Penyakit & Kelainan

Sindrom Nefrotik: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sindroma nefrotik adalah suatu kondisi kelainan ginjal yang menyebabkan tubuh akan mengeluarkan terlalu banyak proteim melalui urin. Ginjal memiliki fungsi untuk menyaring darah, memilah mana yang harus

Sindrom nefrotik adalah sebuah kelainan ginjal yang menyebabkan tubuh terlalu banyak mengeluarkan protein dalam urin. [1,2,4]

Sindrom ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal yang menyaring limbah dan kelebihan air pada darah. Penderita sindrom nefrotik umumnya mengalami pembengkakan, terutama di kaki dan pergelangan kaki serta beberapa komplikasi lainnya. [1,2]

Apa itu Sindrom Nefrotik?

Sindrom nefrotik bukanlah penyakit. Sindrom ini hanyalah pertanda adanya kelainan ginjal yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal. [3, 4]

Pembuluh darah kecil di ginjal berfungsi sebagai penyaring yang bertugas menyaring limbah dan kelebihan air dalam darah. Limbah dan air tersebut biasanya tersimpan di kandung kemih yang kemudian dikeluarkan sebagai urin. [4, 5, 6]

Dan ketika pembuluh darah kecil (yang disebut juga glomeruli) itu rusak maka mengakibatkan terlalu banyak protein yang lolos dari penyaringan ke dalam urin, akibatnya timbulah sindrom nefrotik. [3, 4]

Sindrom nefrotik dapat menyerang orang dewasa dan anak-anak. Sindrom ini bila tidak disembuhkan, maka bisa mengakibatkan beberapa komplikasi serius seperti; anemia, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gagal ginjal. [1, 4, 5, 8]

Dokter bisa mencegah sindrom nefrotik, namun beberapa penyebab timbulnya sindrom ini barangkali ada yang tidak bisa diobati, misalnya asites, sebuah akumulasi protein dalam cairan yang menumpuk di rongga perut. [3, 4, 5, 6]

Cara yang sedikit membantu untuk menghilangkan gejala timbulnya sindrom ini adalah kelola dengan baik tekanan darah tinggi, diabetes, kolestrol serta tetap jaga pola makan dan gaya hidup sehat. [4, 3, 6, 7]

Fakta-Fakta tentang Sindrom Nefrotik

Berikut ini beberapa fakta tentang sindrom Nefrotik: [4, 5, 6, 7]

  • Sindrom Nefrotik adalah Kelainan yang Menandakan Kerusakan Ginjal

Sindrom nefrotik adalah suatu kelainan yang menandakan kalau ginjal lagi bermasalah atau bahkan rusak. Kerusakan ginjal mengacu pada sekelompok gejala, seperti; protein dalam urin, protein darah rendah, dan kolesterol tinggi.

  • Sindrom Nefrotik Terjadi untuk Siapa Saja

Sindrom nefrotik bisa terjadi kepada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Pada dasarnya sindrom ini timbul karena berbagai alasan, seperti, radang ginjal, infeksi, efek samping pengobatan, faktor keturunan, kanker, gangguan autoimun seperti diabetes dan lupus, serta berbagai kondisi lainnya.

  • Urin Berbusa Kemungkinan adalah Gejala Sindrom Nefrotik

Selain kehilangan nafsu makan, tekanan darah tinggi, dan edema (pembekakan), gejala paling umum dari sindrom ini adalah urin berbusa. Hal ini karena sistem penyaringan ginjal yang sudah rusak menyebabkan ginjal mengeluarkan kelebihan glokusa dan protein melalui urin. Hal itulah yang membuat urin kelihatan berbusa.

  • Sindrom Nefrotik bisa Menyebabkan Komplikasi yang Serius

Terjadinya sindrom nefrotik berarti pertanda bahwa ginjal lagi bermasalah. Walaupun bukanlah sebuah penyakit, sindrom nefrotik harus diobati, sebab tidak diobati maka dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius, seperti hipertensi, kolestrol, hinggagagal ginjal akut dan kronis.

  • Sindrom Nefrotik bisa Diobati

Pengobatan sindrom nefrotik lebih merujuk pada perawatan kondisi yang menyebabkan sindrom nefrotik. Dokter barangkali akan merekomendasikan obat-obatan seperti angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau antagonis reseptor angiotensin dan beberapa suplemen vitamin D.

Obat-obat tersebut digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi,  gagal jantung, dan juga gagal ginjal kronis. Selain itu, obat-obatan seperti kortikosteroid, diberikan untuk mengurangi peradangan yang menyertai beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik.

Penyebab Sindrom Nefrotik

Penyebab utama sindrom nefrotik adalah kerusakan ginjal. [1,2,3,4,5]

Ada dua jenis penyebab sindrom nefrotik, yakni penyebab primer dan penyebab sekunder. [1,2,4,6,7]

Penyebab primer sindrom nefrotik adalah kondisi atau kelainan utama yang menyebab sindrom nefrotik, misalnya focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS)—gejala yang merusak formasi jaringan perut pada glomerulus. FSGS disebakan oleh virus seperti HIV dan penggunaan obat-obatan tertentu. [1,2,5,6]

Selain FSGS, ada pula nefropati membranosa–gejala yang menyebabkan penebalan pada glomerulus dan mengganggu fungsinya. Nefropati membranosa disebabkan oleh penyakit seperti kanker, malaria, hepatitis B, dan juga lupus. [3,4,5,8]

Gejala sekunder sindrom nefrotik, misalnya diabetes–yang menyebabkan kerusakan ginjal atau yang dikenal dengan istilah nefropati diabetik. Selain itu ada pula amiloidosis—kondisi yang mengakibatkan penumpukan zat protein amiloid dalam darah–yang lama kelamaan dapat merusak ginjal. [2,5,6,7]

Beberapa penyebab primer dan sekunder dari sindrom nefrotik yang juga diketahui misalnya; [2,3,5,6,7,8]

  • Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
  • Kanker multiple myeloma, yakni kanker sel plasma di sumsum tulang.
  • Lupus eritematosus sistemik, suatu kelainan di mana tubuh menyerang sel dan jaringannya sendiri.
  • Diabetes, penyebab sekunder paling umum dari sindrom nefrotik pada orang dewasa.

Faktor Risiko Penyebab Sindrom Nefrotik

Berikut ini beberapa faktor risiko penyebab timbulnya sindrom nefrotik: [1,2,4,5,6]

  • Penggunaan obat kanker tertentu.
  • Penyalahgunaan obat penghilang rasa sakit kronis.
  • Diabetes.
  • Memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan autoimun.
  • Riwayat gangguan autoimu.
  • Infeksi.
  • Penyalahgunaan zat-zat tertentu.

Namun beberapa pasien dengan kondisi yang disebutkan di atas tidak selamanya mengalami sindrom nefrotik. [3, 5]

Penyebab paling umum dari sindrom nefrotik adalah penyebab sekunder. Dan penyebab sekunder paling umum dari sindrom ini baik orang dewasa maupun anak-anak adalah adalah diabetes. [3, 5, 8]

Gejala Sindrom Nefrotik

Ada empat tanda atau gejala paling umum dari sindrom nefrotik, yakni; [1,2,3,4,5,6]

  • Proteinuria, kondisi yang ditandai dengan protein dalam urin secara berebihan.
  • Hiperlipidemia, kondisi yang ditandai dengan kadar lemak dan kolesterol terlalu tinggi dalam darah.
  • Edema, penyakit yang menyebabkan pembengkakan pada tangan, wajah, kaki dan pergelangan kaki.
  • Hipoalbuminemia, penyebab tingkat albumin yang rendah dalam darah

Dari empat gejala tersebut timbulah beberapa gejala yang mungkin turut hadir pada sindrom nefrotik seperti: [3, 4, 5]

Apabila gejala-gejala tersebut timbul, pasien seharusnya dengan cepat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolangan. Pasalnya, bila tidak segara ditangani bisa mengancam jiwa pasien. [3,4]

Siapa yang Paling Berisko Terhadap Sindrom Nefrotik?

Apabila Anda memiliki kondisi seperti diabetes, lupus, dan amiloidosis–harap konsultasikan dengan dokter karena kondisi seperti itu membuat Anda lebih mungkin mengidap sindrom nefrotik. [3,4,6,7]

Selain itu, kemungkinan mengidap sindrom ini juga apabila Anda mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) secara teratur. [4,5]

Dan beberapa infeksi yang dapat meningkatkan sindrom nefrotik seperti; [4,6,8]

  • Hepatitis B dan C.
  • HIV.
  • Malaria.
  • Infeksi strep yang tidak diobati khususnya pada anak-anak.

Kapan Harus ke Dokter?

Sindrom nefrotik bukanlah penyakit. Namun sindrom ini bisa menghasilkan berbagai macam komplikasi yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, apabila Anda memiliki adanya gejala-gejala yang mengindikasi terjadinya sindrom nefrotik, seperti diabetes, lupus, dan amiloidosis harap mengatur jadwal untuk bertemu dokter secara rutin. [1, 2, 3, 4]

Pasien yang didiagnosis diabetes (apapun tipenya), sebaiknya perlu melakukan pemeriksaan rutin paling banyak 1 tahun sekali untuk mengamati perkembangan ginjal sekaligus mengawasi komplikasi yang kemungkinan saja terjadi. [1, 2, 3, 4, 5]

Komplikasi Sindrom Nefrotik

Komplikasi sindrom nefrotik mengiktui gejala yang menyebabkannya. Sindrom nefrotik akut barangkali hanya menimbulkan gejala-gejala yang ringan. Namun, seiringan waktu bila tidak diobati, maka bisa menimbukan beberapa yang komplikasi yang membahayakan kesehatan bahkan hingga mengancam jiwa: [2, 3, 4, 5]

Beberapa komplikasi berbahaya dari sindrom nefrotik adalah sebagai berikut: [1, 2, 3, 4]

  • Pembekuan darah. Kondisi ini terjadi karena tubuh sudah kehilangan terlalu banyak protein dari dalam darah sehingga memengaruhi kemampuan tubuh untuk mencegah penggumpalan yang ditimbulkan, akibatnya terjadi pembekuan darah.
  • Kolesterol dan trigliserida.
  • Tekanan darah tinggi .
  • Gagal ginjal. Gagal ginjal bisa terjadi karena ginjal kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan limbah dari aliran darah.
  • Infeksi pneumonia dan meningitis. Kondisi ini terjadi karena tubuh kehilangan protein untuk melawan infeksi yang disebut imunoglobulin.
  • Asites, kondisi akumulasi protein dalam cairan yang menumpuk di rongga perut (peritoneum).
  • Aterosklerosis, yakni penumpukan plak di dinding arteri koroner; aterosklerosis adalah jenis paling umum dari gejala arteriosklerosis.
  • Infeksi kronis, terjadi karena adanya gangguan kekebalan tubuh.
  • Malnutrisi.
  • Edema paru.
  • Trombosis vena ginjal, yakni pembekuan darah di pembuluh darah yang mengalirkan darah dari ginjal.
  • Kekurangan vitamin D.

Dari komplikasi yang timbul, ada beberapa yang dapat disembuhkan namun beberapa di antaranya sulit disembuhkan, misalnya asites, aterosklerosis dan juga gagal ginjal. [4, 5]

Diagnosis Sindrom Nefrotik

Ginjal yang sehat dapat menyaring dan mengeluarkan cairan ekstra atau limbah dari dalam darah yang mempengaruhi tubuh. Kemudian protein dan nutrisi yang dianggap penting diedarkan ke seluruh tubuh. [1,2]

Satu-satunya cara untuk mengetahui kesehatan ginjal adalah melakukan tes atau diagnosis ginjal. [1,2]

Beberapa tes yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal adalah: [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7]

  • Tes Urin

Salah satu fungsi ginjal adalah menghasilkan urin. Sehingga urin yang keluar dari tubuh bisa dijadikan sampel untuk tes fungsi ginjal di laboratorium.

Hasil tes urin membantu dokter untuk mengetahui protein dalam urin. Jika ditemukan adanya protein dalam urin, maka kemungkinan pasien menderita sindrom nefrotik. Protein dalam urin adalah salah satu gejala awal penyakit ginjal.

  • Tes Darah

Tes darah menginformasikan kepada dokter tentang kesehatan ginjal–dalam hal ini apakah ginjal dapat menyaring kotoran atau limbah dalam darah atau tidak.

Apabila ditemukan indikasi bahwa ginjal tidak mampu lagi menyaring kotoran pada darah maka kemungkinan pasien mengalami sindrom nefrotik.

  • Biopsi Ginjal

Dalam biopsi ginjal, dokter akan menggunakan mikroskop untuk mengambil sampel berukuran kecil dari ginjal–dengan begitu dokter mendiagnosa ada atau tidaknya penyakit pada ginjal.

Untuk memastikan ada atau tidak adanya masalah pada ginjal, maka prosedur terbaik yang dijalani adalah tes urine dan darah. Melakukan tes urine dan darah itu penting karena dari hasil tersebut Anda bisa mengetahui tingkatan normal darah. Apabila masih terlalu banyak protein dalam urin, itu bisa berarti Anda menderita penyakit ginjal. [2,3,6]

Pengobatan Sindrom Nefrotik

Dalam beberapa kasus, sindrom nefrotik tidak memiliki gejala apapun atau memiliki gejala ringan sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun, bila gejalanya semakin bertambah dan bahkan semakin memburuk, sebaiknya segera diobati dengan baik. Sebab, bila tidak diobati maka bisa menciptakan keadaan yang parah bahkan mengancam jiwa. [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7]

Gejala terpenting yang harus diobati adalah tekanan darah tinggi, kondisi yang menyebabkan kolestrol. Menghilangkan kolestrol adalah salah satu tujuan terpenting mencegah sindrom nefrotik. [1, 2, 3]

1. Perawatan Medis

Berikut ini beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk mengobati sindrom nefrotik: [1, 2, 3, 4, 5, 6]

  • Penggunaan Obat-obatan Pengendali Tekanan Darah Tinggi

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau penghambat enzim pengubah angiotensin dan obat antagonis reseptor angiotensin-II (AIIRA) – atau kadang-kadang disebut angiotensin receptor blocker (ARB) adalah kelompok obat yang bekerja merilekskan pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat menurun. Maka obat-obatan tersebut seringkali digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung dan gagal ginjal kronis. 

  • Obat-obat Penurun Kolesterol

Obat-obatan seperti statin bisa digunakan untuk mengendalikan kolesterol dalam darah dengan menurunkan kolesterol jahat alias LDL (low-density lipoprotein), dan menaikan kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein). Kolestrol adalah salah satu penyebab sekunder sindrom nefrotik.

  • Obat-obat Pengontrol Peradangan

Mengonsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid bisa digunakan untuk meredakan peradangan dalam tubuh.

  • Penggunaan Obat-obatan yang Dapat Meredakan Pembekakan

Mengonsumsi obat-obatan diuretik bisa untuk mengurangi penumpukan cairan tubuh. Cairan akan dikeluarkan melalui urin sehingga obat ini juga seringkali diresepkan untuk menurunkan tekanan darah.

  • Mengonsumsi Suplemen vitamin

Suplemen vitamin D diperlukan untuk membantu penyerapan mineral kalsium dan fosfor. Hal ini penting untuk membangun dan menjaga kekuatan tulang.

2. Perawatan Non-medis

Selain perawatan menggunakan obat-obatan medis, berikut ini beberapa perawatan non-medis yang perlu diterapkan untuk menghindari gejala sindrom nefrotik: [3, 4, 5]

  • Perhatikan Pola Makan

Menjaga pola makan adalah langkah yang tepat untuk menghindari sindrom nefrotik. Misalnya pengurangan asupan garam dapat meminimalisir pembekakan akibat edema.

  • Diet Rendah Protein untuk Mencegah Penumpukan Protein

Membatasi jumlah asupan lemak yang masuk dari makanan adalah langkah yang baik untuk menghindari beberapa gejala seperti diabetes, kolesterol tinggi dan juga serangan jantung.

Makannan rendah lemak dapat diperoleh melalui konsumsi buahan-buahan, sayuran-sayuran hijau seperti bayam, selada dan kubis serta beberapa makanan rendah lemak lainnya.

  • Olahraga

Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga yang teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan. Penderita diabetes misalnya, dengan olahraga yang teratur bisa mengontrol gula darah agar tetap terkendali.

Olahraga yang teratur juga bisa membantu mengurangi kelebihan berat badan, kolestrol, dan sebagainya. Singkatnya, olahrga yang teratur menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh bagi siapa pun, termasuk penderita sindrom nefrotik.

Pencegahan Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik sebenarnya dapat diatasi. Yang membuat sindrom ini sulit diatasi adalah gejala dan komplikasi yang dihasilkannya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan adalah mencegah perkembangan gejala-gejala sindrom nefrotik sejak dini. [4, 5]

Beberapa hal yang dilakukan adalah menjaga kebugaran jasmani maupun rohani Anda. Selain itu, bila Anda mengidap diabetes, pastikan untuk mendapatkan perawatan yang sesuai. Konsumsilah obat-obatan yang diresepkan oleh dokter secara teratur. Dan selalu konsultasikan perkembangan kesehatan Anda dengan dokter. [3, 4, 5]

Perhatikan pola makan Anda. Hindari asupan garam yang berlebihan. Diet rendah lemak juga diperlukan apabila Anda menderita kolestrol, diabetes, dan gangguan ginjal. Buatlah jadwal olahraga yang teratur untuk menjaga kebugaran tubuh Anda. [2, 5, 6, 7]

1. Anonim. Nephrotic syndrome, Mayo Clinic. 2021.
2. Reviewed by Minesh Khatri, MD.What Is Nephrotic Syndrome?. WebMD. 2019.
3. Anonim. Nephrotic Syndrome. Healthgrades. 2021.
4. Anonim. Nephrotic syndrome. American Kidney Fund: Fighting on All Fronts. 2021.
5. Dr Colin Tidy, Reviewed by Dr Adrian Bonsall. Nephrotic Syndrome. Patient. 2016.
6. Anonim. Nephrotic syndrome.healthdirect. 2021.
7. Jenna Fletcher. Medically reviewed by Meredith Goodwin, MD, FAAFP. What causes left kidney pain? Symptoms and treatments. Medical News Today. 2020.
8. Jill Seladi-Schulman, Ph.D. Medically reviewed by Alana Biggers, M.D., MPH. Everything You Need to Know About Nephrotic Syndrome. Healthline. 2019.

Share