Wanita dianggap sebagai makhluk yang paling sulit dimengerti oleh beberapa pria, salah satunya dikarenakan mood atau suasana hati yang sering buruk.
Wanita mudah bad mood biasanya ditandai dengan selalu mempermasalahkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak seharusnya begitu.
Wanita ketika mood buruk akan merasa frustrasi, tersinggung, atau marah ketika ada sesuatu yang dipendamnya atau adanya faktor-faktor lain.
Berikut ini adalah beberapa penyebab wanita sering bad mood yang bisa dipahami sekaligus diatasi.
Daftar isi
Wanita yang merasa lelah dan mengalami kurang tidur atau istirahat biasanya akan mudah stres, marah, dan bad mood [1].
Tidur tidak berkualitas akan berpengaruh terhadap tubuh, salah satunya menjadikan diri sendiri sangat sensitif dan mudah marah [1].
Ini karena hormon dalam tubuh tidak seimbang karena kekurangan tidur sehingga seringkali masalah sepele pun menjadi serius karena suasana hati yang terpengaruh buruk [1].
Perubahan suasana hati atau suasana hati yang sering buruk pada wanita juga tak jarang disebabkan oleh faktor stres [2].
Stres jugalah yang seringakali membuat seseorang susah tidur sehingga jam istirahat berkurang dan memengaruhi suasana hati [2,3].
Stres dan cemas berlebihan tanpa disadari sebenarnya membuat kesehatan fisik dan mental semakin buruk bila dibiarkan [2,3].
Bad mood dan frustrasi pada akhirnya menjadi hal yang sering dirasakan dan tanpa adanya pengelolaan yang baik, stres konstan bisa terjadi [2,3].
Stres tidak hanya menjadikan seseorang mudah marah dan bad mood dari waktu ke waktu, tapi juga berakibat pada kondisi lainnya, seperti [2,3] :
Tak jarang stres yang semakin dibiarkan akan semakin berat dan memengaruhi pola hidup [2,3].
Beberapa kondisi lain akibat stres yang juga perlu diwaspadai selain bad mood adalah penyakit Alzheimer, obesitas, kambuhnya asma, penyakit jantung, diabetes, hingga depresi [3].
Wanita yang memiliki pekerjaan berat, terutama dengan jam kerja panjang lebih rentan mengalami bad mood lebih sering [4].
Menurut penelitian, jam kerja berlebihan bisa meningkatkan risiko depresi, seperti halnya bekerja 11 jam lebih dalam sehari [4].
Jika seorang wanita karir memiliki jam kerja panjang, maka tidak hanya berpotensi mengalami bad mood, tapi juga berpeluang lebih besar mengalami depresi, kecemasan, hingga penyakit jantung [4].
Dalam sehari, bekerja lebih dari 10 jam berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular sebesar 60% [4].
Selain itu, wanita dengan jam kerja 40 jam per minggu pun berkaitan dengan risiko kenaikan berat badan hingga obesitas [4].
Wanita yang jarang mengasup sayur dan buah juga lebih rentan mengalami gangguan kecemasan sehingga bisa berpengaruh terhadap suasana hati yang mudah berubah maupun sering buruk [5,6].
Hal ini telah dibuktikan melalui sebuah penelitian pada populasi orang dewasa di Kanada, bahwa asupan sayur dan buah rendah berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kecemasan hingga depresi [5,6].
Maka ketika seorang wanita, terutama wanita aktif, mengonsumsi buah dan sayur cukup setiap harinya, risiko stres dan bad mood akan berkurang [5,6].
Kadar stres seseorang yang mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 470 gram per hari akan turun sebesar 10% daripada orang yang mengonsumsi kurang dari 230 gram [6].
Meski sinar matahari bisa meningkatkan risiko kanker kulit dan masalah kulit lainnya, paparan pada pagi hari sangat penting bagi kesehatan tubuh [7].
Berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi akan memberi tubuh asupan vitamin D cukup, dan juga meningkatkan kadar hormon serotonin [7].
Kadar serotonin rendah di dalam tubuh biasanya memicu bad mood atau suasana hati yang sering berubah dan buruk [7].
Bahkan hormon serotonin rendah juga meningkatkan risiko depresi mayor dengan pola musiman, hal ini disebut juga dengan kondisi gangguan afektif musiman [7].
Biasanya, salah satu sebab lainnya kadar hormon serotonin menjadi rendah adalah kadar asam amino triptofan dalam tubuh yang kurang [7].
Selain sering dan mudah bad mood, wanita yang mengalami kurangnya paparan matahari dan berserotonin rendah juga akan ditandai dengan [8] :
Oleh karena itu, berjemur setiap pagi seperti waktu masih bayi sangat penting bagi kesehatan mental dan emosional seseorang [7].
Jika ingin menjaga kestabilan kadar serotonin dalam tubuh, mengonsumsi makanan-makanan dengan kandungan serotonin tinggi sangat dianjurkan [7].
Susu dan produk olahannya, kedelai, serta ikan maupun kacang yang mengandung asam lemak omega-3 tinggi akan membantu meningkatkan kadar hormon serotonin [7].
Jarang olahraga atau bahkan tidak pernah olahraga juga berpengaruh negatif terhadap kondisi suasana hati [9].
Wanita dengan kondisi sering bad mood bisa jadi disebabkan oleh jarangnya beraktivitas fisik dan memilih untuk menjalani gaya hidup pasif [9].
Malas berolahraga tidak hanya meningkatkan risiko kegemukan, penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya, tapi juga membuat suasana hati mudah menjadi buruk [9].
Ketika rutin berolahraga, hormon dalam tubuh seperti kortisol dan adrenalin yang juga dikenal dengan hormon stres akan lebih mudah meningkat [9].
Sebagai solusi, penting untuk meningkatkan kadar hormon serotonin sekaligus endorfin dan menurunkan kadar hormon kortisol maupun adrenalin melalui olahraga rutin [9].
Hormon endorfin sendiri ketika berkadar tinggi di dalam tubuh maka bad mood akan berubah menjadi rasa senang dan puas [9].
Oleh sebab itu, gangguan suasana hati biasanya dapat diatasi dengan cara berolahraga lebih sering [9].
Premenstrual syndrome atau PMS seringkali ditandai dengan wanita menjadi mudah marah dan bad mood [2].
Jika wanita 1-2 minggu sebelum menstruasi mengalami kondisi perubahan suasana hati cukup drastis, maka bisa jadi ini adalah kondisi PMS [2].
Selain mudah bad mood, wanita juga biasanya mengalami beberapa kondisi, seperti [10] :
Menurut penelitian, sekitar 90% wanita pada masa PMS mengalami gejala-gejala tersebut, termasuk sering bad mood [11].
Para peneliti meyakini bahwa terjadi kenaikan kadar hormon estrogen dan kemudian turun drastis beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum masuk masa menstruasi [10,11].
Karena perubahan hormon yang cukup cepat tersebut, suasana hati wanita juga bisa dengan mudah berubah [10,11].
Kehamilan adalah salah satu faktor dibalik perubahan kadar hormon dalam tubuh [2].
Oleh sebab itu, wanita menjadi lebih sering bad mood dan suasana hati mudah berubah [2].
Stres secara emosional ditambah dengan perubahan fisik seringkali menjadi hal utama yang membuat wanita bad mood [2].
Ketika perubahan suasana hati dan gangguan emosional ini tidak segera dikelola dengan baik, ada risiko kondisi bisa berkembang lebih parah [2].
Mudah marah, sering bad mood, sering cemas, dan mudah panik bisa jadi merupakan tanda seorang wanita memasuki masa menopause [2].
Perubahan kadar hormon reproduksi mampu membuat suasana hati mudah berubah tanpa bisa diprediksi [2].
Namun selain perubahan suasana hati, tanda-tanda menopause lainnya antara lain adalah [12] :
Ketika wanita menjelang masa menopause mengalami insomnia secara sering dan serangan panik sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sudah saatnya untuk ke dokter [12].
Jika bad mood membuat perilaku juga tidak menentu, ditambah dengan rasa lelah ekstrem, apati, dan rasa putus asa berkepanjangan, segera periksakan diri baik ke dokter maupun ke psikiater [13].
Mengonsumsi yang manis-manis seringkali menjadi solusi untuk suasana hati yang buruk karena stres [14].
Padahal, asupan makanan atau minuman bergula tinggi justru meningkatkan risiko gangguan emosional seperti mudah cemas dan depresi, tak terkecuali gangguan suasana hati [14].
Konsumsi berlebihan juga berisiko menyebabkan neuroplastisitas negatif dan gangguan kognitif [14].
Oleh sebab itu, membatasi asupan gula berlebih tidak sekadar menurunkan risiko diabetes, tapi juga berbagai masalah otak dan psikologis [14].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Bila bad mood sangat sering terjadi dan bahkan sudah terlampau sulit untuk mengendalikannya, segera konsultasikan ini dengan dokter atau psikiater [2].
Terdapat berbagai faktor penyebab wanita sering bad mood, maka dengan mengidentifikasinya, penanganan pun menjadi lebih mudah dan tepat sasaran [2].
Biasanya, olahraga rutin, menghindari asupan gula berlebih, membatasi kafein, menghindari alkohol, mengubah pola diet, mengonsumsi suplemen kalsium, tidur cukup hingga pengelolaan stres adalah solusinya [2].
Jika penanganan mandiri tak kunjung membuahkan hasil, maka segera datang ke dokter atau psikiater supaya memperoleh penanganan yang lebih sesuai.
1. Better Health Channel. Mood and sleep. Better Health Channel; 2022.
2. Holly Ernst, PA-C & Kimberly Holland. What Causes Extreme Mood Shifts in Women?. Healthline; 2019.
3. Cleveland Clinic medical professional. Stress. Cleveland Clinic; 2021.
4. Tom Popomaronis. Science Says You Shouldn't Work More Than This Number of Hours a Week. Inc.; 2016.
5. Sarah Crow. Eating This One Type of Food May Lower Your Stress, New Study Says. Eat This, Not That!; 2021.
6. Science Daily. Eating more fruit and vegetables linked to less stress, study finds. Science Daily; 2021.
7. Timothy J. Legg, PhD, PsyD & Rachel Nall, MSN, CRNA. What Are the Benefits of Sunlight?. Healthline; 2019.
8. Zawn Villines. 10 Serotonin Deficiency Symptoms Everyone Should Look Out For. Good Therapy; 2019.
9. Harvard Health Publishing. Exercising to relax. Harvard Health Publishing; 2020.
10. Pratyusha R. Gudipally; & Gyanendra K. Sharma. Premenstrual Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2021.
11. Office on Women's Health. Premenstrual syndrome (PMS). Office on Women's Health; 2018.
12. Kimberly Peacock & Kari M. Ketvertis. Menopause. National Center for Biotechnology Information; 2022.
13. Yasemin Cekmez, Fuat Torun, Ahmet Göçmen, & Fatih Şanlıkan. A hidden reason for menopausal symptoms in premenopausal aged women: depression. International Journal of Clinical and Experimental Medicine; 2015.
14. Angela Jacques, Nicholas Chaaya, Kate Beecher, Syed Aoun Ali, Arnauld Belmer & SelenaBartlett. The impact of sugar consumption on stress driven, emotional and addictive behaviors. Neuroscience & Biobehavioral Reviews; 2019.