Stretch mark adalah salah satu masalah kulit yang dialami para wanita karena dianggap memengaruhi penampilan fisik [1,2].
Stretch mark sendiri adalah garis-garis berwarna kemerahan, keunguan atau merah muda yang terbentuk di permukaan kulit [1,2].
Sebenarnya, stretch mark adalah kondisi yang wajar pada kulit yang biasanya bisa timbul pada payudara atau perut wanita [1,2].
Stretch mark juga terdiri dari 4 jenis menurut faktor penyebab dan berapa lama seseorang mengalaminya [1].
Penyebab stretch mark di payudara bermacam-macam, begitu pula dengan penanganannya yang akan disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Daftar isi
Stretch mark yang muncul di payudara bisa saja merupakan kondisi yang normal, namun juga bisa menjadi tanda adanya kondisi lebih serius seperti berikut.
Stretch mark bukan jenis kondisi yang diturunkan, namun seseorang memiliki risiko lebih besar mengalami timbulnya stretch mark apabila sang orang tua dulu pernah memilikinya [1,2].
Seseorang dengan gen ELN di dalam tubuhnya menjadi penentu apakah stretch mark akan muncul pada kulit atau tidak nantinya [2,3].
Para remaja pada masa pubertas akan mengalami perubahan hormon dan pada remaja perempuan tentunya salah satu tanda pubertas adalah jaringan payudara yang berkembang [1,2].
Ketika kulit merenggang karena pertumbuhan jaringan paydara, hal ini kemudian menyebabkan timbulnya stretch mark karena kulit menipis [1,2].
Para remaja perempuan tidak perlu khawatir ataupun takut karena stretch mark di masa pubertas adalah hal normal [1,2].
Tidak hanya di payudara, stretch mark juga bisa timbul pada bokong, pinggul, maupun paha tapi tidak akan berbahaya [1,2].
Kulit wanita lebih rentan mengalami stretch mark ketika berat badan naik maupun turun [1,2].
Jaringan lemak pada payudara wanita akan bertambah ketika berat badan naik dan seiring bertambah besarnya ukuran payudara, stretch mark pun berpotensi timbul [1,2].
Sekalipun berat badan turun dan jaringan lemak pada payudara berkurang, seorang wanita tetap bisa mengalami stretch mark di payudara karena kadar kolagen yang hilang [1,2].
Penurunan atau hilangnya kadar kolagen ini terjadi sebagai dampak dari turunnya berat badan yang kemudian juga ditandai dengan elastisitas kulit yang berkurang [1,2].
Stretch mark juga seringkali terjadi pada waktu seseorang hamil, terutama saat usia kehamilan mencapai 6 minggu [1,2].
Kadar estrogen yang meningkat menjadi pemicu berkembangnya ukuran payudara lebih besar untuk memroduksi ASI nantinya [1,2].
Pertumbuhan payudara maupun saluran ASI ini meningkatkan risiko timbulnya stretch mark [1,2].
Efek dari prosedur bedah kosmetik dapat menimbulkan stretch mark di payudara wanita, khususnya setelah menjalani proses implan payudara [2,4,5].
Selain prosedur implan payudara, prosedur augmentasi juga akan merenggangkan kulit dan memicu stretch mark di payudara [2,4,5].
Jadi walaupun tampaknya hanya memperbaiki posisi jaringan payudara atau menambahkan implan, para wanita perlu tahu bahwa stretch mark dapat menjadi efek sampingnya [2,4,5].
Konsultasikan dengan dokter mengenai risiko efek samping ini dengan dokter sebelum menempuh tindakan bedah kosmetik untuk payudara [2,4,5].
Stretch mark yang muncul di payudara memang rata-rata aman dan normal, namun waspadai pula kondisi ini sebagai tanda adanya penyakit tertentu [1,2].
Sindrom Cushing atau sekelompok kondisi yang terjadi karena lonjakan hormon kortisol di dalam tubuh termasuk dalam faktor penyebab stretch mark di payudara [6]].
Kelenjar adrenal adalah kelenjar yang bertugas menghasilkan hormon kortisol, yakni hormon pengendali kadar gula darah, tekanan darah dan kesehatan jantung [6].
Namun ketika kadar hormon kortisol meningkat secara berlebihan, sejumlah fungsi tubuh akan terganggu [6].
Beberapa gejala sindrom Cushing yang dapat diwaspadai antara lain [6] :
Selain timbulnya stretch mark, sindrom Cushing pada wanita juga menyebabkan gejala hirsutisme dan ketidakteraturan siklus haid [6].
Bila gejala-gejala yang disebutkan terjadi, maka sebaiknya tidak menunggu lama untuk memeriksakan diri ke dokter.
Selain sindrom Cushing, kondisi medis yang berpotensi menyebabkan stretch mark adalah diabetes [2,7].
Pembentukan kolagen pada kulit akan terpengaruh oleh kadar gula darah yang berlebihan pada penyakit diabetes dan memperbesar potensi timbulnya stretch mark di kulit [2,7].
Menjalani metode pengobatan tertentu juga meningkatkan risiko timbulnya stretch mark pada payudara, seperti penggunaan kortikosteroid [1,2].
Kortikosteroid adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gejala penyakit autoimun dan penyakit asma [1,2].
Namun sebagai salah satu efek sampingnya, stretch mark bisa terjadi.
Dalam menangani stretch mark di payudara, terdapat berbagai cara alami maupun medis yang bisa dicoba seperti berikut.
Untuk mengatasi stretch mark di payudara, minyak kelapa dapat memulihkan dan sudah terbukti memiliki efek yang baik bagi kulit [8].
Ambil sedikit saja minyak kelapa virgin dan oles sambil memijat pelan area stretch mark di payudara [8].
Lakukan secara rutin agar hasil maksimal; namun bagi wanita yang alergi terhadap kelapa sebaiknya menghindari cara ini [8].
Berkurangnya kadar kolagen pada kulit payudara mampu menjadi pemicu timbulnya stretch mark [9].
Padahal, kulit membutuhkan kolagen sebagai protein yang menjaga kesehatan, bentuk dan elastisitas kulit [9].
Untuk itu, penggunaan asam hyaluronat dapat menstimulasi produksi kolagen secara alami, yakni dengan mengonsumsi dalam bentuk ekstrak atau kapsul [9].
Tidak sekadar mencerahkan kulit, ekstrak jus kentang dari hasil parutan kentang dapat dioles ke kulit payudara untuk melembapkan sekaligus mengencangkan kulit [10].
Oles langsung ekstrak jus kentang pada area stretch mark, tunggu kering, lalu bilas bersih dengan air biasa, keringkan dengan handuk [10].
Setelah itu, oles krim pelembap yang biasanya digunakan; lakukan sehari 1-2 kali setiap hari supaya memperoleh hasil terbaik [10].
Sehari 2 kali gunakan 2 putih telur yang sudah dikocok hingga berkonsistensi seperti busa [10].
Ambil dan oles ke area stretch mark di payudara sambil memijatnya [10].
Setelah itu, tunggu kering dan kemudian bilas bersih menggunakan air biasa [10].
Minyak jojoba berguna sebagai pelembap dan pemudar bekas luka pada kulit [10].
Siapkan sekitar 1 sendok makan minyak jojoba dan oles langsung pada area stretch mark di payudara sambil memberi pijatan selama 5 menit [10].
Pakai setiap malam sebelum tidur dan bersihkan keesokan harinya [10].
Kandungan vitamin E di dalam minyak almond sungguh tinggi sehingga sangat baik dalam mendukung perawatan kulit [10,11].
Ambil sekitar 1-2 sendok makan minyak almond dan gunakan sehari 1-2 kali setiap hari dengan mengolesnya ke area stretch mark setiap malam sebelum tidur [10].
Biarkan terserap maksimal semalaman dan baru dibersihkan keesokan pagi setelah bangun tidur [10].
Selain minyak kelapa dan minyak almond, minyak zaitun juga kaya akan vitamin E sehingga akan mengembalikan kesehatan kulit payudara [10,11].
Ambil 1-2 sendok makan saja dari minyak ini (pastikan sudah dihangatkan lebih dulu) [10].
Aplikasikan pada area stretch mark sambil memijatnya 5-10 menit setiap malam sebelum tidur dan biarkan semalaman [10].
Aloe vera merupakan solusi alami lainnya yang diyakini memiliki efektivitas tinggi dalam memudarkan stretch mark [12,13].
Gel lidah buaya ini dapat diterapkan rutin setiap sehabis mandi ke area stretch mark di payudara tanpa campuran apapun [12].
Selain memudarkan stretch mark, aloe vera dapat digunakan sebagai pelembap alami maupun sebagai pelembut kulit [12,13].
Retinoid mampu mencegah kulit dari penuaan dini, melembutkannya dan mengatasi stretch mark [12,14].
Ekstrak vitamin A dapat dioles ke area stretch mark secara rutin agar membuahkan hasil maksimal [12,14].
Selain ekstraknya, mengonsumsi vitamin A maupun makanan-makanan bervitamin A tinggi juga akan meningkatkan kadar vitamin A dalam tubuh [12,14].
Cara ini terbukti mampu mengatasi stretch mark walaupun masih dibutuhkan penelitian lebih jauh [12,14].
Terapi laser resurfacing menurut sebuah review tahun 2017 terbukti efektif dalam mengatasi stretch mark pada 50-75% kasus [2,15].
Tentu hal ini mengharuskan wanita datang langsung ke dokter spesialis kulit agar jaringan kulit yang rusak dapat pulih kembali melalui terapi ini [2,15].
Metode mikrodermabrasi adalah prosedr eksfoliasi yang sangat kuat [1,2].
Tujuan dari tindakan ini adalah meningkatkan produski kolagen sehingga ketika kadar kolagen meningkat diharapkan stretch mark segera pudar [1,2].
Ketika cara alami tak kunjung membuahkan hasil, menemui dokter spesialis kulit akan lebih membantu [2,16].
Dokter biasanya akan meresepkan krim atau gel asam glikolat agar proses eksfoliasi kulit terjadi [2,16].
Krim atau gel ini juga digunakan untuk meningkatkan elastin (protein kulit dan jaringan tubuh) sehingga fleksibilitas dan kekencangan kulit payudara kembali normal [2,16].
Pencegahan stretch mark biasanya tidak memungkinkan, namun untuk meminimalisir risiko stretch mark berkembang, berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan [2] :
Stretch mark di payudara wanita sebenarnya merupakan kondisi normal dan umum, namun ketika hal ini menjadi salah satu masalah yang menurunkan rasa percaya diri sebaiknya segera atasi dengan cara alami maupun medis.
1. Amanda M. Oakley & Bhupendra C. Patel. Stretch Marks. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Ana Gotter. Answers to Your Questions About Stretch Marks on Breasts. Healthline; 2019.
3. Joyce Y Tung, Amy K Kiefer, Meghan Mullins, Uta Francke, & Nicholas Eriksson. Genome-Wide Association Analysis Implicates Elastic Microfibrils in the Development of Nonsyndromic Striae Distensae. The Journal of Investigative Dermatology; 2013.
4. Filipe Volpe Basile, Arthur Volpe Basile, & Antonio Roberto Basile. Striae distensae after breast augmentation. Aesthetic Plastic Surgery; 2012.
5. Paulo Afonso Monteiro Pacheco Guimarães, Alessandra Haddad, Miguel Sabino Neto, Fabiana Claudino Lage, & Lydia Masako Ferreira. Striae distensae after breast augmentation: treatment using the nonablative fractionated 1550-nm erbium glass laser. Plastic and Reconstructive Surgery; 2013.
6. Hammad S. Chaudhry & Gurdeep Singh. Cushing Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. American Academy of Dermatology. Diabetes: 12 Warning Signs That Appear on Your Skin. American Academy of Dermatology; 2021.
8. K G Nevin & T Rajamohan. Effect of topical application of virgin coconut oil on skin components and antioxidant status during dermal wound healing in young rats. Skin Pharmacology and Physiology; 2010.
9. Magdalena Donejko, Andrzej Przylipiak, Edyta Rysiak, Katarzyna Głuszuk, & Arkadiusz Surażyński. Influence of caffeine and hyaluronic acid on collagen biosynthesis in human skin fibroblasts. Drug Design, Development and Therapy; 2014.
10. Ramona Sinha. How To Remove Stretch Marks – 29 Effective Home Remedies. Style Craze; 2021.
11. S. Ud‐Din, D. McGeorge, & A. Bayat. Topical management of striae distensae (stretch marks): prevention and therapy of striae rubrae and albae. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology; 2016.
12. Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT & Kathryn Watson. Home Remedies for Stretch Marks: 5 Ingredients to Try. Healthline; 2020.
13. Amar Surjushe, Resham Vasani, & D G Saple. Aloe Vera: A Short Review. Indian Journal of Dermatology; 2008.
14. Sewon Kang, MD; Kwang J. Kim, MD, PhD; & Christopher E. M. Griffiths, MD; et al. Topical Tretinoin (Retinoic Acid) Improves Early Stretch Marks. The Journal of the American Medical Association Network; 1996.
15. B. Farahnika, K. Park, G. Kroumpouzoscde & J. Murase. Striae gravidarum: Risk factors, prevention, and management. International Journal of Women's Dermatology; 2017.
16. K Ash, J Lord, M Zukowski, & D H McDaniel. Comparison of topical therapy for striae alba (20% glycolic acid/0.05% tretinoin versus 20% glycolic acid/10% L-ascorbic acid). Dermatologic Surgery; 1998.