Obat

Doxorubicin: Manfaat – Dosis – Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Doxorubicin adalah obat yang digunakan pada kemoterapi. Obat ini dihasilkan dari bakteri Streptomyces peucetius.[1]

Doxorubicin termasuk ke dalam obat antrasiklin dan digunakan sejak tahun 1960-an.[1,2]

Apa Itu Doxorubicin?

Untuk mengetahui doxorubicin lebih lanjut, data berikut menampilkan informasi mengenai doxorubicin:[3]

Indikasi Kanker payudara metastatis, sarkoma Kaposi terkait AIDS, karsinoma ovarium, kanker kandung kemih
Kategori Obat resep
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Antrasiklin
Bentuk Infus
Kontraindikasi Penyakit jantung, bayi baru lahir, ibu hamil dan menyusui, pasien dengan irradiasi mediastinum sebelumnya. Pemberian intramuskular dan subkutan. Radioterapi dan myelosupresi parah akibat pengobatan dengan antitumor sebelumnya.
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan doxorubicin:
→ Pasien lansia, anak-anak.
→ Pasien dengan gangguan fungsi hati.
→ Pasien dengan pengawasan jumlah sel darah dan EKG.
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui Intravena
Kategori D: Terdapat bukti bahwa terjadi risiko pada kehamilan berdasarkan data reaksi efek samping, atau laporan pemasaran dan kajian pada manusia. Namun, obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap ibu hamil.

Manfaat Doxorubicin

Doxorubicin digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker. Di bawah ini adalah daftar penyakit yang dapat diobati dengan doxorubicin:[4]

  • Kanker payudara
  • Neuroblastoma (kanker yang terdapat pada sel saraf)
  • Limfoma non-Hodgkin (kanker getah bening)
  • Penyakit Hodgkin (kanker pada sistem limfatik)
  • Kanker ovarium
  • Tumor Wilms (kanker ginjal)
  • Kanker perut
  • Leukemia Limfoblastik Akut (kanker darah dan sumsum tulang belakang)
  • Kanker kandung kemih
  • Sarkoma Ewing (kanker yang muncul pada tulang atau jaringan lunak di sekitar tulang)
  • Leukemia mieloblastik akut (kanker darah yang mengakibatkan sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah putih seri mieloid yang matang)
  • Kanker tiroid
  • Karsinoma bronkogenik (kanker paru)
  • Sarkoma jaringan lunak

Dosis Doxorubicin

Doxorubicin diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak. Berikut ini dosisnya:[4]

Dosis Dewasa

Intravena
⇔ Kanker payudara, neuroblastoma, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, kanker ovarium, tumor Wilms, kanker perut, leukemia limfoblastik akut, kanker kandung kemih, sarkoma Ewing, leukemia myeloblastik akut, kanker tiroid, kanker paru, sarkoma jaringan lunak:
→ Sebagai obat tunggal.
→ 60-75 mg/m2.
→ Diberikan 3-10 menit.
→ Diberikan setiap 21 hari sekali.
⇔ Kanker payudara, neuroblastoma, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, kanker ovarium, tumor Wilms, kanker perut, leukemia limfoblastik akut, kanker kandung kemih, sarkoma Ewing, leukemia myeloblastik akut, kanker tiroid, kanker paru, sarkoma jaringa lunak:
→ Sebagai obat kombinasi.
→ 40-75 mg/m2.
→ Diberikan setiap 21 s/d 28 hari sekali.

Dosis Anak-Anak

Intravena
⇔ Neuroblastoma:
→ Sebagai obat tunggal
→ 60-75 mg/m2.
→ Diberikan 3-10 menit.
→ Diberikan setiap 21 hari sekali.
⇔ Neuroblastoma:
→ Sebagai obat kombinasi
→ 40-75 mg/m2
→ Diberikan setiap 21 s/d 28 hari sekali

Efek Samping Doxorubicin

Pemberian doxorubicin memiliki efek samping. Berikut ini gejalanya:[3]

Overdosis doxorubicin memperlihatkan gejala seperti di bawah:[3]

  • Mukositis (peradangan lapisan mukosa)
  • Leukopenia
  • Trombositopenia
  • Kardiomiopati
  • Gagal jantung kongestif

Info Efek Samping bagi Tenaga Medis:[4]

  • Kardiovaskular
    • Umum (1% s/d 10%): kardiomiopati (kelainan pada otot jantung), berkurangnya LVEF (Left Ventricular Ejection Fraction/jumlah darah yang dikeluarkan bilik kiri jantung), perubahan EKG (sinus takikardia, takiaritmia, takikardia ventrikel, bradikardia, bundle branch block), gagal jantung kongestif.
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): perikarditis (peradangan otot perikardium), miokarditis (peradangan otot jantung).
    • Laporan pasca pemasaran: syok kardiogenik (syok yang diakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh), flebosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah), flebitis (peradangan pembuluh darah), tromboflebitis (penggumpalan pembuluh darah yang menyebabkan peradangan dan nyeri), merasa hangat pada daerah sekitar wajah, leher dan dada, tromboemboli (penggumpalan darah pada pembuluh darah).
  • Hematologis
    • Sangat umum (10% atau lebih): leukopenia (60% s/d 80%).
    • Umum (1% s/d 10%): supresi sumsum tulang.
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): trombositopenia.
  • Dermatologis
    • Umum (1% s/d 10%): alopesia.
    • Jarang (kurang dari 0,1%): biduran, eksantema (ruam yang menyebar luas), kulit yang disuntik mengalami ruam, hiperpigmentasi kulit dan kuku (kulit dan kuku berwarna lebih gelap), onkolisis (kuku terlepas).
    • Laporan pasca pemasaran: onkolisis, ruam, gatal, sensitif terhadap cahaya, biduran, eritema akral (kulit berwarna kemerahan di bagian ujung jari), palmar-plantar eritrodisestesia (kondisi kemerahan, bengkak, nyeri, atau kesemutan pada telapak tangan atau kaki).
  • Saluran Pencernaan
    • Sangat umum (10% atau lebih): mual dan muntah (20% s/d 85%), stomatitis/peradangan pada mulut (s/d 80%), diare (12%).
    • Umum (1% s/d 10%): mukositis.
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): tukak dan nekrosis pada usus besar (terutama di usus buntu dengan pemberian bersama sitarabin).
  • Lokal
    • Frekuensi tidak dilaporkan: ekstravasasi (migrasinya sel kanker dari sirkulasi darah menuju ke organ tubuh), kematian sel jaringan lunak.
  • Hipersensitivitas
    • Jarang (kurang dari 0,1%): reaksi anafilaksis (reaksi alergi parah yang membahayakan).
  • Ginjal
    • Jarang (kurang dari 0,1%): rendahnya fungsi ginjal.
  • Lainnya
    • Jarang (kurang dari 0,1%): menggigil, demam.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: radiation recall (ruam kulit seperti tersengat matahari setelah menjalani radiasi).
    • Laporan pasca pemasaran: malaise, astenia, demam, menggigil.
  • Onkologis
    • Umum (1% s/d 10%): maligna sekunder (kanker menyebar ke bagian tubuh lain).
  • Okular
    • Jarang (kurang dari 0,1%): konjungtivitis (peradangan konjungtiva mata).
    • Laporan pasca pemasaran: keratitis (peradangan pada kornea mata), produksi air mata berlebihan.
  • Genitourinari
    • Umum (1% s/d 10%): reaksi lokal (sistitis/peradangan kandungan kemih akibat bahan kimia) dapat terjadi pada perawatan dengan cara intravesikel.
    • Jarang (kurang dari 0,1%): kontraktur (pemendekan permanen) kandung kemih.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: amenorea (kondisi tidak mengalami menstruasi).
  • Metabolisme
    • Umum (1% s/d 10%): anoreksia.
    • Frekuensi tidak dilaporkan: hiperurikemia (tingginya kadar asam urat dalam darah), sindrom tumor lisis (kondisi ketika sel kanker mati yang menyebabkan tinnginya kadar asam urat, fosfat dan kalium dalam darah).
    • Laporan pasca pemasaran: kenaikan berat badan.
  • Hati
    • Laporan pasca pemasaran: meningkatnya alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase.
  • Sistem Pernapasan
  • Sistem Saraf
    • Jarang (kurang dari 0,1%): pusing.
    • Laporan pasca pemasaran: neuropati periferal sensorik dan motorik (rusaknya sel saraf sensorik dan motorik apda bagian tangan dan kaki), kejang-kejang, koma.

Detail Doxorubicin

Untuk mengetahui lebih rinci tentang doxorubicin, di bawah ini disajikan tabel berisi data obat seperti penyimpanan, interaksi dengan obat lain, cara kerja:[3]

Penyimpanan Serbuk untuk injeksi:
→ Simpan antara 15-30°C.
→ Jangan simpan di freezer.

Cairan untuk injeksi:
→ Simpan antara 2-8°C.
→ Jangan simpan di freezer.
Cara Kerja Deskripsi: Doxorubicin adalah antibiotik antrasiklik sitotoksik. Aktivitas sitotoksik ditunjukkan dengan mengikat DNA dan menghambat sintesis asam nukleat.
⇔ Farmakokinetik:
Penyerapan: Segera dihilangkan dari darah pada pemberian intravena.
Penyebaran: Disebarkan menuju jaringan seperti paru-paru, hati, jantung, limfa, dan ginjal (pemberian melalui intravena). Mampu melewati plasenta dan terdapat pada ASI.
Metabolisme: Dimetabolisme di hati, dengan segera diubah menjadi doxorubicinol.
Ekskresi: Melalui empedu (sebagai bentuk awal obat), waktu paruh eliminasi rata-rata adalah 12 menit, 3,3 jam, dan 30 jam.
Interaksi Dengan Obat Lain → Bereaksi dengan antibiotik (misal: aminoglikosida), steroid, aminofilin dan propranolol.
→ Pemberian bersama merkaptopurin dapat menginduksi tersumbatnya aliran empedu.
→ Pemberian bersama streptozosin dapat meningkatkan efek racun doxorubicin.
Overdosis ⇔ Gejala:
Overdosis akut: Mukositis, leukopenia, trombositopenia.
Overdosis kumulatif: Kardiomiopati, gagal jantung kongestif.

⇔ Cara Mengatasi:
Overdosis akut: Rawat inap pada pasien mielosupresi parah, tranfusi platelet dan penanganan gejala mukositis. Penggunaan faktor pertumbuhan hematopoietik (G-CSF dan GM-CSF) dapat dipertimbangkan.
Overdosis kumulatif: Dapat diberikan sediaan digitalis, diuretik, penghambat ACE (angiotensin-converting enzyme).

Pertanyaan Seputar Doxorubicin

Apakah doxorubicin dapat menyebabkan kerontokan rambut?

Ya, bisa. Hal ini disebut alopesia.[4]

Amankah doxorubicin digunakan pada ibu hamil?

FDA menggolongkan doxorubicin ke dalam kategori D. Obat kategori D menunjukkan bukti adanya risiko terhadap janin manusia.[3] Sebaiknya konsultasikan kepada dokter.

Apakah doxorubicin dapat menyebabkan gagal jantung?

Salah satu efek dari penggunaan dosis kumulatif pada doxorubicin adalah gagal jantung.[3] Obat ini menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah.

Bisakah doxorubicin menyebabkan kenaikan berat badan?

Laporan pasca pemasaran menyebutkan bahwa salah satu efek samping pemberian doxorubicin adalah meningkatnya berat badan.[4]

Apakah penggunaan doxorubicin dapat menyebabkan kanker lain?

Doxorubicin dapat menyebabkan ekstravasi, yaitu berpindahnya sel kanker menuju organ tubuh yang lain.[4]

Contoh Obat Doxorubicin (Merek Dagang) di Pasaran

Doxorubicin dikenal dengan beberapa macam nama di pasaran. Berikut ini beberapa di antaranya: [3,4]

Brand Merek Dagang
CaelyxAdriamicin
SandobicinRubex

1) Kelly Johnson-Arbor; Ramin Dubey. 2019. National Center for Biotechnology Information, National Institutes of Health. Doxorubicin.
2) Anonim. Diakses 2020. Webmd.com. Doxorubicin Intravenous.
3) Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Doxorubicin.
4) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Doxorubicin.

Share