Penyakit & Kelainan

Asma : Jenis – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Vina Yolanda Ikhwin Putri, MD
Asma adalah penyakit kronik dimana terjadi penyempitan dan pembengkakan saluran nafas disertai dengan produksi lendir/mukus lebih banyak pada saluran pernafasan. Asma termasuk ke dalam penyakit yang tidak

Apa Itu Asma?

Asma merupakan jenis penyakit pernafasan kronis atau jangka panjang yang membuat penderitanya kesulitan bernafas [1,2,3,4,5,6,7,8].

Penderita asma pun seringkali mengalami batuk, nyeri di dada, dan mengi yang menyertai sesak nafas di mana hal ini terjadi secara berulang.

Asma adalah jenis kondisi yang dapat dialami siapapun tanpa memandang usia, sebab anak hingga lansia berpotensi memiliki penyakit ini.

Jenis-jenis Asma

Asma terdiri dari beberapa jenis kondisi yang perlu dikenali dengan baik agar mampu mengatasinya sesuai jenis dan penyebabnya [4,5].

Asma Olahraga

Beberapa orang mengalami gejala asma ketika melakukan olahraga.

Pada kasus ini, kondisi gejala asma akan menjadi jauh lebih buruk saat usai melakukan olahraga.

Maka supaya lebih aman pemilik riwayat asma sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai olahraga yang aman dan tak mudah memicu serangan asma.

Asma Musiman

Kondisi asma jenis ini sesuai dengan namanya, yaitu hanya terjadi pada penderitanya pada musim tertentu saja.

Pada musim dingin atau musim tanaman berbunga, asma sangat mudah terjadi karena terutama produksi serbuk sari yang mengalami peningkatan.

Asma Dewasa

Jenis asma ini memiliki kondisi yang sama seperti asma umumnya, hanya saja gejala asma terjadi pada orang dewasa.

Asma dewasa adalah suatu kondisi yang dipicu oleh faktor pekerjaan serta terkait dengan alergi musiman.

Asma Anak

Asma anak pun memiliki kondisi dengan gejala yang sama seperti pada umumnya, hanya saja alergi tertentu membuat anak lebih rentan mengalaminya, apalagi jika imun lemah.

Alergi protein hewani dan jamur adalah dua contoh pemicu serangan asma pada anak.

Asma Alergi

Asma jenis ini adalah yang paling banyak diderita di mana faktor tertentu menjadi alergennya.

Makanan, debu, asap, udara dingin, serbuk sari, dan zat kimia tertentu dapat menjadi penyebab asma alergi.

Asma alergi sendiri merupakan kondisi timbulnya gejala asma sebagai reaksi alergi terhadap faktor tertentu.

Biasanya, anak-anak adalah penderita jenis asma satu ini.

Asma Non-Alergi

Selain asma alergi, terdapat pula asma non-alergi di mana asma terjadi bukan karena reaksi alergi dan tubuh penderita tidak mengalami alergi terhadap suatu hal.

Jenis asma non-alergi umumnya diderita oleh orang-orang usia paruh baya dan berisiko tinggi terjadi pada penderita infeksi saluran pernafasan atas dan bawah.

Asma jenis ini menimbulkan gejala atau serangan setiap penderitanya mengalami kecemasan berlebih dan stres.

Iritasi, asap, virus, udara kering dan dingin, kurang olahraga maupun olahraga berlebihan dapat pula menjadi faktor dibalik terjadinya asma jenis ini.

Asma Nocturnal

Kondisi asma jenis ini umumnya membuat tidur penderitanya terganggu saat kambuh.

Batuk kering yang berulang dan berkepanjangan dapat menjadi pemicu penderita terjaga di tengah malam sampai terkadang mengalami gangguan tidur.

Biasanya, hal ini ditandai dengan rasa sesak di dada sewaktu sedang tidur sehingga membuat penderita terbangun.

Selain itu, batuk kering turut menyertai yang berakibat pada tubuh lesu dan lemas pada hari berikutnya karena batuk dan tak bisa tidur.

Asma Akibat Pekerjaan

Asma jenis ini adalah asma yang terjadi karena lingkungan pekerjaan kurang mendukung.

Pekerja konstruksi yang terpapar polusi dan debu atau misalnya pekerja yang berkaitan dengan tanaman dapat berpotensi mengalami jenis asma ini.

Gejala sebenarnya tak jauh berbeda dari keluhan asma umumnya, yaitu batuk, sesak nafas dan juga mengi.

Asma Berat

Hanya sedikit penderita asma yang mengalami jenis asma berat, namun jenis asma ini biasanya adalah hasil diagnosa dari dokter ahli pernafasan dan tak dapat didiagnosa secara mandii.

Tanda bahwa seseorang mengalami asma berat biasanya adalah setahun dapat mengalami dua kali serangan asma atau bahkan lebih.

Walau sudah menggunakan obat steroid inhalasi dengan dosis tinggi, gejala akan terus berulang terjadi.

Bahkan bronkodilator dan tablet pencegah asma pun tidak efektif ketika seseorang mengalami asma berat.

Bila pemakaian inhaler sebagai pereda gejala sampai lebih dari 3 kali dalam seminggu, maka ini juga menjadi tanda asma berat.

Asma Masa Kecil / Childhood Asthma

Childhood asthma atau asma masa kanak-kanak/masa kecil merupakan kondisi asma yang dialami sewaktu usia anak-anak.

Hanya saja, penyakit asma ini akan hilang dengan sendirinya secara total saat anak tumbuh semakin dewasa.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa asma dapat kembali menyerang yang bahkan dengan kondisi lebih buruk di masa mendatang.

Faktor Risiko Asma

Setelah mengenali berbagai jenis asma, penting untuk memahami apa saja iritan yang memicu reaksi alergi sehingga gejala asma mudah terpicu.

Berikut ini kemungkinan pemicu asma yang perlu diwaspadai dan dikenali dengan baik [1,2,3,4,5,6,7] :

  • Penyakit asam lambung; asam lambung yang naik hingga ke kerongkongan sangat mudah memicu asma.
  • Perokok pasif yang sangat sering terpapar dan menghirup asap rokok.
  • Sulfit dan pengawet pada beberapa jenis minuman serta makanan seperti pada wine, bir, kentang olahan, buah-buahan kering serta udang.
  • Perokok aktif.
  • Stres dan kecemasan berlebih.
  • Udara dingin.
  • Aktivitas fisik yang berat seperti olahraga.
  • Infeksi pernafasan, seperti flu.
  • Obesitas
  • Paparan zat kimia tertentu, termasuk juga aroma minyak wangi tertentu.
  • Merupakan penderita dermatitis atopik.
  • Hewan peliharaan, polusi debu, spora jamur, serbuk sari dari tanaman, dan kotoran serangga.
  • Anggota keluarga memiliki penyakit asma.

Gejala Asma

Gejala asma pada umumnya kurang lebih adalah sama, walaupun jenisnya berbeda-beda.

Gejala yang dimiliki antar penderita asma pun berpotensi tidak sama, hanya saja umumnya keluhan-keluhan berikutlah yang sering timbul [1,3,4,5,7] :

  • Sesak nafas yang seringkali diikuti mengi.
  • Batuk kering yang biasanya akan jauh lebih buruk kondisinya saat terjadi infeksi saluran pernafasan oleh virus, seperti terkena flu.
  • Gangguan tidur karena batuk dan sesak nafas yang terus-menerus.
  • Nyeri pada dada.
  • Rasa kencang dan tertekan di area dada.
  • Pada anak, setiap mengambil nafas akan disertai mengi.

Bila beberapa keluhan berikut terjadi, maka hal ini menandakan bahwa penyakit asma sudah sangat memburuk.

  • Frekuensi gejala asma semakin sering dan mengganggu aktivitas sehari-hari serta menghambat waktu istirahat.
  • Penggunaan inhaler semakin sering.
  • Kesulitan bernafas menjadi semakin parah.

Kapan sebaiknya ke dokter?

Bila sesak nafas dan mengi semakin buruk yang bahkan terjadi di saat melakukan aktivitas fisik yang minimal, segera pertimbangkan untuk segera ke dokter.

Ditambah jika inhaler tak dapat lagi membantu meredakan gejala, hal ini menjadi tanda bahwa kondisi asma membutuhkan pertolongan medis.

Bagi penderita asma, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan diskusikan dengan dokter mengenai evaluasi kondisi secara berkala.

Pemeriksaan dan evaluasi gejala asma berkala akan membantu agar gejala asma tidak semakin buruk.

Pemeriksaan Asma

Dalam mendiagnosa, mengonfirmasi kondisi pasien, menentukan tingkat keparahan asma, dan menentukan pengobatan yang sesuai, beberapa metode pemeriksaan ini adalah yang paling utama dokter terapkan [1,2,3,6,7],.

  • Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik pasien meliputi kondisi bagian dalam hidung, pembengkakan saluran nafas, hidung berair, tanda gatal pada kulit dan keberadaan eksim.
  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan : Dokter akan menanyakan riwayat gejala pasien dan riwayat medis keluarga pasien.
  • Tes Spirometri : Tes ini adalah tes fungsi paru di mana dokter akan meminta pasien bernafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara paksa ke tabung yang telah disediakan (spirometer). Kecepatan proses mengambil dan mengeluarkan nafas akan ditentukan oleh dokter, begitu juga seberapa banyak udara yang seharusnya diambil.
  • Tes Pemindaian : Dokter kemungkinan akan melanjutkan dengan tes pemindaian seperti CT scan dan sinar-X atau rontgen supaya dapat mengeliminasi kemungkinan penyakit lain, terutama bronkitis dan sinusitis.
  • Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak atau Peak Flow : Dokter biasanya menggunakan peak flow meter (PFM untuk mengukur kecepatan udara dari paru-paru. Penggunaan alat ini di rumah sangat berguna agar pasien dapat mencatat perkembangan gejala.
  • Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak atau Peak Flow : Dokter biasanya menggunakan peak flow meter (PFM untuk mengukur kecepatan udara dari paru-paru. Penggunaan alat ini di rumah sangat berguna agar pasien dapat mencatat perkembangan gejala.
  • Tes Provokasi Bronkus : Dokter perlu memastikan kondisi reaksi saluran nafas pasien bila dihadapkan pada alergen atau pemicu asma lainnya.
  • Tes Skin Prick : Tes ini adalah tes untuk memeriksa dan memastikan apakah alergi merupakan penyebab timbulnya gejala asma pasien.

Pengobatan Asma

Sebelum memberikan penanganan, dokter akan mempertimbangkan banyak hal, seperti pemicu asma, gejala apa saja yang terjadi, usia pasien dan ada tidaknya kondisi medis lain.

Tergantung kondisi menyeluruh pasien, berikut ini pengobatan asma pada umumnya [1,2,3,6,7].

1. Termoplasti Bronkial

Pada kasus asma yang sudah sangat parah dan obat-obatan tak mampu meredakan gejala, tindakan termoplasti bronkial akan dokter rekomendasikan.

Prosedur perawatan ini bertujuan utama melegakan saluran pernafasan dengan menyingkirkan otot-otot pada area saluran nafas yang menjadi penghambat.

Walau manfaat dan dampak negatif jangka panjang dari pengobatan metode ini belum diketahui, terbukti bahwa prosedur ini mampu mencegah serangan asma.

Bahkan penderita asma yang sudah parah dapat memiliki kualitas hidup lebih baik usai menempuh termoplasti bronkial.

2. Pengobatan Alergi

Bila gejala asma disebabkan oleh kondisi alergi, maka pemberian obat berupa benralizumab, dupilumab, mepolizumab, omalizumab, dan reslizumab dilakukan oleh dokter.

Selain itu, imunoterapi atau suntik alergi adalah cara dokter dalam mengurangi reaksi sistem imun terhadap beberapa faktor yang memicu alergi.

Imunoterapi adalah jenis perawatan yang biasanya hanya perlu pasien dapat seminggu sekali selama beberapa bulan lalu berpotensi lanjut sebulan sekali selama 3-5 tahun.

3. Pengendali Asma Jangka Panjang

Beberapa jenis obat berikut diresepkan oleh dokter sebagai pengontrol gejala asma dalam jangka panjang yang umumnya harus dikonsumsi setiap hari.

  • Theophylline : Obat dalam bentuk pil ini akan merilekskan otot-otot di sekitar saluran nafas pasien sehingga pernafasan dapat kembali lancar dan normal.
  • Leukotrien : Obat minum ini berfungsi utama meredakan gejala-gejala asma dan obat ini meliputi zileuton, zafirlukast, dan montelukast.
  • Kortikosteroid Inhaler : Dalam beberapa hari hingga minggu pasien perlu mengggunakan obat dengan efek samping minimal ini. Obat golongan ini meliputi fluticasone furoate, mometasone, budesonide, fluticasone propionate, beclomethasone, dan ciclesonide.
  • Inhaler Kombinasi : Inhaler kombinasi yang diperlukan, yaitu meliputi fluticasone furoate-vilanterol, formoterol-mometasone, budesonide-formoterol, dan fluticasone-salmeterol yang harus digunakan sesuai resep dokter.

4. Obat Pereda Cepat

Untuk serangan asma yang timbul mendadak, pertolongan darurat dan cepat adalah yang paling diperlukan oleh pasien.

Beberapa pengobatan berikut adalah yang biasanya digunakan, bahkan termasuk sebelum pasien melakukan olahraga.

  • Kortikosteroid Intravena dan Oral : Methylprednisolone dan prednisone adalah jenis obat yang diberikan khususnya bagi para penderita asma berat dengan mengatasi peradangan di saluran nafas. Namun obat ini bukan untuk jangka panjang karena berefek samping berbahaya.
  • Anticholinergic Agents : Untuk melegakan pernafasan dan memudahkan pasien bernafas, pemberian tiotropium dan ipratropium ini dapat merilekskan area saluran nafas. Penderita asma dengan bronkitis kronik dan emfisema dapat menggunakannya juga.
  • Short-acting Beta Agonist : Inhaler atau bronkodilator dalam bentuk levalbuterol dan albuterol ini dapat meredakan gejala dengan cepat ketika serangan asma datang.

5. Pengobatan Lainnya

Terdapat beberapa metode perawatan lain untuk penderita asma yang dapat diterapkan, seperti [ :

Komplikasi Asma

Gejala asma yang tidak segera memperoleh penanganan tepat sangat mampu menimbulkan risiko komplikasi, seperti [3,6,7] :

  • Rawat inap karena mengalami serangan asma berat.
  • Gangguan tidur berkepanjangan.
  • Terhambatnya aktivitas sehari-hari.
  • Tabung bronkial (tabung pembawa udara dari dan menuju paru-paru) mengalami penyempitan permanen sehingga mengakibatkan kesulitan bernafas jangka panjang.
  • Gangguan psikologis, meliputi stres dan cemas.
  • Pneumonia
  • Pada anak, penyakit asma dapat menghambat tumbuh kembangnya (mengalami keterlambatan).
  • Kematian

Pencegahan Asma

Untuk mencegah kambuhnya gejala asma, beberapa langkah berikut penting untuk dilakukan [8] :

  • Kenali faktor-faktor yang mampu memicu gejala asma, apakah saat membersihkan rumah, berolahraga, kecapekan, terkena infeksi, atau terpapar asap dan polusi.
  • Bila memiliki obat yang diresepkan oleh dokter, minumlah secara rutin.
  • Kenali dan sadari gejala awal yang terjadi, seperti tubuh mudah kelelahan, batuk kering, serta rasa sesak dan nyeri di dada sehingga dapat diatasi sejak dini.
  • Pahami apa yang seharusnya dilakukan saat serangan asma  terjadi, bila perlu hal ini dapat dikonsultasikan dengan dokter.

1) Muhammad F. Hashmi; Maryam Tariq; & Mary E. Cataletto. 2020. National Center for Biotechnology Information. Asthma.
2) Jaclyn Quirt, Kyla J. Hildebrand, Jorge Mazza, Francisco Noya, & Harold Kim. 2018. Allergy, Ashtma & Clinical Immunology. Asthma.
3) Makoto Kudo, Yoshiaki Ishigatsubo, & Ichiro Aoki. 2013. PubMed Central US National Library of Medicine National Institutes of Health. Pathology of asthma.
4) Fritz Horak, Daniel Doberer, MSc MD, Ernst Eber, Elisabeth Horak, Wolfgang Pohl, Josef Riedler, Zsolt Szépfalusi, Felix Wantke, Angela Zacharasiewicz, & Michael Studnicka. 2016. PubMed Central US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diagnosis and management of asthma – Statement on the 2015 GINA Guidelines.
5) Anonim. 2019. Asthma UK. Types of asthma.
6) Anonim. American College of Allergy, Asthma & Immunology. Types of Asthma.
7) Anonim. 2018. National Health Service. Overview-Asthma.
8) Anonim. 2015. Asthma and Allergy Foundation of America. Preventing Asthma Episodes and Controlling Your Asthma.

Share