Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Apomorphine merupakan dopamine agonist yang berperan memperbaiki fungsi motorik dan mengurangi periode “off” (periode dimana efek obat levodopa menurun) pada pasien parkinson, seperti kejang, otot
Apomorphine merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi gejala penyakit parkinson yang disebut “off” [1, 2, 3, 4, 5,7,8]. Apomorphine juga digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi [4,5,6].
Daftar isi
Apomorphine merupakan dopamine agonist yang berperan memperbaiki fungsi motorik dan mengurangi periode “off” pada pasien parkinson, seperti kejang, otot kaku, gerakan yang lambat dan ketidakseimbangan. [4, 5, 7, 8]
Berikut ini merupakan info mengenai Apomorphine:[1]
Indikasi | Refraktori fluktuasi motorik pada penyakit Parkinson |
Kategori | Obat Khusus |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Alkaloid dan Dopamine agonist |
Bentuk | Tablet, injeksi, infus |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Gangguan hati berat atau penyakit hati aktif (IV). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Apomorphine: → Pasien yang sering mual dan muntah-muntah → Pasien dengan penyakit paru-paru, kardiovaskuler, penyakit endokrin (hormonal) → Pasien dengan riwayat hipotensi ortostatik → Pasien dengan kelainan ginjal dan hati → Pasien berusia lanjut → Pasien yang sedang mengandung dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Parenteral/Subkutan Kategori C: Studi pada hewan menunjukkan efek yang merugikan pada janin. Tidak ada studi terkendali pada manusia atau studi pada manusia dan binatang belum tersedia. Obat sebaiknya diberikan jika manfaat potensialnya lebih besar daripada resiko terhadap janin. |
Berikut ini beberapa kegunaan Apomorphine:
Apomorphine digunakan untuk mengurangi periode “Off” pada penyakit parkinson [1, 2, 3, 4, 5]. Penyakit parkinson merupakan kelainan degeneratif sistem saraf pusat [10].
Gejala penyakit parkinson meliputi gangguan motorik seperti gemetar, kaku, gerak melambat dan kesulitan berjalan. Pada tahap yang lebih lanjut, dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, demensia, dan depresi [11].
Pasien penyakit parkinson mendapat perawatan dengan obat anti-Parkinson, misalnya levodopa, untuk menekan gejala. Obat anti-parkinson mengalami penurunan efek setelah penggunaan dalam kurun waktu tertentu, menimbulkan periode “off”. [7, 8]
Disfungsi ereksi yaitu suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat menjaga ereksi penis selama intercourse. Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh adanya masalah kesehatan lain ataupun faktor psikologis [12]
Apomorphine digunakan untuk terapi pada alkoholisme (ketergantungan alkohol) dan ketergantungan obat psikotropika. [13, 14]
Penggunaan Apomorphine hanya untuk orang dewasa. Berikut ini penjelasan dosisnya:[1,6]
Injeksi Subkutan → Pada tanda/gejala pertama periode “off” : 1 mg, jika tidak menunjukkan respon setelah 30 menit ditambah 2 mg. → Interval Dosis Minimum: 40 menit (sampai diperoleh respon yang memuaskan). → Dosis pemberian umum: 3-30 mg per hari (pemberian bertahap). → Pasien yang membutuhkan >10 injeksi/hari: awalnya: 1 mg/jam dengan infus, ditingkatkan setiap 4 jam (maksimal 500mcg/jam). rasio umum : 1-4 mg/jam (15-60 mcg/kg/jam). Hanya diberikan selama waktu bangun dan penggantian alat infus setiap 12 jam. Injeksi berselang dapat digunakan sebagai tambahan infus. → Dosis Maksimal: 100mg/hari dan 10 mg/dosis. |
Oral/Diminum: Tablet Sublingual → Penggunaan: tablet diletakkan di bawah ludah sampai melarut. Untuk Dewasa: 1 tablet 20 menit sebelum aktivitas seksual, dianjurkan dengan dosis awal 2 mg. → Interval Dosis Minimun: 8 jam Disarankan minum sedikit air sebelum mengonsumsi tablet Apomorphine. |
Efek samping yang umum terjadi: [2, 3]
Segera hubungi dokter bila mengalami efek samping yang lebih serius, meliputi:
Berikut beberapa efek samping yang sangat serius dan perlu mendapatkan pertolongan langsung:
Gejala Overdosis (segera bawa ke UGD):
Info Efek Apomorphine untuk Tenaga Medis [2]:
Untuk memahami lebih detail mengenai apomorphine, berikut informasi tentang penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan dan overdosis [1, 2]:
Penyimpanan | Injeksi: → Simpan pada suhu 25°C (15-30°C). → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. Tablet: → Simpan pada suhu 25°C |
Cara Kerja | → Deskripsi: Apomorphine merupakan suatu agonis reseptor dopamine D1 dan D2 yang kuat dan bersifat nonergot-derivative. Obat ini menstimulasi post-sinapsis pada reseptor dopamine D2 di dalam caudate-putamen otak. Onset: 10-20 menit Durasi: sekitar 60 menit → Farmakokinetik Penyerapan:diserap tubuh dengan baik, waktu konsentrasi plasma untuk memuncak sekitar 10-60 menit Distribusi: Didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Konsentrasi cairan serebrospinal maksimal besarnya <10% konsentrasi plasma saat memuncak. Volume distribusi: 218 L. Pengikatan protein plama: sekitar 90% (terutama albumin) Metabolisme: melalui konjugasi dengan asam glucoronat atau sulfat pada metabolit utama apomorphine sulfate dan demetilasi untuk membentuk norapomorphine Ekskresi: melalui urin (93%) sebagai metabolit dan feses (16%). Waktu paruh eliminasi: 40 menit |
Interaksi dengan obat lain | → Dapat menyebabkan efek hipotensif dari antihipertensif atau organic nitrat → Obat antipsikotik dan jenis lain yang bekerja sebagai inhibitor Dopamine sistem saraf pusat dapat bereaksi antagonis terhadap efek Apomorphine → Meningkatkan perpanjangan interval QT jika bereaksi dengan obat yang diketahui dapat memperpanjang interval QT (missal: TCA, agen antipsikotik) → Meningkatkan efek dari obat memantine dan entacapone |
Interaksi dengan makanan | → Meningkatkan efek hipotensif akibat konsumsi alkohol |
Overdosis | ⇔ Gejala: Muntah secara terus menerus, depresi, bradycardia, hipotensi, dan koma, dapat menyebabkan kematian ⇔ Cara Mengatasi: muntah berlebihal dapat ditangani dengan pemberian domperidone. Untuk gangguan saraf pusat,depresi dan semacamnya dapat diberikan antagonis opiod (contohnya naloxone). Hipotensi dapat ditangani dengan perawatan yang sesuai (misalnya menaikkan kaki dari tempat tidur). Untuk menangani bradycardia dapat digunakan atropine |
Apa itu periode “Off”?
Pasien penyakit Parkinson biasanya menerima pengobatan oral yang mengandung levodopa. Pengobatan ini bekerja dengan baik pada awalnya, namun lama-kelamaan pasien sering mengalami penurunan kerja obat levodopa yang mengakibatkan gejala penyakit Parkinson memburuk. Waktu ketika efek obat levodopa menurun ini disebut periode “off” [7]
Bagaimana cara penggunaan Apomorphine?
Cara penggunaan yang dianjurkan adalah dengan injeksi subkutan (di bawah kulit). Ikuti petunjuk dan arahan yang diberikan dokter [1,2,3]
Apa yang terjadi jika melewatkan satu dosis?
Gunakan Apomorphine sesegera mungkin, namun jika sudah hampir waktu untuk dosis selanjutnya, lewatkan dosis yang terlambat tadi. Jangan menggunakan dua dosis sekaligus [2].
Apa saja yang harus dihindari ketika menggunakan Apomorphine?
Apomorphine menyebabkan kantuk dan pengguna bisa tidur tiba-tiba saat beraktivitas. Hindari berkendara atau pengoperasian alat elektronik setelah menggunakan Apomorphine [2].
Berapa cepat Apomorphine berkerja?
Apomorphine dapat menghentikan periode “off”dengan segera. Obat ini bekerja sekitar 10-20 menit setelah injeksi. Efeknya dapat bertahan selama 60-90 menit [15].
Berikut ini beberapa merek obat dengan kandungan Apomorphine yanga da di pasaran: [2,5,6]
Brand Merek Dagang |
Apokyn |
APO-Go |
Uprima |
Spontane |
Ixense |
1. Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Apomorphine.
2. Cerner Multum. Diakses 2020. Drugs com. Apomorphine.
3. Anonim. Diakses 2020. WebMD. Apomorphine Cartridge.
4. Anonim. Diakses 2020. PubChem, National Center for Biotechnology Information, National Library of Medicine. Apomorphine.
5. Anonim. Diakses 2020. Drugbank. Apomorphine.
6. Anonim. Diakses 2020. Pusat Informasi Obat Nasional, Badan Pengawas Obat dan makanan RI. Apomorfin Hidroklorida.
7. Federico Carbone, Atbin Djamshidian, Klaus Seppi, & Werner Poewe. 2019. CNS Drugs volume 33, pages 905–918 (2019). Apomorphine for Parkinson’s Disease: Efficacy and Safety of Current and New Formulations.
8. Stuart Isaacson, MD, Mark Lew, MD, William Ondo, MD, Jean Hubble, MD, Thomas Cinch, BS, and Fernando Pagan, MD. 2017. Movement Disorders Clinical Practice 2017Jan-Feb; 4 (1):78-83. Apomorphine Subcutaneous Injection for the Management of Morning Akinesia in Parkinson’s Disease.
9. Nestor Galvez-Jimenez. 2013. CRC Press. Scientific Basis for the Treatment of Parkinson's Disease.
10. Lorraine V Kalia, MD and Dr. Anthony E Lang, MD. 2015. The Lancet Volume 386, ISSUE 9996, P896-912, August 29, 2015. Parkinson’s Disease.
11. Sveinbjornsdottir S. 2016. Journal of Neurochemistry, 139 Suppl 1: 318–324. The clinical symptoms of Parkinson's disease.
12. Chowdhury SH, et al. 2017. Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business. Essentials for the Canadian Medical Licensing Exam: Review and Prep for MCCQE Part I.
13. Hanswilhelm Beil and Alf Trojan. Diakses 2020. British Journal of Addiction to Alcohol & Other Drugs Volume 72, Issue 2. The Use of Apomorphine in the Treatment of Alcoholism and other Addictions: Results of a General Practitioner.
14. Manon Auffret, Sophie Drapier & Marc Vérin. 2018. Drugs in R&D volume 18, pages 91–107 (2018). The Many Faces of Apomorphine: Lessons from the Past and Challenges for the Future.
15. Anonim. 2020. apokyn.com. About Apokyn.