Daftar isi
Respirasi Cheyne-Stokes adalah salah satu jenis gangguan pernafasan di mana seseorang mengalami nafas tidak teratur hampir setiap saat [1,2,3].
Pada orang dewasa yang memiliki tubuh sehat, pernafasan normal rata-rata adalah 12-20 nafas per menitnya saat dalam kondisi diam [4].
Pernafasan akan meningkat seiring tubuh beraktivitas dengan total pernafasan 17.000 hingga 30.000 setiap hari atau bahkan lebih (tergantung intensitas aktivitas fisik yang dilakukan) [5].
Namun, terdapat beberapa orang yang mengalami ketidakteraturan kondisi pernafasan berulang kali dengan pola naik turun, maka hal ini disebut dengan respirasi Cheyne-Stokes [1,2].
Seseorang dengan pola nafas tidak teratur yang mengarah pada kondisi respirasi Cheyne-Stokes dapat menjadi tanda adanya masalah di dalam tubuh [1,2].
Sebab dengan pernafasan yang tidak teratur tersebut, hal ini dapat terjadi sebagai proses tubuh yang tengah mencoba mengatasi masalah kesehatan tersebut [1,2].
Berbagai faktor berikut menjadi alasan yang mampu mendasari terjadinya respirasi Cheyne-Stoke.
Gagal jantung kongestif adalah sebuah kondisi ketika jantung tidak berfungsi secara normal, terutama dalam proses pemompaan darah [6].
Hal ini terjadi karena otot jantung melemah sehingga darah tidak terpompa dengan baik ke seluruh tubuh [6].
Akibatnya, paru-paru menjadi salah satu organ yang tidak mendapat cukup aliran darah sekaligus oksigen sehingga proses pernafasan tidak teratur [1,2,3].
Gagal ginjal adalah sebuah kondisi ketika ginjal tak lagi berfungsi dengan baik, baik salah satu maupun keduanya [7].
Gagal ginjal ditandai dengan perubahan pada saat buang air kecil seperti buang air kecil berdarah, buang air kecil terasa nyeri, hingga buang air kecil berbusa atau berurine pekat [7].
Penderita gagal ginjal cenderung mudah lelah dan kondisi ini dapat pula dikaitkan dengan respirasi Cheyne-Stokes walau jarang dijumpai sebagai penyebab utamanya [8].
Tekanan intrakranial adalah tekanan yang menunjukkan kondisi otak, baik pembuluh darah, cairan serebrospinal, cairan otak maupun jaringan otak [9].
Peningkatan tekanan intrakranial mampu menjadi salah satu sebab respirasi Cheyne-Stokes terjadi; hal ini lebih berisiko dialami oleh orang dewasa [10].
Tekanan intrakranial bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari penyakit infeksi otak, edema otak, perdarahan otak, hipoksemia, hidrosefalus, aneurisma otak, hingga kanker otak dan stroke [9].
Kondisi lainnya yang juga dapat menyebabkan respirasi Cheyne-Stokes adalah hiponatremia, yakni ketika kadar natrium/sodium dalam darah berada di bawah normal atau terlalu rendah [2,11].
Ketika seseorang mengalami hiponatremia, respirasi Cheyne-Stokes bisa terjadi sebagai salah satu gejala [2,11].
Namun umumnya, hiponatremia menyebabkan sering mual, sakit kepala, muntah, linglung, gelisah, mudah lelah, kejang, kram otot, hingga kesadaran yang menurun [11].
Keracunan karbon monoksida atau kondisi saat di dalam darah terjadi penumpukan atau peredaran karbon monoksida juga mampu menjadi alasan terjadinya respirasi Cheyne-Stokes [2,12].
Baik sengaja maupun tidak sengaja terpapar dan menghirup gas karbon monoksida, darah tidak lagi mampu secara maksimal mengikat oksigen [12].
Hal ini bisa berakibat pada hipoksia atau kekurangan oksigen apabila penderita tidak segera memperoleh penanganan [12].
Kerusakan otak hingga penyakit jantung adalah bentuk risiko komplikasi dari keracunan karbon monoksida yang terlambat ditangani [12].
Edema paru kardiogenik adalah kondisi pembengkakan karena cairan yang terjadi pada paru dan berhubungan dengan gangguan jantung [13].
Ketika edema paru kardiogenik terjadi, hal ini menandakan ketidakmampuan ventrikel kiri jantung dalam memompa darah ke luar jantung secara normal [13].
Tekanan meningkat pada ventrikel kiri kemudian terjadi karena sisa-sisa darah yang tak terpompa [13].
Sebagai akibatnya, darah yang berasal dari paru tidak bisa masuk ke jantung secara mudah dan bisa berpengaruh pada jalannya pernafasan [13,14].
Selain beberapa faktor tersebut, ada pula sejumlah faktor lain yang berpotensi menyebabkan respirasi Cheyne-Stokes, yaitu [1,2] :
Seseorang dengan respirasi Cheyne-Stokes biasanya mengalami gejala berupa [1,2,3] :
Ketika gejala respirasi Cheyne-Stokes mulai dialami, untuk memastikannya penderita perlu memeriksakan diri ke dokter.
Berikut ini adalah beberapa metode diagnosa yang bisa pasien tempuh untuk memastikan kondisi, mengetahui penyebab gejala, sekaligus memperoleh pengobatan secepatnya.
Dalam mengawali pemeriksaan, dokter akan lebih dulu memeriksa kondisi fisik pasien seperti pada umumnya.
Dokter perlu mengetahui gejala fisik apa saja yang selama ini pasien alami dan keluhkan.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan kepada pasien tentang riwayat medis maupun pengobatan, termasuk mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan keluarga pasien.
Pemeriksaan penting lainnya yang dokter biasanya sarankan agar pasien menempuhnya adalah polisomnografi [1].
Melalui polisomnografi, dokter dapat mengetahui laju pernafasan, denyut jantung, gerakan mata, kadar oksigen dalam darah, gelombang otak, dan beberapa faktor lainnya saat pasien tidur [15].
Dari hasil pemeriksaan ini, dapat diketahui dan dipastikan apakah pasien mengalami respirasi Cheyne-Stokes, lalu dokter baru menentukan penanganan yang paling sesuai [15].
Pengobatan respirasi Cheyne-Stokes adalah berdasarkan pada penyebabnya.
Jika penyakit seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada otak dan lainnya menjadi dasar dari timbulnya gejala respirasi Cheyne-Stokes, maka penanganan perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi tersebut.
Namun umumnya, terapi CPAP yang biasanya digunakan untuk mengobati penderita apnea tidur/sleep apnea, dokter berikan kepada pasien respirasi Cheyne-Stokes [1,2].
CPAP atau continuous positive airway pressure adalah sebuah terapi dengan memanfaatkan mesin khusus penyalur oksigen [1,2].
Ketika pasien dalam kondisi tidur, terapi CPAP ini dilakukan dengan mengirimkan oksigen melalui selang dan masker oksigen supaya saluran nafas pasien lebih lega dan normal kembali [1,2].
Pasien respirasi Cheyne-Stokes dapat menjalani rawat inap maupun rawat jalan, tergantung dari tingkat kepadahan gejala [1,2].
Terapi CPAP pun bisa diterapkan baik saat rawat inap di rumah sakit maupun saat pasien rawat jalan di rumah [1,2].
Bila penggunaan terapi ini untuk di rumah, dokter akan memberi petunjuk cara pemakaian mesin agar pasien bisa menerapkan secara mandiri [16].
Jumlah oksigen yang dikeluarkan dari mesin CPAP akan dokter atur lebih dulu agar pasien tidak salah dalam menggunakannya [16].
Kemudian dokter akan memberi tahu secara lengkap tentang bagaimana cara menyalakan mesin, menggunakannya, hingga menyimpan alat secara benar [16].
Ketika suplai oksigen menuju saluran nafas pasien memadai, sesak nafas, batuk dan gejala tak nyaman lainnya yang mengganggu tidur bisa berkurang [16].
Bagaimana prognosis respirasi Cheyne-Stokes?
Respirasi Cheyne-stokes memiliki prognosis yang tergolong buruk, terutama jika gejala yang sudah terjadi berulang tidak segera memperoleh penanganan [1].
Cheyne-Stokes bahkan dapat menjadi salah satu tanda bahaya adanya disregulasi kardiovaskular [1].
Disregulasi kardiovaskular sendiri meliputi adanya gangguan pada irama dan detak jantung sekaligus fungsi refleks baroreseptor yang mengalami perubahan [1].
Risiko komplikasi respirasi Cheyne-Stokes tergolong serius, terutama bila kondisi terabaikan cukup lama tanpa penanganan sama sekali [1].
Jika dalam waktu lama gejala tidak membaik dan tidak pula memperoleh penanganan, akibatnya penderita bisa mengalami gangguan CO2 atau karbon dioksida dalam tubuh [1].
Kondisi tersebut bisa sangat fatal karena mampu mengakibatkan kematian pada penderitanya [1].
Karena respirasi Cheyne-Stokes dapat terjadi karena kondisi medis atau penggunaan obat tertentu, maka mencegah kondisi ini bisa dilakukan dengan menangani kondisi yang mendasarinya.
Baik itu gagal jantung, cedera pada otak, tumor otak, gagal ginjal, penggunaan obat tertentu atau faktor medis lainnya, pengobatan dini mampu meminimalisir risiko respirasi Cheyne-Stokes.
Memiliki gaya hidup sehat adalah salah satu langkah pencegahan paling tepat supaya jantung, ginjal dan organ vital lainnya dalam tubuh tetap sehat.
1. Mohan Rudrappa; Pranav Modi; & Pradeep C. Bollu. Cheyne Stokes Respirations. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Lynne Eldridge, MD & Daniel More, MD. Cheyne-Stokes Respirations Causes and Treatment. Verywell Health; 2022.
3. Yan Wang, Jie Cao, Jing Feng & Bao-Yuan Chen. Cheyne-Stokes respiration during sleep: mechanisms and potential interventions. British Journal of Hospital Medicine; 2015.
4. Amit Sapra; Ahmad Malik; & Priyanka Bhandari. Vital Sign Assessment. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Anonim. Tips to Keep Your Lungs Healthy. 4Life; 2022.
6. Ahmad Malik; Daniel Brito; Sarosh Vaqar; & Lovely Chhabra. Congestive Heart Failure. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Sandiya Bindroo; Bryan S. Quintanilla Rodriguez; & Hima J. Challa. Renal Failure. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Fabio Rosario Salerno, Grace Parraga & Christopher William McIntyre. Why Is Your Patient Still Short of Breath? Understanding the Complex Pathophysiology of Dyspnea in Chronic Kidney Disease. Seminars in Dialysis; 2017.
9. Venessa L. Pinto; Prasanna Tadi; & Adebayo Adeyinka. Increased Intracranial Pressure. National Center for Biotechnology Information; 2021.
10. J. A. E. Eyster. Clinical and Experimental Observations Upon Cheyne-Stokes Respiration. Journal of Experimental Medicine; 1906.
11. Helbert Rondon & Madhu Badireddy. Hyponatremia. National Center for Biotechnology Information; 2022.
12. Matthew T Naughton. Cheyne-Stokes respiration: friend or foe?. Thorax; 2012.
13. Muhammad Areeb Iqbal & Mohit Gupta. Cardiogenic Pulmonary Edema. National Center for Biotechnology Information; 2021.
14. Richard Hoffman, M.D., Arthur Agatston, M.D., & Bruce Krieger, M.D., F.C.C.P. Cheyne-Stokes Respiration in Patients Recovering from Acute Cardiogenic Pulmonary Edema. Chest Journal; 1990.
15. Jessica Vensel Rundo & Ralph Downey 3rd. Polysomnography. Handbook of Clinical Neurology; 2019.
16. Venessa L. Pinto & Sandeep Sharma. Continuous Positive Airway Pressure. National Center for Biotechnology Information; 2021.