Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti Aterosklerosis telah menjadi salah satu penyebab utama mortalitas pada negara berkembang. Aterosklerosis adalah sebuah kondisi kronis dimana arteri menjadi keras akibat penumpukan plak di dinding pembuluh
Aterosklerosis adalah sebuah kondisi menumpuknya kolesterol, lemak dan zat-zat lainnya membentuk plak di dinding pembuluh darah arteri.
Karena plak ini seiring waktu menebalkan dan mengeraskan pembuluh darah, maka aliran darah yang seharusnya tersuplai ke seluruh tubuh menjadi terhambat.
Plak tersebut pun dapat pecah lalu di dalam darah terbentuklah gumpalan darah. Kondisi ini bisa dicegah dan juga diatasi sebelum terlalu serius.
Fakta Tentang Aterosklerosis
Aterosklerosis masih termasuk golongan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis adalah kondisi menebal dan kakunya pembuluh darah yang membawa nutrisi serta oksigen dari jantung menyebar ke seluruh tubuh.
Ketika dalam kondisi normal dan sehat, pembuluh darah arteri sangat elastis dan fleksibel, namun dindingnya lama-kelamaan bisa mengeras seiring bertambahnya usia.
Orang-orang yang memiliki kolesterol tinggi, diabetes, darah tinggi, serta kebiasaan merokok paling rentan terhadap kondisi aterosklerosis.
Gejala paling awal dan umum dirasakan sebagai tanda mengidap aterosklerosis adalah kram pada kaki maupun dada.
Penyebab Aterosklerosis
Tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena nutrisi dan juga oksigen yang dialirkan oleh darah menuju seluruh organ dan jaringan.
Ketika pada arteri terdapat timbunan lemak atau kolesterol, jalannya peredaran darah menjadi kurang lancar dan cenderung terhambat.
Karena organ dan jaringan yang seharusnya memperoleh oksigen dan nutrisi tidak mendapatkannya secara cukup, akhirnya fungsi tubuh menurun.
Berikut adalah sejumlah faktor kondisi yang mampu membuat arteri mengeras, menebal atau mengalami sumbatan karena plak.
Kolesterol tinggi, obesitas dan darah tinggi dapat terjadi ketika asupan makanan sehari-hari tidak dijaga dengan baik.
Asupan diet tak sehat, seperti makanan-makanan berlemak jenuh, berlemak trans, dan berkolesterol tinggi dapat membuat kadar kolesterol dalam darah melonjak.
Sebagai akibatnya, arteri mengalami sumbatan yang menjadi plak keras sehingga sirkulasi darah terblokir menuju jantung serta organ-organ lain.
Tak hanya itu, faktor usia turut menjadi salah satu penyebab aterosklerosis bisa terjadi. Pembuluh darah dan jantung bekerja lebih keras ketika usia makin tua.
Bukan tentang proses pemompaan dan penerimaan darah saja yang sulit, arteri pun kehilangan elastisitasnya karena makin lemah. Inilah yang menjadikan tingkat rentannya pembuluh darah terhadap plak makin tinggi.
Gejala Aterosklerosis
Untuk aterosklerosis ringan biasanya tak akan menimbulkan gejala yang menonjol sehingga kebanyakan orang tidak terlalu menyadarinya.
Tak timbul gejala bukan berarti aterosklerosis tidak berkembang. Perkembangan kondisi ini pelan namun pasti, terutama bila didukung dengan pola hidup tak sehat dalam jangka panjang.
Rata-rata pada kasus aterosklerosis, gejala baru muncul sampai sumbatan pada pembuluh darah terjadi. Berikut adalah gejala umum yang berisiko dialami :
Nyeri atau tekanan pada tubuh bagian atas, biasanya meliputi rahang, leher, lengan, atau dada. Disebut juga dengan istilah angin duduk.
Kesulitan berjalan karena kaki merasakan nyeri hebat.
Gagal ginjal karena ginjal tak mendapat cukup suplai darah.
Darah tinggi, khususnya saat plak menyumbat arteri yang mengirim darah ke ginjal.
Bila beberapa gejala tersebut mulai dirasakan, penting untuk segera menemui dokter dan memeriksakan diri.
Bagi yang merasakan angin duduk, mati rasa pada kaki atau lengan ditambah dengan rasa nyeri, kondisi perlu secepatnya memperoleh penanganan medis.
Aterosklerosis dapat dicegah menjadi lebih buruk ketika mendapatkan penanganan secara dini. Dengan begitu, risiko penyakit serius seperti stroke dan serangan jantung dapat diminimalisir.
Pada waktu memeriksakan diri, dokter biasanya akan memulai dengan memeriksa fisik pasien untuk menemukan adanya tanda pengerasan, pelebaran, atau penyempitan pada arteri.
Selanjutnya, ada rangkaian tes lanjutan yang kemungkinan besar akan dokter sarankan pada pasien, seperti :
Tes Darah : Guna mengecek kadar gula darah, kadar kolesterol, dan kadar trigliserida yang berpotensi menyebabkan aterosklerosis.
Angiogram : Guna mengecek kondisi arteri, khususnya pada arteri jantung, menggunakan sinar-X apakah terjadi sumbatan.
Sinar-X Dada : Sinar-X atau rontgen dada ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat tanda gagal jantung pada tubuh pasien.
Ankle Brachial Index : Guna mengetahui aterosklerosis pada kaki maupun lengan pasien.
Doppler Ultrasound : Disebut juga USG Doppler, berguna untuk mengecek kondisi sirkulasi darah dan mengetahui adanya sumbatan menggunakan gelombang suara.
Tes Stres : Pasien diminta untuk berjalan atau berlari di atas treadmill selama tes. Tes ini guna mengawasi detak jantung pasien dan mengukurnya, sekaligus juga memeriksa tekanan darah.
Elektrokardiogram : Guna mengukur dan memeriksa aktivitas listrik jantung paien sehingga dapat diketahui adanya aliran darah yang menurun dan tidak normal.
CT Scan atau MRA : Guna mengecek atau melihat arteri pasien mengeras atau menyempit.
Pengobatan Aterosklerosis
Untuk menangani aterosklerosis, ada 3 cara yang umumnya diterapkan, yaitu mengubah gaya hidup, menggunakan obat-obatan, serta menjalani operasi jika memang diperlukan.
Melalui Perubahan Gaya Hidup
Cara penanganan paling awal dan wajib
untuk dipraktekkan adalah mengubah gaya hidup yang semula tidak sehat menjadi
lebih baik.
Olahraga seminggu 3-4 kali atau bahkan bisa lebih sering jika memiliki waktu.
Ambil waktu 30 menit setiap berolahraga.
Berhenti merokok bagi perokok aktif dan jangan coba merokok bagi non-perokok.
Kelola stres dengan tepat, seperti melakukan pernafasan dalam-dalam atau relaksasi otot.
Turunkan berat badan bila obesitas menjadi masalah utama.
Perbanyak asupan gandum utuh, sayur serta buah segar.
Batasi asupan gula, karbohidrat, kalori, sodium, kolesterol dan lemak jenuh/trans supaya kadar kolesterol, gula darah dan tekanan darah tetap terkontrol.
Konsumsi makanan yang berkandungan lemak tak jenuh tunggal dan kaya serat.
Cek kesehatan secara teratur untuk mengendalikan kadar kolesterol, trigliserida, gula darah dan tekanan darah.
Batasi asupan alkohol bila sebelumnya pasien adalah peminum berat.
Melalui Obat-obatan
Karena plak menimbun di bagian dinding pembuluh darah dan bisa semakin tebal, ditambah dengan risiko darah menggumpal, obat-obatan diperlukan untuk mencegahnya.
Diuretik : Obat diuretik dapat menormalkan kembali kadar tekanan darah yang melonjak dan memicu aterosklerosis.
Calcium Channel Blockers : Guna obat ini adalah menurunkan tekanan darah yang tinggi. Terkadang dapat efektif menangani gejala angin duduk.
ACE (angiotensin-converting enzyme) Inhibitors : Obat ini berguna dalam mencegah risiko serangan jantung serta menjadikan perkembangan aterosklerosis melambat dengan menurunkan kadar tekanan darah.
Beta Blockers : Obat ini bermanfaat menurunkan tekanan darah tinggi sekaligus mengatasi palpitasi atau detak jantung yang terlalu cepat.
Anti-Platelet : Obat resep ini pun bermanfaat menurunkan risiko penggumpalan darah atau trombosit pada arteri yang sudah menyempit. Obat ini otomatis juga mencegah sumbatan lebih serius pada arteri.
Statin : Obat ini sangat membantu dalam menormalkan kembali kadar kolesterol yang tinggi.
Antikoagulan : Obat pengencer darah ini diperlukan sebagai pencegah gumpalan darah atau sebagai solusi bagi yang darahnya sudah menggumpal lalu memblokir jalannya aliran darah.
Melalui Operasi
Ketika gejala sudah sangat serius dan obat-obatan serta perubahan gaya hidup tidak mampu meredakannya, dokter dapat menyarankan pasien untuk menempuh jalur operasi.
Angioplasti : Dokter akan menggunakan balon dan kateter atau pemasangan stent untuk membuka jalan pada arteri dan melancarkan peredaran darah.
Aterektomi : Operasi ini bertujuan mengangkat plak yang menutup jalannya pembuluh darah menggunakan pisau tajam bersama kateter.
Endarterektomi : Operasi ini bertujuan menghilangkan segala lemak yang menumpuk dan menyebabkan terbentuknya plak pada dinding arteri.
Terapi Trombolitik : Gumpalan atau bekuan darah akan dokter cairkan dengan memasukkan obat ke dalam arteri yang terkena aterosklerosis melalui suntikan.
Operasi Bypass Jantung : Dokter akan menggunakan pembuluh darah dari area lain dalam tubuh agar darah pada arteri yang menyempit dan mengalami sumbatan bisa dialihkan.
Terapi Fibrinolitik : Bila darah sudah telanjur menggumpal lalu menyumbat arteri, dokter akan menyuntikkan obat ke dalam arteri supaya gumpalan darah dapat pecah dan larut.
Komplikasi Aterosklerosis
Bila aterosklerosis tidak segera ditangani dengan memperbaiki pola hidup sehari-hari dan minum obat teratur, ada serangkaian komplikasi kesehatan yang dapat terjadi.
Aneurisma : Aterosklerosis dapat menjadi penyebab aneurisma atau tonjolan pada dinding arteri karena penebalan akibat melemah dan rusaknya dinding arteri. Aneurisma dapat berisiko pecah dan mengancam jiwa.
Penyakit Ginjal Kronis : Pembuluh darah yang mengirimkan darah ke ginjal dapat mengalami penyempitan sehingga mengganggu fungsi ginjal.
Penyakit Arteri Perifer : Arteri pada kaki atau lengan yang menyempit dapat mengganggu aliran darah pada area tubuh tersebut. Hal ini otomatis meningkatkan risiko peradangan serius dan luka bakar. Pada kasus yang teramat jarang, gangrene atau kematian jaringan pada lengan dan kaki dapat terjadi.
Penyakit Arteri Karotis : Pembuluh darah dekat otak yang menyempit dapat membuat penyakit arteri karotis terjadi dan memicu serangan stroke.
Kematian Mendadak : Ketika sumbatan terjadi secara total pada arteri, organ-organ tubuh tak secara cukup memperoleh darah, oksigen serta nutrisi. Fungsi tubuh pada akhirnya bisa hilang, khususnya henti jantung mendadak yang berakibat kematian.
Pencegahan Aterosklerosis
Tanpa disadari, orang-orang yang memasuki usia 30-an sebenarnya adalah masa-masa aterosklerosis berkembang tanpa menunjukkan adanya gejala.
Usia makin bertambah dengan gaya hidup yang tidak sehat, maka usia 50-60 tahun mulailah gejala-gejala tak mengenakkan terjadi.
Itulah mengapa, para orang muda perlu melakukan pencegahan sejak dini. Bahkan bagi yang sudah telanjur mengalami gejala aterosklerosis, cegahlah agar tidak sampai lebih buruk.
Olahraga lebih rutin dan luangkan waktu setidaknya 30 menit minimal 3 kali dalam seminggu.
Cek kadar kolesterol, darah tinggi dan gula darah setahun 2-3 kali untuk mencegah lonjakan.
Berhenti dari kebiasaan merokok secara perlahan.
Hindari makanan mengandung lemak jenuh dan kolesterol jahat.
Jaga berat badan agar tidak terlalu berlebih dari angka idealnya.
Perbanyak makan makanan berserat, bervitamin dan bermineral tinggi.
Hindari stres berlebihan apalagi sampai berlarut-larut.
Dapatkan istirahat cukup setiap malam.
Diet sehat dan seimbang merupakan kunci untuk hidup terhindar dari penyakit mematikan akibat aterosklerosis.
Konsultasikan dengan dokter mengenai diet yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh supaya manfaatnya bisa diperoleh secara maksimal.
The Manual's Editorial Staff. 2019. Merck Manuals com. Atherosclerosis.
Anonim. Practo com. Coronary Atherosclerosis: Symptoms, Complications and Treatment.
Joseph Nordqvist & Daniel Murrell, M.D. 2017. Medical News Today. What to know about atherosclerosis.
Anonim. 2014. Harvard Health Publishing. Atherosclerosis: symptoms and treatments.
Mayo Clinic Staff. 2018. Mayo Clinic org. Arteriosclerosis / atherosclerosis.
Janelle Martel & Gerhard Whitworth, RN. 2019. Heathline. Atherosclerosis.
James Beckerman, MD, FACC. 2019. WebMD. Atherosclerosis.