Obat

Agen Gangguan Usus Fungsional : Manfaat – Dosis, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Agen Gangguan Usus Fungsional ?

Makanan yang di proses dan di cerna di dalam perut bisa lambat ataupun bisa terlalu cepat. Hal tersebut bisa menyebabkan perut sakit, gas meningkat, diare, sembelit, dan juga membuat perut kembung[1].

Agen gangguan usus fungsional adalah obat yang digunakan untuk meredakan[2]:

  • Sindrom iritasi usus besar
  • Kembung kronis
  • Diare
  • Sembelit

Fungsi Agen Gangguan Usus Fungsional

Agen Gangguan Usus Fungsional berfungsi untuk mengobati berbagai msalah perut seperti diare, sembelti, kembung kronis, dan sindrom iritasi usus besar[2].

Sebagian besar kelompok Agen Gangguan Usus Fungsional ini bekerja pada neurotransmitter, asetilkolin yang biasa disebut dengan antispasmodik. Obat ini juga bekerja dengan mengaktifkan saluran klorida pada usus serta meningkkatkan sekresi cairan dalam usus untuk memperlancar melewati tinja[3].

Fungsi lainnya dari obat ini adalah[3,4,5,6,7,8,9] :

  • Dapat memblokir aksi asetilkolin, antikolinergik
  • Menghambat Sodium-Proton-Exchanger subtipe 3 (NHE3) di dalam usus.
  • Membantu menjaga kadar air dalam tubuh tetap normal
  • Dapat memengaruhi tekanan darah
  • Sebagai fungsi otot dan saraf yang tepat
  • Menurunkan tekanan darah tinggi
  • Meningkatkan ekskresi natrium dalam tinja
  • Dapat melunakkan tinja yang keras
  • Untuk mengatur fungsi usus yang ada di saluran pencernaan

Penggolongan Agen Gangguan Usus Fungsional

Agen Gangguan Usus Fungsional terbagi menjadi 7 kelas obat, yaitu[2]:

  1. Antikolinergik / antispasmodik

Obat ini digunakan untuk pengobatan beberapa kondisi gastrointestinal dan kandung kemih. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk pengobatan gangguan pernafasan dan gerak[3].

2. Penggerak saluran klorida

Obat ini digunakan untuk mengobati sembelit kronis[4].

3. Agonis guanylate cyclase-C

Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit sindrom iritasi usus besar yang dibarengi dengan sembelit dan sembelit kronis tanpa diketahui penyebab[5].

4. Penghambat NHE3

Obat ini  digunakan untuk mengobati penyakit sindrom iritasi usus besar dengan sembelit pada orang dewasa[6].

5. Antagonis reseptor opioid perifer

Bersama dengan  opioid obat ini digunakan untuk mencegah konstipasi akibat opioid[7].

6. Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis

Obat ini digunakan untuk mempengaruhi reseptor opioid perifer. Reseptor opioid terbagi menjadi empat tipe yaitu[8]:

  • Reseptor opioid mu, obat untuk terapi kecanduan obat (morfin)
  • Reseptor opioid delta, untuk pengobatan gangguan otak
  • Reseptor opioid kappa, obat untuk terapi kecanduan obat
  • Reseptor opioid reseptor nociceptin, obat untuk meredakan rasa nyeri, kecemasan, dan meningkatkan memori.

Reseptor opioid reseptor nociceptin terbagi lagi menjadi subtipe yaitu agonis dan antagonis.

Nociceptin agonis digunakan untuk mengobati gagal jantung dan migrain. Sedangkan nociceptin antagonis merupakan obat analgesik dan antidepresan[10,11].

7. modulator neuroenterika serotoninergik

Obat ini digunakan untuk meredakan kram, ketidaknyamanan perut, diare dan penyakit lainnya[10].

Penyakit yang Diatasi dengan Agen Gangguan Usus Fungsional

Masing-masing kelas obat dari Agen Gangguan Usus Fungsional digunakan untuk mengatasi penyakit yang berbeda.

Antikolinergik / antispasmodik diberikan untuk penyakit[3]:

Penggerak saluran klorida diberikan untuk penyakit[4]:

  • Sembelit
  • Sembelit, Kronis
  • Sembelit, Diinduksi Obat
  • Sindrom iritasi usus
  • Sembelit yang Diinduksi Opioid

Agonis guanylate cyclase-C diberikan untuk penyakit[5]:

  • Sembelit idiopatik kronis
  • Sembelit
  • Sembelit, Kronis
  • Sindrom iritasi usus

Penghambat NHE3 diberikan untuk penyakit[6]:

  • Sindrom iritasi usus

Antagonis reseptor opioid perifer diberikan untuk penyakit[7]:

  • Sembelit, Kronis
  • Sembelit, Diinduksi Obat
  • Bedah Gastrointestinal
  • Sembelit yang Diinduksi Opioid
  • Ileus pasca operasi

Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis diberikan untuk penyakit[8]:

  • Sindrom iritasi usus

Modulator neuroenterika serotoninergik diberikan untuk penyakit[9]:

  • Sembelit idiopatik kronis
  • Sindrom iritasi usus

Cara Kerja Agen Gangguan Usus Fungsional

Agen Gangguan Usus Fungsional dapat di serap dengan baik melalui saluran gastrointestinal yang tersebar luas melalui plasenta dan sawar darah-otak dengan waktu proses 2-3 jam.

Sebagian juga dari obat ini di serap dengan tidak sempurna dengan metabolisme ekstensif di usus kecil. Obat ini juga di serap dengan baik melalui  selaput lendir, mata, dan melalui kulit utuh.

Metabolisme obat ini diihidrolisis di hati menjadi asam tropin dan tropik. Dengan metabolisme secara secara cepat dan juga ekstensif, obat ini bisa menjadi metabolik M3 aktif dan juga bisa menjadi metabolik lainnya.

Untuk metabolisme yang tidak sempurna yang ada pada hati prosesnya melalui hidrolisis enzimatik menjadi asam tropik, tropin, dan konjugat glukuronida.

Obat ini dikeluarkan melalui urin dan kotoran dengan kurun waktu 3-4 jam[20,21,22,23,24,25].

Contoh Obat Agen Gangguan Usus Fungsional

Obat Gangguan Usus Fungsional hadir dalam bentuk tablet, kapsul, larutan, dan injeksi.

Beberapa contoh obat Antikolinergik / antispasmodik[3]:

Beberapa contoh obat penggerak saluran klorida[4]:

Beberapa contoh obat Agonis guanylate cyclase-C[5]:

  • Linaclotide
  • Plecanatide

Beberapa contoh obat Penghambat NHE3[6]:

  • Tenapanor

Beberapa contoh obat Antagonis reseptor opioid perifer[7]:

  • Methylnaltrexone
  • Naldemedine
  • Naloxegol
  • Alvimopan

Beberapa contoh obat Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis[8]:

  • Eluxadoline

Beberapa contoh obat Modulator neuroenterika serotoninergik[9] :

Efek Samping Agen Gangguan Usus Fungsional

Penggunaan obat ini bisa menyebaban efek samping yang ringan sampai dengan serius. Beberapa obat ini memiliki efek samping mengantuk sehingga tidak di sarankan untuk anda yang sedang beraktivitas.

Beberapa efek samping umum dari Antikolinergik / antispasmodik[12,13,]:

  • Mulut kering
  • Retensi urin
  • Penglihatan kabur
  • Takikardia
  • Palpitasi
  • Midriasis
  • Peningkatan ketegangan mata
  • Kehilangan rasa
  • Sakit kepala
  • Gugup
  • Mengantuk
  • Lemah
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Insomnia
  • Mual
  • Muntah
  • Impotensi
  • Sembelit
  • Perasaan kembung
  • Sakit perut
  • Diare
  • Reaksi alergi atau keanehan obat
  • Urtikariadan manifestasi dermal lainnya
  • Ataksia
  • Gangguan bicara
  • Kebingungan mental dan / atau kegembiraan (terutama pada pasien geriatri)
  • Kehilangan memori jangka pendek
  • Halusinasi
  • Penurunan keringat,
  • Xerostomia
  • Penurunan keringat
  • Efek samping oftalmik yang merugikan (mis., Penglihatan kabur, midriasis, sikloplegia, peningkatan ketegangan mata).

Beberapa efek samping umum dari Aktivator saluran klorida[14]:

Beberapa efek samping umum dari Agonis guanylate cyclase-C[15]:

  • Diare
  • Perut kembung

Beberapa efek samping umum dari Penghambat NHE3[16]:

  • Diare
  • Perut kembung
  • Perut kembung
  • Pusing .

Beberapa efek samping umum dari Antagonis reseptor opioid perifer[17]:

  • Diare
  • Mual
  • sakit perut
  • sembelit.

Beberapa efek samping umum dari Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis[18]:

  • Sakit perut
  • Sembelit
  • Sakit perut bagian bawah
  • mual
  • sakit perut bagian atas
  • muntah.

Beberapa efek samping umum dari Modulator neuroenterika serotoninergik[19]:

  • Sembelit
  • Diare
  • Sakit perut

Obat ini bisa menyebabkan penglihatan kabur atau tidak jelas. Jadi, disarankan untuk tidak mengemudi atau beraktivitas di luar rumah. Jika anda memiliki beberapa penyakit seperti glaukoma, masalah buang air kecil, atau jenis penyakit bagian perut lainnya untuk tidak mengkonsumsi obat ini.

Karena memiliki efek mengurangi keringat dalam tubuh, disarankan untuk menghindari langsung dari sinar matahari atau dehidrasi pada saat berolahraga dan juga saat cuaca panas[12,13,14,15,16,17,18,19].

Dosis berbentuk kapsul, tablet, Larutan, Injeksi. Untuk tablet di minum dengan utuh.

1) Anonim. Drugs.com. Irritable Bowel Syndrome. 2020.
2) Anonim. Drugs.com. Functional bowel disorder agents. 2020.
3) Anonim. Drugs.com. Anticholinergics/antispasmodics. 2020.
4) Anonim. Drugs.com. Chloride channel activators. 2020.
5) Anonim. Drugs.com. Guanylate cyclase-C agonists. 2020.
6) Anonim. Drugs.com. NHE3 inhibitors. 2020.
7) Anonim. Drugs.com. Peripheral opioid receptor antagonists. 2020.
8) Anonim. Drugs,com. Peripheral opioid receptor mixed agonists/antagonists. 2020.
9) Anonim. Drugs,com. Serotoninergic neuroenteric modulators. 2020.
10) Mørk H, Hommel K, Uddman R, Edvinsson L, Jensen R. "Does nociceptin play a role in pain disorders in man?". 2002.
11) Scoto GM, Aricò G, Ronsisvalle S, Parenti C. "Blockade of the nociceptin/orphanin FQ/NOP receptor system in the rat ventrolateral periaqueductal gray potentiates DAMGO analgesi. 2007.
12) Anonim. Drugs.com. Propantheline. 2020.
13) Anonim. Drugs.com. Hyoscyamine. 2020.
14) Anonim. Drugs.com. Lubiprostone. 2020.
15) Anonim. Drugs.com. linaclotide. 2020.
16) Anonim. Drugs.com. Tenapanor. 2020.
17) Anonim. Drugs.com. Naldemedine. 2020.
18) Anonim. Drugs.com. Eluxadoline. 2020.
19) Anonim. Drugs.com. Tegaserod. 2020.
20) Anonim. Mims.com. Prucalopride. 2020.
21) Anonim. Mims,com. Beladonna. 2020.
22) Anonim. Mims.com. Lubiprostone. 2020.
23) Anonim. Mims.com. Hyoscyamine. 2020.
24) Anonim. Mims.com. Propantheline. 2020.
25) Anonim. Mims.com. Atropin. 2020.

Share