Budesonide: Manfaat, Dosis, dan Efek samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Fithriani Salma
Budesonide adalah obat kelas kortikosteroid, dengan aktivitas glukokortikoid yang poten. Obat ini mengatur kecepatan sintesis protein, menghambat migrasi sel-sel imun tertentu yang menyebabkan peradangan,... mengatur permeabilitas pembuluh kapiler dan stabilitas lisosom, sehingga mencegah dan mengatasi peradangan. Indikasi obat ini dapat digunakan untuk berbagai penyakit peradangan pada tubuh. Mulai dari macam-macam penyakit kolitis/peradangan usus (seperti Crohn’s Disease, kolitis collagenous, mikroskopik kolitis, atau kolitis ulseratif), penyakit hepatitis autoimun, eosinofilik esophagitis, inhalasi asma, rhinitis alergi, polip nasal, dan lain-lain. Budesonide tersedia dalam bentuk tablet, inhalasi, nebulizer, atau semprot hidung. Pada umumnya, obat ini dikonsumsi pada pagi hari, namun harus sesuai dengan resep dan petunjuk dokter. Selama pengobatan dengan Budesonide, hindari konsumsi buah atau jus anggur. Read more

Budesonide adalah obat generik yang digunakan untuk mengobati masalah kesehatan yang disebabkan oleh peradangan dalam tubuh dan menyerang imun tubuh[1,2].

Obat ini digunakan untuk masalah pernapasan seperti asma, atau masalah gangguan pada usus seperti kolitis ulseratif[1,2].

Apa itu Budesonide?

Berikut ini adalah penjelasan awal dari Budesonide dimulai dari indikasi hingga peringatan dalam penggunaan obat ini[1,2,3].

IndikasiAsma, masalah pernapasan akibat alergi, gangguan usus, dan hepatitis autoimun
KategoriResep dokter
KonsumsiAnak-anak dan dewasa
KelasHormon Kortikosteroid/ Dekongestan Hidung /Anti-asma & Penyakit Paru Obstruktif Kronis
BentukTablet, kapsul, Bubuk Inhaler atau inhalasi, nebulizer, semprot hidung, dan foam rektal
Kontraindikasi Hipersensitif, sirosis hati dan serangan asma yang akut
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Budesonide:
→ Pasien yang memiliki alergi terhadap Budesonide
→ Pasien dengan diabetes mellitus, miastenia gravis, penyakit tiroid, dan penyakit osteoporosis
→ Pasien yang memiliki penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit diabetes dan permasalahan pada jantung dan pembuluh darah seperti hipertensi dan gagal jantung
→ Pasien yang mengalami gangguan atau penyakit saluran pencernaan seperti divertikulitis dan ulkus peptikum (tukak lambung)
→ Pasien dengan gangguan ginjal dan hati
→ Pasien dengan infeksi lainnya akibat virus, bakteri atau jamur seperti infeksi mulut, herpes di mata, dan tuberkulosis
→ Pasien dengan gangguan mata seperti glaukoma dan katarak
→ Pasien dengan gangguan jiwa dan mental seperti depresi dan psikosis
→ Pasien yang ketergantungan dengan tembakau dan alkohol
→ Pasien yang memiliki sistem kekebalan atau imun yang rendah
→ Pasien yang baru menjalani operasi hidung atau luka yang serius pada hidung dan pasca menopause
→ Pasien yang sedang menjalani pengobatan lain, imunisasi atau terapi herbal
→ Anak-anak, ibu hamil dan menyusui

Beberapa aturan yang perlu diperhatikan saat menggunakan Budesonide adalah sebagai berikut :
→ Tidak boleh mengkonsumsi alkohol dan tembakau
→ Tidak boleh menghentikan penggunaan obat secara mendadak
→ Tidak boleh memiliki nutrisi yang buruk
→ Tidak boleh menerima vaksin lain atau imunisasi tanpa ijin dari dokter
→ Tidak dianjurkan untuk anak – anak yang berusia di bawah 6 tahun
→ Menghindari untuk berinteraksi dengan orang yang memiliki infeksi lain seperti cacar air, campak, dan influenza
→ Menghindari orang yang menerima vaksin hidup seperti vaksin influenza melalui inhaler hidung
→ Melakukan pemeriksaan berat badan secara berkala bagi anak – anak
→ Melakukan pemeriksaan tulang secara berkala khususnya bagi pasien lanjut usia
→ Menghindari konsumsi buah atau jus grapefruit atau jeruk bali saat menggunakan Budesonide berbentuk foam
→ Budesonide berbentuk tablet dan kapsul harus langsung ditelan dengan satu gelas air, tidak dianjurkan untuk dikunyah atau dihancurkan
→ Rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan tangan
→ Melakukan pemeriksaan mata secara berkala
→ Budesonide berbentuk kapsul dapat dibuka dan seluruh isi dapat diminum dengan air atau saus apel, jika mengalami kesulitan dalam menelan
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui PO / Rektal (Diminum / dari anus):
Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin.

↔ Melalui Inhalasi/ nebulizer/ semprot hidung (dari hidung atau mulut)
Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil
Tinjauan
Budesonide adalah obat yang berbentuk tablet, kapsul, inhalasi/ nebulizer, semprot hidung dan foam rektal untuk anak - anak dan dewasa dan berguna untuk mengobati asma, masalah pernapasan akibat alergi, dan masalah usus atau infeksi akibat radang dalam tubuh.

Manfaat Budesonide

Budesonide memiliki fungsi utama untuk mengobati beberapa infeksi akibat radang dalam tubuh. Beberapa kondisi atau infeksi yang dapat diobati adalah[1,2,3]:

  • Mengobati penyakit asma;
  • Mengobati hidung tersumbat, bersin, pilek yang disebabkan oleh alergi;
  • Mencegah pertumbuhan polip hidung setelah melakukan operasi;
  • Mengobati gejala penyakit usus tertentu seperti gejala pada radang usus besar atau kolitis ulseratif;
  • Mengobati hepatitis autoimun, radang tenggorokan (esofagitis), dan penyakit Crohn pada pencernaan.

Dosis Budesonide

Pemberian budesonide dibagi menjadi dua bagian utama yaitu untuk dewasa dan anak – anak[3].

Dosis Budesonide Dewasa

Inhalasi/Pernapasan (Asma)
⇔ Bentuk bubuk kering inhaler/ inhalasi
→ Dosis dengan 200 – 800 mcg setiap hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi
→ Dosis Maksimum: 800 mcg/ 2 kali dalam sehari

⇔ Bentuk suspensi Nebulizer
Dosis awal 1 – 2 mg, sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Untuk perawatan, dosis 0.5-1 mg sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Dosis disesuaikan dengan individu dan kondisi asma
Semprotan Dosis 64 mcg (Hidung)
⇔Untuk rhinitis alergi
→ Dosis awal adalah sebanyak 2 semprotan ke dalam setiap lubang hidung, diberikan satu kali sehari di pagi hari
→ Atau dosis awal adalah sebanyak 1 semprotan ke dalam setiap lubang hidung, diberikan sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Jika efek obat sudah mulai dirasakan, dosis dikurangi menjadi 1 semprotan ke dalam setiap lubang hidung dalam waktu 1 kali dalam sehari di pagi hari

⇔ Untuk polip hidung
→ Dosis awal sebanyak 1 semprotan ke dalam setiap lubang hidung, diberikan sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Jika efek obat sudah mulai dirasakan, dosis dikurangi menjadi 1 semprotan ke dalam setiap lubang hidung dalam waktu 1 kali dalam sehari
Oral (Diminum)
⇔ Penyakit Crohn, bentuk tablet
→ Dosis 9 mg sebagai dosis tunggal sebelum sarapan, diberikan 1 kali dalam sehari
→ Atau Dosis 9 mg dibagi menjadi 3 kali dalam sehari sebelum makan
→ Diminum selama 8 minggu jika penyakit dengan gejala yang aktif
→ Mengurangi dosis dalam waktu 2 – 4 minggu sebelum menghentikan terapi obat
→ Untuk perawatan : dosis 6 mg sebanyak 1 kali dalam sehari selama 3 bulan
→ Mengurangi dosis secara bertahap sebelum menghentikan terapi obat

⇔ Penyakit hepatitis autoimun, bentuk kapsul
→ Pemberian obat ini dikombinasikan dengan Azathioprine (jika pasien tidak memiliki alergi terhadap Azathioprine
→ Dosis 3 mg sebanyak 3 kali dalam sehari hingga gejala tidak timbul lagi
→ Untuk perawatan : dosis 3 mg sebanyak 2 kali dalam sehari selama 24 bulan
→ Dosis obat dapat ditingkatkan selama perawatan, jika kadar ALT/AST dalam hati meningkat

⇔ Penyakit kolitis mikroskopik, berbentuk kapsul
→ Dosis 9 mg sebanyak 1 kali sehari di pagi hari selama 8 minggu
→ Untuk perawatan : dosis 6 mg sebanyak 1 kali sehari di pagi hari

⇔ Penyakit kolitis kolagenus, berbentuk kapsul
→ Dosis 9 mg sebanyak 1 kali dalam sehari selama 8 minggu
→ Mengurangi dosis secara bertahap selama 2 minggu terakhir dari terapi obat

⇔ Penyakit Esofagitis eosinofilik (radang pada tenggorokan), bentuk tablet
→ Dosis 9 mg sebanyak 1 kali dalam sehari di pagi hari
→ Penggunaan obat selama 8 minggu

⇔ Penyakit kolitis ulseratif, berbentuk larutan
→ Dosis 2 mg dalam 100 ml sebanyak 1 kali dalam sehari sebelum tidur
→ Penggunaan obat selama 4 hingga 8 minggu
Rektal (Melalui dubur)
⇔ Penyakit kolitis ulseratif, berbentuk foam
→ Diberikan sebanyak 2 mg dalam waktu 1 kali sehari
→ Pengunaan obat selama 6-8 minggu

Dosis Budesonide Anak

Inhalasi/ Pernapasan
⇔ Infeksi pernapasan pada anak (croup), bentuk suspensi nebulizer
→ Dosis Sekali Pakai : 2 mg dalam dosis tunggal atau dibagi menjadi 2 kali sebanyak 1 mg
→ Interval dosis yang dibagi menjadi 2 kali adalah 30 menit
→ Dosis dapat diulangi setiap 12 jam hingga 36 jam

⇔ Untuk asma, bentuk bubuk inhaler
→ Usia 5 – 12 tahun : dosis 200 – 800 mcg dibagi menjadi 2 kali dalam sehari
→ Usia >12 tahun : sama dengan dosis dewasa

⇔ Untuk asma, bentuk suspensi nebulizer
Usia 3 bulan – 12 tahun : dosis awal 0.5 – 1 mg sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Dosis perawatan : 0,25 – 0.5 mg sebanyak 2 kali dalam sehari
→ Usia >12 tahun : sama dengan dosis dewasa
Semprotan Dosis 64 mcg (Hidung)
⇔Untuk rhinitis alergi
→ Anak usia ≥6 tahun : dosis sama dengan dewasa

⇔ Untuk polip hidung
→ Anak usia ≥6 tahun : dosis sama dengan dewasa

Efek Samping Budesonide

Budesonide tidak akan memberikan efek samping serius jika digunakan sesuai dengan dosis dan aturan pakai.

Beberapa efek samping yang sering terjadi adalah[3]:

  • Tenggorokan kering dan terasa sakit atau terbakar, disertai dengan batuk;
  • Sakit kepala;
  • Mual, muntah, diare, sakit perut atau sembelit;
  • Iritasi pada hidung;
  • Terdapat luka atau bercak putih di sekitar hidung;
  • Merasa lelah dan nyeri pada sendi;
  • Muncul jerawat pada kulit wajah.

Beberapa efek samping dari Budesonide dan segera menghubungi dokter (emergency) adalah sebagai berikut[1,3]:

  • Tanda – tanda reaksi alergi seperti ruam, gatal – gatal, kulit bengkak dan mengelupas yang disertai dengan atau tanpa demam, sesak di dada dan tenggorokan, kesulitan bernapas dan berbicara, dan pembengkakan pada wajah dan bibir;
  • Tanda – tanda adanya infeksi seperti demam, rasa kedinginan, sakit tenggorokan yang sangat parah, sakit telinga atau sinus, batuk disertai dengan dahak yang banyak dan perubahan warna dahak, rasa sakit saat buang air kecil, dan luka pada mulut;
  • Tanda – tanda gangguan pada kelenjar adrenalin seperti sakit perut yang parah, muntah, pusing, pingsan, kelemahan otot, perasaan sangat lelah, perubahan dari suasana hati, tidak ada rasa lapar, dan penurunan berat badan;
  • Gangguan pada kejiwaan : rasa gelisah dan kelelahan, perubahan suasana hati, dan kesulitan tidur;
  • Gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, sakit perut, mulut kering, dispepsia, mual dan muntah;
  • Gangguan pada pernapasan dan tenggorokan seperti batuk, nyeri pada dada, iritasi pada tenggorokan, mimisan atau hidung berdarah, dan kemerahan atau bercak putih pada tenggorokan;
  • Nyeri pada tulang dan sendi, sakit tulang belakang, dan penurunan kepadatan tulang;
  • Gangguan pada saraf seperti tremor dan sakit kepala;
  • Gangguan menstruasi pada wanita;
  • Rasa terbakar atau mati rasa atau rasa kesemutan yang tidak normal;
  • Hipertensi;
  • Jerawat atau pruritus pada kulit;
  • Gangguan penglihatan seperti katarak, glaukoma, dan penglihatan kabur;
  • Adanya gangguan dalam pertumbuhan badan anak.

Beberapa efek samping dari tenaga medis profesional adalah sebagai berikut[1]:

  • Umum
    • Efek samping paling umum yang sering dilaporkan adalah pilek, hidung tersumbat, kandidiasis pada mulut, sakit kepala, sakit perut, mual dan kelelahan.
  • Saluran Pernapasan
    • Sangat umum (10% atau lebih) : infeksi saluran pernapasan (hingga 13%)
    • Umum (1-10%) : pilek, hidung tersumbat, faringitis, rhinitis alergi, infeksi saluran pernapasan atas, epistaksis, batuk, disfonia, dan suara serak
    • Frekuensi tidak dilaporkan: bronkitis, dispnea, gangguan faring, dan pneumonia
    • Laporan setelah pemasaran : iritasi tenggorokan dan sinusitis
  • Kelenjar Endokrin
    • Umum (1-10%) : kadar kortisol dalam darah menurun dan lemak menumpuk pada wajah atau sering disebut dengan moon face
    • Jarang (0.1-1%) : hirsutisme dan sindrom Cushing
    • Frekuensi tidak dilaporkan : perdarahan di luar menstruasi, gangguan menstruasi, dan kematian karena kekurangan adrenal
    • Laporan setelah pemasaran : kelebihan kadar kortisol
  • Kekebalan Tubuh
    • Umum (1-10%) : Kandidiasis pada mulut
    • Frekuensi tidak diketahui : penurunan sistem kekebalan tubuh dan abses
  • Saluran Pencernaan
    • Sangat Umum (10% hingga lebih) : mual (hingga 13%) dan sakit perut (hingga 21%)
    • Umum (1-10%) : gastroenteritis, sakit perut bagian atas, sembelit, dispepsia, diare, tenggorokan luka/iritasi, mulut kering, sistem perasa tidak enak, gangguan pada dubur, perdarahan pada dubur, kolitis ulseratif, rasa sakit atau terbakar pada dubur, distensi abdomen, dan perut kembung
    • Frekuensi tidak dilaporkan: gangguan pada anus, nyeri pada epigastrium, enteritis, perdarahan, sakit gigi, pembengkakan lidah, dan penyumbatan dalam usus
    • Laporan setelah pemasaran : pankreatitis
  • Sistem Saraf
    • Sangat Umum (10% ke atas) : Sakit kepala (hingga 28%)
    • Umum (1-10%) : pusing
    • Tidak umum (0.1-1%) : gangguan dari penciuman
    • Sangat jarang (kurang dari 0.01%) : pseudotumor cerebri
    • Frekuensi tidak dilaporkan: hiperkinesia, paresthesia, tremor, dan somnolen
    • Laporan setelah pemasaran : tekanan darah tinggi akibat perdarahan di otak
  • Kejiwaan (Psikiatrik)
    • Umum ( 1-10%) : perubahan suasana hati, perubahan pola tidur, dan insomnia
    • Frekuensi tidak dilaporkan : amnesia
    • Laporan setelah pemasaran : psikosis, depresi, reaksi yang semakin agresif, gugup, kegelisahan, cepat marah, suasana hati tidak stabil
  • Hipersensitivitas
    • Frekuensi tidak dilaporkan : reaksi hipersensitivitas seperti urtikaria, ruam kulit, dan dermatitis
    • Laporan setelah pemasaran : batuk, mengi, dan bronkospasme
  • Muskuloskeletal
    • Umum (1-10%) : arthralgia dan sakit punggung
    • Sangat jarang (kurang dari 0.01%) : osteoporosis dan nekrosis pada tulang paha dan kepala
    • Frekuensi tidak dilaporkan : pengurangan kepadatan mineral dalam tulang, radang sendi, kram, mialgia, dan gangguan dari pertumbuhan
  • Kardiovaskular
    • Umum (1-10%) : kekurangan cairan dan palpitasi
    • Jarang (0.1-1%) : hipertensi
    • Frekuensi tidak dilaporkan : takikardia, nyeri dada, dan pembengkakan
  • Metabolisme
    • Frekuensi tidak dilaporkan : kenaikan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan hipokalemia.
  • Sistem perdarahan
    • Umum (1-10%) : leukositosis
    • Tidak umum (0.1-1%) : anemia
    • Jarang (0.01-0.1%) : kondisi eosinofil
  • Mata (Penglihatan)
    • Umum (1-10%) : konjungtivitis
    • Frekuensi tidak dilaporkan : kelainan mata dan penglihatan tidak normal
    • Laporan setelah pemasaran : glaukoma, katarak, dan peningkatan tekanan pada bagian dalam mata
  • Dermatologi
    • Umum (1-10%) : jerawat, ruam, dermatitis, dan pruritus
    • Sangat jarang (kurang dari 0.01%) : eksantema, bintik kecil merah atau ungu pada kulit, keterlambatan dalam penyembuhan luka
    • Frekuensi tidak dilaporkan : pembengkakan pada wajah, alopesia, kelainan kulit, eksem, volume keringat bertambah, dan purpura
    • Laporan setelah pemasaran : memar pada kulit
  • Hati
    • Tidak umum (0.1-1%) : peningkatan enzim dalam hati
  • Efek Lain

Detail Budesonide

Berikut ini adalah penjelasan secara lengkap dan detail dari Budesonide dimulai dari cara penyimpanan hingga pengaruh pada hasil laboratorium[1,2,3].

PenyimpananTablet & kapsul
→ Simpan dalam suhu sekitar 25°C.
→ Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
Jenis Bubuk Inhaler/ Nebule/ semprot hidung/ foam rektal :
→ Simpan antara 20 – 25°C.
→ Jangan simpan di freezer/ kulkas
→ Lindungi dari cahaya, panas, dan sinar matahari langsung
Cara Kerja Deskripsi :
Budesonide merupakan kortikosteroid yang mampu mengendalikan laju sintesis protein, menghambat perpindahan leukosit atau sel darah putih, mengembalikan kestabilan lisosom dari sel untuk mencegah peradangan.
Durasi : inhalasi selama 24 jam, nebulisasi selama 2 – 8 hari, melalui hidung selama 10 jam.

⇔ Farmakokinetik
Penyerapan : dapat diserap dengan cepat dan hampir secara keseluruhan dalam saluran pencernaan.
Ketersediaan hayati : oral sebanyak 9 – 21%; inhalasi oral sebanyak 39%; hidung sekitar 34%; rektal sekitar 3-27%
Waktu konsentrasi plasma untuk memuncak :
melalui oral selama 0.5 – 10 jam;
inhalasi oral selama 10 menit;
melalui hidung selama 30 menit;
rektal selama 1.5 jam.

Distribusi : memasuki ASI.
Volume distribusi: 2.2-3.9 L / kg
Pengikatan protein plasma: 85-90%.

Metabolisme : di hati dan dilakukan oleh isoenzim CYP3A4.
Menghasilkan 2 metabolit tidak aktif utama, yaitu:
16-α-hidroksiprednisolon dan 6-β-hidroksibutonononida

Ekskresi : terutama melalui urin sebanyak 60% dan melalui feses sebagai metabolit.
Waktu paruh eliminasi : sekitar 2 – 3.6 jam.
Interaksi dengan obat lain → Vaksin lain dapat mempengaruhi manfaat dari Budesonide
→ Obat dengan inhibitor CYP3A4 seperti Ketoconazole dan Itraconazole dapat meningkatkan efek samping dari Budesonide
→ Obat dengan induser CYP3A4 seperti Carbamazepine dan rifampicin dapat meningkatkan efek samping dari Budesonide
→ Obat diuretik dapat meningkatkan ekskresi kalium dan hipokalemia
→ Glikosida jantung dapat meningkatkan efek samping
→ Obat Colestyramine atau Antasid dapat mengurangi manfaat dari Budesonide
Interaksi dengan makananAlkohol dan buah atau jus grapefruit (jeruk bali) dapat meningkatkan efek samping
Overdosis ⇔ Gejala: adanya tanda kelemahan pada kelenjar adrenalin
⇔ Cara Mengatasi: pengobatan simtomatik dan suportif dan dapat melakukan bilas lambung
Pengaruh pada hasil labdapat memberikan kesalahan dalam hasil yang bernilai negatif (nilai palsu) pada uji simulasi ACTH

Pertanyaan Seputar Budesonide

Apakah Budesonide berbahaya bagi wanita hamil?

Tergantung dari jenis Budesonide. Berdasarkan hasil penelitian kepada hewan, Budesonide yang diberikan secara oral dan rektal memberikan efek buruk pada janin. Namun, belum ada hasil penelitian yang dilakukan kepada manusia. Sehingga, bagi wanita hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter[1,3].

Apakah Budesonide berbahaya bagi wanita menyusui?

Tidak ada penelitian obat ini bagi wanita menyusui. Namun, obat ini dapat diserap dalam ASI sehingga dapat dikonsumsi pada bayi dan ini memiliki risiko yang tinggi. Jadi, sebaiknya wanita menyusui dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu[3].

Apakah Budesonide memberikan rasa kantuk?

Tidak ada disebutkan dalam efek samping obat. Namun, anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika anda akan mengemudi atau menggunakan mesin dan peralatan berat[3].

Contoh Merek Budesonide di Pasaran

Beberapa contoh merek Budesonide di pasaran adalah sebagai berikut[1,2,3]:

Brand Merek Dagang
BudenofalkObucort Swinghaler
BudesmaRhinocort Aqua
PulmicortInflammide
Entocort ECRhinocort Allergy
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment