Sakit kepala setelah melahirkan juga disebut dengan istilah sakit kepala postpartum (postpartum/postnatal headache) yang terjadi pada sekitar 39% wanita pada minggu pertama pasca melahirkan [1,2,10].
Umumnya, wanita pasca persalinan akan didiagnosa oleh dokter menderita sakit kepala postpartum apabila sering mengalami sakit kepala selama kurang lebih 6 minggu sejak melahirkan [11].
Tinjauan Sakit kepala setelah melahirkan atau sakit kepala postpartum merupakan kondisi seringnya sakit kepala usai melahirkan (biasanya terjadi selama sekitar 6 minggu sejak persalinan).
Daftar isi
Jenis kondisi sakit kepala yang timbul setelah melahirkan bervariasi dan terdiri dari sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder.
Sakit kepala primer yang dapat terjadi usai bersalin biasanya meliputi :
Migrain atau sakit kepala sebelah adalah jenis sakit kepala yang paling sering terjadi pada wanita usai bersalin [1,4].
Migrain sendiri adalah jenis sakit kepala yang menimbulkan sensasi menusuk tajam dan serius hanya pada salah satu sisi kepala [4].
Migrain umumnya juga menyebabkan sensitivitas terhadap suara maupun cahaya meningkat diikuti dengan rasa mual dan muntah [4].
1-2 minggu pasca melahirkan menurut The American Migrain Association, 1 dari 4 wanita akan mengalami migrain [3].
Penurunan kadar hormon estrogen menjadi penyebab umum terjadinya migrain ini; namun faktor lingkungan pun juga dapat memicu migrain [1,3,5].
Sakit kepala pasca melahirkan jenis ini biasanya bersifat ringan [1,6].
Sakit kepala tegang tidak hanya terjadi pada orang-orang dengan kegiatan yang terus-menerus di depan gawai.
Sakit kepala jenis ini ditandai dengan ketegangan pada area dahi disertai rasa nyeri [6].
Namun tak jarang pula rasa tegang dan nyeri dirasakan pada area leher dan kepala bagian belakang [6].
Stres pasca melahirkan, ditambah dengan dehidrasi dan kelelahan karena kurangnya kualitas tidur seringkali menjadi penyebab utama sakit kepala tegang [1,6].
Pada jenis sakit kepala sekunder, terdapat beberapa kondisi yang mampu menjadi penyebab terjadinya sakit kepala setelah melahirkan.
Kondisi medis yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
Nyeri kepala ini tidak seperti sakit kepala pada umumnya, sebab rasa nyeri akan dirasakan khusus pada area fronto-occipital dan hal ini tidak berkaitan dengan perubahan hormon [1,7].
Nyeri pada kepala satu ini terjadi sebagai akibat dari cairan serebrospinal yang volumenya berkurang [7].
Nyeri kepala dapat terjadi sebagai efek dari penggunaan anestesi atau obat bius selama proses persalinan [7].
Sakit kepala akan terasa begitu hebat selama 72 jam pertama setelah persalinan usai, terutama ketika tubuh harus duduk tegak maupun berdiri [7].
Beberapa gejala utama nyeri kepala ini adalah perubahan fungsi pendengaran maupun penglihatan, perut mual (dapat disertai muntah), serta ketegangan di bagian leher [7].
Jika terdapat keluhan seperti ini, dokter biasanya akan bergerak cepat untuk memberi penanganan terbaik.
Preeklamsia merupakan sebuah kondisi ketika wanita pada usia kehamilan memasuki 20 minggu lebih memiliki tekanan darah yang terus meningkat ditambah dengan urine yang mengandung protein [8].
Meski preeklamsia umumnya terjadi sebelum bayi lahir, ada pula kasus preeklamsia setelah melahirkan [1,8].
Saat tekanan darah naik dan di dalam urine terdapat protein, kondisi ini akan ditandai pula dengan tubuh kejang [8].
Bahkan ketika tak segera memperoleh penanganan, penderita berpotensi jatuh koma hingga meninggal [8].
Sebaiknya tidak menyepelekan sakit kepala karena preeklamsia karena sakit kepala ini dapat berkembang menjadi semakin serius.
Ketika bertambah parah, sakit kepala ini akan menghambat aktivitas fisik karena pergerakan tubuh hanya akan memperburuk rasa nyeri di kepala [8].
Selain itu, biasanya sakit kepala akibat preeklamsia juga akan disertai dengan nyeri pada bagian perut atas, perubahan pada fungsi penglihatan, sesak nafas, serta penurunan frekuensi buang air kecil [8].
Jika mengalami adanya beberapa keluhan tersebut pasca melahirkan, segera konsultasikan dengan dokter karena kondisi ini memerlukan penanganan darurat.
Meningitis atau radang yang terjadi di lapisan pelindung otak serta saraf tulang belakang berpotensi menjadi alasan dasar terjadinya sakit kepala pasca melahirkan walau jarang [1,9].
Infeksi parasit, bakteri, jamur atau virus dapat menjadi penyebab utama peradangan yang ditandai dengan gejala mirip flu di awal [9].
Selain itu, sakit kepala akan disertai kekakuan leher dan tubuh kejang [9].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Jika setelah melahirkan sakit kepala sering terjadi, tak ada salahnya segera memeriksakan diri ke dokter.
Pada beberapa kasus, sakit kepala postpartum dapat disertai dengan gangguan penglihatan, gangguan kognitif, mual terus-menerus, muntah-muntah, demam, hingga kekakuan di bagian leher.
Sakit kepala yang juga terasa sangat mengganggu karena timbul setiap kali tubuh bergerak serta memicu gangguan tidur, hindari menunggu lama untuk berkonsultasi dengan dokter.
Tinjauan Jenis sakit kepala setelah melahirkan terdiri dari dua, yakni sakit kepala primer (migrain dan sakit kepala tegang) dan sakit kepala sekunder (preeklamsia, meningitis, atau post dural puncture headache).
Umumnya, sakit kepala setelah melahirkan dapat terjadi karena perubahan kadar hormon estrogen dalam tubuh [1,5,10].
Pasca persalinan, biasanya kadar estrogen akan menurun drastis dan hal ini juga yang kemudian mampu memicu depresi postpartum pada wanita [1,5,10].
Namun selain itu, terdapat berbagai faktor lain yang meningkatkan risiko sakit kepala pada wanita usai bersalin yaitu [1,10] :
Selain beberapa faktor tersebut, terdapat beberapa kondisi lain yang mampu meningkatkan risiko sakit kepala usai bersalin, seperti [1,10] :
Benarkah sakit kepala yang dialami wanita pasca melahirkan disebabkan oleh aktivitas menyusui?
Tidak benar, karena menyusui tidak secara langsung dapat menyebabkan sakit kepala.
Wanita pasca melahirkan mengalami sakit kepala di kala menyusui karena perubahan hormon dalam tubuh.
Baru saja memiliki anak, seorang wanita akan lebih mudah terkuras secara emosi dan fisik selama menyusui.
Dehidrasi dan kurang istirahat pun menjadi salah satu pemicu utama sakit kepala seperti sakit kepala migrain dan sakit kepala tegang bisa terjadi.
Jadi, sakit kepala bukan disebabkan utamanya oleh kegiatan menyusui, melainkan dipicu oleh faktor-faktor lain selama menyusui.
Tinjauan Umumnya, sakit kepala terjadi setelah melahirkan disebabkan oleh perubahan kadar hormon estrogen di mana kadar hormon ini menurun sehingga berakibat nyeri di kepala.
Ketika gejala-gejala sakit kepala timbul pasca melahirkan, segera ke dokter untuk memeriksakan diri dan menempuh beberapa metode diagnosa berikut.
Dokter perlu mengetahui riwayat medis pasien berikut riwayat kesehatan keluarga pasien [1].
Dokter juga akan memeriksa fisik pasien secara menyeluruh untuk memastikan apa saja gejala lain yang menyertai sakit kepala [1].
Sebagai tes penunjang, pasien juga perlu menjalani tes urine agar dokter mampu menegakkan diagnosa [1,10].
Melalui tes urine, akan diketahui apakah pasien menderita preeklamsia dengan melihat adanya kandungan protein dalam urine (proteinuria) [1,10].
Selain tes urine, tes darah pun menjadi tes penunjang yang mampu mendeteksi sakit kepala sekunder pasca melahirkan [1,10].
Dokter perlu mengetahui kondisi sel darah dalam tubuh pasien, termasuk tekanan darah [1,10].
Untuk mengetahui apakah pasien menderita meningitis, dokter akan mengambil sampel cairan serebrospinal [1,10].
Pemeriksaan cairan ini akan dilakukan di laboratorium apabila dokter memiliki kecurigaan bahwa sakit kepala disebabkan oleh meningitis [1,10].
Untuk mengetahui apakah pada otak pasien terjadi kondisi tertentu seperti trombosis vena sinus atau stroke iskemik dini, CT scan otak dapat pasien tempuh [1,10].
Bahkan perdarahan intrakranial karena riwayat cedera dapat teridentifikasi melalui pemeriksaan ini [1,10].
Sementara itu, MRI scan akan menghasilkan diagnosa yang lebih tepat bagi pasien untuk kasus stroke iskemik dini [1].
Tinjauan Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes pemindaian, tes urine, tes darah, dan pungsi lumbal merupakan rangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosa sakit kepala pasca melahirkan.
Karena penyebab sakit kepala pasca melahirkan sangat beragam, penanganan seharusnya disesuaikan dengan faktor yang mendasarinya.
Ketika migrain atau sakit kepala tegang terjadi, penggunaan obat paling aman selama menyusui adalah anti-inflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dan naproxen.
Hanya saja, aspirin sebaiknya tidak digunakan untuk mengatasi sakit kepala apabila sedang menyusui.
Selain itu, terdapat beberapa upaya penanganan mandiri yang bisa dilakukan di rumah, yakni [1,10] :
Penanganan sakit kepala sekunder tentu perlu disesuaikan dengan kondisi medis yang pasien alami [1].
Antihipertensi dan suplemen magnesium menjadi pengobatan utama jika pasien mengalami kenaikan tekanan darah (preeklamsia) [1].
Antikoagulasi akan dokter berikan apabila didapati bahwa pasien menderita penggumpalan darah dalam otak yang mengakibatkan seringnya sakit kepala [1].
Jika diperlukan (terutama bila terjadi gangguan saraf dan kondisi tak dapat ditangani dengan obat-obatan), operasi akan dokter rekomendasikan [1].
Bagaimana prognosis sakit kepala setelah melahirkan?
Prognosis sakit kepala postpartum tergolong sangat bagus, terutama bila penanganan untuk sakit kepala sekunder tergolong cepat [1].
Risiko komplikasi terjadi jauh lebih tinggi pada wanita pasca melahirkan yang mengalami sakit kepala sekunder daripada sakit kepala primer [1].
Tinjauan Penanganan sakit kepala setelah melahirkan perlu disesuaikan dengan jenis kondisinya. Untuk sakit kepala primer, umumnya obat pereda nyeri dan cukup istirahat akan meredakan dengan mudah. Namun untuk sakit kepala sekunder, diperlukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter sehingga dokter dapat menentukan obat dan tindakan medis tepat untuk menanganinya.
Ketika terjadi sakit kepala sekunder dan pasien memperoleh penanganan yang terlambat, maka risiko komplikasi paling serius adalah kelumpuhan permanen hingga kematian [1].
Agar sakit kepala tegang maupun migrain tidak terjadi selama mengasuh bayi, pastikan untuk melakukan beberapa hal berikut [11] :
Pada dasarnya, sakit kepala primer setelah melahirkan hanya bertahan sekitar 6 minggu atau lebih yang kemudian akan hilang dengan sendirinya.
Namun jika hal ini berhubungan dengan kondisi medis serius, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter dan tidak menanganinya sendiri.
Tinjauan Mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, minum banyak air putih, istirahat cukup, dan pengelolaan stres yang baik akan menghindarkan wanita selama merawat bayi baru lahir dari sakit kepala.
1. Marina Boushra; Kimberly M. Rathbun. Postpartum Headache. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. A Sabharwal, MBChB FRCA, GM Stocks, BSc MB BS FRCA. Postpartum headache: diagnosis and management. Postpartum headache: diagnosis and management; 2011.
3. Migraine Research Foundation. Migraine Facts. Migraine Research Foundation; 2021.
4. Marco A. Pescador Ruschel & Orlando De Jesus. Migraine Headache. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. S D Silberstein & G R Merriam. Sex hormones and headache. Journal of Pain and Symptom Management; 1993.
6. Debashish Chowdhury. Tension type headache. Annals of Indian Academy of Neurology; 2012.
7. Kyung-Hwa Kwak. Postdural puncture headache. Korean Journal of Anesthesiology; 2017.
8. Elizabeth Phipps, Devika Prasanna, Wunnie Brima, & Belinda Jim. Preeclampsia: Updates in Pathogenesis, Definitions, and Guidelines. Clinical Journal of the American Society of Nephrology; 2016.
9. Kenadeed Hersi; Francisco J. Gonzalez & Noah P. Kondamudi. Meningitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
10. A. Negro, Z. Delaruelle, T. A. Ivanova, S. Khan, R. Ornello, B. Raffaelli, A. Terrin, U. Reuter, D. D. Mitsikostas, & on behalf of the European Headache Federation School of Advanced Studies (EHF-SAS). Headache and pregnancy: a systematic review. The Journal of Headache and Pain; 2017.
11. Holly Ernst, PA-C & Natalie Silver. What Causes Postpartum Headaches and How Are They Treated?. Healthline; 2018.