Kaki sering gemetar adalah salah satu masalah kesehatan kaki yang bisa menjadi tanda adanya kondisi ringan maupun lebih serius.
Kaki gemetar jika terjadi sesekali tidak akan terlalu mengganggu, namun jika dialami berulang kali hingga menyebabkan kekakuan otot dan kesulitan berjalan, kondisi ini perlu segera diketahui penyebabnya.
Berikut ini adalah sederet penyebab kaki sering gemetar yang perlu diwaspadai dan sebaiknya segera memperoleh penanganan.
Daftar isi
Kaki gemetar dapat disebabkan oleh kondisi cemas berlebih karena tubuh sedang berada dalam tahap fight or flight [3,4].
Fight or flight sendiri merupakan istilah untuk reaksi tubuh saat sedang ada dalam situasi yang tak menyenangkan atau cenderung berbahaya [3,4].
Reaksi tubuh ini menyebabkan diri sendiri perlu memilih untuk fight (melawan) atau flight (lari) karena terdapat ancaman [3,4].
Biasanya, gejala kaki gemetar akan otomatis hilang ketika kecemasan mereda [3,4].
Namun pada orang-orang dengan gangguan kecemasan kronis, mereka umumnya mengalami tremor [1,2,3,4].
Tremor ini kemudian semakin lama berkembang menjadi sebuah kondisi yang membuat beberapa bagian tubuh sering gemetar, termasuk kaki [1,2,3,4].
Hormon adrenalin memicu reaksi fight or flight tersebut sehingga sebagai dampaknya tubuh menjadi mudah gemetar [3,4].
Sejumlah gejala lain yang menyertai dan menandakan seseorang sedang cemas adalah [3,4] :
Kaki gemetar bisa juga disebabkan oleh efek stimulan dan salah satu stimulan yang paling umum adalah kafein [3,4,5,6].
Mengonsumsi kopi terlalu banyak misalnya, hal ini mampu membuat tubuh bukan lagi hanya lebih waspada dan mudah terjaga, melainkan juga lebih gelisah [3,4,5].
Kegelisahan ini merupakan efek dari kafein yang kemudian memicu gemetar pada beberapa bagian tubuh [3,4,5].
Asupan kafein per hari yang paling dianjurkan adalah 400 mg saja (setara dengan 3-4 cangkir kopi) [3,6].
Ketika kelebihan kafein, maka biasanya gejala lain yang bisa dialami adalah [3] :
Selain stimulan dalam bentuk kafein, ada pula amphetamine, yakni jenis obat stimulan yang menyebabkan tubuh (termasuk kaki) mudah gemetar sebagai efek sampingnya [3,7].
Beberapa obat stimulan yang diberikan untuk menangani narkolepsi dan ADHD pun memiliki efek samping yang sama [3].
Tremor esensial adalah satu jenis kondisi gemetar pada tubuh yang umumnya bersifat keturunan [3,8].
Ketika salah satu atau kedua orang tua memiliki tremor esensial yang disebabkan oleh mutasi gen, maka anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa [3,8].
Walaupun tremor jenis ini lebih banyak dijumpai terjadi pada lengan dan tangan, pada beberapa kasus kaki atau tungkai bisa terpengaruh [3,8].
Efek dari mengonsumsi alkohol berlebihan dan jangka panjang dapat mengganggu kesehatan sistem otak [3,9].
Kadar dopamin dan zat-zat penting lainnya di dalam otak berpotensi mengalami perubahan karena efek alkohol [3].
Ketika sudah pada tahap kecanduan, tandanya otak sudah terbiasa atau beradaptasi dengan perubahan tersebut sehingga tingkat toleransi terhadap alkohol dan efeknya sangat tinggi [3].
Namun saat tiba-tiba ingin keluar dari kebiasaan konsumsi alkohol, pecandu akan mengalami beberapa gejala fisik karenanya, termasuk gemetar pada kaki [3,9].
Selain itu, sejumlah gejala di bawah ini akan terjadi ketika berupaya berhenti dari konsumsi alkohol [3,9].
Gejala menarik diri dari alkohol seringkali membuat penderitanya sangat tidak nyaman dan oleh sebab itu dibutuhkan bantuan penanganan medis.
Beberapa obat maupun tindakan medis tertentu menyebabkan efek samping yang memengaruhi otot dan sistem saraf tubuh, salah satunya kaki sering gemetar [3].
Jika sedang menjalani pengobatan atau menggunakan obat berikut ini, kemungkinan kaki sering gemetar adalah efek dari penanganan medis ini [3,4]:
Selama penggunaan obat, kaki akan sering gemetar, namun nantinya akan berhenti dengan sendirinya ketika sudah tidak lagi menggunakan obat tersebut [3].
Jika efek samping teramat mengganggu, coba konsultasikan dengan dokter dan tanyakan mengenai obat pengganti yang lebih aman.
Berhenti dari penggunaan obat pun harus dengan persetujuan dokter, maka segala keluhan efek samping bisa disampaikan langsung ke dokter.
Ketika kaki sering gemetar, sindrom kaki gelisah dapat menjadi salah satu penyebabnya [3,4,10].
Pada sindrom ini, bukan tremor yang terjadi, melainkan terdapat perasaan atau keinginan besar untuk menggerak-gerakkan kaki secara tidak terkontrol [3,4,10].
Saat sedang dalam kondisi diam, kaki akan terasa tidak nyaman jika tidak digerakkan dan hal ini seringkali dialami justru di malam hari sehingga mengganggu tidur [3].
Sindrom kaki gelisah bukan hanya tentang sensasi atau dorongan kuat untuk kaki tetap bergerak tanpa henti, melainkan juga dapat disertai dengan sejumlah gejala seperti berikut [3,4,10]:
Umumnya, sindrom kaki gelisah ini dipicu oleh adanya gangguan mental, pola hidup tidak sehat, kehamilan, penyakit tertentu, kekurangan nutrisi atau karena efek obat tertentu yang sedang digunakan [11].
Tardive dyskinesia merupakan gerakan sejumlah bagian tubuh tertentu (termasuk wajah) yang tidak bisa dikendalikan sebagai akibat dari penggunaan obat antipsikotik atau neuroleptik [4,12].
Golongan obat ini biasanya diberikan oleh dokter untuk mengobati masalah saraf dan mental [4].
Kaki gemetar berpotensi menjadi efek samping dari kondisi ini, namun selain itu penderita juga akan mengalami kondisi di bawah ini yang seringkali tanpa sadar terjadi [4,13].
Umumnya, gejala timbul justru saat penderita sedang stres dan gejala akan menghilang ketika tertidur walaupun gejala kemudian dapat muncul kembali sewaktu-waktu [4,13].
Demensia merupakan sebuah kondisi penurunan hingga kehilangan daya ingat secara bertahap atau progresif [2,4].
Namun, demensia tidak sama dengan pikun karena pikun adalah kemampuan berpikir serta mengingat yang berubah karena usia semakin tua.
Demensia juga memengaruhi kemampuan berpikir serta daya ingat, namun penderita akan mengalami gangguan dalam kemampuan bersosialisasi nantinya, begitu pula dengan pola hidup dan rutinitas yang membuatnya bergantung pada orang lain [2,4].
Pada beberapa kasus, demensia menyebabkan lengan atau kaki penderitanya sering gemetar dan kondisi ini dapat menjadi gejala awal yang perlu diwaspadai [2,4].
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah suatu kondisi di mana lapisan pelindung saraf pada sumsum tulang dan otak yang mengalami kerusakan [3,4,14].
Pengiriman pesan dari dan ke otak yang seharusnya dilakukan oleh saraf-saraf yang rusak ini kemudian menjadi terganggu [3,4].
Kaki sering gemetar yang juga disertai beberapa gejala berikut menandakan tubuh sedang mengalami multiple sclerosis [15].
Gejala multiple sclerosis sangat bervariasi tergantung dari saraf bagian tubuh mana yang terpengaruh dan mengalami kerusakan.
Penyakit Parkinson merupakan jenis penyakit otak yang kemudian memengaruhi gerakan tubuh secara negatif karena sel-sel saraf penghasil zat dopamin mengalami kerusakan karenanya [3,4,16].
Gangguan koordinasi tubuh menjadi tanda utama penyakit Parkinson, termasuk kaki yang sering gemetar [3,4,16].
Tidak hanya kaki, kepala, lengan dan tangan adalah bagian-bagian tubuh yang paling sering terpengaruh pada penyakit ini [3,4].
ADHD merupakan jenis gangguan otak yang umumnya menyebabkan anak berperilaku hiperaktif atau kesulitan untuk menaruh perhatian, fokus dan tenang [3,17].
Selain sulit memerhatikan, anak-anak maupun orang dewasa dengan ADHD cenderung impulsif atau melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang [3,17].
Kaki sering gemetar merupakan salah satu tanda hiperaktivitas pada seseorang yang juga disertai dengan banyak bicara, tidak sabar ketika harus menunggu, tidak bisa duduk tenang, dan banyak berlari [3,17].
Saraf pengendali gerakan otot ketika mengalami kerusakan maka mampu menyebabkan otot gemetar [3,4].
Kaki sering gemetar adalah salah satu tanda adanya saraf yang mengalami gangguan [3,4].
Gangguan saraf ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, tumbuhnya tumor, hingga penyakit diabetes saat gula darah naik secara tidak terkendali [3,4].
Sejumlah kerusakan saraf mampu menimbulkan gejala-gejala seperti [3] :
Hipertiroidisme merupakan sebuah kondisi gangguan hormon tiroid di mana kelenjar tiroid memroduksi terlalu banyak hormon tiroid [3,4,18,19].
Salah satu gejala dari kondisi ini adalah tubuh yang mudah gemetar, termasuk bagian kaki [3,4,18,19].
Jika beberapa keluhan di bawah ini turut menyertai, kemungkinan hipertiroidisme semakin besar [3,4,20].
Cara mengatasi kaki sering gemetar
Penanganan kaki sering gemetar perlu disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Berikut ini merupakan metode-metode yang bisa dilakukan ketika kaki sering gemetar [3,4].
Ketika kaki sering gemetar disertai dengan sejumlah keluhan abnormal lain, seperti sulit berjalan, kehilangan keseimbangan tubuh, linglung, kehilangan penglihatan, sampai penurunan berat badan tanpa alasan, segera periksakan diri ke dokter.
1. Mary Ann Thenganatt & Joseph Jankovic. Psychogenic Tremor: A Video Guide to Its Distinguishing Features. Tremor and Other Hyperkinetic Movements; 2014.
2. Shashank Agarwal & Milton C. Biagioni. Essential Tremor. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Seunggu Han, M.D. & Stephanie Watson. What Causes Leg Shaking (Tremors)?. Healthline; 2018.
4. Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT & Zawn Villines. Why is my leg shaking?. Medical News Today; 2019.
5. Karima R. Sajadi-Ernazarova; Jackie Anderson; Aayush Dhakal; & Richard J. Hamilton. Caffeine Withdrawal. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Stacy Lu. Too much coffee?. American Psychological Association; 2015.
7. Andreas Puschmann, M.D. & Zbigniew K. Wszolek, M.D. Diagnosis and Treatment of Common Forms of Tremor. HHS Public Access; 2011.
8. Monica Diez-Fairen, Sara Bandres-Ciga, Gabrielle Houle, Mike A Nalls, Simon L Girard, Patrick A Dion, Cornelis Blauwendraat, Andrew B Singleton, Guy A Rouleau & Pau Pastor. Genome-wide estimates of heritability and genetic correlations in essential tremor. Parkinsonism & Related Disorders; 2019.
9. Andres Deik, MD, Rachel Saunders-Pullman, MD, MPH, & Marta San Luciano, MD, MS. Substances of abuse and movement disorders: complex interactions and comorbidities. HHS Public Access; 2014.
10. Cynthia L. Comella. Treatment of Restless Legs Syndrome. Neurotherapeutics; 2014.
11. Abeera Mansur; Pablo R. Castillo; Franklyn Rocha Cabrero; & Syed Rizwan A. Bokhari. Restless Legs Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. Samir Kashyap, Rita Ceponiene, Paras Savla, Jacob Bernstein, Hammad Ghanchi, & Ajay Ananda. Resolution of tardive tremor after bilateral subthalamic nucleus deep brain stimulation placement. Surgical Neurology International; 2020.
13. Sarayu Vasan & Ranjit K. Padhy. Tardive Dyskinesia. National Center for Biotechnology Information; 2021.
14. Andrés Labiano-Fontcuberta & Julián Benito-León. Tremor and Other Hyperkinetic Movements; 2012.
15. Dawood Tafti; Moavia Ehsan; & Kathryn L. Xixis. Multiple Sclerosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
16. Suk Yun Kang, Sook-Keun Song, Jin-Soo Kim, & Young Ho Sohna. Unilateral Standing Leg Tremor as the Initial Manifestation of Parkinson Disease. Journal of Movement Disorders; 2009.
17. Bjørn Bjorvatn, Erlend J. Brevik, Astri J. Lundervold, Anne Halmøy, Maj-Britt Posserud, Johanne T. Instanes, & Jan Haavik. Adults with Attention Deficit Hyperactivity Disorder Report High Symptom Levels of Troubled Sleep, Restless Legs, and Cataplexy. Frontiers in Psychology; 2017.
18. Jose Carlos Pereira, Jr,I Marcia Pradella-Hallinan,II & Hugo de Lins PessoaI. Imbalance between thyroid hormones and the dopaminergic system might be central to the pathophysiology of restless legs syndrome: a hypothesis. Clinics; 2010.
19. Institute for Quality and Efficiency in Health Care. Overactive thyroid: Overview. National Center for Biotechnology Information; 2008.
20. Philip Mathew & Prashanth Rawla. Hyperthyroidism. National Center for Biotechnology Information; 2021.