Penyakit & Kelainan

Amenorrhea – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Angelia Chandra
Amenorrhea adalah suatu keadaan dimana tidak terjadinya siklus menstruasi selain pada saat kehamilan. Terdapat dua jenis amenorrhea yaitu primer dan sekunder. Dikatakan amenorrhea primer apabila siklus

Apa Itu Amenorrhea?

Amenorrhea adalah suatu masalah kesehatan yang terjadi pada wanita, yakni ketika siklus menstruasi tidak terjadi [1,2,3,5,7,8,10].

Amenorrhea dapat terjadi dalam bentuk keterlambatan menstruasi pertama kali pada remaja perempuan yang sudah berusia 15 atau 16 tahun, maupun keterlambatan menstruasi pada wanita usia produktif selama 3-6 bulan lebih.

Tinjauan
Amenorrhea adalah suatu kondisi ketika siklus menstruasi berhenti atau tidak terjadi dalam beberapa waktu (hingga berbulan-bulan) pada wanita. Namun, keterlambatan menstruasi pertama pada remaja perempuan saat usia sudah menginjak 16 tahun juga dikenal dengan istilah amenorrhea.

Apa Itu Menstruasi?

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah darah yang keluar dari organ intim wanita akibat dinding rahim yang luruh setiap bulannya [4].

Siklus menstruasi adalah suatu proses alami dalam tubuh wanita di mana normalnya terjadi setiap 28 hari.

Bahkan ketika siklus yang dialami adalah antara 21-35 hari pun masih tergolong normal karena siklus menstruasi setiap wanita tidak selalu sama.

Rata-rata perempuan mengalami menstruasi adalah pada usia 12 tahun, meskipun ada pula yang lebih awal seperti pada usia 8 tahun dan ada pula yang agak terlambat yaitu pada usia 16 tahun.

Menstruasi akan berhenti pada wanita ketika menginjak usia 50 tahun ke atas yang disebut dengan menopause.

Namun bila menstruasi berhenti atau tidak dialami wanita pada usia produktif, hal ini disebut dengan istilah amenorrhea.

Perbedaan Antara Amenorrhea dan Menopause

Amenorrhea adalah masalah yang terjadi umumnya pada perempuan remaja dan dewasa muda ditandai dengan siklus menstruasi yang berhenti 3 bulan atau lebih namun tak sampai setahun lebih [6].

Amenorrhea dapat dipicu oleh beberapa faktor, yaitu olahraga berlebihan, penurunan berat badan cukup drastis, stres berat berkepanjangan hingga anoreksia.

Sementara itu, menopause adalah berhentinya siklus menstruasi pada perempuan yang umumnya menginjak usia antara 45-50 tahun ke atas [6,8].

Jika seorang perempuan tak mengalami menstruasi selama minimal 12 bulan, hal ini sudah tergolong menopause.

Meski demikian, memang ada kasus di mana perempuan di usia 20-an mengalami menopause prematur, hanya saja kasus ini sangat langka dan lebih disebabkan oleh penyakit autoimun.

Jenis Amenorrhea Menurut Penyebabnya

Amenorrhea menurut penyebabnya terklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan amenorrhea sekunder, kenali kedua jenis amenorrhea ini [1,2,8] :

Amenorrhea Primer

Amenorrhea primer adalah siklus menstruasi pertama kali yang terlambat dialami oleh remaja.

Amenorrhea primer adalah siklus menstruasi yang terjadi pertama kali pada perempuan yang usianya sudah di atas 16 tahun sehingga dianggap menstruasi yang terlambat.

Ini karena sebelumnya disebutkan bahwa menstruasi umumnya pertama kali dialami perempuan saat rata-rata menginjak usia 12 tahun atau ada pula yang mendapatkannya di usia 16 tahun.

Amenorrhea primer biasanya disebabkan oleh beberapa faktor ini :

  • Kelainan Genetik

Kelainan genetik atau kromosom dapat menjadi penyebab utama amenorrhea primer di mana fungsi ovarium berhenti secara normal.

Sindrom insensitivitas androgen adalah salah satu kelainan genetik yang dimaksud di mana kondisi ini ditandai dengan kadar testosteron yang lebih tinggi dalam tubuh perempuan.

Selain itu, sindrom Turner pun tergolong kelainan genetik yang menyebabkan keterlambatan menstruasi pertama pada perempuan.

Sindrom Turner adalah kondisi ketika sebagian kromosom X atau bahkan seluruhnya hilang sehingga menstruasi pertama terganggu atau tertunda cukup lama.

  • Gangguan Hipotalamus

Penyebab amenorrhea primer lainnya adalah masalah pada kelenjar hipofisis atau hipotalamus yang berada di otak.

Masalah ini menjadi penyebab hormon tidak seimbang dan akhirnya mengganggu menstruasi.

Faktor pemicu gangguan pada fungsi hipotalamus sendiri antara lain adalah olahraga yang berlebihan, gangguan makan, hingga stres fisik dan mental berlebihan.

Ketika fungsi normal hipotalamus bermasalah, hal ini berakibat pada menstruasi pertama pada wanita yang tertunda.

  • Organ Reproduksi yang Tidak Lengkap

Penyebab lain dari amenorrhea primer adalah organ reproduksi yang tak lengkap atau bisa jadi saluran reproduksi yang mengalami penyumbatan.

Pada kasus penyumbatan pada saluran reproduksi, darah menstruasi tak bisa keluar secara normal walaupun siklus menstruasi seorang perempuan sebenarnya normal.

Meski begitu, faktor-faktor ini sangat jarang menjadi penyebab keterlambatan menstruasi pertama perempuan.

Amenorrhea Sekunder

Amenorrhea sekunder adalah kondisi ketika seorang perempuan tidak mengalami menstruasi sama sekali dalam waktu 3 bulan atau bahkan lebih dari 6 bulan.

Pada kondisi ini, sebelum menstruasi berhenti selama beberapa bulan, siklus menstruasi terjadi secara normal.

Inilah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab umum amenorrhea sekunder :

  • Kehamilan dan menyusui
  • Kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker yang menghancurkan sel-sel penghasil estrogen serta telur pada ovarium.
  • Penggunaan pil kontrasepsi; siklus menstruasi dapat kembali normal ketika berhenti menggunakan pil kontrasepsi.
  • Obat hipertensi dan antidepresan yang mencegah proses ovulasi sehingga siklus menstruasi terhambat.
  • Jaringan parut pada lapisan dinding rahim menghambat luruhnya dinding rahim sehingga tak terjadi menstruasi.
  • Amenorrhea hipotalamik, yaitu saat hipotalamus (kelenjar pada otak) yang berfungsi sebagai pengatur gonodotropin-releasing hormone (GnRH) atau hormon yang menyebabkan siklus menstruasi normal menjadi terhambat atau berhenti berfungsi.
  • Tumor pituitari, yaitu adanya tumor yang tumbuh pada kelenjar pituitari di otak sehingga siklus reproduksi dan metabolisme tubuh terganggu sekalipun tumor ini bersifat non-kanker.
  • Masalah tiroid. Kelenjar tiroid adalah penghasil hormon tiroid yang berperan dalam masa pubertas dan siklus menstruasi seorang perempuan selain sebagai pengendali metabolisme. Jika tiroid bermasalah, entah itu hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) atau hipertiroid (kelebihan hormon tiroid, maka amenorrhea dapat terjadi sebagai efeknya.
  • Sindrom ovarium polikistik yaitu kondisi kesehatan wanita saat hormon androgen dalam tubuh terproduksi secara berlebihan sehingga menghambat proses ovulasi dan menyebabkan amenorrhea.
Tinjauan
Menurut penyebabnya, amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan sekunder. Penyebab amenorrhea primer meliputi kelainan genetik, masalah pada hipotalamus, atau tidak lengkapnya organ reproduksi (jarang terjadi). Sementara penyebab amenorrhea sekunder meliputi kondisi medis tertentu, kehamilan, gaya hidup tidak sehat, obat tertentu, atau efek prosedur medis tertentu.

Gejala Amenorrhea

Gejala utama amenorrhea adalah tidak terjadinya siklus menstruasi di mana pada kasus amenorrhea primer, gejala yang umumnya terjadi antara lain [1] :

  • Perempuan remaja baru menstruasi pertama kali saat usia sudah lebih dari 16 tahun.
  • Perkembangan payudara yang lambat.

Sementara itu, pada kondisi amenorrhea hipotalamik yang menjadi salah satu penyebab dari amenorrhea sekunder, ciri-cirinya antara lain adalah [2] :

  • Berat badan rendah
  • Membakar kalori secara berlebihan yang tidak diimbangi dengan asupan kalori yang cukup
  • Stres emosional
  • Asupan lemak maupun kalori sangat rendah

Berikut ini pun adalah beberapa gejala umum lainnya yang menandakan bahwa seorang wanita mengalami amenorrhea [3,7,8] :

  • Pertumbuhan rambut di wajah lebih banyak (ada kaitannya dengan kadar tinggi testosteron).
  • Sakit kepala
  • Kerontokan rambut
  • Timbul jerawat
  • Nyeri panggul
  • Berat badan turun atau justru naik secara drastis
Tinjauan
Gejala utama amenorrhea adalah tidak terjadinya menstruasi; keterlambatan menstruasi pertama pada remaja perempuan di atas usia 16 tahun atau menstruasi berhenti selama 3-6 bulan lebih. Namun, sakit kepala, perubahan berat badan, kerontokan rambut, hingga pertumbuhan rambut berlebih pada wajah dapat menjadi gejala yang menyertai.

Pemeriksaan Amenorrhea

Amenorrhea sebenarnya bukanlah suatu jenis penyakit, melainkan lebih merupakan sebuah gejala.

Ketika beberapa gejala yang mengarah pada amenorrhea terjadi, pemilik kondisi ini perlu memeriksakan diri agar dokter dapat mengetahui penyebabnya.

Metode pemeriksaan untuk kondisi amenorrhea primer dan sekunder pun berbeda.

Amenorrhea Primer

Pada remaja perempuan usia 16 tahun yang sama sekali belum mengalami menstruasi dan mengeluhkan tentang hal ini ke ahli medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lebih dulu.

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga biasanya ingin mengetahui tentang riwayat kesehatan keluarga pasien.

Baru setelah itu, dokter melanjutkan dengan serangkaian tes lain untuk mengukur kadar hormon tertentu seperti [1,3,7,8] :

  • Thyroid stimulating hormone
  • Luteinizing hormone
  • Follicle stimulating hormone

Amenorrhea Sekunder

Pada pemeriksaan amenorrhea sekunder atau berhentinya menstruasi pada usia wanita yang masih tergolong produktif selama beberapa bulan, beberapa pertanyaan ini kemungkinan akan diajukan oleh dokter [8] :

  • Apakah pasien aktif secara seksual.
  • Apakah ada kemungkinan pasien sedang hamil.
  • Usia berapa pasien mengalami menstruasi pertama kali.
  • Ketika siklus menstruasi sebelumnya lancar, berapa hari pasien mengalaminya.
  • Tingkat keteraturan siklus menstruasi pasien.
  • Apakah setiap menstruasi darah yang keluar sedikit atau banyak.
  • Olahraga apa yang biasanya dilakukan pasien secara rutin.
  • Apakah pasien mengalami penurunan ataupun kenaikan berat badan.

Setelah beberapa pertanyaan tersebut diajukan, biasanya dokter juga tetap akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti [1,3,7,8,9] :

  • Pemeriksaan fisik (pemeriksaan ini meliputi juga pemeriksaan panggul)
  • Tes hormon
  • Tes darah (pemeriksaan ini untuk memeriksa kadar hormon tiroid, pituitari, dan ovarium pasien).
  • Tes kehamilan
  • Histeroskopi (pemeriksaan dengan sebuah kamera ringan dan tipis untuk memeriksa bagian dalam rahim dengan memasukkannya melalui vagina dan leher rahim).
  • Tes pemindaian (CT scan, MRI scan, atau USG)
Tinjauan
Pemeriksaan amenorrhea primer meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan keluarga, dan tes hormon. Pemeriksaan amenorrhea sekunder pun cukup mirip dengan amenorrhea primer, namun tes-tes lanjutan seperti tes darah, tes pemindaian, histeroskopi, dan tes kehamilan kemungkinan diperlukan.

Penanganan Amenorrhea

Penanganan untuk amenorrhea juga disesuaikan dengan jenis amenorrhea menurut penyebabnya.

Amenorrhea Primer

Pada amenorrhea primer, jika ibu dari seorang remaja perempuan yang mengalami amenorrhea primer dulu pernah mengalami keterlambatan menstruasi, maka hal ini bisa saja menjadi kondisi yang diturunkan.

Menunggu sampai menstruasi terjadi secara alami adalah yang paling umum dilakukan [8].

Namun tergantung pula dari usia remaja perempuan dan tes fungsi ovarium, bila diperlukan dokter akan memberikan penanganan medis.

Langkah operasi kemungkinan direkomendasikan oleh dokter bila terjadi masalah fisik atau kelainan genetik pada organ reproduksi pasien [2,8,9].

Hanya saja, langkah operasi pun bukanlah jaminan untuk menormalkan siklus menstruasi pasien setelahnya.

Amenorrhea Sekunder

Tergantung dari faktor apa yang menyebabkan amenorrhea sekunder, pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya.

  • Konseling : Amenorrhea sekunder kerap kali disebabkan oleh stres berkepanjangan baik fisik maupn emosional, konseling dengan psikiater atau ahli psikologi dapat menolong [7,8].
  • Terapi Hormon Pengganti : Untuk kondisi kegagalan ovarium prematur, terapi hormon estrogen dapat diandalkan untuk mengembalikan siklus normal menstruasi [1,2,7,8].
  • Obat-obatan : Bagi penderita sindrom polikistik ovarium / PCOS, obat-obatan khusus untuk membantu proses ovulasi kemungkinan diresepkan oleh dokter, seperti clomiphene citrate [2].
  • Kontrasepsi Oral : Untuk membantu siklus menstruasi kembali berjalan lancar, ada kontrasepsi oral tertentu yang dokter mungkin resepkan dan sarankan, namun hindari penggunaan tanpa konsultasi ataupun resep dari dokter [2].
  • Obat Tiroid : Untuk penderita gangguan tiroid seperti hipotiroid, resep thyroxine berpotensi diberikan oleh dokter, yaitu penambah hormon tiroid [8].
  • Diet Penurunan Berat Badan : Untuk penderita sindrom polikistik ovarium/PCOS dan juga yang mengalami obesitas, dokter akan menyarankan untuk diet sehat demi menurunkan berat badan [2,8].
  • Diet Penambahan Berat Badan : Bagi penderita anoreksia atau gangguan makan lainnya yang menjadi penyebab amenorrhea sekunder, ahli gizi bersama psikologi biasanya akan membantu diet khusus untuk meningkatkan berat badan pasien [8].
  • Pola Hidup Seimbang : Amenorrhea sekunder yang disebabkan oleh aktivitas olahraga berlebihan tanpa diimbangi asupan makan yang setara perlu ditangani dengan mengubah pola hidup menjadi lebih seimbang [7,8].
  • Operasi : Prosedur operasi sangat jarang digunakan untuk mengobati amenorrhea, namun akan direkomendasikan oleh dokter bila terdapat tumor pada pituitari yang tak bisa ditangani dengan obat-obatan. Prosedur operasi juga dianjurkan oleh dokter untuk mengangkat jaringan parut pada organ reproduksi pasien yang menghambat siklus menstruasi [1,2,9].
Tinjauan
Penanganan amenorrhea primer tergantung dari penyebabnya, jika berhubungan dengan keberadaan gangguan organ reproduksi, operasi adalah opsi penanganan terbaik. Untuk amenorrhea sekunder, perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan terapi hormon adalah penanganan paling umum, sedangkan operasi sangat jarang.

Komplikasi Amenorrhea

Amenorrhea yang tidak ditangani dengan segera dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti :

  • Osteoporosis : Risiko osteoporosis sangat tinggi bila kadar estrogen rendah menjadi penyebab utama amenorrhea terjadi [1,8,9].
  • Infertilitas/Ketidaksuburan : Ketika amenorrhea terjadi berkepanjangan, maka hal ini menandakan proses ovulasi tidak terjadi dan menurunkan tingkat kesuburan. Sebagai akibatnya, seorang wanita akan jadi sulit hamil karena lama tidak menstruasi [1,9].

Pencegahan Amenorrhea

Amenorrhea dapat dicegah secara alami melalui pola hidup yang sehat dan seimbang seperti [3,5] :

  • Tidak berolahraga secara berlebihan
  • Menjaga berat badan tetap pada angka yang sehat
  • Berdiet sehat, termasuk menjaga asupan kalori dan lemak tetap cukup
  • Melakukan pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin untuk mengontrol kondisi kesehatan organ reproduksi
Tinjauan
Baik amenorrhea primer maupun amenorrhea sekunder dapat dicegah melalui gaya hidup sehat dan seimbang. Pola diet dan pemeriksaan kesehatan rutin (tes panggul dan pap smear) adalah yang paling dianjurkan.

1) Melissa Conrad Stöppler, MD & Charles Patrick Davis, MD, PhD. MedicineNet. Amenorrhea.
2) Anonim. 2017. Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Amenorrhea.
3) Familydoctor.org editorial staff. 2017. Familydoctor.org from the American Academy of Family Physicians. Amenorrhea.
4) Cleveland Clinic medical professional. 2019. Cleveland Clinic. Normal Menstruation.
5) Cleveland Clinic medical professional. 2014. Cleveland Clinic. Amenorrhea.
6) Dr. Joann Manson, MD, MPH, PhD. 2009. Everyday Health. Premature Menopause or Amenorrhea?
7) Lindsey Konkel & Robert Jasmer, MD. 2016. What Is Amenorrhea?
8) Yvette Brazier & Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. 2018. Medical News Today. What is amenorrhea?
9) Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic. Amenorrhea.
10) Rosemary Black. 2019. Psycom - Remedy Health Media. Amenorrhea: What It Is and What You Need to Do if You Have It.

Share