Jerawat merupakan salah satu masalah yang seringkali terjadi pada kulit wajah, punggung, dada bahkan bahu. Jerawat umumnya muncul akibat tersumbatnya pori-pori oleh minyak atau sel kulit mati [1].
Keberadaan jerawat ini umumnya sangat mengganggu penampilan dan kenyamanan. Jerawat pun ada banyak jenisnya, antara lain [2, 3]:
Daftar isi
Papula merupakan jenis jerawat di mana dinding sekitar pori-pori mengalami pecah dan meradang yang parah. Akibatnya, pori-pori akan mengeras namun terasa lembut ketika disentuh. Kulit sekitar jerawat papula ini umumnya akan berwarna merah mudah.
Pustula ini hampir mirip dengan papula yaitu terjadi kerusakan pada dinding di sekitar pori-pori. Bedanya, pustula berisi nanah dengan benjolan yang berwarna merah. Adapun bagian tengah benjolan akan muncul seperti titik kepala berwarna kuning atau putih.
Nodul merupakan jenis jerawat yang berada lebih di dalam kulit jika dibandingkan dengan pustula dan papula. Oleh karena letaknya di dalam kulit maka perawatan medis dengan ahli kesehatan profesional dibutuhkan untuk mengurangi ukuran kelenjar minyak di dalam pori-pori.
Kista merupakan jenis jerawat dalam bentuk dan ukuran yang terbesar dibandingkan dengan jenis jerawat lain. Kista ini letakanya bahkan jauh lebih dalam daripada nodul.
Penyebab kista umumnya akan berkisar pada kehadiran bakteri, sebum dan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. Infeksi parah mungkin juga akan menimbulkan kista.
Kista berbentuk benjolan besar yang berwarna merah maupun putih dan terasa nyeri ketika disentuh. Pengobatan medis profesional pun dibutuhkan untuk mengobati kista.
Komedo merupakan suatu jenis jerawat di mana pori-pori tersumbat akibat kombinasi sebum dan sel kulit mati. Meskipun tersumbat, ternyata bagian atas pori-pori masih terbuka, sehingga komedo ini disebut juga dengan komedo terbuka. Ciri khas komedo yaitu warna kehitaman yang tampak pada permukaan.
Whiteheads atau komedo tertutup merupakan jenis jerawat di mana pori-pori tersumbat hingga bagian atasnya juga tertutup. Penampilan whiteheads ini berupa benjolan kecil pada kulit.
Berdasarkan jumlah dari jerawat yang muncul ada juga yang disebut dengan jerawat ringan, di mana tidak lebih dari 20 komedo, 15 benjolan meradang dan 30 lesi yang muncul pada kulit.
Jerawat sedang dikatakan jika terdapat 20 hingga 100 komedo, 15 hingga 50 benjolan meradang dan 30 hingga 150 lesi yang muncul pada kulit.
Jerawat nodulocystic parah merupakan jenis jerawat di mana terdapat juga kista dan nodul yang meradang. Penampilan jerawat ini umumnya dapat berubah warna menjadi merah tua atau ungu.
Salah satu jenis jerawat yang paling parah lain yaitu jerawat conglobata. Jenis jerawat ini biasanya melibatkan banyak nodul meradang yang saling terhubung satu sama lain di dalam kulit.
Jerawat conglobata ini dapat terjadi pada berbagai area kulit, termasuk leher, dada, lengan dan pantat. Pria diketahui lebih berisiko mengembangkan jerawat conglobata dibandingkan dengan wanita.
Jerawat mekanik merupakan jenis jerawat yang disebabkan oleh paparan panas, gesekan dan tekanan pada kulit seperti akibat penggunaan perlengkapan olahraga seperti helm baseball.
Secara umum, jerawat disebabkan oleh empat faktor utama yang berperan penting dalam pembentukannya, termasuk [4]:
Jerawat dapat muncul di berbagai area kulit yang memiliki kelenjar minyak paling banyak, termasuk [3, 4]:
Kelenjar minyak tersebut terhubung dengan folikel rambut, di mana dinding folikel dapat menonjol dan menyebabkan whitehead atau komedo (jika bagian atasnya terbuka). Ketika folikel rambut tersumbat hingga meradang dan terinfeksi bakteri maka dapat menyebakan kista [4].
Perlu juga diketahui bahwa, beberapa hal berikut ini mungkin akan memperburuk jerawat yang muncul di kulit [4]:
Masa pubertas membuat anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami perubahan hormon, berupa peningkatan hormon androgen. Perubahan hormonal ini dapat menyebabkan kelenjar sebum membesar dan produksi sebum pun meningkat.
Selain pada anak-anak, perubahan hormonal juga dapat terjadi pada orang pada kategori usia paruh baya hingga jerawat pun lebih berisiko terjadi.
Obat-obatan tertentu dapat juga mempengaruhi timbulnya jerawat, termasuk obat kortikosteroid, testosteron atau lithium.
Sumber makanan kaya karbohidrat seperti roti, bagel dan keripik diketahui dapat juga mempengaruhi munculnya jerawat. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Stres dapat menjadi salah satu penyebab jerawat seseorang menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Adapun hal yang tidak kalah penting dari informasi tentang jerawat yaitu metode perawatannya. Berikut ini merupakan beberapa metode perawatan jerawat yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter [4]:
Obat-obatan topikal adalah salah satu metode perawatan jerawat yang paling umum. Adapun obat-obatan topikal jerawat umumnya dapat berupa [4]:
Obat-obatan yang mengandung asam retinoat atau tretinoin baik berupa krim, gel dan lotion umumnya dapat digunakan untuk mengatasi jerawat sedang.
Adapun contoh obat-obatan ini antara lain [4]:
Berikut merupakan hal yang boleh dilakukan dengan penggunaan obat-obatan ini [4]:
Hal yang tidak boleh dilakukan ketika menggunakan obat-obatan ini [4]:
Risiko atau efek samping yang mungkin muncul ketika menggunakan obat-obatan ini antara lain [4]:
Antibiotik dapat membantu membunuh bakteri yang tumbuh secara berlebihan pada kulit. Selain itu, antibiotik juga dapat membantu mengurangi peradangan dan kemerahan kulit.
Antibiotik topikal umumnya digunakan bersama dengan retinoid. Jika retinoid digunakan malam hari, maka antibiotik topikal digunakan pada pagi harinya.
Bedanya dengan retinoid, antibiotik topikal ini dapat dikombinasikan dengan benzoil peroksida untuk mengurangi resistensi antibakteri.
Contoh kombinasi antibiotik topikal dan benzoil peroksida dapat berupa [4]:
Kombinasi antibiotik topikal dan benzoil peroksida umumnya lebih dianjurkan. Sedangkan penggunaan antibiotik topikal saja sebaiknya tidak dilakukan.
Obat-obatan topikal lain dapat berupa [4]:
Namun, perlu juga diketahui bahwa kedua jenis asam ini memiliki risiko efek samping seperti [4]:
Perawatan topikal lain dapat menggunakan dapson untuk jerawat yang meradang. Efek samping yang mungkin timbul kemerahan dan kulit kering.
Obat-obatan oral yang mungkin direkomendasikan oleh dokter dalam mengatasi jerawat antara lain [4]:
Antibiotik oral mungkin akan direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi jerawat sedang hingga parah. Hal ini dimaksudkan agar jumlah bakteri dapat berkurang.
Antibiotik oral untuk mengatasi jerawat mungkin dapat berupa [4]:
Perlu diketahui bahwa, tetrasiklin tidak dapat digunakan oleh ibu hamil dan anak di bawah 8 tahun. Sebagai gantinya, orang-orang tersebut dapat menggunakan makrolida.
Selain itu, penggunaan antibiotik oral umumnya harus sesingkat mungkin agar risiko resistensi antibiotik dapat dicegah. Sebagaimana antibiotik topikal, antibiotik oral juga sebaiknya dikombinasikan dengan benzoil peroksida untuk mencegah resistensi antibiotik.
Untuk efek sampingnya sendiri jarang terjadi, namun yang jelas penggunaan antibiotik oral meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.
Kontrasepsi oral kombinasi merupakan terapi jerawat sekaligus pengendali kehamilan bagi wanita. Kombinasi yang dimaksud mungkin termasuk progestin dan estrogen.
Untuk efek sampingnya mungkin akan berkisar pada [4]:
Agen anti androgen atau obat spironolactone (Aldactone) merupakan obat jerawat yang dapat digunakan jika antibiotik oral tidak memberikan manfaat pada wanita.
Obat ini berfungsi untuk menghalangi hormon androgen pada kelenjar penghasil minyak. Efek samping yang mungkin ditimbulkan berupa payudara terasa nyeri dan menstruasi yang menyakitkan.
Isotretinoin merupakan turunan dari vitamin A yang mungkin akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi jerawat sedang hingga parah, khususnya yang tidak merespon pengobatan yang telah disebutkan sebelumnya.
Namun, perlu diketahui bahwa, pengobatan menggunakan isotretinoin oral ini mungkin dapat menyebabkan efek samping berupa [4]:
Terapi Perawatan Jerawat
Berikut ini merupakan beberapa jenis terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawat [4]:
Terapi berbasis cahaya dapat dilakukan bersama dengan dokter melalui beberapa kali kunjungan. Untuk metode, sumber cahaya dan dosisnya akan berbeda-beda bergantung pada kondisi jerawat.
Chemical peel menggunakan larutan kimia seperti asam salisilat, asam glikolat atau asam retinoat untuk mengobati jerawat ringan.
Drainase dan ekstraksi dapat digunakan untuk menghilangkan whitehead dan komedo bahkan kista.
Injeksi steroid mungkin dapat digunakan untuk mengobati lesi nodular dan kista. Efek samping berupa penipisan kulit mungkin terjadi. Metode ini terhitung menunjukkan hasil yang relatif cepat.
1. Anonim. Overview of Acne. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease; 2021.
2. Kristeen Cherney & Sarah Taylor, M.D., FAAD. Types of Acne and How to Treat Them. Healthline; 2019.
3. Stephanie S. Gardner, MD. Slideshow: Acne Visual Dictionary. WebMD; 2020.
4. Tim Mayo Clinic. Acne. Mayo Clinic; 2021.