Penyakit & Kelainan

14 Penyebab Telapak Kaki Panas dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sensasi panas atau terbakar dapat disebabkan oleh kerusakan saraf, penyakit ginjal, defisiensi vitamin, penyalahgunaan alkohol, kadar hormon tiroid yang rendah, penyakit Lyme, penyakit pembuluh darah,

Walaupun cuaca sedang dingin dan berada di ruangan yang sejuk, beberapa orang bisa mengalami sensasi panas pada bagian telapak kakinya.

Gangguan saraf mampu menjadi alasan terjadinya kondisi tersebut, namun untuk lebih jelasnya berikut ini adalah deretan penyebab telapak kaki panas dan cara mengatasinya.

1. Uremia

Uremia merupakan sebuah kondisi yang menandai bahwa seseorang mengalami gagal ginjal [1,2,3].

Ketika ginjal rusak, uremia terjadi di mana zat-zat dan racun (urea dan kreatinin) yang seharusnya terbuang atau dikeluarkan melalui urine dari dalam tubuh justru menumpuk di aliran darah [1,2,3].

Telapak kaki panas dapat menjadi salah satu gejalanya, namun beberapa keluhan lain pun dapat menyertai, seperti mual, muntah, sakit kepala, kram pada kaki, tidak nafsu makan, tubuh mudah dan sangat kelelahan, hingga penurunan daya konsentrasi [1,2,3].

Cara Mengatasi

Dialisis atau cuci darah merupakan penanganan utama bagi penderita gejala uremia [3].

Namun ketika ginjal sudah berada pada kondisi yang sangat buruk dan kehilangan fungsinya, maka kemungkinan dokter akan merekomendasikan operasi transplantasi ginjal [3].

Terapi pengganti zat besi juga akan dokter lakukan bila pasien uremia mengalami anemia dan mengalami kekurangan zat besi dalam tubuhnya disertai dengan diet sehat seimbang yang dianjurkan oleh dokte [3].

2. Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain-Barre merupakan sebuah kondisi di mana sistem imun secara keliru justru menyerang sistem saraf perifer yang sehat [1,2,4].

Padahal, segala kendali gerakan tubuh diatur oleh saraf tersebut sehingga penderita kemudian mengalami nyeri di bagian otot tangan dan kaki disertai kesemutan [1,2,4].

Penyakit autoimun langka ini mampu menyerang area otot-otot tubuh bagian atas juga (bahkan hingga wajah) [1,2,4].

Cara Mengatasi

Sindrom Guillain-Barre umumnya diatasi dengan pemberian imunoglobulin intravena atau prosedur pertukaran plasma [4].

Namun meski telah menjalani perawatan yang tepat dan berada pada masa pemulihan, pasien dapat tetap mengalami kelelahan dan nyeri selama beberapa tahun ke depan walau tidak separah di awal [4].

3. Sarkoidosis

Sarkoidosis adalah sebuah kondisi radang yang membentuk granuloma (penumpukan sel-sel yang meradang) di dalam tubuh, khususnya pada area paru, kelenjar getah bening, limpa, hati, jantung, mata, otak, hingga kulit [1,2,5].

Selain dapat menyerang telapak kaki, sarkoidosis dapat menimbulkan sejumlah gejala seperti tubuh kelelahan ekstrem, berat badan turun, kelenjar getah bening membengkak, hingga demam [1,2,5].

Cara Mengatasi

Pemantauan gejala biasanya dilakukan sebagai penanganan awal, terutama karena sarkoidosis seringkali bersifat asimptomatik atau tanpa gejala [5].

Tes pemindaian umumnya perlu penderita tempuh dan ketika sudah timbul gejala, dokter biasanya meresepkan glukokortiroid dan/atau steroid [5].

Jika penderita mengalami gangguan fungsi paru, maka kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan transplantasi paru hingga terapi imunosupresif seumur hidup [5].

4. Vaskulitis

Vaskulitis merupakan sebuah kondisi ketika pembuluh darah mengalami radang sehingga dinding pembuluh darah dapat melemah, menyempit, atau justru menebal [1,2,6].

Karena hal ini, aliran darah dapat terhambat sehingga jaringan dan organ tubuh terganggu hingga rusak [1,2,6].

Selain telapak kaki merasakan panas, di malam hari penderita akan berkeringat lebih banyak ditambah dengan demam, cepat lelah, demam, pegal, sakit kepala, kebas, ruam pada kulit, dan berat badan turun [1,2,6].

Cara Mengatasi

Pengobatan vaskulitis tergantung dari tingkat keparahan pasien, namun umumnya dokter memberikan glukokortikoid dan imunoglobulin intravena [6].

Selain itu, pertukaran plasma adalah prosedur medis yang biasanya pasien dapat tempuh sambil kondisi terus berada di bawah pemantauan dokter [6].

5. Eritromelalgia

Eritromelalgia adalah sebuah penyakit langka di mana penderitanya mengalami beberapa keluhan seperti telapak kaki serasa terbakar dan nyeri [1,2,7].

Selain itu, bagian wajah, telinga, lengan dan tangan pun dapat mengalaminya yang tak jarang diikuti dengan tanda kemerahan [1,2,7].

Gangguan sistem saraf menjadi penyebab utamanya di mana pembuluh darah kaki atau tangan kemudian terkena pengaruh gangguan tersebut [1,2,7].

Cara Mengatasi

Untuk mengatasi eritromelalgia, biasanya dokter akan menyarankan agar pasien apat menghindari pemicu gejala, seperti berdiri terlalu lama, olahraga, dan paparan panas [7].

Selain itu, kemungkinan dokter akan meresepkan aspirin apabila kondisi pasien membutuhkannya beserta obat-obat lain seperti beta-blockers, calcium channel blockers, dan botulinum toxin A [7].

Program rehabilitasi dan konseling juga tersedia untuk membantu memulihkan fungsi tubuh pasien [7].

6. HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS terutama jika sudah pada kondisi tahap serius atau stadium akhir akan mengalami telapak kaki panas [1,2,8].

Sensasi panas dan terbakar di bagian telapak kaki ini biasanya disebabkan oleh saraf-saraf yang telah rusak [1,2,8].

Seringkali kondisi menjadi lebih buruk karena penggunaan obat-obatan untuk mengatasi HIV [1,2,8].

Cara Mengatasi

Agar gejala HIV/AIDS dapat mereda, dokter umumnya memberikan obat-obatan antivirus [8].

Namun karena penggunaan obat HIV/AIDS pun mampu menyebabkan efek samping, konsultasikan dengan dokter mengenai obat yang paling baik maupun obat alternatif apabila obat sebelumnya justru memperburuk sensasi panas di telapak kaki [8].

7. Hipotiroidisme

Ketika kadar hormon tiroid di bawah normal atau terlalu rendah, hal ini disebut juga dengan kondisi hipotiroidisme [1,2,9].

Tidak hanya menyebabkan telapak kaki panas, beberapa keluhan lain pun bisa dialami, seperti kesemutan dan mudah kebas [1,2,9].

Sistem saraf terganggu karena hormon tiroid tidak memadai untuk mendukung fungsinya [1,2,9].

Cara Mengatasi

Monoterapi levothyroxine adalah metode pengobatan yang umumnya pasien hipotiroidisme dapat tempuh, yakni terapi hormon tiroid pengganti [9].

Namun jika pasien memiliki kondisi lainnya, seperti penyakit jantung, dokter akan memantau lebih dulu sebelum menentukan penanganan terbaik [9].

8. Kemoterapi

Pasien kanker yang menjalani terapi antikanker seperti kemoterapi berisiko mengalami telapak kaki panas sebagai efek sampingnya [1,2,10].

Tak hanya telapak kaki, terkadang telapak tangan juga ikut mengalami hal serupa yang disertai dengan kesemutan [1,2,10].

Cara Mengatasi

Efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika pasien sudah selesai atau berhenti menempuh kemoterapi.

Pemeriksaan dan pemantauan dini terhadap pengaruh kemoterapi terhadap kesehatan saraf pasien sangat penting [10].

9. Paparan Logam Berat

Bagi seseorang yang terlalu sering terkena paparan logam berat dapat menyebabkan telapak kaki merasakan sensasi panas [1,2,11].

Logam berat yang dimaksud biasanya adalah merkuri atau timbal yang bila tak cepat ditangani kemudian akan mengakibatkan keracunan logam [1,2,11].

Kondisi keracunan logam berat ini kemudian berujung pada kerusakan sistem saraf total [1,2,11].

Cara Mengatasi

Menghindari paparan logam berat, terutama merkuri dan timbal dapat mengatasi gejala-gejala yang disebabkannya, termasuk sensasi panas di telapak kaki [11].

Hal ini juga akan meminimalisir risiko bertambah parahnya kerusakan sistem saraf [11].

10. Nefropati Alkohol

Nefropati alkohol adalah salah satu jenis kondisi gangguan kesehatan yang juga menyebabkan telapak kaki panas [1,2,12].

Berlebihan dalam mengonsumsi alkohol dapat mengganggu kesehatan saraf sehingga tak hanya sensasi panas di telapak kaki, nefropati alkohol juga dapat menyebabkan pusing, gangguan bicara, kekakuan otot dan gangguan buang air kecil maupun besar [1,2,12].

Cara Mengatasi

Gejala-gejala nefropati alkohol dapat berkurang ketika penderita mulai mengurangi atau menghindari kebiasaan mengonsumsi alkohol [12].

Meski demikian, pada saraf yang telah mengalami kerusakan maka akan sulit dan cenderung mustahil untuk memperbaikinya [12].

11. Nefropati Diabetik

Kondisi nefropati diabetik terjadi ketika pembuluh darah serta saraf mengalami kerusakan akibat kadar gula darah terlalu tinggi dan tidak terkendali selama beberapa tahun [1,2,13].

Nefropati diabetik dapat menyebabkan sensasi panas di telapak kaki atau juga disebut dengan istilah neuropati perifer.

Kondisi ini juga diikuti dengan keluhan lain seperti berkeringat lebih banyak dari normalnya, melemasnya otot kaki, kebas pada bagian kaki atau tangan, hingga timbul nyeri seperti ditusuk jarum [13].

Orang-orang dengan kebiasaan merokok ditambah minum alkohol berlebihan, lalu juga penderita hipertensi maupun obesitas memiliki peluang lebih besar mengalami nefropati diabetik [13].

Cara Mengatasi

Dalam menangani nefropati diabetik, dokter biasanya perlu menurunkan risiko gangguan sistem kardiovaskular [13].

Dalam hal ini, pasien juga tetap perlu mengendalikan tekanan darah hingga glikemik [13].

Pada kondisi yang sudah sangat serius, dialisis hingga transplantasi ginjal menjadi opsi pengobatan penting yang bisa pasien tempuh [13].

12. Kehamilan dan Menopause

Perubahan hormon pada wanita hamil seringkali menyebabkan berbagai gejala tak menyenangkan, salah satunya adalah telapak kaki panas karena suhu tubuh yang meningkat [14].

Begitu pula di kala menopause, tubuh wanita lagi-lagi mengalami perubahan hormon yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh sehingga hal ini berdampak pula ke telapak kaki [14,15].

Cara Mengatasi

Terapi hormon adalah cara utama yang dapat pasien tempuh untuk mengatasi gejala-gejala yang berkaitan dnegan perubahan hormonal [15].

Selain itu, untuk kasus menopause dokter juga dapat memberikan obat untuk meminimalisir risiko osteporosis serta SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), clonidine, gabapentin, dan SNRI (serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors) untuk mengatasi hot flashes dan kecemasan [15].

13. Kekurangan Nutrisi Tertentu

Tubuh kurang gizi atau kurang nutrisi dapat menyebabkan pula telapak kaki panas, terutama bila asupan vitamin B12, vitamin B6, dan asam folat sangat kurang [1,2,16].

Kekurangan nutrisi yang juga disertai dengan kehamilan, pola makan tidak sehat, usia menua, dan kebiasaan mengonsumsi alkohol sangat mudah menimbulkan gangguan pada saraf [1,2,16].

Cara Mengatasi

Bila dari hasil pemeriksaan telapak kaki panas berhubungan dengan kekurangan nutrisi tertentu, maka dokter biasanya akan memberikan suplemen untuk menambah kadar nutrisi yang kurang dalam tubuh pasien [16].

Selain itu jika diperlukan, dokter juga akan memberikan sejumlah saran diet sehat untuk mengembalikan keseimbangan nutrisi pasien [16].

14. Penyakit Lyme

Penyakit Lyme merupakan infeksi bakteri menular yang penularannya berasal dari kutu dan menyebabkan kulit memerah serta mengalami ruam [1,2,17].

Ketika seseorang terkena penyakit Lyme, biasanya kulit akan timbul bintik-bintik (ruam) yang terasa gatal, nyeri mapun terasa hangat saat disentuh [1,2,17].

Meski ruam, nyeri dan gatal timbul di area tubuh yang digigit oleh kutu, kondisi tersebut dapat menyebar apabila penyakit ini terus berkembang tanpa segera diatasi [1,2,17].

Jika gigitan kuku ada pada area kaki, telapak kaki yang terasa panas atau hangat bisa jadi merupakan tanda penyakit Lyme [1,2,17].

Cara Mengatasi

Doxycyline, cefuroxime, atau amoxicillin merupakan jenis obat-obatan yang umumnya dokter resepkan bagi pasien tergantung usia dan tingkat keparahan penyakit Lyme [17].

Namun biasanya, doxycyline adalah pengecualian bagi pasien yang sedang hamil maupun pasien usia anak-anak [17].

Ada berbagai penyebab telapak kaki panas yang biasanya disertai pula dengan nyeri, kesemutan hingga kebas; segera periksakan ke dokter untuk menemukan penyebabnya agar dapat ditangani dengan tepat.

1. Michael Aminoff. Neurology and General Medicine. Elsevier; 2008.
2. Michael R. Dobbs. Clinical Neurotoxicology. Saunders; 2009.
3. Michael R. Zemaitis; Lisa A. Foris; Shravan Katta; & Khalid Bashir. Uremia. National Center for Biotechnology Information; 2020.
4. Thy P. Nguyen & Roger S. Taylor. Guillain Barre Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Syed Rizwan A. Bokhari; Hassam Zulfiqar; & Abeera Mansur. Sarcoidosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Shraddha Jatwani & Amandeep Goyal. Vasculitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
7. Suman K. Jha; Bibek Karna; & Marcus B. Goodman. Erythromelalgia. National Center for Biotechnology Information; 2020.
8. Viviana Simon, David D Ho, & Quarraisha Abdool Karim. HIV/AIDS epidemiology, pathogenesis, prevention, and treatment. HHS Public Access; 2010.
9. Nikita Patil; Anis Rehman; & Ishwarlal Jialal. Hypothyroidism. National Center for Biotechnology Information; 2021.
10. Marta Banach, Judyta K. Juranek, & Aneta L. Zygulska. Chemotherapy‐induced neuropathies—a growing problem for patients and health care providers. Brain and Behavior; 2017.
11. Venkatraman Rajkumar & Vikas Gupta. Heavy Metal Toxicity. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. Chi-syuan Pan, Teressa Reanne Ju, Chi Chan Lee, Yu-Pei Chen, Chung-Y. Hsu, Dong-Zong Hung, Wei-Kung Chen, & I-Kuan Wang. Alcohol use disorder tied to development of chronic kidney disease: A nationwide database analysis. PLoS One; 2018.
13. Ron T. Varghese & Ishwarlal Jialal. Diabetic Nephropathy. National Center for Biotechnology Information; 2020.
14. Jayne Leonard & Daniel Murrell, MD. What You Need to Know About Hot Feet. Foot.com; 2018.
15. Kimberly Peacock & Kari M. Ketvertis. Menopause. National Center for Biotechnology Information; 2021.
16. Nancy Hammond, MD, Yunxia Wang, MD, Mazen Dimachkie, MD, & Richard Barohn, MD. Nutritional Neuropathies. HHS Public Access; 2014.
17. Gwenn L. Skar & Kari A. Simonsen. Lyme Disease. National Center for Biotechnology Information; 2020.

Share