Penyakit & Kelainan

Gangguan Disforik Pramenstruasi: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Gangguan Disforik Pramenstruasi?

Gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD) adalah bentuk yang lebih parah dari sindrom pramenstruasi (PMS). [1]

PMDD adalah kondisi kronis yang serius yang memerlukan perawatan yang mungkin termasuk perubahan gaya hidup dan terkadang obat-obatan. [5]

Anda dapat mengurangi kemungkinan PMS menjadi PMDD dengan cara mengobati depresi atau kecemasan yang Anda miliki. Tetapi PMDD dapat dikaitkan dengan cara kerja hormon Anda, dan Anda mungkin tidak dapat mencegahnya. [4]

  • Perbedaan Antara Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD) dan Sindrom Pramenstruasi (PMS)

Gejala PMDD mirip dengan PMS tetapi lebih parah. Baik PMS dan PMDD sama-sama memiliki gejala fisik dan emosional, akan tetapi PMDD menyebabkan perubahan suasana hati yang parah yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan merusak hubungan. [1, 4]

Gejala PMDD dan PMS sering kali muncul dari 7 hingga 10 hari sebelum menstruasi Anda dimulai dan terus berlanjut hingga beberapa hari pertama menstruasi. Baik PMDD ataupun PMS dapat menimbulkan kembung, nyeri pada payudara, kelelahan, dan perubahan pada tidur dan pola makan. [1]

Tinjauan
Gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD) adalah bentuk yang lebih parah dari sindrom pramenstruasi (PMS), biasanya terjadi 7 - 10 hari sebelum menstruasi.

Fakta Gangguan Disforik Pramenstruasi

Berikut ini adalah fakta-fakta penting dari Gangguan Disforik Pramenstruasi: [2, 3, 5]

  • Gangguan disforik pramenstruasi mempengaruhi hingga 5% wanita usia subur. Banyak wanita dengan gangguan disforik pramenstruasi juga mengalami kecemasan atau depresi.
  • Kondisi ini mempengaruhi wanita usia subur.
  • Gejala PMDD mengganggu fungsi normal sehari-hari, dan memerlukan perawatan medis.
  • PMDD lebih jarang terjadi dibandingkan dengan PMS, dan gejalanya lebih parah.
  • Gejala paling sering dialami selama paruh kedua siklus menstruasi.
  • Gejala PMDD bisa berlangsung hingga menopause.

Gejala Gangguan Disforik Pramenstruasi

Gejala gangguan disforik pramenstruasi atau PMDD muncul satu atau dua minggu sebelum menstruasi dan hilang dalam beberapa hari setelah menstruasi dimulai.  [4]

Gejala PMDD dapat memengaruhi hubungan dan mengganggu rutinitas di rumah dan di tempat kerja. [3]

Gejala gangguan disforik pramenstruasi meliputi: [2, 3]

  • Iritabilitas atau kemarahan yang berlangsung lama dan dapat mempengaruhi orang lain.
  • Perasaan sedih atau putus asa, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri.
  • Perasaan tegang atau cemas.
  • Serangan panik.
  • Keluhan pernapasan, seperti alergi dan infeksi.
  • Perubahan suasana hati atau sering menangis.
  • Kurangnya minat dalam aktivitas dan hubungan sehari-hari.
  • Kesulitan berpikir atau fokus.
  • Kelelahan atau energi rendah.
  • Mengidam makanan atau makan berlebihan.
  • Sulit tidur.
  • Menstruasi yang menyakitkan.
  • Perubahan penglihatan.
  • Merasa di luar kendali.
  • Gejala fisik, seperti kram, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, dan nyeri sendi atau otot.

Penyebab Gangguan Disforik Pramenstruasi

Penyebab gangguan disforik pramenstruasi atau PMDD belum diketahui secara pasti. Perubahan hormonal sepanjang siklus menstruasi diduga berperan. Zat kimia otak yang disebut serotonin juga berperan dalam PMDD. [2, 4]

Kadar serotonin berubah selama siklus menstruasi. Serotonin merupakan zat kimia otak yang mengatur suasana hati, rasa lapar, dan tidur. Beberapa wanita dapat lebih sensitif terhadap perubahan ini. [2, 4]

Faktor Risiko

Anda akan lebih berisiko terkena PMDD jika Anda memiliki: [4]

  • Kecemasan atau depresi
  • Menderita PMS
  • Riwayat keluarga PMS, PMDD atau gangguan mood

Faktor risiko lain yang mungkin termasuk pendidikan yang lebih rendah dan merokok. [5]

Kapan Anda Harus Menghubungi Dokter?

Anda harus menghubungi dokter Anda jika Anda mengalami: [4]

  • Kecemasan ekstrim dan serangan panik.
  • Merasa seperti kehilangan kendali.
  • Depresi berat atau berpikir untuk bunuh diri.
  • Berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
  • Kemarahan yang tidak terkendali.

Komplikasi Gangguan Disforik Pramenstruasi

Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD) yang tidak diobati dapat menyebabkan depresi dan, dalam kasus yang parah, bunuh diri. Gangguan ini dapat menyebabkan tekanan emosional yang parah dan berdampak negatif pada hubungan dan pekerjaan. [4]

Diagnosis Gangguan Disforik Pramenstruasi

Dokter Anda akan berbicara dengan Anda tentang riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mengevaluasi gejala Anda untuk membantu  diagnosis PMDD. [2]

Menurut American Psychiatric Association (APA) Diagnostic and Statistical Manual Edisi ke-5 (DSM-V) sebelum diagnosis gangguan disforik pramenstruasi dibuat, gejala PMDD harus ada minimal dua siklus menstruasi berturut-turut. [3]

Untuk diagnosis PMDD, pasien harus mengalami setidaknya lima gejala, termasuk setidaknya satu dari berikut ini: [3]

  • Perasaan sedih atau putus asa.
  • Perasaan cemas atau tegang.
  • Perubahan suasana hati atau peningkatan sensitivitas.
  • Perasaan marah atau mudah tersinggung.

Gejala PMDD lainnya dapat meliputi: [3]

  • Sikap apatis terhadap kegiatan rutin.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Kelelahan.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Masalah tidur, baik tidur berlebihan (hipersomnia) atau insomnia.
  • Merasa kewalahan atau memiliki rasa kurang kontrol.

Gejala fisik PMDD lainnya dapat mencakup nyeri atau pembengkakan payudara, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, kembung, dan penambahan berat badan. [3]

Pengobatan Gangguan Disforik Pramenstruasi

Salah satu atau lebih perawatan berikut ini dapat membantu mengelola gangguan disforik pramenstruasi:

Obat

Obat anti-depresan dapat membantu mengelola kadar serotonin otak Anda. Obat anti-depresan yang digunakan yaitu fluoxetine, sertraline, paroxetine, dan citalopram. [3, 4] 

Obat KB yang mengandung drospirenone dan etinil estradiol juga dapat digunakan untuk mengobati PMDD. [2]

Obat-obatan seperti parasetamol atau ibuprofen juga dapat digunakan untuk meringankan kram (dismenore), sakit kepala, nyeri payudara dan gejala fisik lainnya. [4]

Pada beberapa wanita keparahan gejala dapat meningkat dari waktu ke waktu dan berlangsung sampai menopause. Jika hal ini terjadi, maka perawatan perlu waktu yang lama. Dosis obat dapat berubah selama pengobatan. [5]

Diet dan Olahraga

Perubahan pola makan seperti: [4]

  • Mengurangi makanan asin, berlemak atau manis alkohol dan kafein.
  • Meningkatkan asupan protein dan karbohidrat kompleks.

Olahraga, manajemen stres, dan bantuan dalam memandang menstruasi secara positif dapat membantu.

Tips Lainnya

Beberapa tips berikut dapat membantu mengatasi PMDD: [3]

  • Santai di hari-hari menjelang menstruasi.
  • Berbicara dengan pasangan atau teman tepercaya.
  • Menemukan kegiatan santai yang meredakan ketegangan, seperti membaca, menonton film, berjalan-jalan, atau mandi.

Bicaralah dengan dokter Anda segera jika Anda merasa mungkin mengalami gejala PMDD. Karena gejala PMDD bisa berlangsung lama, disarankan untuk mencari pengobatan sesegera mungkin. [3]

1) Anonim. Premenstrual dysphoric disorder: Different from PMS?. MayoClinic; 2021.
2) Anonim. Premenstrual dysphoric disorder. Office on Women's Health; 2018.
3) Anonim. Premenstrual dysphoric disorder. Cleveland Clinic; 2020.
4) Holly Ernst, PA dan Lori Smith, MSN, BSN, WHNP-BC . Premenstrual dysphoric disorder. Medical News Today; 2018.
5) Anonim. Premenstrual dysphoric disorder. Johns Hopkins; 2021.

Share