Formoterol pertama kali diberikan izin edar di Amerika Serikat pada tahun 2001. Obat ini digunakan untuk menangani penyakit asma dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). [1]
Formoterol termasuk ke dalam obat bronkodilator (obat yang bersifat melebarkan otot bronkus pada paru-paru). Obat ini berbentuk sebagai sediaan fumarate di pasaran. [2]
Daftar isi
Apa itu Formoterol?
Tabel di bawah ini berisi informasi mengenai formoterol seperti indikasi, kontaindikasi, peringatan dan lain-lain: [3,4]
Indikasi | Asma, pencegahan asma yang disebabkan latihan fisik, PPOK |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Adrenergik, inhalan |
Bentuk | Inhaler |
Kontraindikasi | Penanganan pada status asmatikus, episode asma akut lainnya atau PPOK. Monoterapi pada penanganan asma. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Formoterol: → Pasien yang memiliki penyakit kardiovaskular → Pasien dengan gangguan susunan sistem saraf pusat → Pasien yang mengalami hipertiroidisme (tingginya kadar tiroid dalam tubuh) → Pasien yang mengalami hipokalemia (rendahnya kadar kalium dalam tubuh) → Pasien yang memiliki penyakit diabetes melitus → Pasien dengan feokromositoma (tumor yang mensekresi katekolamin yang berkembang dari sel kromafin pada kelenjar adrenal) → Ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Inhalasi/ Dihirup melalui mulut Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Manfaat Formoterol
Formoterol digunakan pada pasien dengan kondisi sebagai berikut: [3]
- Asma
- Pencegahan asma yang diakibatkan oleh latihan fisik
- PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis)
Dosis Formoterol
Formoterol dapat digunakan pada pasien anak-anak dan dewasa.Berikut ini adalah dosis yag diberikan: [3]
Dosis Formoterol Dewasa
Inhalasi/Dihirup melalui mulut ⇔ Asma → Sebagai inhaler → 12 mikrogram 2 kali sehari → Dosis dapat meningkat sampai dengan 24 mikrogram 2 kali sehari untuk kasus parah → Sebagai inhaler bubuk kering dosis terukur → 6 mikrogram atau 12 mikrogram 1 s/d 2 kali sehari → Dosis dapat meningkat sampai dengan 24 mikrogram 2 kali sehari untuk kasus parah → Sebagai aerosol dosis terukur → 12 s/d 24 mikrogram 2 kali sehari → Dosis diberikan sebagai kombinasi dengan kosrtikosteroid inhalasi |
Inhalasi/Dihirup melalui mulut ⇔ Pencegahan asma yang diakibatkan oleh latihan fisik → 12 mikrogram diberikan 15 menit sebelum menjalani latihan → Dosis tambahan tidak boleh diberikan dalam rentang waktu 12 jam |
Inhalasi/Dihirup melalui mulut ⇔ PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis) → Sebagai inhaler → 12 mikrogram 2 kali sehari → Sebagai inhaler bubuk kering dosis terukur → 12 mikrogram 1 s/d 2 kali sehari → Sebagai aerosol dosis terukur → 12 mikrogram 2 kali sehari → Dosis tambahan dapat diberikan jika diperlukan → Dosis maksimum: 48 mikrogram/hari (24 mikrogram/dosis) → Sebagai larutan untuk nebulasasi → 20 mikrogram 2 kali sehari |
Dosis Formoterol Anak-anak
Inhalasi/Dihirup melalui mulut ⇔ Asma → Sebagai inhaler, anak usia minimal 5tahun → 12 mikrogram 2 kali sehari → Sebagai inhaler bubuk kering dosis terukur, anak usia minimal 6 tahun → 6 mikrogram atau 12 mikrogram 1 s/d 2 kali sehari |
Inhalasi/Dihirup melalui mulut ⇔ Pencegahan asma yang diakibatkan oleh latihan fisik → Anak-anak usia minimal 5 tahun → 12 mikrogram diberikan 15 menit sebelum menjalani latihan → Dosis tambahan tidak boleh diberikan dalam rentang waktu 12 jam |
Efek Samping Formoterol
Selain memiliki efek menguntungkan, formoterol juga dapat menimbulkan efek samping seperti: [3]
- Infeksi virus
- Bronkitis (peradangan pada bronkus)
- Infeksi pada dada
- Dispnea (sesak nafas)
- Nyeri dada
- Gemetar
- Pusing
- Insomnia (sulit tidur)
- Tonsilitis (peradangan pada tonsil)
- Ruam
- Disfonia (perubahan pada suara)
- Memburuknya kondisi asma
- Infeksi saluran pernafasan atas
- Nyeri punggung
- Faringitis (peradangan pada faring)
- Sinusitis (peradangan pada sinus hidung)
- Demam
- Kram kaki
- Kram otot
- Cemas
- Gatal
- Peningkatan dahak
- Mulut kering
- Bronkospasme paradoksikal (pengetatan otot bronkus)
Adapun overdosis formoterol dapat dilihat dari gejala di bawah ini: [3] Segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat jika merasakan gejalanya.
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Gemetar
- Mengantuk
- Palpitasi (jantung berdebar kencang)
- Takikardia (jantung berdetak cepat)
- Aritmia ventrikel
- Asidosis metabolisme (tingginya kadar asam di tubuh pada saat metabolisme)
- Hipokalemia
- Hiperglikemia (tinggingya kadar gula darah)
- Perpanjangan interval grafik QT pada elektrokardiogram
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Berikut ini adalah informasi efek samping bagi tenaga kesehatan: [4]
- Lainnya
- Sangat umum (10% atau lebih): infeksi virus (17,2%)
- Umum (1% s/d 10%): demam (2,2%), kelelahan
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): pembengkakan anggota gerak
- Sistem pernafasan
- Sangat umum (10% atau lebih): infeksi saluran pernafasan atas (7,4%)
- Umum (1% s/d 10%): memburuknya kondisi asma (s/d 6,4%), bronkitis (4,6%), faringitis (3,5%), infeksi dada (2,7%), sinusitis (2,7%), peningkatan dahak (1,5%), tonsilitis (1,2%), disponia (1%), nyeri dada, batuk
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): bronkospasme, iritasi tenggorokan (termasuk bronkospasme paradoksikal)
- Dermatologis
- Umum (1% s/d 10%): ruam (1,1%)
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Sistem pencernaan
- Umum (1% s/d 10%): diare (4,9%), muntah (2,4%), mulut kering, mual
- Muskoskeletal
- Umum (1% s/d 10%): nyeri punggung (4,2%), kram kaki (1,7%), kram otot
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): mialgia (nyeri otot)
- Sistem saraf
- Umum (1% s/d 10%): sakit kepala, gemetar, pusing
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): gangguan indera pengecap, gugup
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): stimulasi pada susunan sistem saraf pusat
- Psikiatri
- Umum (1% s/d 10%): cemas (1,5%), insomnia (1,5%)
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): gangguan tidur
- Jarang (kurang dari 0,1%): agitasi (kondisi marah atau gelisah dengan atau tanpa sebab), merasa gelisah dan ingin terus melakukan gerakan
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): tingkah laku abnormal, halusinasis
- Kardiovaskular
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): takikardia, palpitasi, aritmia ventrikel (misal fibrilasi atrium), takikardia supraventrikel (jantung berdetak lebih cepat akibat impuls listrik jantung di serambi), ekstrasistol (timbulnya detak jantung prematur yang berasal dari 1 atau lebih fokus ventrikel), angina pektoris (nyeri dada akibat jantung koroner)
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): perpanjangan interval grafi QT terkoreksi, variasi pada tekanan darah
- Laporan pasca pemasaran: takiaritmia (detak jantung cepat dengan denyut ventrikel di atas 100 kali/menit), peningkatan tekanan darah (termasuk hipertensi)
- Hipersensitivitas
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): reaksi hipersensitivitas (misal bronkospasme, eksantema, urtikaria, pruritus)
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): pembengkakan angioneurotik (pembengkakan yang mirip biduran), pembengkakan (termasuk iritasi konjungtiva dan pembengkakan pelupuk mata)
- Laporan pasca pemasaran: reaksi anafilaksis (reaksi alergi berat yang dapat mengancam nyawa), termasuk hipotensi (tekanan darah rendah) yang parah, angioedema (pembengkakan tanpa disertai nyeri) yang terdapat di wajah, bibir, lidah, mata, faring, atau pembengkakan mulut
- Metabolisme
- Tidak umum (0,1% s/d 1%): hipokalemia, hiperglikemia
- Ginjal
- Jarang (kurang dari 0,1%): nefritis (peradangan ginjal)
- Hematologis
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): trombopenia (kurangnya kadar trombosit dalam tubuh)
Detail Formoterol
Berikut ini adalah data lebih rinci mengenai formoterol seperti penyimpanan, interaksi denga obat lain dan sebagainya: [3]
Penyimpanan | Inhaler → Sebelum dilarutkan Simpan antara 2-8 ° C. → Setelah dilarutkan simpan antara 20-25 ° C. Larutan untuk nebulasasi → Sebelum dilarutkan Simpan antara 2-8 ° C. → Setelah dilarutkan simpan antara 2-25 ° C. |
Cara Kerja | → Deskripsi: formoterol merangsang siklase adenil intraseluler, enzim yang mengkatalis konversi ATP menjadi cyclic-3′, 5′-adenosine monophosphate (cAMP) menyebabkan otot polos bronkial berelaksasi dan menghambat pelepasan perantara reaksi hiipersensitivitas cepat dari sel mastosit. Onset: bubuk untuk inhalasi: dalam waktu 3 menit Durasi: sekitar 12 jam Farmakokinetik Penyerapan: segera diserap (inhalasi). Waktu mencapai konsentrasi puncak pada plasma: 1 s/d 3 jam. Penyebaran: 61-64% terikat pada protein plasma Metabolisme: banyak dimetabolisme melalui reaksi glukuronidasi and O-demetilasi. Ekskresi: melalui air seni (10% sebagai bentuk awal obat), waktu paruh 10 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan resiko aritmia ventrikel dengan obat yang memperpanjang grafik QT (misal quinidine, disopyramide, procainamide, phenothiazines, antihistamines, erythromycin) → Meningkatkan efek samping dengan obat simpatomimetik lainnya. → Meningkatkan efek kardiovaskular dengan obat penghambat monoamin oksidase, makrolida dan asam trikloroasetat. → Meningkatkan resiko hipokalemia dengan turunan xanthine, steroid, diuretik hemat kalium → Meningkatkan resiko aritmia jika digunakan bersama anastesi dengan hidrokarbon terhalogenasi. → Meningkatkan efek melebarkan bronkus dengan obat antikolinergik. → Menimbulkan efek antagonis dengan beta bloker |
Overdosis | ⇔ Gejala: mual, muntah, sakit kepala, gemetar, mengantuk, palpitasi, takikardia, aritmia ventrikel, asidosis metabolisme, hipokalemia, hiperglikemia, perpanjangan interval grafik QT pada elektrokardiogram, hipertensi. ⇔ Cara Mengatasi: penanganan berdasarkan gejala overdosis. |
Pertanyaan Seputar Formoterol
Bisakah formoterol digunakan untuk menangani emfisema?
Ya, bisa. Formoterol digunakan pada pasien PPOK termasuk bronkitis dan emfisema. [4]
Apakah formoterol bisa digunakan saat mengalami serangan bronkospasme?
Formoterol tidak bisa digunakan sebagai pertolongan saat mengalami serangan bronkospasme. Gunakan obat inhalasi yang bereaksi cepat. [4]
Apakah efek samping menggunakan formoterol dapat menyebabkan kalium dalam tubuh rendah?
Ya, formoteroldapat menyebabkan hipokalemia. [4]
Apakah mulut kering adalah salah satu efek samping penggunaan formoterol?
Ya, efek samping menggunakan formoterol adalah mulut kering. Salah satu cara untuk mencegah mulut kering adalah menghisap permen keras (tanpa gula) dan perbanyak minum air. [2]
Bisakah formoterol menyebabkan perubahan tekanan darah?
Ya, formoterol dapat meningkatkan tekanan darah. [2]
Contoh Obat Formoterol (Merek Dagang) di Pasaran
Berikut ini adalah merek dagang formoterol di pasaran: [4]
Brand Merek Dagang |
Perforomist |
Foradil Aerolizer |