang-Yeol Park, Jae Myun Chung, Heui-Soo Moon, Chin-Sang Chung, Soo-Jin Cho, & Jeong-Wook Park. Clinical Features of Probable Cluster Headache: A Prospective, Cross-Sectional Multicenter Study. Frontiers in Neurology; 2018.
7. Charly Gaul, Dr. med., Hans-Christoph Diener, Prof. Dr. med., & Oliver M Müller, Dr. med. Cluster Headache. Deutsches Arzteblatt International; 2011.

Share