Penyakit & Kelainan

Diare – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari dan dapat disertai dengan darah. Diare umumnya memiliki feses yang lebih lunak bahkan sampai

Diare adalah kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare umunya disertai dengan feses yang cair atau encer.

Normalnya, frekuensi buang air besar adalah 1-3 kali setiap hari. Namun setidaknya, seseorang dianggap sehat ketika dapat buang air besar 3 kali dalam seminggu.

Diare pada dasarnya bukanlah penyakit berbahaya dan berlangsung cukup singkat, tak lebih dari beberapa hari dan terkadang hanya bertahan sehari.

Namun, bukan berarti diare sama sekali tidak berbahaya sebab jika kondisi berlangsung sampai berminggu-minggu hal ini menandakan ada gangguan kesehatan serius dalam tubuh, terlebih diare pada bayi yang harus kita waspadai.

Diare adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat sembuh dengan sendirinya, namun tidak jarang kasus diare bisa sampai pada tahap yang lebih serius.

Fakta Tentang Diare

  1. Diare terdiri dari tiga jenis kondisi, yaitu akut, persisten atau kronis.
  2. Per tahunnya, ada kurang lebih 179 juta orang yang terkena diare akut di Amerika Serikat.
  3. Menurut data Kemenkes RI, pada tahun 2010 terjadi 4.204 kasus diare dengan angka kematian 1,74%. Tapi pada 2018 angka kematian akibat diare meningkat menjadi 4,76%
  4. Parasit, virus dan bakteri adalah penyebab umum dari rata-rata kasus diare.
  5. Diare dapat menjadi gejala dari beberapa jenis penyakit peradangan usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
  6. Diare adalah penyakit yang mampu meningkatkan risiko kematian pada anak balita walau penyakit ini sangat dapat dicegah dan diatasi.
  7. Ada kurang lebih 1,7 miliar kasus diare pada anak setiap tahunnya di seluruh dunia.
  8. Diare dapat menjadi salah satu penyebab utama balita mengalami masalah kurang gizi (malnutrisi)

Jenis-jenis Diare

Terdapat beberapa jenis diare yang dibagi berdasarkan berat ringannya dan waktu lamanya diare berlangsung.

Diare Akut

Diare akut adalah yang paling umum terjadi pada banyak orang yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti E. Coli, Shigella, Campylobacter, and Salmonella.

Diare akut juga tidak berlangsung lama, biasanya bisa dialami hanya dalam waktu sehari, atau paling tidak sampai berhari-hari.

Pada sejumlah kasus, diare akut bisa disebabkan oleh keracunan makanan selain dari serangan bakteri ataupun virus.

Diare akut tak memerlukan penanganan medis secara khusus karena biasanya 1-2 hari kondisi ini akan mereda dan sembuh dengan sendirinya.

Diare Persisten

Diare yang persisten ditandai dengan kondisi diare yang tak kunjung mereda dalam waktu lebih dari 2 minggu.

Diare pada tahap ini berlangsung lebih lama dan bahkan dapat dialami hingga 4 minggu lamanya. Hanya saja diare ini tidak disertai dengan darah.

Diare persisten dapat tergolong diare kronis apabila penderitanya mengalami dehidrasi sedang atau berat di mana penyebabnya bisa sangat beragam.

Diare Kronis

Jenis diare ini adalah ketika diare berlangsung sampai lebih dari sebulan atau 4 minggu. Gejala bisa saja terus berlanjut tanpa berhenti.

Namun pada beberapa kasus, diare kronis menunjukkan gejala berulang, atau gejala akan hilang namun timbul kembali tak lama kemudian.

Beberapa orang yang mengalami diare kronis tak dapat mengetahui apa yang menjadi penyebabnya. Namun diare kronis biasanya berkaitan dengan sindrom iritasi usus.

Jika diare bertahan begitu lama, maka sebaiknya penderita perlu ke dokter sesegera mungkin karena hal ini bisa jadi adalah indikator penyakit serius.

Traveler’s Diarrhea

Jenis diare ini lebih kepada sebuah kondisi gangguan pencernaan yang umumnya dialami oleh para wisatawan saat sedang berlibur di suatu wilayah.

Ketika mengonsumsi makanan ataupun minuman yang sudah terkontaminasi kuman di kota atau negara yang dikunjungi tersebut, perut akan mengalami kembung, kram, mual yang berlanjut ke diare.

Penyebab Diare

Penyebab utama diare adalah infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit, virus atau bisa jadi bakteri.

Namun, beberapa jenis penyakit lain dapat pula menjadi alasan dibalik terjadinya diare.

  • Parasit : Jenis parasit penyebab diare yang dapat dengan mudah masuk ke tubuh melalui air atau makanan yang dikonsumsi antara lain adalah Glardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan Cryptosporidium enteritis.
  • Bakteri : Jenis bakteri penyebab diare yang dapat dengan mudah masuk ke tubuh lewat makanan/minuman adalah Shigella, Salmonella, Escherichia coli, dan Campylobacter.
  • Virus : Virus seperti virus hepatitis, cytomegalovirus dan virus Norwalk adalah yang paling dapat menyebabkan diare. Namun jika diare menyerang anak, biasanya rotavirus adalah penyebabnya.
  • Operasi : Salah satu efek dari operasi kantong empedu atau operasi yang berhubungan dengan perut adalah menimbulkan diare.
  • Pemanis Buatan : Mengonsumsi permen karet atau produk berpemanis buatan dengan kandungan seperti manitol dan sorbitol dapat menjadi penyebab diare walaupun sebelumnya dalam kondisi sehat.
  • Fruktosa : Jenis gula ini biasanya terkandung pada buah-buahan segar sekaligus madu murni, namun gula ini bisa sebabkan diare bila pengonsumsinya kesulitan mencerna.
  • Intoleransi Laktosa : Laktosa adalah sejenis gula yang umum terkandung pada produk susu di mana bila pengonsumsi mengalami kesulitan mencernanya, diare bisa terjadi sebagai akibatnya.
  • Obat Tertentu : Diare bisa disebabkan oleh obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida dengan magnesium, serta obat kanker.
  • Gangguan Pencernaan Lain : Beberapa jenis penyakit seperti sindrom iritasi usus, kolitis mikroskopis, penyakit Celiac, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn umumnya merupakan penyebab diare kronis.

Gejala Diare

Diare adalah kondisi yang ditandai dengan feses encer saat buang air besar, namun beberapa kondisi lain pun turut menyertai, seperti :

  • Perut kembung
  • Perut kram
  • Perut mulas
  • Perut mual
  • Muntah
  • Feses berdarah
  • Feses disertai lendir
  • Demam
  • Terasa haus
  • Penurunan berat badan

Walau nampak ringan dan dapat sembuh hanya dalam beberapa hari, waspadai adanya kemungkinan diare sebagai tanda penyakit yang lebih serius.

Jika memiliki anak kecil yang mengalami diare, segera bawa ke dokter apabila gejala dalam 24 jam tak mereda dan beberapa kondisi ini menyertai :

  • Feses berdarah
  • Feses berwarna kemerahan atau kehitaman
  • Anak dehidrasi
  • Demam tinggi
  • Muntah-muntah

Pada kasus diare yang dialami orang dewasa, segera periksakan ke dokter bila kondisi yang dialami adalah sebagai berikut :

  • Demam tinggi (suhu badan di atas 39° C).
  • Feses berwarna kemerahan atau kehitaman karena bercampur darah.
  • Diare tak kunjung sembuh atau mereda dalam beberapa hari.
  • Sakit perut hebat.
  • Sakit di bagian dubur.
  • Dehidrasi

Pemeriksaan Diare

Gejala diare yang tak kunjung mereda dapat menandakan bahwa diare akut berkembang menjadi diare persisten atau kronis.

Untuk memastikannya, penderita perlu ke dokter dan dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti berikut :

  • Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan diawali dengan mengecek kondisi pasien sekaligus mengajukan pertanyaan seputar riwayat kesehatan dan kondisi medis pasien, termasuk menanyakan obat apa yang sedang dikonsumsi bila ada.
  • Tes Feses : Tes ini berguna untuk mengetahui apakah diare disebabkan oleh parasit maupun bakteri dari pemeriksaan sampel tinja.
  • Tes Darah : Tes darah lengkap dokter perlu lakukan supaya dapat mengetahui penyakit apa yang mendasari diare pasien.
  • Kolonoskopi : Dokter perlu mengecek bagian dalam usus pasien dengan pemeriksaan ini sekaligus mengambil sedikit sampel dari jaringan usus.
  • Tes Puasa : Tes ini dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah pasien memiliki alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu sebagai penyebab diare.

Pengobatan Diare

Ada banyak kasus diare yang tidak memerlukan pengobatan medis sama sekali dan dapat sembuh dalam beberapa hari saja.

Penanganan Secara Mandiri

Pada kasus diare ringan atau akut, beberapa orang menerapkan penanganan mandiri di rumah melalui perubahan gaya hidup seperti berikut.

  • Minum lebih banyak air putih.
  • Menghindari alkohol dan juga kafein.
  • Mengonsumsi jus buah atau bahkan sup kaldu.
  • Menghindari produk olahan susu.
  • Menghindari makanan yang kandungan seratnya tinggi.
  • Menghindari makanan yang berlemak tinggi.
  • Mengonsumsi makanan berserat rendah serta semi-padat (daging ayam, nasi, telur, roti panggang, atau biskuit) untuk mengembalikan kondisi usus normal kembali.
  • Mengonsumsi makanan berprobiotik atau mengandung bakteri baik, seperti yogurt.
  • Minum obat antidiare yang bisa dibeli di toko obat terdekat untuk mengendalikan gejala.

Penanganan Secara Medis

Namun bila gejala tak kunjung hilang dan penanganan mandiri tidak efektif, periksakan diri ke dokter dan dokter akan memberikan sejumlah penanganan ini.

  • Antibiotik : Biasanya dokter berikan jika diare khususnya disebabkan oleh parasit atau bakteri saja.
  • Pedialyte : Dokter dapat memberikan solusi ini untuk merehidrasi tubuh pasien diare, khususnya jika penderitanya adalah anak-anak. Obat ini pun berguna sebagai pengganti cairan yang sudah banyak hilang.
  • Rujukan ke Ahli Gastroenterologi : Bila dokter menemukan bahwa penyebab diare adalah penyakit yang lebih serius, biasanya akan ada rujukan ke dokter spesialis, yakni ahli gastroenterologi supaya penanganan yang diberikan kepada pasien lebih tepat.

Bagaimana menangani diare pada anak?

Pada anak balita dan juga yang masih bayi, sangat berbahaya memberikan obat secara sembarangan, seperti obat tanpa resep dokter.

Supaya lebih aman dan si kecil lebih cepat sembuh, bawalah ke dokter bila diare terjadi lebih dari 24 jam.

Untuk balita penderita diare, pastikan terapkan diet yang sesuai dengan usianya. Seperti biasa, tetap berikan ASI ataupun susu formula bila masih menyusui.

Komplikasi Diare

Diare yang berkelanjutan atau menimbulkan gejala hilang timbul terus-menerus tanpa ditangani dengan cepat mampu berkembang menjadi komplikasi berbahaya.

1. Dehidrasi

Kemungkinan komplikasi paling umum adalah dehidrasi, yaitu kondisi tubuh kehilangan cairan. Dehidrasi dapat menjadi komplikasi pada kondisi diare akut maupun diare kronis.

Risiko komplikasi ini pun dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa sehingga perlu penanganan cepat sebelum membahayakan tubuh.

Pada bayi dan anak-anak, berikut ini adalah indikasi terjadinya dehidrasi yang perlu segera diatasi :

  • Demam tinggi
  • Mulut kering
  • Dalam waktu 3 jam atau lebih popok masih kering
  • Mudah rewel
  • Mengantuk
  • Kurang responsif
  • Pipi, mata atau perut mencekung

Sementara itu, tanda-tanda bawah orang dewasa penderita diare mengalami komplikasi berupa dehidrasi antara lain adalah :

  • Urine sangat sedikit saat buang air kecil
  • Mulut kering
  • Kulit kering
  • Timbul rasa haus berlebihan
  • Urine berwarna gelap
  • Tubuh kelelahan
  • Tubuh lemas
  • Sakit kepala
  • Kepala terasa ringan atau mengalami sensasi melayang

2. Malabsorbsi

Malabsorbsi adalah ketidakmampuan pencernaan dalam menyerap nutrisi makanan yang diasup dan lebih berisiko terjadi pada kasus diare kronis.

Malabsorbsi yang berkepanjangan mampu menjadi penyebab tubuh penderita mengalami kekurangan gizi karena berkurangnya nutrisi yang terserap ke dalam tubuh.

Pencegahan Diare

Untuk pencegahan diare secara umum khususnya akibat keracunan makanan, inilah sejumlah tips yang dapat diterapkan :

  • Bersihkan dapur atau area tempat memasak.
  • Cucilah peralatan memasak dengan benar dan bersih.
  • Bersihkan bahan-bahan makanan yang hendak diolah atau dimasak.
  • Setelah masakan jadi, langsung sajikan atau gunakan tudung saji untuk menutupinya agar masakan tidak dikerumuni semut, lalat atau serangga lainnya.
  • Jika terdapat sisa makanan atau masakan, segera simpan di lemari es.

Diare Karena Virus, Bakteri atau Parasit

Kuman dapat menyebar dengan mudah dan cepat apalagi jika seseorang kurang memerhatikan kebersihan diri sekaligus lingkungan.

Sebagai langkah pencegahan terkena virus, parasit ataupun bakteri yang menyebabkan diare, pastikan untuk melakukan hal-hal ini :

  • Cuci tangan secara sering, seperti pada waktu usai menggunakan kamar mandi, mengganti popok bayi, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, memegang daging mentah, membuang cairan hidung, usai bersin dan juga batuk.
  • Cuci tangan menggunakan sabun yang berkandungan antiseptik.
  • Cuci tangan dengan sabun sambil menggosok-gosokkan kedua tangan selama 20 detik.
  • Selalu sedia cairan pembersih tangan atau hand sanitizer berbahan dasar alkohol untuk membersihkan tangan sewaktu berada di luar.

Traveler’s Diarrhea

Dalam mencegah diare jenis ini, inilah beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan :

  • Konsultasikan dengan dokter untuk pencegahan diare sebelum melakukan perjalanan ke suatu daerah tertentu.
  • Minumlah minuman botol, entah itu air putih, anggur, bir, atau bahkan soda.
  • Sikatlah gigi menggunakan air bersih dari air botol kemasan.
  • Hindari membuka mulut saat sedang mandi dengan shower di penginapan.
  • Makan makanan yang matang.
  • Hindari makanan-makanan yang diolah setengah matang atau yang mentah.
  • Hindari penggunaan water tap atau fasilitas yang ditujukan bagi siapapun yang sedang beraktivitas di luar ruangan untuk minum.
  • Hindari minuman berkafein atau beralkohol terlalu banyak karena dehidrasi maupun gangguan pencernaan bisa terjadi karenanya.
  • Bawalah hand sanitizer yang kandungan alkoholnya mencapai 60% untuk berjaga-jaga bila di tempat yang dikunjungi tak terdapat air dan sabun.

Bagaimana mencegah diare dan komplikasinya pada anak?

Vaksin adalah pencegahan diare terbaik yang bisa diberikan kepada anak yang masih dalam usia bayi.

Konsultasikan lebih dulu dengan dokter anak mengenai vaksin yang tepat dan juga segala prosedurnya.

Tujuan vaksin adalah mencegah rotavirus menyerang anak, sebab rotavirus adalah salah satu penyebab utama anak menderita diare.

Selain itu, balita yang masih menyusui pun tetap perlu diberikan ASI seperti biasanya.

Sebab dengan pemberian ASI, daya tahan tubuh bayi akan meningkat sehingga dapat menghindari diare.

Agar tak mudah kena diare, perhatikan lingkungan sekitar, terutama tingkat kebersihannya.

Pertimbangkan sisi higienis suatu tempat makan maupun makanan atau minuman yang dijual di luar.

Anonim. 2017. World Health Organization. Diarrhoeal Disease.
Anonim. 2016. National Institute Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. What is Diarrhea?
Markus MacGill & University of Illinois-Chicago, School of Medicine. 2017. Medical News Today. What you should know about diarrhea.
Valencia Higuera & Saurabh Sethi, MD, MPH. 2019. Healthline. Causes of Diarrhea and Tips for Prevention.
Anonim. 2019. Mayo Clinic. Diarrhea.
Jennifer Gershman, PharmD, CPh. 2018. Pharmacy Times. Diarrhea: Causes, Management, and Prevention Strategies.
Kemenkes RI. 2018. Pusdatin Kemkes go id. Profil Kesehatan Indonesia 2018.

Share